Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121706 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Thobib Al-Asyhar
"Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress, yaitu masa pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis yang bervariasi. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh. Bila aktivitas remaja tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja sering meluapkan kelebihan energinya ke arah yang negatif (kenakalan remaja), seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan obat terlarang, pergaulan seks bebas, dan sebagainya.
Data kasus kenakalan remaja yang tercatat di kepolisian dapat dijadikan bukti betapa ada masalah yang cukup serius terhadap efek dari rendahnya pengendalian emosionalitas dan lemahnya kontrol spiritualitas remaja. Meskipun berbagai upaya pengendalian kenakalan remaja dilakukan oleh berbagai pihak, namun trend kenakalan remaja juntru cenderung meningkat.
Unit Kegiatan Rohani Islam (Rohis) di lingkungan sekolah formal, khususnya Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) merupakan salah satu model pembinaan remaja di sekolah. Unit Kegiatan Rohis mengusung konsep pembinaan mental pesertanya dengan memberikan penanaman nilai keagamaan siswa melalui Mentoring Tarbiyah.
Masalah tersebut menarik diteliti untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Mentoring Tarbiyah terhadap tingkat kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa. Untuk menfokuskan pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada masalah¬masalah yang terkait dengan pengaruh Mentoring Tarbiyah terhadap tingkat kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) siswa (peserta).
Kerangka teori dalam penelitian ini adalah mengungkap pengaruh Mentoring Tarbiyah (X) yang memiliki enam indikator: tujuan (XI), murabbi (X2), mutarabbi (X3), materi (X4), manhaj (X5), dan lingkungan (X6) terhadap Kecerdasan Emosional (Yl) dan Kecerdasan Spiritual (Y2). Kerangka teori dan basil analisisnya memunculkan hipotesis yang dapat diajukan sebagai berikut: (1) Mentoring Tarbiyah memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa (mutarabbi), dan (2) Mentoring Tarbiyah memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat kecerdasan spiritual siswa (mutarabbi).
Metode penelitian menggunakan metode eksplanatif, yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausalitas atara dua variabel atau lebih. Penelitian ini akan menelusuri seberapa besar pengaruh Mentoring Tarbiyah terhadap tingkat kecerdasan emosional dan keceradasan spiritual siswa. Pola yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data.
Berdasarkan penelitian di lapangan terhadap Unit Kegiatan Rohani Islam (Rohis) SMAN di Jakarta, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Faktor Murabbi paling tinggi pengaruhnya terhadap tingkat Kecerdasan Emosional (EQ) siswa dibandingkan dengan faktor Manhaj, Tujuan Mentoring Tarbiyah, Mutarabbi dan Lingkungan. Sedangkan faktor Materi tidak berpangaruh secara positif terhadap Kecerdasan Emosional (EQ).
2. Faktor Mutarabbi paling tinggi pengaruhnya terhadap tingkat Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa dibandingkan dengan faktor Tujuan Mentoring Tarbiyah. Sedangkan faktor Lingkungan, Manhaj, Materi dan Murabbi tidak berpangaruh secara positif terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ).

Adolescent period is also known as storm and stress period, is an emotional upheaval period which is followed by rapid physical growth and many kinds of psychic growth. The emotional upheaval that occurs to adolescent can't be released of any influences. If their activities can't help to fulfill their needs of fluctuation energy, they often overflow their energy tending to the negative ways, like engaging in a gang fight, drugs consuming, free sex, etc.
Adolescent delinquency case data?s noted at the police department could be the evidence that there are some serious problems about the effect of low control of the adolescent emotional and also the low control of the adolescent spirituality. In spite of some people doing many efforts to control the adolescent delinquency, yet the adolescent delinquency trends tend to increase.
Unit Kegiatan Rohani Islam (Rohis) in formal school spheres, especially High School / Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) is one of the adolescent construction models at school. Rohis Activity Unit brings the concepts about constructing the member spirituality by giving spiritual value plantation with Mentoring Tarbiyah.
It's so interesting to do some further research about how far will the effect of Mentoring Tarbiyah go to the students' emotional and spiritual Quotient level. Focusing the study of the research, the research is limited by the problems that interrelated by the effects of MT to the students' EQ and SQ.
The theory framework of the research is revealing the effect of MT which has six indicators: aims (X1), murabbi (X2), mutarabbi (X3), materials (X4), way of life/manhaj (X5), and circles (X6) to Emotional Quotient (Y 1) and Spiritual Quotient (Y2).The theory framework and the analysis results show the hypothesis as follows: I. MT has any important contributions to the students/ mutarabbi Emotional Quotient level. 2. MT has any important contributions to the students/ mutarabbi Spiritual Quotient level.
The research's methodology is using Explanative method; the goal of the research is headed for explaining the causality relations between two variables or more. It will research how far the effects of MT go to the students EQ and SQ level. The research uses the pattern of survey method, which is using questionnaire as a major instrument for gaining data's.
