Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14722 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tampubolon, Joyakin
"ABSTRAK
Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk memberikan bantunan pelayanan kepada anak asuh sehingga mereka dapat mengikuti program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan berhasil. Selain itu juga diharapkan, dengan bantuan pelayanan tersebut dapat meningkatkan partisipasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekolah anak lainnya.
Masalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah : "apakah bantuan yang diberikan GN-OTA sesuai dengan kebutuhan anak untuk kurun waktu satu tahun dan apakah bantuan tersebut dapat meningkatkan partisipasi keluarga di dalam memenuhi kebutuhan anak lainnya ? Hipotesa yang diajukan adalah: (a) ada hubungan antara karakteristik orang tua / anak dengan pemenuhan kebutuhan sekolah anak; yang (b) ada perbedaan kebutuhan untuk kurun waktu satu tahun antara anak yang tinggal di Batuceper dengan anak yang tinggal di Ciledug dan antara laki-laki dan perempuan; (c) ada hubungan antara suasana / kondisi kekeluargaan (hubungan keluarga-anak) yang tercipta dalam keluarga dengan keberhasilan anak dalam sekolah; dan (d) ada hubungan antara tingkat kehidupan ekonomi keluarga dengan pemenuhan kebutuhan sekolah anak.
Pengukuran yang dilakukan didasarkan pada jawaban responder dengan menggunakan skala nominal, ordinal dan interval. Metode penelitian yang digunakan adalah: (a) eksploratif deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan dan menggambarkan secara faktual kebutuhan anak untuk kurun waktu satu tahun; dan (b) metode eksplenasi bertujuan mencoba mendiskripsikan hubungan antara berbagai variabel penelitian yang mungkin menunjukkan suatu hubungan kausalitas atau kovarasional melalui pengujian Kolmogorov-Smimov, Kruskai-Walis, Kendall's tau-b dan r Pearson. Populasi dalam penelitian ini adalah pendudukan Kodya Tangerang yang berusia 7 - 17 tahun dan sedang mengikuti pendidikan SD sederajat dan atau SLTP, dengan unit analisis 9 keluarahan / desa pada 2 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Batuceper dan Kecarnatan Ciledug. Teknik penarikan sampel dengan Purpose Stratified Random Sampling. Data yang digunakan berupa (a) data sekunder yaitu orang tua, wali kelas dan dari laporan-laporan yang ada; dan (b) data primer yang berasal dari hasil wawancara langsung dengan anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, wawacara berstruktur, survey dan observasi berstruktur.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terlihat adanya suatu hubungan antara karakteristik keluarga, yang meliputi umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan sekolah anak, baik antara orang yang berpendidikan dengan orang tua yang tidak berpendidikan sama sekali, maupun antara perempuan dan laki-laki. Pada umumnya menunjukkan suatu pola perilaku yang sama. Namun, bentuk hubungan kekeluargaan seperti ketenangan / rasa aman untuk belajar dan perhatian yang sungguh-sungguh yang diterima oleh anak dari orang tuanya lebih menunjukkan keberhasilan anak dalam sekolah. Hubungan ini menunjukkan suatu hubungan kovariasional positif.
Untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu anak memiliki kebutuhan yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi karena adanya suatu aturan yang bertaku umum yang harus dikuti oleh anak. Namun, untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu lainnya anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya untuk kurun waktu satu tahun. Perbedaan ini dilihat dari sudut wilayah yaitu antara anak yang tinggal di Batuceper dengan anak yang tinggal di Ciledug dan antara anak laki-laki dan perempuan serta antara tingkatan kelas anak dalam sekolah.
Tingkat kehidupan ekonomi keluarga cukup memprihatinkan, pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh lepas dengan pendapatan yang sangat rendah dengan jumlah tanggungan antara 4 - 6 orang. Dilihat dari besaran permasalahan kehidupan ekonomi keluarga, paket bantuan yang diberikan GN-OTA kurang menyentuh permasalahan anak dan keluarga yang sesungguhnya. Bantuan tersebut terlalu stimulan sekali dan belum merupakan prioritas kebutuhan anak. Apalagi untuk meningkatkan partisipasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak lainnya.
