Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Syamsul Bachri
"ABSTRAK
Karet alam selama penyimpanan akan mengalami pengerasan. Hal ini terjadi karena pembentukan ikatan silang selama penyimpanan. Uji fisika (Sweling,Plastisitas,VR, PRI, ASHT) telah membuktikan adanya pengerasan selama penyimpanan, sedangkan untuk uji kimia, terutama mekanisme ikatan silang yang terjadi selama penyimpanan masih belum jelas. Penyebab terjadinya ikatan silang ini adalah dengan adanya gugus aldehid dalam karet.
Dalam penelitian ini telah dilakukan penetapan kamar gugus aldehid dalam film lateks dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet (360 nm) secara periodik selama 10 dan 28 hari. Film lateks yang diselidiki berasal dari klon AVROS.2037, BPM.24, GT.1, dan PR.261 dengan suhu penyimpanan pada temperatur kamar.
Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, terjadi reaksi yang sangat kompleks yaitu ikatan silang, oksidasi (inisiasi, antioksidan, propagasi dan terminasi). Pada umumnya selama penyimpanan 7 hari, terjadi pengurangan gugus aldehid yang membuktikan terjadi ikatan silang yang lebih dominan dari oksidasi. Selanjutnya selama penyimpanan 7 sampai 28 hari, terjadi kenaikan gugus aldehid yang berarti terjadi oksidasi yang lebih dominan dari ikatan silang.
Seleksi orde reaksi dengan metode grafik, sulit dilakukan karena reaksinya adalah reaksi kompleks.
Daftar Pustaka 17 (1948 - 1995)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Zeffilda
"Tanaman karet sebagai tanaman yang dapat berperan penting dalam penyerapan serta penyimpanan karbon. Penyerapan karbon dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi efek gas rumah kaca di atmosfer. Kapasitas penyerapan stok karbon pada tanaman karet dapat dilihat dari nilai biomassa yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran stok karbon tanaman karet dan hubungannya dengan umur tanaman karet. Persebaran stok karbon di daerah wilayah penelitian dengan menggunakan pendekatan indeks vegetasi, serta analisis regresi dan deskriptif. Indeks vegetasi yang digunakan yaitu MSAVI, OSAVI, SAVI, GNDVI, dan ARVI yang diperoleh dari pengolahan citra satelit Sentinel 2- A. Nilai biomassa pada tanaman karet didapatkan dari persamaan alometrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran stok karbon hampir di seluruh wilayah Pusat Penelitian Karet Sembawa. Hubungan umur tanaman karet dengan nilai stok karbon cenderung rendah karena dipengaruhi oleh jenis klon, pengelolaan tanaman karet, dan penyakit tanaman karet.

Rubber is a plant that can play an important role in carbon sequestration and storage. Carbon sequestration is carried out as an effort to reduce the effect of greenhouse gases in the atmosphere. The absorption capacity of carbon stock in rubber plants can be seen from the value of its biomass. This study aims to analyze the distribution of carbon stock in rubber plants and its relationship with the age of rubber plants. The distribution of carbon stock in the study area using a vegetation index used is MSAVI, OSAVI, SAVI, GNDVI, and ARVI obtained from processing the Sentinel 2-A satellite imagery. The value of biomass in rubber plants is obtained from the allometric equation. The results showed that the carbon stock distribution in almost all areas of the Sembawa Rubber Research Centre The relationship between the age of rubber plants and the value of carbon stock tends to be low due to it is influenced by the type of clone, management of rubber plants, and rubber plant diseases."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aster Maria
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S29764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atur Riga Sasongko
"ABSTRAK
Karet alam merupakan salah satu komoditas terbesar di Indonesia. Besarnya produksi karet mentah dalam negeri belum diimbangi dengan pengembangan teknologi pengolahan yang memiliki daya saing terhadap produk karet luar negeri. Riset ini dilakukan untuk mengamati efek ukuran partikel carbon black dan jumlah
phr carbon black terhadap sifat mekanik berupa kekuatan tarik (tensile strength), abrasi (abrasion) dan kekerasan (hardness) dari produk karet alam dan untuk mengetahui kondisi optimum yang dapat diperoleh dari formulasi kompon yang digunakan. Jumlah carbon black diamati pada 30,40,50 phr dengan penggunaan jenis carbon black tipe N220, N330, N550 dan N660. Penguatan sifat kuat tarik optimal dengan nilai 273,66 Kg/cm2 dihasilkan pada penambahan carbon black tipe
N220 sejumlah 30 phr, sifat abrasi optimal sebesar 104,33% dihasilkan pada penambahan carbon black tipe N220 sejumlah 40 phr dan kekerasan optimal sebesar 72,4% dihasilkan pada penambahan carbon black tipe N330 sejumlah 50 phr. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum partikel yang lebih kecil memberikan efek penguatan yang lebih besar pada kekuatan tarik
(tensile strength), abrasi (abrasion), dan kekerasan (hardness). Penambahan jumlah yang lebih besar secara linear akan meningkatkan sifat kekerasan produk karet alam.

