Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsuchiya, Kenji
Jakarta : Balai Pustaka , 1992
372.2 TSU dt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tsuchiya, Kenji
Honolulu: University of Hawaii Press, 1987
959.803 5 TSU d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febre, le W.
"Buku ini berisi mengenai pertemuan Taman Siswa, seorang guru muda yang berasal dari kalangan pengajaran bebas di negeri Belanda. Ia datang pertama kali di Indonesia pada tahun 1949 dan berdasarkan buku yang dibacanya (roman Suwarsih Djojopuspito) yang menarik perhatiannya, ia mencari kesempatan untuk berkenalan dengan sekolah-sekolah kita dan guru-gurunya ..."
Djakarta ; Surabaja: Penerbitan dan Balai Buku Indonesia, 1952
K 370.959 8 FEB t
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Darsiti Soeratman
Yogyakarta: [t.p.], 1974
320.992 S 300
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrachman Surjomihardjo
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1986
959.8 ABD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Tiatri
"Penelitian ini bertolak dari adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan dengan kenyataan dalam pendidikan dasar di Indonesia, yaitu kurangnya penguasaan materi
pelajaran dasar. Pentingnya penguasaan materi pelajaran khususnya Matematika dan Bahasa Indonesia membuat pengkajian terhadap faktor-faktor yang berperan terhadap prestasi belajar menjadi perlu. Dua faktor yang diteliti adalah faklor corak interaksi gum-
siswa dan motivasi berprestasi. Secara teoritis, kedua hal tersebut berperan terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini dikaji peran corak interaksi guru-siswa yang dipandang dari sudut penerapan prinsip Mediared Learning Experience (MLE) oleh guru terhadap
prestasi belajar siswa, peran motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar, dan kaitan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa
Sampel penelitian adalah para siswa kelas lima di enam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak SO siswa, yang ditetapkan melalui teknik accidental sampling. Pengarnbilan data dilakukan melalui skala yang disusun sendiri
oleh peneliti. Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS,menggunakan analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip MLE oleh guru tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Namun, dalam hal ini perlu dicatat bahwa
penelitian ini mengukur pcnerapan MLE yang dilakukan secara alami, bukan mengukur hasil suatu intervensi yang terstruktur, intensif dan bertarget.
Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berperan terhadap prestasi belajar, khususnya Matematika. Penerapan prinsip MLE oleh guru dan motivasi berprestasi pun ditemukan memiliki korelasi yang cukup kuat Di lain pihak, ditemukan
hasil bahwa penerapan prinsip MLE dan motivasi berprestasi secara bersama-sama tidak memiliki peran yang signifikan terhadap prestasi belajar.
Walau tidak ditemukan peran yang signifikan dan penerapan prinsip MLE oleh guru terhadap prestasi belajar, ditemukan hubungan yang signifikan antara penerapan
prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa Motivasi berprestasi ini pada gilirannya berperan terhadap prestasi belajar. Karena itulah penelitl tetap menyarankan
agar prinsip-prinsip MLE tetap dikaji dan dikuasai oleh para guru, digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan kognitif para siswa, dan sebagai cara mempengaruhi motivasi berprestasi siswa.
Saran untuk penelitian selanjutnya, agar dilakukan pengkajian terhadap peran penerapan prinsip MLE, dengan MLE yang dilaksanakan melalui intervensi yang terstruktur, intensif, bertargct. Disarankan juga agar menggunakan metode kualitatif, dan
pengkajian peran penerapan prinsip MLE terhadap variabel tujuan pendidikan lainnya."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Tiatri
"Penelitian ini bertolak dari adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan dengan kenyataan dalam pendidikan dasar di Indonesia, yaitu kurangnya penguasaan materi pelajaran dasar. Pentingnya penguasaan materi pelajaran khususnya Matematika dan Bahasa Indonesia membuat pengkajian terhadap faktor-faktor yang berperan terhadap prestasi belajar menjadi perlu. Dua faktor yang diteliti adalah faktor corak interaksi gurusiswa dan motivasi berprestasi. Secara teoritis, kedua hal tersebut berperan terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini dikaji peran corak interaksi guru-siswa yang dipandang dari sudut penerapan prinsip Mediated Learning Experience (MLE) oleh guru terhadap prestasi belajar siswa, peran motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar, dan kaitan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa. Sampel penelitian adalah para siswa kelas lima di enam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak 50 siswa, yang ditetapkan melalui teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan melalui skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS, menggunakan analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip MLE oleh guru tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Namun, dalam hal ini perlu dicatat bahwa penelitian ini mengukur penerapan MLE yang dilakukan secara alami, bukan mengukur hasil suatu intervensi yang terstruktur, intensif dan bertarget. Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berperan terhadap prestasi belajar, khususnya Matematika. Penerapan prinsip MLE oleh guru dan motivasi berprestasi pun ditemukan memiliki korelasi yang cukup kuat. Di lain pihak, ditemukan hasil bahwa penerapan prinsip MLE dan motivasi berprestasi secara bersama-sama tidak memiliki peran yang signifikan terhadap prestasi belajar.
