Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Angela Ch.M.N. Abidin
"Dalam menghadapi era globalisasi, rumah sakit di Indonesia menghadapi tantangan untuk bersaing dengan rumah sakit lain, antara lain persaingan dalam hal menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya. Sebagai organisasi formal yang bertanggungjawab terhadap mutu pelayanan medik di rumah sakit, pada tahun 1996 dibentuk Komite Medik di PK St. Carolus.
Untuk memantau dan mengevaluasi kinerjanya, Komite Medik harus didukung dengan informasi yang cukup. Di lain pihak, MEPO (satuan kerja yang bertanggungjawab terhadap sistem informasi) selama ini dianggap sebagai pusat data dan informasi di PK St. Carolus. MEPO membagikan informasi ke unit-unit lain, termasuk untuk Direksi.Namun saat ini Komite Medik belum mendapat informasi yang spesifik yang diperlukan untuk menilai dan meningkatkan mutu pelayanan medik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung Komite Medik dan Direksi dalam menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan medik.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari wawancara terhadap 11 orang responden yaitu Direktur Medik; Koordinator Medik bidang Penyakit dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan Penyakit Kandungan; Ketua Komite Medik; Ketua Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan Medik, staf medik fungsional Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, teridentifikasi dua macam informasi yang dibutuhkan. Pertama informasi mengenai aspek organisasi dan kedua informasi mengenai aspek klinik. Pada aspek organisasional (yang disebut indikator organisasional) dibutuhkan informasi mengenai pemanfaatan rumah sakit, mutu pelayanan, kecukupan sumber daya, efisiensi dan kepuasan pelanggan. Pada aspek medik (disebut indikator klinik) dibutuhkan informasi mengenai pemakaian antibiotika, transfusi darah, infeksi luka operasi, lama tunggu sebelum operasi elektif, diagnosa pra dan pascabedah, kematian maternal akibat preeklampsia/sepsis/perdarahan, kematian bayi dengan BBL kurang dari 2500 gram, dan lama hari rawat.
Beberapa dari data dan informasi yang dibutuhkan sudah tersedia di MEPO. Dari hasil penelitian ini diharapkan Komite Medik dapat mulai bekerjasama dengan MEPO agar data dan informasi yang dikumpulkan oleh MEPO dapat bermanfaat bagi pelayanan medik dalam mengukur dan mengevaluasi mutu pelayanannya.

Analysis Of Information Needed To Evaluate Quality Of Medical Care At Sint Carolus HospitalFacing this globalization era, hospitals in Indonesia are challenged to enter healthy competition, one among it is the competition in creating and improving better quality in its care and service. Medical Committee, the formal organization structure which is responsible for the above task, has been established in St Carolus Hospital since 1996.
To monitor and evaluate its performance, the committee needs to be backed up with sufficient information. MEPO on the other side (the formal unit which is responsible for the information system) is regarded so far as the source of St. Carolus Hospital data and information. It disseminates its routine information to other units, included to the Directors and Medical Committee. What is lacking is that up to date MEPO could not provide the Medical Committee with specific information needed to support the Medical Committee and the Board of Directors to maintain and evaluate the quality of care.
Data was collected using a qualitative approach. From 11 respondents which are the Medical Director; Medical Coordinators of Internal Medicine, Surgery, Paediatrics, Obstetrics and Gynaecology; Chief of Medical Committee, Chief of Medical Quality Improvement Committee; and medical staffs of Internal Medicine, Surgery, Paediatrics, Obstetrics and Gynaecology, it is identified that two aspects of informations are needed. Firstly is the information on organizational aspects and secondly is the informations on the clinical aspects. On organizational aspects (which is named as organizational indicators), information on hospital utilization, quality of care, hospital resources, efficiency and customer satisfaction are needed. On medical aspects (named as clinical indicators), information on antibiotic use, blood transfusion, infection of post surgery wound, waiting time for elective surgery, difference of pre and post surgery diagnosis, maternal mortality caused by ecclampsialsepticemial haemorrhage, infant mortality with birth weight less than 2500 grams and length of stay are needed.
