Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Lily
"ABSTRAK
Pengaruh kontribusi pola getar pada respon maksimum bangunan yang dibebani dengan sebuah komponen horisontal dari gerakan tanah akibat gempa akan ditinjau. Komponen gerakan gempa ini diambil berdasarkan analisis riwayat waktu El Centro 18 Mei 1940, N-W,California. Dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum yang dapat digunakan sebagai preliminary design pada perencanaan bangunan tinggi dengan kesalahan relatif dari nilai respon di bawah toleransi 5 atau 10 persen.
Bangunan dengan jumlah lantai dan sistem struktur yang berbeda didefinisikan sebagai Bangunan Geser atau Bangunan Lentur, yang digunakan sebagai bangunan ideal untuk menghasilkan perumusan jumlah pola getar yang diinginkan. Sifat-sifat dinamis dari bangunan umumnya akan terletak di antara kedua jenis bangunan ini.
Kontribusi pola getar tinggi pada tiap respon dinamis bangunan akan dievaluasi. Dan pengaruhnya dihubungkan pada pertambahan waktu getar fundamental dan jumlah lantai bangunan. Gerakan gempa dianggap sebagai respon gempa yang bersifat elastis.
Perumusan mengenai jumlah pola getar yang dibutuhkan dengan memberikan toleransi pada kesalahan relatif sebesar 5 % dan 10 % akan didapatkan. Dan hasilnya akan dibandingkan dengan peraturan gempa lainnya, yaitu Peraturan Gempa Indonesia dan Uniform Building Code. Banyak peraturan gempa yang menyarankan jumlah pola getar minimum untuk analisis, tetapi mungkin terjadi kesalahan yang cukup besar dalam beberapa nilai respon, hal ini disebabkan tidak diperhitungkannya pengaruh kontribusi pola getar tinggi terhadap waktu getar fundamental dan pengaruh jumlah lantai bangunan.
Simulasi numerik untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum ini dilakukan dengan menggunakan Computer Program for The Static and Dynamic Finite Element Analysis of Structures SAP 90 yang dikembangkan oleh Edward L. Wilson and Asluaf Habibullah.
Daftar Pustaka : 19 (1962-1996)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Khairil Sube
"Sejak dimulainya peradaban diatas muka bumi ini manusia sebagai mahluk yang dikaruniai akal dan pikiran terus-menerus berusaha menemukan cara-cara baru untuk bertahan hidup, berusaha menciptakan cara-cara baru yang dapat mempermudah kehidupan mereka dan berusaha menjawab segala macam tantangan alam, baik itu berupa cuaca, keadaan tanah, maupun bencana alam yang kerap menimpa mereka. Untuk melindungi tubuhnya dari panas dan dingin manusia membuat pakaian, untuk menghindari derasnya hujan dan teriknya matahari manusia membuat naungan. Untuk menyuburkan tanaman manusia membuat pupuk, saat hama menyerang tanaman manusia mulai menciptakan obat-obatan anti hama.
Sebagai mahluk yang selalu belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya manusia juga menemukan cara-cara untuk menghadapi bencana alam yang terjadi. Ketika banjir mengancam manusia membuat bendungan untuk mencegah banjir melanda lingkungan mereka. Ketika angin topan menyerang manusia berlindung didalam bunker-bunker yang telah mereka buat. Didaerah-daerah yang rawan gempa manusia membuat bangunan-bangunan yang dapat mengurangi risiko yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Memang tidak ada cara yang sempurna di dunia ini dalam menghadapi tantangan alam, yang terbaik yang dapat dilakukan adalah mengurangi risiko dari tantangan tersebut semaksimal mungkin dan mencoba mencari cara yang lebih baik lagi, terus dan terus.
Bicara mengenai bencana alam, gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang belakangan ini cukup populer dibicarakan dimedia massa, selain karena kasusnya yang cukup banyak terjadi dan menelan korban dan kerugian yang cukup banyak baik oleh bencana gempa itu sendiri maupun oleh bencana susulan yang terjadi sesudahnya, dan memang jika berbicara tentang gempa maka tidak akan pernah ada habisnya, mulai dari teknologi-teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi kerugian akibat gempa sampai tentang sejarah bencana gempa bumi yang pernah terjadi di dunia dan membawa dampak yang cukup besar pada masa selanjutnya. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinrizky Arintia
"Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana gema bumi yang tinggi. Banyak kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, seperti kerugian materi dan korban jiwa. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Pada penelitian ini dikaji tentang respon struktur dengan menggunakan base isolation. Untuk mengetahui respon struktur suatu bangunan digunakan persamaan diferensial dari persamaan gerak. Program yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Julia. Perbandingan hasil dari bangunan yang diberi base isolation menunjukan bahwa frekuensi dan kecepatan yang dialami struktur berkurang dibandingkan yang tidak dipasang base isolation. Perubahan tersebut dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang terjadi.