Walau tidak ditemukan peran yang signifikan dari penerapan prinsip MLE oleh guru terhadap prestasi belajar, ditemukan hubungan yang signifikan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa. Motivasi berprestasi ini pada gilirannya berperan terhadap prestasi belajar. Karena itulah peneliti tetap menyarankan agar prinsip-prinsip MLE tetap dikaji dan dikuasai oleh para guru, digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan kognitif para siswa, dan sebagai cara mempengaruhi motivasi berprestasi siswa.
Saran untuk penelitian selanjutnya, agar dilakukan pengkajian terhadap peran penerapan prinsip MLE, dengan MLE yang dilaksanakan melalui intervensi yang terstruktur, intensif, bertarget. Disarankan juga agar menggunakan metode kualitatif, dan pengkajian peran penerapan prinsip MLE terhadap variabel tujuan pendidikan lainnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T37947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soekarno, 1901-1970
"Buku ini berisi amanat Presiden Soekarno pada pelantikan Majelis Pimpinan Nasional Pramuka dan amanat presiden di depan para pramuka tanggal 14 Agustus 1961 ..."
Djakarta: Departemen Penerangan RI, 1961
K 301.43 SOE g
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulansari
"Program pengajaran intensif diartikan sebagai program bimbingan belajar
yang diarahkan pada tujuan khusus dan dilaksanakan selama kurun waktu
tertentu. Sebagai salah satu bentuk bimbingan belajar yang memiliki tujuan
khusus yaitu tercapainya kesiapan dalam menghadapi ebtanas, program
pengajaran intensif lebih menekankan pada pembahasan soal-soal latihan ebtanas
dengan menggunakan berbagai jenis soal ebtanas yang pernah diselenggarakan.
Ciri khas dari pengajaran intensif yang berbeda dengan bimbingan belajar
menjadlkan pihak penyelenggara harus memiliki kiat-kiat khusus membahas
penyelesaian soal akan seringkali menimbulkan kejenuhan dalam diri peserta
terutama pada pelajaran yang bersifat hafalan.
Siswa sendiri sebagai peserta program pengajaran intensif dapat memilih
keikutsertaannya baik melalui program yang diadakan oleh sekolahnya, maupun
yang diselenggarakan oleh lembaga bimhingan belajar di luar sekolah. Pada
dasarnya siswa yang mengikuti program pengajaran intensif baik diluar sekoiah
maupun dalam lingkungan sekolah, memiliki alasan yang berbeda-beda dalam
proses keikutsertaanya. Hal ini akan mempengaruhi partisipasi aktif siswa
terhadap kegiatan tersebut. Dalam diri siswa yang akan menghadapi ebtanas
memiliki bentuk orientasi sasaran (goal orienlarion) dan self-ejicacy yang
berbeda, sehingga setiap siswa akan memiliki strategi dan cara pandang yang
berbeda terhadap program pengajaran intensif terscbut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan orientasi sasaran
(goal orientation) dan self-efficacy dengan prestasi belajar pada siswa peserta dan
non peserta program pengajaran intensif di sekolah. Penelitian ini khusus melihat
program pengajaran lntensif yang diberikan oleh sekolah karena beberapa tahun
belakangan ini program tersebut menjadi semacam program tahunan yang khusus
diberikan dalam rangka persiapan ebtanas. Siswa yang mejadi subjek penelitian
merupakan siswa yang berasal dad SLTP Negeri 73 dan SLTP Negeri 155, karena
pada kedua sekolah yang berlokasi di Jakarta Selatan tersebut tidak mewajibkan
siswanya untuk ikut dalam program pengajaran intensif di sekolah. Dengan
demikian pada kedua sekolah sekaligus ada siswa peserta dan non peserta
program pengajaran intensif di sekolah
Bentuk orientasi sasaran (goal orientation) seperti yang terdapat dalam
penelitian Ames & Archer (1988) memiliki dua bentuk yaitu mastery goal dan
pergfonnance goal Kedua bentuk orientasi sasaran (goal orientation) tersebut
akan dilihat pada siswa yang memiliki sasaran mastery akan berbeda dengan
siswa yang memiliki sasaran performance dalam memandang suatu tugas.