Some of information and data needed are available at MEPO. Based on this study, it is suggested that the Medical Committee could start to work closely with MEPO so sufficient and precise data and information gathered from MEPO could optimally useful for the medical care unit in assessing and evaluating the quality of its services and care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Apronso Lambohan
"Perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dari yang sederhana (terkecil) dan berkembang menjadi besar seperti rumah sakit (kompleks) umumnya berlangsung sedemikian rupa. Setiap jenjang perkembangan ini memerlukan suatu penetapan rencana strategis sehingga dapat melakukan pelayanannya dengan baik dan terus bertahan hidup.
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang terkompleks baik dari segi sumber daya yang digunakan maupun sistem yang berlaku.
Klinik citama yang sudah sembilan tahun hidup (sejak 1997) dan berkembang dengan baik dimana saat ini telah memiliki empat lokasi pelayanan kesehatan berupa klinik ingin mengembangkan diri menjadi rumah sakit. Tentunya diperlukan suatu telaah yang mendalam untuk memilih klinik yang akan dikembangkan menjadi rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa setiap klinik Citama melalui variabel Product Life Cycle yaitu : kunjungan, pendapatan, laba (rugi), arus kas, modal, pesaing. Sehingga dapat diketahui posisi saat ini menurut siklus hidup yang akan menjadi dasar penentuan alternatif strategi dan strategi terpilih.
Penelitian ini merupakan penelitian operasional (operational research) dimana analisa dilakukan dengan analisa deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatsjah Said
"Perubahan lingkungan, sosial, ekonomi dan politik di Indonesia sangat mempengaruhi kelangsungan organisasi-organisasi pelayanan. Perubahan-perubahan ini terus saja terjadi, sehingga rumah sakit terpaksa harus menyesuaikan diri secara terus menerus juga.
Rumah Sakit Marzuki Mahdi, sebagai suatu sistem yang aktif dan berkembang juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku masyarakat dan pola penyakit, perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan, tingkat ekonomi masyarakat, perubahan sistem pelayanan kesehatan dan sistem pembiayaannya, perubahan kebijakan pemerintah dalam bidang pelayanan kesehatan.
Sejalan dengan kemandirian rumah sakit dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan pelayanan kesehatan, dibutuhkan perencanaan strategis rumah sakit yang matang agar keputusan yang diambil sesuai dengan sasaran dari organisasi dalam rangka menyiapkan rumah sakit untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Dalam perencaaan tersebut, selain mengefisienkan program pelayanan yang telah ada, juga mengembangkan program pelayanan baru yang berorientasi kepada pasar. Seperti pelayanan kesehatan jiwa dengan MPKP, pelayanan program pemulihan yang komprehensif bagi penderita ketergantungan narkoba. Untuk itu sangat dibutuhkan adanya dokter-dokter spesialis non-psikiatri di RSMM.
Akhirnya, melihat sudah banyak dokter spesialis yang tersedia, di sisi lain kapasitas tempat tidur yang tidak terisi optimal, maka dikembangkanlah pelayanan umum dalam rangka optimalisasi sarana, prasarana dan SDM yang ada.
Untuk mencapai tingkat penggunaan yang optimal, harus dicari suatu strategi yang sesuai dengan keadaan rumah sakit. Dengan melakukan analisis situasi yang cermat dan pengambilan keputusan strategis, diharapkan dapat dipilih strategi yang tepat.
Dalam penyusunan strategi pengembangan pelayanan umum ini dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap masukan,dilakukan analisis Matriks EFE dan Matriks EFI. Pada tahap pencocokan, dilakukan analisis Matriks TOWS dan Matriks IE. Dan pada tahap keputusan dilakukan analisis QSPM.