Indonesia is a country with a high level of earthquake disaster. Many losses occur due to earthquakes, such as material losses and fatalities. There are several methods to reduce the impact of damage caused by earthquakes. In this study, the structure response is based on base isolation. To find out the structural response of a building, a differential equation of motion equation is used. The program used is by using Julias programming language. Comparison of results from buildings given base isolation shows that the frequency and speed experienced by the structure is reduced compared to those without base isolation. These changes can reduce the impact caused by the earthquake that occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurencius Sutedja
"Dalam upaya mereduksi gaya gempa yang diterima oleh struktur, banyak cara yang telah diteliti dan dikembangkan. Salah satunya adalah sistem base isolation. Sistem ini menggunakan prinsip pengendalian periode getar alami struktur menjauhi periode getar predominan gempa yang terjadi agar percepatan gempa yang diterima oleh struktur dapat direduksi seoptimal mungkin. Base isolator yang digunakan dalam penelitian ini adalah LRB (Lead Rubber Bearing). Base isolator ini dipasang pada struktur beton bertulang 8 lantai dengan dinding geser. Struktur dianalisa secara analisa riwayat waktu terhadap gempa EL-Centro dan Sinusoidal dengan variasi posisi dinding geser, penempatan base isolator, periode getar base isolator dan periode getar predominan gempa. Berdasarkan simulasi parameter diatas, akan dibandingkan perilaku dan respon struktur tersiolasi dengan struktur jepit, yang mencakup periode getar alami struktur dan partisipasi massa, gaya geser tingkat, simpangan, rasio simpangan, percepatan total dan gaya dalam balok serta kolom. Dari hasil perbandingan ini, akan dievaluasi efektifitas base isolator pada struktur yang sejenis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem ini akan bekerja efektif bila base isolator dipasang pada seluruh perletakan. Pengaruh isolasi ini juga memberikan perubahan yang sebanding dengan gaya geser tingkat, percepatan dan gaya dalam balok serta kolom yang terjadi. Isolasi pada sebagian perletakan struktur akan sangat tidak efektif dibandingkan dengan isolasi pada seluruh perletakan struktur jepit. Namun isolasi sebagian cukup efektif dalam mereduksi pengaruh rotasi struktur akibat adanya eksentrisitas antara pusat massa dan pusat kekakuan struktur. Karakteristik base isolator yang efektif adalah tipe isolator yang mempu menjauhkan periode getar alami struktur keluar dari periode getar predominan gempa sehingga percepatan gempa yang masuk ke struktur menjadi kecil.

To reduce the eathquake forces in structure, there are many researches that have been discovered and developed. One of the researches is base isolation system. This system lengthens fundamental period of structure from predominant period of the earthquake subjected to the structure. Therefore structural responses can be reduced optimally. The isolator used in this research is LRB (Lead Rubber Rearing). The isolator is installed on base of 8-story shear wall + frame in concrete structure. Structural analysis is based on time history procedure with El-Centro and Sinusoidal earthquake accelerations, where shear wall an isolator position, isolator period and earthquake predominant period are varied. Those parameters are studied to evaluate and to compare the behavior and responses of the isolated structure with the fixed base structure. Structural behavior and responses to be investigated consist of structural period, mass participation, shear story, displacement, drift, total acceleration and member force. The comparation shows the effectiveness of isolation system in kind of structure. The result shows that base isolation system is very effective if it is installed at the whole supports of the structure. Effectiveness of that system to reduce structural responses such as shear story, total acceleration and member force has the same effect. Partially isolated structure shows less effective result than fully isolated one. However partially isolated structure is quite effective in reducing rotational effect due to eccentricity of center of mass and rigidity. The most effective isolator characteristic is that one which can lengthen fundamental period of structure away from predominant period of earthquake acceleration. Therefore, the acceleration subjected to the structure decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Amir
"Pelaksanaan pembangunan gedung-gedung bertingkat banyak merupakan salah satu altematif di dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ruang untuk hunian maupun untuk layanan kegiatan bisnis. Hal ini berkaitan erat dengan keterbatasan lahan yang ada dan sejalan dengan kemajuan teknologi di bidang bahan konstruksi dan rekayasa struktur bangunan.