ABSTRACT
Natural rubber is one of the largest commodities in Indonesia. Domestic production of raw natural rubber haven?t equalized with processing technology development to get product that competitive with foreign. This research investigated the effect of particle size and amount of carbon black on tensile strength, abrasion, and hardness
and to investigate optimum condition from various sample compound. Amount of carbon black investigated at 30, 40, 50 phr with carbon black type N220, N330, N550 and N660. Optimum reinforcement of tensile strength investigated in adding 30 phr N220 carbon black type with quantity is 273,66 Kg/cm2, optimum abrasion quantity is 104,33% resulted in adding of 40 phr N220 carbon black type, and
optimum hardness quantity is 72,4% resulted in adding of 50 phr N330 carbon black type. Result from this research concluded that the smaller particle size will give greater reinforcing effect on the tensile strength, abrasion, and hardness. Greater amount of carbon black will give greater reinforcing effect on the hardness of the natural rubber product."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Subakti
"Plastik berbasis petroleum telah lama mendominasi industri karena kemudahan produksinya dan sifat fisiknya yang dinilai unggul baik oleh produsen ataupun konsumen. Namun, seiring bertumbuhnya gerakan ramah lingkungan dalam benak masyarakat, kebutuhan akan pastik yang ramah lingkungan juga meningkat. Komposit adalah salah satu metode produksi bioplastik yang banyak digunakan; dengan polivinil alcohol (PVA) menjadi salah satu pemain utama bahan baku bioplastik. Namun, sifat fisik PVA yang cenderung rapuh dan larut dalam air membuatnya sulit diaplikasikan untuk kebutuhan industri. Selulosa dapat ditambahkan sebagai penguat PVA dalam pembuatan bioplastik untuk memperbaiki sifat fisik PVA ataupun memberikan sifat thermal yang lebih diinginkan. Penelitian ini juga akan memanfaatkan asam borat sebagai agen taut silang untuk mengurangi kelarutan air komposit yang terbentuk. Hasil reaksi diperiksa dengan FTIR sementara sifat fisik film diperiksa dengan uji tensil, ketebalan, kelarutan, dan dekomposisi. Dapat disimpulkan bahwa penambahan asam borat akan meningkatkan kegetasan dan sifat tahan air film. Kekuatan tensil film dengan asam borat dapat mencapai angka 770 lbforce/inch2. Sementara ikatan B-O terbentuk antara PVA berperan sebagai kerangka dan selulosa yang menjadi penguat. Gliserol meningkatkan elastisitas film dengan elongasi hingga 630%. Sementara gliserol menambah ikatan hydrogen yang terbentuk antara PVA dan selulosa.