Di dasarkan pada hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa eksistensi bantuan GN-OTA memang perlu, namun belum dapat menyentuh permasalahan anak dan keluarga, baik ditinjau dari segi jenis, kwantitas dan prioritas kebutuhan sekolah anak. Dalam kehidupan anak, keluarga merupakan unit yang terdekat terhadap anak dan tidak mungkin dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sampai usia tertentu anak merupakan tanggung jawab orang tua atau keluarga. Didasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka diajukan beberapa saran, yang pertama saran yang berkaitan dengan rumusan kebijakan pelayanan anak, yang kedua saran yang berkaitan dengan alternatif model pelayanan GN-OTA dan yang ketiga saran alternatif program yang ditujukan kepada keluarga."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Yanti Widjajanto
"Komunikasi memiliki peranan yang penting dalam pembangunan.
Melalui kegiatan komunikasi, masyarakat dididik dan dimotivasi Serta
ditanamkan gagasan-gagasan yang mengajak masyarakat ikut Serta dalam
proses pembangunan. Gerakan Nasional Orang Tua Asuh adalah gerakan
yang mengajak masyarakat untuk menjadi orang tua asuh dalam rangka
mendukung program pemerintah yaitu pelaksanaan wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun. Gerakan ini dimasyarakatkan melalui kegiatan Kampanye
Komunikasi.
Tesis ini melakukan evaluasi terhadap implementasi Kampanye
Komunikasi yang dilakukan oleh Lembaga GN-OTA dalam memasyarakatkan
Gerakan Nasional Orang Tua Asuh dan apakah kampanye komunikasi tersebut memberi pengaruh pada partisipasi khalayak terhadap Gerakan Nasional Orang Tua Asuh.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan survai. Sampel penelitian ditentukan atas prosedur sistematik
random sampling terhadap sejumlah responden dari kalangan menengah
yang berada diwilayah Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden mengetahui istilah
GNOTA, dan mengatakan pesan-pesan dalam iklan Iayanan masyarakat
cukup mudah dipahami. Namun ketika diminta menjelaskan pesan inti dari
iklan tersebut, mayoritas responden tidak secara eksplisit mampu
mengungkapkan.
Munculnya televisi sebagai pilihan sumber informasi utama responden
dalam mengenal istilah GNOTA mengindikasikan betapa televisi kini telah
menjadi medium primer dalam kehidupan masyarakat Namun ternyata
penggunaan televisi tanpa diimbangi clengan penggunaan media komunikasi
Iainnya mengakibatkan kampanye komunikasi hanya dapat menyentuh
tataran kognisi khalayak. Rendahnya partisipasi responden daiam program
GNOTA menunjukkan tataran kognisi memiliki tingkat signitikansi yang cukup
tinggi. Untuk perbaikan kampanye komunikasi GNOTA disarankan untuk
memanfaatkan medium komunikasi yang lebih beragam dan tidak hanya
mengandalkan televisi dalam bentuk iklan layanan masyarakat, yang terbukti
kurang efektif untuk mengkomunikasikan sebuah pesan produk sosial."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marice Benga Olla
"Orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter cenderung menggunakan hukuman fisik ataupun ancaman untuk kesalahan yang anak buat. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penerapan pola asuh otoriter yang disertai dengan perilaku kekerasan orang tua terhadap anak harus dicegah. Desain kualitatif fenomenologi digunakan untuk melihat lebih dalam tentang pengalaman keluarga menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah. Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua yang menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah di Kabupaten Maluku Tengah. Pemilihan partisipan dengan menggunakan metode purpossive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Saturasi data dicapai pada partisipan keenam.
Penelitian ini menghasilkan tiga tema yaitu upaya orang tua mendidik anak dalam mencapai standar nilai dan norma keluarga, kegagalan mencapai standar nilai dan norma keluarga, dan masalah yang dialami anak sebagai akibat dari pola asuh yang digunakan. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan riset lanjutan dari perspektif nilai-nilai budaya untuk menggali dan memahami lebih jauh tentang faktor-faktor yang mendukung orang tua menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak.