Di dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat banyak ini, perlu perlu diperhatikan besamya simpangan pada bangunan tinggi akibat gaya-gaya lateral yang belcerja. Simpangan yang terjadi dapat menyebahkan efek P-Delta yang dapat menimbulkan lcetidakstabilan pada struktur bangunan yang telah direncanakan.
Efek P-Delta adalah pembesaran pengaruh gaya al-zsial (P) yang belcerja clalam kolom-kolom akibat membesarnya eksentrisitas gaya-gaya aksial tersebut karena adanya simpangan sejauh delta pada struktun Pembesaran pengaruh ini berupa pertambahan momen pada ujung kolom.
Peraturan gempa yang berlaku di Indonesia yaitu Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (PPKGURG) 1987 memberikan batasan simpangan antar tingkat dan perbandingan antara simpangan antar tingkat dengan ketinggian tingkat yang maksimum dengan maksud untuk membatasi pertambahan momen tersebut.
Di dalam penulisan Skripsi ini akan dianalisa persentase pertambahan mornen dan pertambahan simpangan antar tingkat akibat efek P-Delta karena pengaruh pembebanan gaya lateral gempa yang terjadi pada enam buah model stmlctur portal bertingkat banyak dengan batasan simpangan maksimum yang diber1kan_ Perhitungan yang digunakan adalah analisa dua dimensi dengan metode iterasi dengan menggunakan alat bantu komputer dan perangkat lunak program SAP90 versi 5.4.
Dari hasil perhitungan ini kita dapat melihat apakah pembatasan simpangan lateral ini berpengaruh pada pendimensian kolom dan dapat disimpulkan apakah efek P-delta harus diperhitungkan di dalam perencanaan struktur gedung beningkat banyak mengacu pada hasil yang didapat dari empat buah model tersebut sebagai masukan untuk penyempurnaan peraturan gempa yang berlaku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nugraha Hafiiz
"Sistem struktur Special Moment Resisting Frame (SMRF) beton bertulang umum diterapkan karena komponennya lebih sederhana dan memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang cukup besar melalui mekanisme pembentukan sendi plastis. Namun, karena beban lateral (beban angin dan beban gempa) ditahan dengan mengandalkan kekuatan dan kekakuan portal utama, dibutuhkan dimensi struktur yang besar sehingga kurang ekonomis. Untuk meningkatkan kekakuan lateral struktur dan memperkecil dimensi portal utama struktur, SMRF kemudian dilengkapi pengaku berupa bresing konsentris. Namun, bresing pada Concentric Braced Frame (CBF) hanya mampu mencapai kondisi plastis pada pembebanan tank dan akan mengalami kegagalan tekuk pada pembebanan tekan. Kegagalan ini menyebabkan buruknya disipasi energi gempa dan menjadi pemicu keruntuhan struktur karena menurunnya kekakuan struktur secara tiba-tiba. Buckling-Restrained Braces (BRB) yang terdiri atas baja inti yang diselimuti casing baja berisi beton mampu mencapai kondisi plastis baik akibat tarik maupun tekan. Hal ini memungkinkan struktur memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang besar. Terpisahnya bresing -tempat terbentuknya sendi plastis- dari struktur utama memberikan fleksibilitas dalam perbaikan akibat gempa sedang/besar. Selain itu, BRB juga dapat ditambahkan pada gedung existing untuk meningkatkan kinerjanya (retrofit) terhadap beban gempa.