Dari hasil Matriks IE, kedudukan RSMM berada pada pada sel V, posisi Hold and Maintain, sehingga strategi yang dianjurkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Pengembangan produk dan penetrasi pasar dilakukan dengan pengembangan ruang rawat inap, dan jenis produk lainnya. Serta mengoptimalkan sarana yang ada, termasuk pemasaran yang luas.
Sebagai saran, strategi yang terpilih sebaiknya dijabarkan dalam bentuk kegiatan sehingga lebih mudah dioperasionalkan
Dafar bacaan : 35 (1984 - 2004)

Strategy of General Service Development at RSMM, BogorThe changes of environment, social, economy and politic in Indonesia influence the continuation of organizations of service. These changes occur continually. Therefore, it forces the hospital to keep improving.
RSMM, as an active and developing system, is also strongly recommended to keep up with the changes of community behavior and diseases patterns, science and health technology development, economic level of the community, the changes of budgeting system, the changes of government policy related to health services.
Now that the hospital has to be self help in improving its efficiency of health service management, it needs to have good strategic planning so that every decision taken is the best for the target of the organization. Thus the hospital will be ready to face the changes.
In the planning, there should be both efficiency of service program provided and development of new service program oriented to market, e.g., mental health service with MPKP, comprehensive service of recovery program for drug abuser. That is why non psychiatric physicians of any specialization are urgently needed in RSMM.
The hospital has been provided with many physicians on the other hand the beds capacity is not optimally occupied. So, general service is developed to make use of the equipment and human resources.
To obtain the optimum usage, a special strategy for RSMM is really needed. By having careful situational analysis and making strategic planning, the suitable strategy can be selected.
There are 3 steps of compiling of general service development. At input stage, EFE and EFI Matrix analysis is done. At matching stage, TOWS Matrix and IE Matrix analysis is done. And at decision stage, QSPM analysis is done.
The result of IE Matrix, the position of RSMM is at cell V, position of Hold and maintain, so the strategy recommended is market penetration and product improvement.
Product improvement and market penetration is done by developing wards and other variation of product. Besides, optimizing the equipment and wide marketing can be done.
As the suggestion, selected strategies should be explained clearly in activities they must be operational.
References : 35 (1984 - 2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Andriani
"Rumah sakit sebagai salah satu usaha jasa di bidang kesehatan memasuki perkembangan baru dengan diberlakukannya peraturan pemerintah tentang pemberian izin bagi Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri untuk bergerak di bidang kesehatan dan peraturan pemerintah tentang swadana rumah sakit pemerintah. Hal ini membuka peluang bagi PT. Siloam Health Care Tbk sebagai perusahaan PMA pertama bergerak dalam bisnis penyedia jasa pelayanan kesehatan terkemuka di Indonesia yaitu Rumah Sakit. Siloam Gleneagles.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kualitas pelayanan di Rumah Sakit. Siloam Gleneagles, Tangerang. Secara lebih khusus penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis signifikansi hubungan variable bebas (Pelatihan dan Motivasi Kerja) dengan kualitas pelayanan di- Rumah Sakit. Siloam Gleneagles.
Populasi pada penelitian ini adalah para pelanggan dan karyawan Front Line Rumah Sakit Siloam Gleneagles sejumlah masing-masing 120 responden. SampeI ditetapkan menurut table Krejcie sebanyak 240 responden yang diambil dengan cara Cluster Proportionate Random Sampling, sehingga semua strata terwakili.
PengumpuIan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri darn dua bagian. Bagian pertama bersisi pertanyaan umum yang berkaitan dengan sosio-demografi, baik untuk pelanggan maupun karyawan Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Bagian ke dua pertanyaan khusus yang berkaitan dengan dimensi pelatihan (XI), dan dimensi motivasi kerja (X2) untuk karyawan Rumah Sakit Siloam Gleneagles, sedangkan dimensi kualitas pelayanan (Y) untuk pelanggan Rumah Sakit Siloam Gleneagles.