Parents who use authoritarian parenting style tends to use physical punishment or threats for children who make some mistakes. The negative impact caused by the implementation of authoritarian parenting style are accompanied with violent behavior of parents against children should be prevented. Phenomenological qualitative design was used to look more deeply about the family's experience using authoritarian parenting style in caring for school-age children. The Participants in this study were parents who used authoritarian parenting style in caring for school-age children in Central Maluku district. In selecting the participants, this study used purposive sampling. In collecting data, this study utilized in-depth interviews and analyzed by using Colaizzi method. The Saturation data was achieved in the sixth participant.
This research resulted in three themes, namely the efforts of parents to educate children to reach the standard of family values and norms, failure to achieve a standard of values and norms of the family and problems experienced by children as result of parenting style used. The recommendation of this study is the need to be done further research from the perspective of cultural values to explore and understand more about the factors that support parents using authoritarian parenting style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzia Aswin Hadis
"Penelitian ini ialah mengenai Gagasan Orang Tua dan Perkembangan Anak yang dikaji melalui penelitian tentang gagasan orangtua mengenai perkembangan dan pendidikan anak, tindakan orang tua yang berbentuk strategi pengajaran orang tua dan tindakan orang tua yang berbentuk cara menyiapkan lingkungan belajar bagi anak di rumah serta meneliti hubungan antara gagasan orang tua dan dampaknya terhadap kemampuan intelektual anak.
Minat penulis terhadap topik ini beranjak dari pertanyaan bagaimana sesungguhnya pikiran orang tua tentang anaknya dan bagimana caranya memacu perkembangan anak. Pertanyaan sederhana yang sering muncul dalam diri orang tua adalah: "Menjadi manusia seperti apakah anak saya kelak ? " dan "Apa yang harus saya lakukan agar keinginan saya itu tercapai ? " Kedua pertanyaan tersebut secara mendasar berkaitan dengan gagasan orang tua dan tindakan mereka dalam pengasuhan sehari-hari ; hal yang penting bagi pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas seperti tertera dalam GBHN 1988 mengenai tujuan pendidikan nasional kita.
Penelitian Palacios tentang gagasan orang tua mengenai perkembangan dan pendidikan anak memperlihatkan bahwa : 1) faktor sosial demografik mempengaruhi gagasan orang tua, 2) orang tua dapat dikelompokkan berdasarkan gagasan mereka, 3) masing-masing kelompok mempunyai karakteristik sendiri.
Penelitian dalam rangka disertasi ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan bagian pertama akan diteliti mengenai gagasan orang tua tentang perkembangan dan pendidikan anak, sedangkan pada bagian kedua, akan diteliti mengenai strategi pengajaran orang tua dalam proses pengajaran ?pembelajaran. Pada penelitian utama, akan diteliti hubungan antara gagasan dan tindakan, dan juga hubungan antara gagasan dan kemampuan intelektual anak.
Dalam penelitian pendahuluan bagian pertama, sampel dipilih secara purposive, yaitu orang tua (pasangan suami isteri); mempunyai anak usia prasekolah (4-6 tahun); berpendidikan rendah, menengah atau tinggi; dan bermukim di daerah perkotaan dan pedesaan. Responden yang terpilih berjumlah 300 orang, terdiri dari 149 pasangan suami isteri dan 2 orang isteri, yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, Bogor Kota dan Desa Sukaluyu Kecamatan Nanggung Kab. Bogor. Wawancara (Kuesioner Gagasan Orang tua) dengan pasangan suami isteri berisi pertanyaan terbuka mengenai gagasan mereka tentang perkembangan dan pendidikan anak. Wawancara dilakukan secara terpisah. jawaban orang tua ditulis secara verbatim oleh pewawancara; kategorisasi jawaban dilakukan oleh penulis. Data ini diolah melalui analisis korespondensi ganda untuk memperoleh deskripsi gagasan orang tua dan dilanjutkan dengan pengolahan melalui analisis komponen utama dan prosedur fastdus dari SAS guna mengelompokkan orang tua berdasarkan gagasan mereka. Ditemukan tiga kelompok besar orang tua. Pertama yang disebut orang tua tradisional, kedua modern dan ketiga, "ambivalensi? dengan deskripsi masing-masing. Ditemukan pula 48 pasangan orang tua yang tergolong dalam kelompok yang lama. Pada penelitian pendahuluan bagian kedua dan pada penelitian utama, dari ke-48 pasangan orang tua tersebut, 44 orang ibu bersama anaknya yang berusia prasekolah dijadikan responden. Kepada ibu diminta untuk mengajar anak dengan menggunakan empat alat yang telah disiapkan selama 12 menit (tiga menit untuk setiap alat).