Studi ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas penggunaan BRB pada struktur gedung beton bertulang dengan cara membandingkan kinerja SMRF dan BRBF yang didesain sesuai ketentuan perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung di Jakarta. Struktur yang dianalisis adalah struktur portal geser dua dimensi ekivalen dengan variasi 5,10, dan 20 tingkat. Berdasarkan hasil studi, penggunaan elemen BRB dapat dinilai efektif dalam mereduksi massa struktur, mereduksi periods alami fundamental, serta mereduksi simpangan puncak dan drift antartingkat. BRB juga efektif dalam meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa besar yang melampaui kekuatan gempa rencana. Namun demikian, elemen BRB kurang efektif dalam menyediakan kapasitas disipasi energi gempa yang besar akibat beban gempa rencana. Elemen ini belum dapat berperilaku plastis seperti yang diharapkan sehingga pada kondisi ini disipasi energi gempa justru lebih dominan dihasilkan oleh redaman modal. Elemen BRB baru dapat dinilai efektif dalam mendisipasi energi gempa pada kondisi gempa besar.

Reinforced concrete Special Moment Resisting Frame (SMRF) is commonly used because the components are simpler and it can provide big capacity of seismic energy dissipation trough plastic hinge formation. However, because the lateral loads are supported by relying on primary frame's strength and stiffness, large dimension of structure is required and it makes the structure less economical. In order to increase lateral stiffness and to reduce dimension of the primary frame, SMRF then equipped with concentric braces. But, the conventional concentric brace is only capable to achieve plastic 'condition in tension loading and it will be buckled in compression loading. This failure causes poor seismic energy dissipation and trigger structure collapse caused by sudden stiffness degradation. Buckling-Restrained Brace (BRB) which consists of steel core covered by concrete-filled steel tube is able to achieve plastic condition either in tension or in compression loading. This enables structure to have bigger capacity of seismic energy dissipation. BRB -where plastic hinge is formed- is separated from the primary structural frame, there for it gives more flexibility in repairs due to severe earthquake. Beside that, this element also can be applied in existing structure in order to gain better seismic performances.
This study evaluated the effectiveness of BRB in reinforced concrete building structure by comparing seismic performances of SMRF and BRBF which were seismically designed in Jakarta. The structures analyzed were two dimensional shear frames with 5,10, and 20 stories. Based on the results, BRB application is effective in reducing structure mass, reducing fundamental natural period, and reducing roof displacement and interstory drift. BRB is also effective in increasing structure's endurance concerning earthquake exceed seismic design. Nevertheless, BRB element is less effective in providing a great portion of seismic energy dissipation caused by designed earthquake. This element has not been able yet to have plastic behavior as expected, so in this condition modal damping precisely provides dominant seismic energy dissipation. BRB element is just able to provide greater portion of seismic energy dissipation in severe earthquake.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Suryani Brahmana
"Penelitian ini membahas tentang bangunan tinggi yang terdiri dari podium dan tower dengan sistem lantai flat slab dan balok di perimeter bangunan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa efek perubahan posisi sistem penahan lateral terhadap karakteristik dinamik bangunan dan respon struktur akibat gempa bumi. Struktur bangunan merupakan struktur beton bertulang 10 lantai dengan tinggi antar lantai 2,8 m. Sistem penahan lateral adalah sistem rangka (kolom-balok perimeter) dan dinding geser. Pembebanan, faktor reduksi beban, faktor kekakuan, faktor reduksi gempa, respon spektrum mengacu pada peraturan- peraturan yang berlaku. Modelisasi struktur dengan bantuan program ETABS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi terhadap 3 variasi , yaitu variasi terhadap jarak perimeter podium-tower, variasi terhadap jumlah lantai podium, dan variasi sistem lantai (shell dan membrane). Parameter-parameter yang akan ditinjau adalah periode getar, rasio partisipasi massa, gaya geser dasar, lendutan, gaya geser tingkat, simpangan antar tingkat, momen guling dan gaya-gaya dalam pada elemen struktur (kolom, balok, dinding geser, atap podium). Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa akibat perubahan jarak perimeter podium-tower maka lendutan, gaya geser dasar, gaya geser tingkat, simpangan antar tingkat, momen guling dan gaya-gaya dalam semakin besar sedangkan periode getar, partisipasi rasio massa semakin kecil. Akibat perubahan jumlah lantai podium diperoleh bahwa gaya geser dasar semakin besar. Sistem lantai menggunakan shell menghasilkan periode getar, lendutan, simpangan antar tingkat lebih besar daripada membrane, sedangkan gaya geser dasar, gaya geser tingkat, momen guling, gaya-gaya dalam lebih kecil daripada membrane.