Pengolahan dan analisis data mengunakan komputer. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variable sosio demografi dengan kualitas pelayanan, digunakan tabulasi silang ( Crosstab ), sedangkan untuk menguji hubungan antara pelatihan, motivasi kerja dengan kualitas pelayanan digunakan korelasi.
Hasil analisis yang dilakukan balk menguunakan model regresi linier sederhana dan berganda Step Wise, menunjukkan bahwa variable pelatihan dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar terhadap kualitas pelayanan di Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Secara keseluruhan kontribusi ketiga variable tersebut terhadap kualitas pelayanan yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi 0, 501 pada pelatihan dan 0, 483 pada motivasi_
Berdasarkan analisis melalui regresi sederhana ditemukan adanya pengaruh positif antara pelatihan terhadap kualitas pelayanan menunjukkan nilai koefisien korelasi r = 0, 877 pada tingkat signifikansi 0,000. Artinya hubungan antara pelatihan dengan kualitas pelayanan positif. Besarnya sumbangan variable pelatihan terhadap kualitas pelayanan adalah 87,7 %, sisanya 12,3% ditentukan oleh variable lainnya.
Sedangkan nilai koefisien korelasi antara motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan sebesar r = 0, 853 pada tingkat signifikansi 0,000. Artinya hubungan antara motivasi kerja dengan kualitas pelayanan positif Besamya sumbangan variable motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan adalah 85,3%, sisanya 14,7% ditentukan oleh variable lainnya.
Berdasarkan analisis regresi berganda menunjukan bahwa pelatihan (X1) secara konsisten memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan sebesar R2 = 0,991 walaupun dikontrol oleh variable bebas lainnya. Begitu pula hubungan antara motivasi kerja (X2) secara konsisten - menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan sebesar R2 = 0,770 walaupun dikontrol oleh variable bebas lainnya.
Kesimpulan terhadap penelitian ini adalah adanya pengaruh positif antara pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan dapat diterima pada taraf signifikansi 0,000. Selain persepsi pelanggan terhadap 5 dimensi kualitas pelayanan di Rumah Sakit Siloam Gleneagles secara keseluruhan menunjukkan basil yang valid.
Sedangkan saran-saran terhadap penelitian ini adalah apabila pelatihan dan motivasi kerja yang diberikan belum memadai dan belum dapat diterima secara penuh oleh seluruh karyawan, akan berdampak pada penurunan kualitas pelayanan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan berbagai akibat kerugian pada perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
T410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badiah A. Molachele
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran pada khususnya, serta perkembangan masyarakat pada umumnya telah mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan baik jenis maupun mutunya. Orang-orang datang ke dokter/RS saat ini tidak semata-mata ingin penyakitnya sembuh. Penyembuhan sekarang perlu disertai dengan kenyamanan, baik oleh tenaga medis, suasana maupun dalam proses penyembuhannya. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, muncul rumahsakit-rumahsakit swasta yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Mereka tidak lagi sekedar sebagai lembaga sosial yang menolong orang sakit tapi lebih melayani orang sakit sebagai "konsumen" yang memiliki permintaan bermacam-macam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pelayanan yang ada di ruang rawat inap RS Fatmawati, juga mendapatkan gambaran tingkat kepuasannya dan mengetahui apakah pelayanan di ruang rawat inap mempunyai hubungan dengan tingkat kepuasannya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional dari data primer yang didapat melalui kuesioner.
Tehnik analisa adalah analisa deskriptif untuk mendapatkan gambaran pelayanan-pelayanan yang ada di ruang rawat inap dan analisa statistik untuk melihat ada tidaknya perbedaan penilaian oleh pengamat tentang keadaan objektif pelayanan yang ada di ruang rawat inap dengan persepsi pasien, dan untuk melihat apakah pelayanan di ruang rawat inap berhubungan dengan tingkat kepuasannya.