Ucapan-ucapan ibu selama mengajar anak dicatat dan dikategorisasikan sesuai dengan format yang telah disiapkan. Data diolah melalui komponen utama analisis faktor. Ditemukan empat cara mengajar:l) mengontrol perilaku anak, 2) distancing strategy, 3) menggunakan atibusi, 4) upaya memusatkan perhatian anak. Dengan menggunakan inventors HOME diteliti cara ke-44 orang tua menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. ada penelitian utama, diiihat hubungan antara gagasan orang tua (kelompok orang tua) dan strategi ibu mengajar serta hubungan antara gagasan orang tua dan cara ibu menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. Diteliti pula dampak gagasan orang tua terhadap kemampuan intelektual anak yang diukur dengan skor IQ anak melalui test Stanford Binet Data diolah melalui berbagai analisis statistik sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan. Khi kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan; anova satu arah untuk mengetahui pengaruh gagasan kepada tindakan orang tua dan dampak gagasan terhadap kemampuan intelektual anak; t test untuk membandingkan penggunaan cara mengajar oleh setiap kelompok; dan analisis regresi ganda metode stepwise untuk mengetahui besarnya sumbangan tindakan orang tua terhadap kemampuan intelektual anal(Hasil penelitian utama menunjukkan adanya hubungan antara gagasan orang tua dan tindakan orang tua, empat jenis cara mengajar dipergunakan secara berbeda oleh ketiga kelompok ibu, ibu modern lebih banyak memberikan rangsangan yang meningkatkan kemampuan kognitif anak, sumbangan terbesar terhadap kemampuan intelektual anak diberikan oleh lingkungan belajar anak di rumah, dan IQ anak dari kelompok ibu modern lebih tinggi dari anak kelompok ibu tradisional, tetapi sama dengan IQ anak dari kelompok ibu ambivalen.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk pemahaman tentang gagasan orang tua, pemahaman tentang perkembangan kognisi sosial orang dewasa, pegembangan metode penelitian gagasan orang tua, membantu merancang program peningkatan pengasuhan dan pendidikan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D137
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyanto
Jakarta: Gramedia, 2005
155.4 SET o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Rahmania
"Terdapat kebutuhan yang mendesak unluk mengerti proses perkembangan seperti apa yang memberikan kontribusi timbulnya conduct disorder pada anak-anak. Conduct disorder sendiri adalah suatu sindrom yang dikenal pada bidang psikiatri yang terjadi pada masa anak-anak dan remaja, serta memiliki karakteristik adanya suatu bentuk perilaku yang tidak mengikuti aturan-aturan dan perilaku antisosial dalam jangka waklu tertentu (Searight, Ronnek, & Abby, 2001).
Terdapat beberapa penjelasan leori mengenai agresifitas yang menjadi salah satu ciri dari anak conduct disorder. Menurut teori belajar, perilaku agresif yang tampil dipelajari anak melalui berbagai tindakan agresif yang mereka amati dari orang lain, misalnya dari orang tua, saudaranya dan teman-teman sepermainan. Selain itu, perilaku agresif ini juga dipelajari saat anak diberi perhatian dari orang dewasa. Keadaan sehari-hari yang tidak menguntungkan juga diyakini menimbulkan reaksi agzresif saat individu merasakan suatu kesulitan unluk rnendapatkan pemuasan kebutuhan atau mencapai tujuarmya (Schaefer & Millrnan, 1981). Baum (1989, dalam Wenar, 1994) melaporkan hahwa pada populasi yang mengalami conduct disorder sebanyak satu-perlima hingga satu-pertiganya mengalami masalah depresi.