Penelitian ini berusaha mengungkap perbedaan bentuk orientasi sasaran (goal orientation) pada siswa peserta dan non peserta program pengajaran intensif dan
kaitannya dengan prestasi belajar yang akan ditampilkan mereka
Selain bentuk orientasi sasaran (goal orientation) siswa, penelitian ini juga ingin melihat perbedaan self-efficacy dan hubungannya dengan orientasi sasaran
(goal orientation) yang dimiliki siswa, serta kaitan keduanya dengan prestasi
belajar siswa. Self-efficacy yang digunakan dalam penelitian mengacu pada
penelitian Wood & Locke?s (1987) yang melihat self-efficacy pada aspek dalam
kinerja akademik kelas yaitu keyakinan terhadap konsentrasi kelas, ingatan,
pemahaman, penjelasan, membedakan konsep dan membuat kesimpulan
Alat ukur penelitian ini adalah skala orientasi sasaran (goal orientation)
yang terdiri dari sembilan aspek definisi sasaran dan skala self-efficacy. Alat ukur
telah melalui proses uji coba alat sebelum diberikan pada subjek penelitian di
kedua sekolah Dari kedua skala tersebut didapat hasil dari masing.masing bentuk
orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy yang pada akhimya
dihubungkan dengan nilai prestasi belajar siswa dalam bentuk NEM
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada perbedaan antara orientasi
sasaran (goal orientation), self-efficacy, dan prestasi belajar antara siswa pescrta
dan non peserta program pengajaran intensif di sekolah. Selain itu juga tidak
terlihat adanya hubungan antara orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy siswa dengan prastasi belajarnya, baik pada siswa peserta maupun non
peserta program pengajaran intensif di sekolah. Hasil penelitian juga
memperlihatkan adanya hubungan antara mastery goal dengan performance goal
dan self-efficacy pada siswa peserta pengajaran intensif di sekolah, namun tidak
terlihat hubungan antara mastery goal dan performance goal dengan self-efficacy
pada siswa non peserta program pengajaran intensif di sekolah Pada kedua
kelompok tidak memperlihatkan adanya peranan orientasi sasaran (goal
orientation) dan self-efficacy terhadap prestasi belajar siswa.
Pada penelitian lebih lanjut, disarankan agar mengadakan pengontrolan
yang ketat terhadap taraf kecerdasan siswa dan faktor sosial ekonomi siswa karena
prestasi belajar memiliki keterkaitan dengan kedua hal tersebut. Selain itu
disarankan untuk menggunakan disain penelitian pretest-posttest untuk
memperoleh gambaran mengenai bentuk dan hubungan orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy dengan prestasi belajar pada siswa peserta dan non
peserta program pengajaran intensif di sekolah sebelum dan setelah mengikuti
program pengajaran intensif Kemudian membandingkan kedua bentuk orientasi
sasaran (goal orientation) dan .self-efficacy serta prestasi belajar pada siswa
peserta dan non peserta program pengajaran intensif di sekolah
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Anto Eddy Wibowo
"Rekreasi merupakan salah satu jenis pariwisata khusus yang dilakukan oleh orang - orang yang menghendaki pemanfaatan hari - hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya. Warga Oepok telah menjadikan Kampus UI Oepok sebagai salah satu tujuan mereka untuk berekreasi pada hari minggu dan hari libur. Dengan berbagai fasilitas yang ada seperti danau dan hutan kota, telah menciptakan suasana yang asri dan indah serta udara yang segar dikawasan kampus sehingga menarik minat warga Oepok yang berada disekitar Kampus untuk datang berolahraga ataupun sekedar jalan-jalan menghirup udara segar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dimana terdapat konsentrasi pengunjung di Kampus UI Depok pada hari Minggu dan bagaimana karakteristik pengunjung tersebut berdasarkan asal pengunjung, dengan siapa pengunjung datang, transportasi yang digunakan, kegiatan yang dilakukan dan frekuensi kedatangan pengunjung ke Kampus UI Oepok dalam 1 bulan. Hasil dari penelitian diatas adalah sebagai berikut : Konsentrasi pengunjung Kampus UI Oepok pada hari minggu terdapat di lokasi-Iokasi yang memungkinkan untuk melakukan rekreasi yang berorientasi pada psychocentric. Konsentrasi tertinggi pad a hari minggu pagi dan sore terjadi pada lokasi-lokasi yang disertai dengan fasilitas belanja dan jajan, namun tidak pada lokasi yang sama. Pada hari minggu pagi konsentrasi pengunjung terdapat di hutan kota Kukusan Teknik, Stadion Olahraga UI, Kukusan Kelurahan, Oanau UI dan Gerbang Utama UI. Sedangkan pada hari minggu sore konsentrasi pengunjung terdapat di Danau UI, Stadion UI dan Situ Salam (Oanau Asrama UI). Sebagian besar (>50%) pengunjung Kampus UI Oepok pada hari minggu memiliki radius tempat tinggal 2 Km pada hari minggu pagi dan 1 Km pada hari minggu sore dengan frekuensi kunjungan lebih dari 2 kali dalam sebulannya. Pada umumnya datang berteman dengan berjalan kaki dan bersepeda. Pengunjung hanya melakukan 1 kegiatan saja di sekitar lokasi konsentrasi. Kegiatan yang paling dominan dilakukan pada pagi hari adalah berolahraga dan pada sore hari adalah bersantai menikmati pemandangan sekitar Kampus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S33561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>