Hasil penelitian menunjukkan pelayanan di ruang rawat inap pada umumnya adalah baik dan pasien merasa puas atas pelayanan tersebut. Penilaian oleh pengamat terhadap pelayanan dokter, perawat, fasilitas, berbeda dengan penilaian oleh pasien. Sedangkan untuk penyediaan lingkungan ruang rawat dan pelayanan makanan/menu, keduanya menilai sama. Pelayanan-pelayanan di ruang rawat inap mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan-pelayanan tersebut.
Berdasarkan hasil yang didapat, maka saran-saran yang dikemukakan adalah mengadakan penilaian mutu pelayanan dengan melihat pada aspek kepuasan pasien secara berkesinambungan, pelayanan makanan/menu perlu untuk ditingkatkan, demikian juga keadaan lingkungan ruang rawat perlu perbaikan untuk dapat memberikan kepuasan pada pasien. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Untoro
"Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bekasi merupakan bagian dari 14 Poliklinik rawat jalan dengan jumlah pasien terbanyak (21,69%) dan rata-rata 414 pasien per minggu. Pada jam-jam tertentu (antara 07.00-10.00) dan hari tertentu (Senin) jumlah pasien yang banyak menyebabkan waktu tunggu menjadi panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan mengembangkan model antrian yang sesuai agar pasien tidak perlu menunggu lama dan fasilitas yang tersedia dipergunakan efektif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional dan penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara stratified random sampling dari 20% pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bekasi pada hari kerja dari tanggal 2 Juni sampai dengan 7 Juni 1997.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa: rata-rata kedatangan (lamda) adalah 16 pasien tiap jam, rata-rata pelayanan (miu) adalah 10 pasien tiap jam, lama tunggu pemeriksaan 1 jam 22 menit dengan utilisasi sebesar 52,59 %. Faktor-faktor yang menyebabkan waktu tunggu dalah sistem antrian, lama pemeriksaan dokter, kedatangan dokter terlambat dan kedatangan pasien yang tidak terjadual.
Untuk mengurangi waktu dibuat model antrian M-M-2-I, dari hasil simulasi tersebut didapat rata-rata lama menunggu pasien dalam antrian sebesar 4 menit dan waktu tunggu dalam sistem sebesar 9 menit. Dengan menggunakan model ini diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan utilisasi melalui peningkatan displing kedatangan dokter dan penjadwal kedatangan pasien.

Internal Medicine Outpatient Department is one of fourteen outpatient department in Bekasi District Hospital. This outpatient department has the highest number of patients compared to other, with an average 414 patients per week. During the peak hours between 07.00-10.00 and on Monday, the number of patients visiting outpatient is high and they have to wait for a long time before doctor s examination.
The objective of this study was to find out of the waiting time of the patient, the contributing factors, and to develop appropriate queueing model to avoid a long waiting time and increase the utilization of facilities effectively.
This study was a combination of cross sectional and operational research by using quantitative analysis. Sample was taken from 20% of Internal Medicine OPD in Bekasi District Hospital who came in workdays from 2 June up to 7 June 1997. Data analysing was done by using Microsoft Excel 5.0 software with Queueing System Simulation (QSB).
This study revealed that the average waiting time is 72 minutes and the average proportion of patients came from 07.00-10.00 is 95%. It was found out that the factors that cause a long waiting time were the queueing system, the length of doctor s examination, the unpunctuality of doctor s arrival and the patient s unscheduled visit. In order to reduce the waiting time one model was developed, namely the queueing model M-M-2-1.