Conduct disorder sendiri dapat dipengaruhi baik oleh faktor genetik maupun lingkungan. Resiko munculnya perilaku conduct disorder ini lebih besar terjadi pada anak yang orang tuanya atau saudara kandungnya mengalami antisocial personality disorder dan conduct disorder. Conduct disorder ini juga sering muncul pada anak dengan orang tua yang mengalami ketergantungan alkohol, gangguan mood, schizophrenia, ADHD dan conductdisorder (DSM-IV-TR, 2000).
Dari berbagai sumber, conduct disorder pada anak sering dikaitkan karena adanya masalah-masalah yang timbul dalam keluarga, psikoparologi pada orang tua, dan kondisi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan (Schachar & Tannock, 1995, dalam Mash & Wolf, 1999). Hal ini menimbulkan ketertarikan untuk meneliti dinamika yang terjadi dalam keluarga dari anak yang didiagnosis memiliki masalah atau kecenderungan conduct disorder melalui gambaran pola asuh yang diterapkan orang tua.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data yang bersumber dari 5 orang anak sesuai dengan data kasus yang ada pada Klinik Anak F. Psikologi UI dari tahun 2000 - 2003.
Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa semua pasangan orangtua pada anak-anak dengan masalah atau memiliki kecenderungan conduct disorder yang menjadi subjek dalam penelitian ini menerapkan pengasuhan yang tidak sama (inkonsisten), dimana antar orangtua sendiri tidak didapatkan kesepakatan mengenai pola asuh yang diberikan kepada anak. Pola asuh yang diterapkan kepada anak pada umumnya adalah pola asuh otoriter,
permisif dan rejecting/neglecting, dan tidak ditemukan orangtua yang menggunakan pola asuh otoritatif. Pada dimensi kontrol, seluruh subjek mendapatkan hukuman sebagai bentuk usaha orangtua untuk mendapatkan perilaku yang diharapkan, berupa bentakan-bentakan dan kata-kata kasar sampai dengan hukuman fisik mulai dari mengisolasi anak di ruangan, tidak
memperbolehkan masuk rumah hingga pukulan di badan. Tuntutan-tuntutan yang diberikan pun tidak disertai dengan pengawasan yang terus-menerus (konsisten) oleh orangtua. Ditemukan bahwa anak-anak disorder yang menjadi subjek penelilian ini kurang mendapatkan pemenuhan afeksi dari orangtuanya. Kurangnya pemberian afeksi kepada anak-anak oleh orangtua dikarenakan kesibukan orangtua dengan pekerjaannya atau dikarenakan orangtua yang
cenderung menutupi perasaannya sehingga iidak lancarnya interaksi dengan
muatan emosi antara oraugtua dan anak.
Keterbatasan penelitian ini adalah penggunaan data sekunder, dimana wawancara klinis tidak dilakukan langsumg oleh peneliti sehingga terdapat kemungkinan adanya data-data yang belum tergali. Selain itu, sampel yang digunakan terbatas hanya 5 subjek sehingga tidak dapat di generalisasi pada semua anak dengan masalah conduct disorder. Sehingga, untuk lebih memperkaya pengetahuan masalah conduct disorder ini, penelitian selanjutnya disarankan
dilakukan secara kuantitatif sehingga dapat dilihat seperti apa kecenderungan
pada populasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriati
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Pertiwi
"Diare merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada balita dan sering menyebabkan kematian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua terhadap diare pada balita. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 April-18 Mei 2008 di RW 02 Kelurahan Baru Pasar Rebo Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana. Teknik pengambilan sampel random sampling sejumlah 62 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner berisi pernyataan tentang persepsi orang tua mengenai definisi, penyebab, tanda gejala, penanganan, akibat dan pencegahan diare pada balita. Hasil penelitian menunjukkan 44 orang tua (70,97%) bersepsi negatif dan 18 orang tua (29,03%) berpersepsi positif. Kesimpulan penelitian ini persepsi orang tua terhadap diare pada balita adalah negatif. Penelitian ini merekomendasikan penelitian berikutnya membahas hubungan antar variabel dengan jumlah sampel lebih besar."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5878
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>