This research is about high rise building which consists of the podium and the tower with a flat slab floor system and beam at the perimeter of the building. The objective of this research is to analyze the effect of the modification of lateral resistance system position to the building dynamic characteristic and response structure due to eartquake . The building s tructure is 10 floors reinforced concrete structure with 2.8 m height between the floors. The lateral resistance system is the framework system (column-beam perimeter) and shear walls. The loading, the load reduction factor, stiffness factor,earthquake reduction factor, spectrum response are referring to the applicable regulations. The structure modelitation by using ETABS program. In this research will be conducted a simulation with three variations, namely the variation of the podium-tower perimeter distance, the variation of the podium floor number, and the variation of the floor systems The parameters to be considered are vibration period, mass participation ratio, base shear force, deflection, story shear, (shell and membrane), story drift, overturning moments and internal forces in the structure element (column, beam, shear wall, podium roof). Based on the conducted research, concluded that due to the modification of the podium-tower perimeter distance so that deflection, base shear force, story shear, story drift, overturning moment and internal forces are increased, while vibration period, . Due to the modification of the podium floor concluded that the base shear force is increased. The floor system using shell produces greater vibration period, deflection, story drift than using the membrane, whereas the base shear force, level shear force, overturning moment and the internal forces are smaller than the membrane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1069
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhanis
"ABTSRAK
Analisa Statik ekivalen sering digunakan dalam perencanaan bangunan tahan gempa, karena analisa ini lebih sederhana dibandingkan dengan analisa dinamik. Peraturan Gempa Indonesia (PPTGIUG'81) memasukkan prosedur ini sebagai konsep dasar dalam perencanaan bangunan tahan gempa di Indonesia, namun dalam kondisi-kondisi khusus PPTGIUG'81 mensyaratkan penggunaan analisa dinamik.
Pola getar pertama pada analisa statik ekivalen tidak terdefinisi dengan jelas apakah mengandung translasi, rotasi atau keduanya, untuk itu dilakukan evaluasi melalui analisa dinamik 3D dengan memperhitungkan pengaruh rotasi.
Model struktur bangunan yang digunakan adalah balok geser kantilever 3D dengan eksitasi percepatan tanah akibat gempa bumi bersifat harmonis. Eksentrisitas bangunan ditetapkan dengan membentuk pola pusat massa menyerupai fungsi sinus.
Pala kombinasi eksentrisitas yang menyerupai pola getar pertama memberi pengaruh yang lebih dominan terhadap peningkatan respon struktur melalui analisa statik ekivalen dibandingkan dengan analisa dinamik.
Simulasi numerik dilakukan menggunakan program utama dari PCFEAP (Personal Computer Finite Elemen Analysis Program) yang dikembangkan oleh R.L. Taylor dari University of California at Berkeley.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cillius Adrianto
"ABSTRAK
Isolasi seismik adalah merupakan salah satu cara dari banyak cara yang
digunakan untuk mengurangi pengaruh gaya gempa pada bangunan. Prinsip utama dan
bekerjanya isolasi seismik adalah menggeser periode bangunan daerah yang gaya
gempanya dominan ke daerah yang gaya gempanya kecil sehingga mengurangi
kerusakan yang dapat terjadi pada bangunan tersebut.
Sistem isolasi seismik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sistem
elastomeric bearings, sliding dan hybrid. Sistem elastomeric bearings terdiri dan
komponen-komponen yang bahannya sebagian besar terbuat dari karet clan sisanya
logam. Sistem mi mengisolasi struktur dari lendutan horizontal yang diakibatkan oleh
pergerakan tanah dengan cara membuat kekakuan yang rendah antara elemen-elemen
struktur atas dan pondasi. Sistem sliding bekerja berdasarkan asumsi bahwa tingkat
friksi yang rendah akan membatasi transfer gaya lintang melalui isolator, semakin
rendah koefisien friksi, semakin kecil gaya lintang yang ditransfer. Sistem mi dapat
dibentuk dari bermacam-macam bahan antara lain stainless steel dan teflon.