Based on simulation it was indicated that the average time patient has to queue is 4 minutes and the waiting time in the system is 9 minutes. By using this model, it is expected that the waiting time could be decreased and utilization of service can be increased through improving the punctuality of doctor s arrival and scheduling the patients visit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T9536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Astrie Anggraini
"Untuk menilai keberhasilan pelayanan rumah sakit digunakan beberapa indikator. Ada beberapa indikator yang mempunyai nilai standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia tanpa memperhatikan variabel-variabel yang benar-benar signifikan mempengaruhi indikator tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini diidentifikasi variabelvariabel yang signifikan mempengaruhi masing-masing indikator dengan menggunakan metode analisis multivariat yaitu multipel regresi untuk selanjutnya diperoleh model persamaan regresi. Dengan diketahuinya variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi masing-masing indikator tersebut, maka dapat dilakukan peramalan nilai indikator dengan menggunakan model yang dihasilkan untuk digunakan dalam menentukan nilai standar indikator pada tahun berikutnya.

Several indicators can be used for assesing the success of hospital services. There are indicators that have standard values established by Department of Healthy for all Indonesian hospitals without paying attention to variables that truly significant influencing that indicators. Therefore in this research will be identified the significant variables that influence each indicator with using multivariate analysis method, i.e multiple regression to get several regression equation model. Known of the significant variables that influence each indicator, so can predicted the value each indicator using a model to be used for determining indicators standard value in the next year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26211
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Anggita S.P
"Analisis waktu tunggu pemberian informasi tagihan pasien pulang rawat inap bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan administrasi rawat inap yang diberikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien pulang rawat inap yang dilihat dari aspek input, proses dan output. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kualitatif deskriptif analitik yang didukung dengan studi kuantitatif. Seluruh data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara tidak berstruktur, wawancara mendalam, penelaahan dokumen dan perhitungan waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu proses di bagian administrasi rawat inap adalah 135,57 menit (≥ 2 jam). Dengan waktu tercepat yaitu 39 menit dan waktu maksimum mencapai 375 menit (6 jam 25 menit). Proses penyelesaian administrasi pasien rawat inap dipengaruhi oleh SDM, kebijakan, SIM RS, lama hari rawat dan jumlah pasien. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah waktu tunggu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap yang akan pulang masih tergolong lama ≥ 2 jam.
Waiting time Analysis of giving claim information for home-hospitalized patients is aimed at maintaining and increasing quality of administration service of hospitalization.
This study is conducted to find the time rates analysis from the perspective of input, process and output. Type of the study is qualitativedescriptive-analytic which is supported by quantitative study. Data of the study were collected from unstructured interview, in-depth interview, document analysis and time rating. The result shows that the average time rate of administration process of hospitalization was 135,57 minutes (> 2 hours). The fastest time rate was 39 minutes and the maximum time rate was achieving 375 minutes (6 hours 25 minutes).
This result was influenced by human resources, policy, information management system in the hospital (SIM RS), duration of hospitalization, and number of the patient. In conclusion, waiting time of giving claim information for home-hospitalized patient is still categorized as long-awaited time which is more than 2 hours.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zaenudin
"Dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus berusaha untuk memperoleh pendapatan yang optimal. Sumber perolehan pendapatan adalah penjualan produk perusahaan. Aktivitas penjualan dapat terdiri dari penjualan barang maupun penjualan jasa. Komoditi yang dijual pada sebuah rumah sakit adalah jasa. Penjualan terjadi jika sebuah rumah sakit menyerahkan jasa perawatan pada pasien. Aktivitas jasa perawatan dimulai ketika pasien diterima di bagian hospital admitting hingga saat pembebanan terhadap pasien atas jasa perawatan yang diterima di bagian administrasi.
Terjadinya kesalahan pada: Pencatatan bukti layanan, perhitungan tagihan, pencatatan pembukuan baik disengaja maupun tidak disengaja dapat merugikan keuangan rumah sakit atau pihak penanggung hiaya layanan rumah sakit.