Petroleum based plastics had long dominated packaging industries as they are easy to manufacture and possesses excellent physical properties. But as the environmentally conscious movement spreads, the necessity of bioplastic to replace petroleum-based plastics grows in tandem. Bioplastics are manufactured widely through the means of composite synthesis. Polyvinyl alcohol (PVA) was one of the main contenders for mass produced bioplastics. But the brittle nature and water solubility of PVA rendered its industrial application unfeasible. Cellulose was added as a reinforcement in order to increase PVAs overall Tensile strength and thermal resilience and a form of plasticizer needed to increase its elasticity. This research argues that addition of boric acid will reduce the water solubility of PVA-MCC and form an ideal plastic film. 6 samples will be casted according to their compositions including one control sample of Neat PVA. A FTIR assessment was run through the samples to observe any newly formed bonds. Physical properties will be assessed and measured through tensile test, elongation test, solubility test and decomposition test. It can be concluded that introduction of boric acid as a cross linking agent could affect a films solubility and plasticity; with tensile strength measurements reaching 770 lbforce/inch2. FTIR scans found B-O bonds forming between the PVA matrices and Cellulose reinforcements. While glycerol could increase a films."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marga Utama
Jakarta: BATAN , 2007
678.5 MAR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Rachman Aji
"Uji banding dilakukan untuk mengetahui kelayakan alat laboratorium dengan alat laboratorium lain yang telah terakreditasi. Pada penelitian ini, uji banding dilakukan menggunakan sampel film plastik BOPP (Biaxial Oriented Polypropylene) untuk membuktikan mesin uji tarik LFPlus yang dimiliki oleh Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI (DMM FTUI) layak digunakan. Uji banding ini menggunakan standard ASTM D 882. Hasil uji banding laboratorium DMM FTUI dengan laboratorium PERTAMINA memperlihatkan selisih persentase < 2 %.
Setelah uji banding, uji tarik dengan variasi kecepatan tarik 100; 300; 500; 700 dan 900 mm/min dan lebar sampel 10; 17,5; dan 25 mm diuji tarik masing-masing sebanyak 9 sampel untuk mendapatkan kondisi terbaik dari mesin LFPlus. Dari pengujian tersebut, lebar sampel 17,5 mm merupakan kondisi pengujian yang optimum dan mempunyai sifat reproducibility yang baik karena memperlihatkan hasil kuat tarik yang cenderung stabil pada variasi kecepatan. Secara keseluruhan kecepatan tarik 500 mm/min dapat digunakan pada berbagai variasi lebar, hal ini sesuai dengan ASTM D 882. Namun untuk meningkatkan produktifitas, lebar sampel 17,5 mm dengan kecepatan tarik 700 mm/min dapat menjadi alternatif. Fenomena luluh yang terjadi pada sampel film plastik BOPP dapat terbaca dengan program Nexygen pada kecepatan tarik rendah atau 100 mm/min, dan fenomena penurunan beban setelah luluh (post-yield stress drop) terlihat jelas pada
kecepatan tarik tinggi atau 900 mm/min.
Penelitian ini diharapkan menjadi acuan mesin uji LFPlus milik Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Cross-check testing is done to know the feasibility of the laboratory?s instrument with the other instrument which has been accredited. The cross-check testing use BOPP plastic film to know the feasibility of tensile machine tester LFPlus belonging to Departement of Metallurgy and Materials FTUI. This testing is based on ASTM D 882. The difference of cross-check testing of DMM FTUI?s laboratory and PERTAMINA?s laboratory are less than 2 %.
The tensile test with tensile speed 100; 300; 500; 700 and 900 mm/min and width of sample 10; 17,5; and 25 mm variation was done to 9 sample respectively, after the cross-check testing to get the good condition of the LFPlus machine?s tensile tester of plastic film. This test uses sampling method according to the condition of the instrument and ASTM D 882 standard. The result of the test, width of 17,5 mm is the optimum testing condition and has a good reproducibility because the tensile strength was stable in speed variations. Generally, the tensile speed of 500 mm/min can be used in many witdh variations, the result was appropriated to ASTM D 882. But to increase productivity, the sampel width of 17,5 mm and tensile speed 700 mm/min can be the alternative. The yield phenomenon can only read by Nexygen program if it has lower tensile speed or tensile speed of 100 mm/min and post-yield stress drop phenomenon could be seen more clearly at high tensile speed or tensile speed of 900 mm/min.