Sistem isolasi seismik mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain:
kelebihan:
1. memperkecil besarnya simpangan antar lantai (interstorey drift)
2. mengurangi percepatan maximum yang terjadi pada struktur
3. mencegah perambatan gaya gempa yang terjadi kepada struktur atas bangunan
sehingga dapat mengurangi persyaratan kekuatan elastis yang dibutuhkan oleh
elemen-elemen struktur bangunan
kekurangan:
1. lendutan yang tei:jadi besar
2. kemampuan struktur untuk menahan momen guling terutama akibat angin kecil
Dalam tesis mi dibahäs MrJ canaan baniiiah tahan gempa secara non-linier.
Non-linier dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bahan dan geometri. Non-linier
geometri dapat dibagi dua yaitu lendutan besar-regangan kecil dan lendutan besarregangan besar. Metode penyelesaian dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
analitik, pertubasi dan numerik.
Untuk melakukan perencanaan perlu ditentukan modelisasi yang akan
digunakan. Dalam tesis mi dibahas modelisasi bangunan dan isolator secara tiga
dimensi dan non-linier dengan mengasumsikan hanya 3 DOF yang terdapat pada
modelisasi mi.
Studi banding terhadap perencanaan bangünan dengan isolasi seismik dilakukan
berdasarkan referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku serta cara-cara perencanaan
bangunan tahan gempa secara konvensional. Analisa respon bangunan dilakukan
dengan menggunakan program 3D-Basis Tabs sehingga perbandingan respon bangunan
konvensional dan isolasi seismik dapat dilakukan.
Hasil dari output program memperlihatkan bahwa lendutan, gaya geser,
percepatan, gaya dalam pada balok, dan gaya dalam pada kolom dapat dikurangi secara
berarti. Pengurangan yang paling besar teijadi pada lendutan yaitu kurang lebih 42%
sampai dengan 45%.
Pemakaian sistem isolasi seismik pada perencanaan bangunan tahan gempa
sesuai dengan trend yang sedang dikembangkan yaitu perencanaan bangunan tahan
gempa yang berdasarkan kinerja bangunan (performance base design).
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfred
"ABSTRACT
Silo merupakan struktur yang cocok sebagai tempat penyimpanan material-material kering bulk material seperti gandum, semen, abu terbang, dll. karena memberikan proteksi terhadap cuaca luar. Sering kali, silo dibangun berkelompok dan dihubungkan dengan tangga/ jembatan. Retak pada dinding menjadi hal yang krusial dan dapat memepengaruhi kualitas material di dalamnya, hingga berdampak pada kerugian finansial. Struktur silo umumnya memiliki redudansi rendah, dengan massa yang besar dan geometri yang tinggi. Hal ini membuat silo sebagai salah satu struktur dengan laju kegagalan yang tinggi dibanding struktur industrial lainnya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana jenis sambungan antara struktur tangga pada dinding silo memengaruhi perilaku struktur terhadap gempa. Analisis dilakukan dengan metode respons spektrum, dan pembebanan sesuai Eurocode. Penelitian ini akan mempelajari variasi jenis sambungan, ketinggian silo, serta ketinggian material yang tersimpan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek jenis sambungan antara tangga dengan dinding silo bersifat lokal, dan sambungan fleksibel memberikan reduksi besar terhadap gaya aksial yang terjadi pada balok tangga serta tegangan pada dinding di sekitar sambungan. Selain itu, silo yang lebih tinggi dan menyimpan lebih banyak material akan mengalami gaya-gaya yang lebih besar, terutama akibat tekanan material yang disimpan terhadap dinding akibat eksitasi dinamik.

ABSTRACT
Silos are suitable as storage structure for bulk materials such as wheat, cement, fly ash, etc. for its protection from weather effect. Usually, silos are built as a group and connected by stairs bridges. Crack on silos rsquo wall become a crucial problem and may affect storage rsquo s quality, so bad that it becomes a financial problem. Silos commonly have low redundancy, high mass, and high geometry. These factors make silos have high failure rate compared to other industrial structure. This research will be focused on how connection between stairs and silos rsquo wall affect structure response on earthquake. Response spectrum analysis will be used and models are loaded according to Eurocode. Variation of connection type, silos and storage rsquo s height will be conducted. The results of this study show that connection type gives local effect on silos. The usage of flexible connection reduces connecting beam rsquo s axial forces, as well as stresses on wall around the connection. The higher the silos, and the higher the materials stored, the higher displacement, forces and stresses on silos. This effect in mainly caused by additional pressure given by materials stored onto silos wall due to dynamic excitation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>