Temuan di Instalasi rawat inap dan di Bagian keuangan RSD Ciawi kabupaten Bogor menunjukan adanya perbedaan pencatatan pendapatan rawat inap antara di Instalasi rawat inap dengan di Bagian keuangan. Hal itu menunjukkan sistem pengendalian pendapatan kurang optimal.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pengendalian penerimaan pendapatan rawat inap yang meliputi tahap pra penerimaan, mhap penerimaan, tahap perawatan, tahap penataan rekening, tahap penyetoran, dan tahap akuntansi.
Penelitian dilakukan di RSD Ciawi Kabupaten Bogor. Penelitian dibatasi hanya dilakukan di Bagian keuangan penerimaan keuangan rawat inap dan Instalasi rawat inap yang dilakukan dari bulan Oktober 2005 sampai dengan bulan Pebruari 2006.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuesioner dan telaah dokumen.
Hasil penelitian didapat data bahwa sistem pengendalian pendapatan rawat inap di RSD Ciawi Bogor masih terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan itu adalah tidak ada kegiatan pra penerimaan. Pada tahap penerimaan petugas pendaftaran kurang memberikan penjelasan tentang pembebanan biaya yang akan dibebankan kepada pasien. Tahap perawatan di RSD Ciawi kabupaten Bogor difokuskan pada asuhan keperawatan, tetapi masalah pembebanan biaya agak terabaikan. Kelemahan pada tahap penataan rekening adalah penataan rekening tidak dilakukan secara bertahap pada saat pasien berada dalam perawatan, tetapi dihitung pada saat pasien akan pulang, penghitungan rekening dilakukan berdasarkan seluruh formulir pembebanan biaya baik dari unit pelayanan, unit penunjang, obat-obatan, alat kesehatan maupun tindakan medis lainnya. Tarif pelayanan disesuaikan dengan Perda. Pada tahap penyetoran terdapat dua kegiatan penyetoran; pertama penyetoran dari kasir atau pembantu pemegang kas penerimaan ke bendahara penerimaan atau pemegang kas penerimaan; kedua adalah penyetoran dari pemegang kas penerimaan ke kas pemda yang bertempat di Bank Jabar cabang kabupaten Bogor. Di RSD Ciawi Bogor belum ada suatu sistem akuntansi yang memadai, pencatatan yang dilakukan belum beraturan dan laporan-laporan yang dibuat belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian bahwa kegiatan pengendalian pendapatan instalasi rawat inap di RSD Ciawi kabupaten Bogor masih belum memadai. Hal itu dapat dilihat dari tidak adanya pelaksanaan tahap pra penerimaan Serta pelaksanaan tahapan-tahapan yang masih kurang sesuai dengan harapan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Daniel Wisuda
"Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang melayani pasien dengan berbagai jenis pelayanan, dan harus ditunjang dengan mutu pelayanan yang bagus untuk mencapai kepuasan pelanggan. Sedangkan kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya. Dengan demikian, kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari persepsi atas kinerja, dan harapan.
Tujuan dari penelitian adalah: 1) untuk mengetahui karakteristik pelanggan rawat inap RSPMK; 2) untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan rawat inap RSPMK di Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan survei memakai sampel pasien RSPMK, dan dilaksanakan sepanjang bulan Desember 2011, serta sifat penelitian adalah perpaduan kuantitatif dan kualitatif. Sampel diambil dari semua pasien rawat inap RSPMK sebanyak 63 responden.
Ada dua jenis pertanyaan pada kuesioner yaitu: 1) Pertanyaan tertutup dengan skala ukuran sikap dari Likert, dan diurut dari sikap yang negatif sampai dengan sikap positif; 2) Pertanyaan terbuka yang bersifat komentar jawaban skala ukuran sikap dari Likert tersebut. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan teknik analisis statistik menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS Release 17.