Hopely this research could be the reference, so it will develop the quality of education at Departement of Metallurgy and Materials FTUI."
2008
S41784
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan karet alam (RSS) dan karet sintetis (EPDM) terhadap karakteristik barang jadi karet, serta mendapatkan formula kompon karet peredam benturan yang memenuhi persyaratan. Kompon karet peredam benturan dibuat dari campuran karet alam (RSS) dan karet sintetis (EPDM) dengan variasi perbandingan yaitu formula A (karet alam 100 phr dan karet sintetis O phr), formula B (Karet alam 80 phr dan karet sintetis 20 phr), formula C (karet alam 60 phr dan karet sintetis 40 phr), formula D (karet alam 50 phr dan karet sintetis 50 phr) dan formula E (karet alam 0 phr dan karet sintetis 100 phr). Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi penambahan karet alam (RSS) dan karet sintetis (EPDM) berpengaruh nyata terhadap pengujian kekerasan, tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Hasil penelitian terhadap 5 (lima) jenis kompon karet menunjukkan bahwa formula kompon karet peredam benturan yang terbaik adalah yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk vulkanisat karet kompon bantalam dermaga, SNI 06-3568-2006, yaitu formula B (karet alam 80 phr dan karet sintetis 20 phr ). Formula ini memenuhi persyaratan untuk mengujian kekerasan 71 Shore A, tegangan putus 153 kg/cm3, perpanjangan putus 310% dan ketahanan sobek 75 kg/cm3."
JDPI 23:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Scholastica Sekar Rinan Dyasti
"Karet alam merupakan salah satu komoditi besar di Indonesia. Penggunaan karet alam beragam, salah satunya adalah ban kendaraan. Pada ban, dibutuhkan karet yang memiliki kekakuan dan kekuatan yang baik. Untuk meningkatkan sifat tersebut dibutuhkan pengisi. Pengisi yang digunakan pada penelitian ini adalah serat sorgum. Serat sorgum bersifat polar sehingga tidak kompatibel dengan karet bersifat yang nonpolar. Digunakanlah coupling agent berbasis pati untuk meningkatkan kompatibilitas keduanya.
Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh coupling agent terhadap kompatibilitas karet alam dengan serat sorgum serta mengetahui komposisi serat sorgum dan coupling agent untuk menghasilkan komposit dengan kekuatan dan kekakuan yang paling baik. Variasi komposisi yang divariasikan adalah 0, 1, dan 2 phr coupling agent, serta 10, 20, dan 30 phr serat sorgum.
Karakteristik yang dilakukan adalah FT-IR, SEM, serta pengujian tarik menggunakan UTM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan coupling agent dapat meningkatkan kompatibilitas karet alam dengan serat sorgum, serta komposisi untuk mendapatkan produk dengan kekuatan dan kekakuan tinggi adalah pada 10 phr serat sorgum dan 2 phr CA.

Natural rubber is one of the major commodities in Indonesia. The use of natural rubber varies, one of which is tires. Good stiffness and strength are the properties needed for tires. To improve these properties, fillers are needed. The fillers used in this study are sorghum fibers. Sorghum fiber has polar molecular structure, so it is not compatible with rubber which has nonpolar molecular structure. Starch-based coupling agent is used to improve the compatibility of sorghum fibers and natural rubber.
The purpose of this study is to see the effect of coupling agent on the compatibility of natural rubber with sorghum fiber and to know the composition of sorghum fibers and coupling agent to produce composites with the best tensile strength and stiffness. The variations in compositions used are 0, 1 and 2 phr of coupling agent; and 10, 20, and 30 phr of sorghum fibers.
The characteristics performed were FT-IR, SEM, and tensile testing using UTM. The test results show that the addition of CA improve the compatibility of natural rubber with sorghum fiber, and the composition to obtain products with high strength and stiffness is in 10 phr of sorghum fibers and 2 phr of coupling agent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>