Hasil olah data dan analisa data dapat ditarik kesimpulan mengenai karakteristik responden adalah mayoritas responden berumur antara 21 sampai dengan 30 tahun dengan tingkat pendidikan dengan pendidikan strata satu. Kebanyakan mereka bekerja sebagai karyawan serta memiliki penghasilan lainnya diluar pilihan yang telah ditetapkan dalam kuesioner. Sedangkan hasil olah data dan analisa data tingkat kepuasan pelanggan rawat inap RSPMK baik itu dalam dimensi yang berwujud (tangibles), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), keyakinan (assurances), dan empati (emphaty) dari RSPMK baik itu dalam pertanyaan tertutup maupun pertanyaan terbuka yang disebarkan lewat kuesioner dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan RSPMK adalah baik. Meskipun demikian, ditemukan pula beberapa komentar positif dan negatif dari responden.
Komentar positif mengenai tingkat kepuasan pelanggan RSPMK antara lain kamarnya nyaman, menu makanannya lumayan, gedungnya bagus, dan memiliki standar rumah sakit swasta agar terus dipertahankan terutama dalam jaminan perusahaan cepat sekali pelayannya termasuk konfirmasi ke perusahaan asuransi, sudah cukup baik pelayanannya, terutama dokternya baik apalagi dokter anastesinya, ramah dan santun, juga perawatnya baik, pertahankan kualitas kamar, dan yang penting murah tarifnya.
Sedangkan komentar negatif mengenai kepuasan pelanggan RSPMK antara lain fasilitasnya mohon lebih diperhatikan terutama kamar mandinya, pelayanannya kurang bersahabat terutama pelayanan administrasi lebih diperhatikan pada bagian pendaftaran, perawatnya lamban sekali dalam bekerja serta kurang empati, penangan pasien lama, berisik karena pengunjung malam hari masih ada dikamar, pelayanan dokternya tidak jelas jam kunjungnya, dan kebanyakan datang pada sore hari, tarifnya agak agak mahal, ada beberapa lalat yang mengganggu di ruang perawatan, jam kunjungan atau besuk tidak jelas.

The hospital is an integral part of overall health care system which serves patients with various types of service, and must be supported with a good quality service to achieve customer satisfaction. While customer satisfaction is feeling happy or disappointed someone who comes from a comparison between his impression on the performance of a product and hope. Thus, customer satisfactionis a function of perceptions of performance, and expectations.
The purpose of the study are: 1) to investigate the characteristics of inpatient customers RSPMK; 2) to assess the extent of customer satisfaction RSPMK hospitalization in West Jakarta. This research was conducted with a survey using a sample of patients RSPMK, and carried out throughout the month of December 2011, as well as the nature of the study is a combination of quantitative and qualitative. Samples were taken from all patients hospitalized RSPMK were 63 respondents.
There are two types of questions on the questionnaire were: 1) Closed questionswith a Likert scale measure of attitude, and sorted from negative attitudes topositive attitudes, 2) Open-ended questions which answers are comments from the Likert scale that measures attitudes. The data collected was then processed andanalyzed with statistical analysis techniques using SPSS software applications Release17.
Results and analysis of data if the data can be deduced about the characteristics ofthe respondents are the majority of respondents aged between 21 to 30 years by level of education with undergraduate education. Most of them work as employeesas well as having other income outside the selections you have made in the questionnaire.
Positive comments about the level of customer satisfaction RSPMK includecomfortable rooms, decent food menu, great building, and has a standard private hospitals in order to be maintained, especially in fast company guarantees servants including confirmation to the insurance company, the service is quite good, especially the good doctor let alone anastesinya doctor, friendly and courteous, also a good nurse, maintain quality of the rooms, and an important low-costtariffs.
As for negative comments about customer satisfaction among other amenities RSPMK more please note especially the bathroom, his ministry of service, especially unfriendly administration of more attention on the part of the registration,the nurse slow once in work as well as less empathetic, patient handling long, noisy evening because visitors are still there's room, physician services is not clear at his visit, and most came in the afternoon, the tariff is somewhat a bit expensive, there are some flies that interfere in the treatment room,visiting hours are not clear.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T41418
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>