According to the field research to Unit Kegiatan Rohani Islam (Rohis) SMAN at Jakarta, there are some conclusions:
a. Murabbi factor has most influence to the students' EQ level than manhaj, aims, mutarabbi and circles. But the materials factor hasn't influenced to the students' EQ level.
b. Mutarabbi factor has most influence to the students SQ level than aims. But circles, manhaj, materials and murabbi factor hasn't influenced to the students' SQ level.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Baradi Pratama
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengalaman kerja, kegiatan kemahasiswaan, dan persepsi mengenai transisi kerja terhadap adaptabilitas karier mahasiswa akuntansi. Sampel dari penelitian ini adalah 207 mahasiswa jurusan akuntansi program studi S1 Reguler, Paralel dan Ekstensi serta S2 Magister Akuntansi MAKSI dan Program Pendidikan Akuntansi PPAK Universitas Indonesia. Adaptabilitas karier diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale CAAS ?International Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan menunjukkan tingkat Concern yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak terlibat dalam kegiatan serupa, serta tingkat Concern, Curiosity dan skor CAAS yang lebih tinggi bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan kemahasiswaan dengan jumlah dan jumlah jenis tertentu. Mahasiswa yang memiliki ekspektasi terkait kesulitan dalam transisi kerja menunjukkan tingkat Control yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki ekspektasi serupa. Dalam penelitian ini tidak ditemukan perbedaan tingkat adaptabilitas karier yang signifikan terkait faktor pengalaman kerja. Selain itu, dilakukan analisis kualitatif berupa summative content analysis yang menemukan bahwa berbagai isu terkait adaptasi dan diri sendiri merupakan hal yang paling banyak dianggap oleh mahasiswa sebagai masalah terkait transisi kerja. Hasil yang didapat mendukung pentingnya keberadaan kegiatan kemahasiswaan, dan bagi penyelenggara pendidikan tinggi, pentingnya mempersiapkan mahasiswa agar dapat melewati masa transisi kerja dengan sukses.

ABSTRACT
The purpose of this research is to explore the relationship between career adaptability, work experience, extracurricular activities and work transition in accounting students. Samples used in this research consist of 207 undergraduate and graduate students of accounting at the University of Indonesia. Using the Career Adapt Abilities Scale CAAS International Form, the differential analysis evidenced that students who participate in extracurricular activities scored higher on the subscales of concern. Also, students who participate in a certain number of extracurricular activities and categories scored higher on the subscales of concern, curiosity, and the overall CAAS score. No statistical differences emerged regarding work experiences. Meanwhile, students who do not anticipate difficulties in work transition displayed higher scores on the subscale of control than did their peers who anticipate difficulties in such transitions. Moreover, the result of qualitative analysis by using summative content analysis also shows that adaptation and self related issues are being regarded as work transition related difficulties presently dominant between accounting students. The obtained results support the importance of student involvement in extracurricular activities and for respective universities and faculties to foster career adaptability during higher education studies to help graduates manage the transition to professional contexts."
pengalaman kerja; kegiatan kemahasiswaan; transisi kerja; karier; mahasiswa , 2017
S67912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Padmosantjojo
"
ABSTRAK
Kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa diadakan dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat dan keterampilan yang dimiliki. Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kampus karena kegiatan ekstrakurikuler ini dinilai mampu menampung minat sosial yang besar dari sebagian besar mahasiswa. Oleh karena itulah, kegiatan ekstrakurikuler ini perlu dikembangkan seluas mungkin, sejauh pelaksanaannya tidak melanggar jalannya kegiatan kurikuler (Cole & Hall, 1970). Namun, kecenderungan yang seringkali timbul di antara mahasiswa adalah bahwa mereka lebih senang membuang-buang waktu pada kegiatan yang bersifat menyenangkan daripada mengeijakan tugas atau kegiatan yang sebenamya penting untuk segera dikeijakan (Kalechstein dkk, 1989). Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu contoh bentuk kegiatan yang dianggap menyenangkan oleh mahasiswa karena dalam kegiatan ekstrakurikuler mereka dapat menyalurkan seluruh minat dan keterampilan mereka. Oleh karenanya, tak heran jika seringkali mahasiswa terlihat begitu larut dan aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, sehingga lebih banyak waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan ekstrakurikuler daripada waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas kurikuler. Akibatnya, hal ini akan mengganggu waktu belajar secara efektif (Brown & Holtzman, 1967). Kecenderungan ini juga terlihat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Agar kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler ini betul-betul dapat dijalankan mahasiswa dengan seimbang dan tidak tumpang tindih, mahasiswa dituntut untuk mengatur waktunya secara lebih serius dengan melakukan suatu manajemen waktu. Dengan manajemen waktu, mahasiswa dapat menjadikan waktunya menjadi lebih produktif, dengan mengatur apa yang dilakukan dalam waktu tersebut (Higgins, 1982). Menurut penelitian Macan dkk (1990), mahasiswa yang dapat mengembangkan manajemen waktu dilaporkan memiliki performa yang lebih baik, tidak menghadapi ketumpangtindihan dan kebingungan peran, dapat mengurangi beban keija yang beriebihan, serta dapat memperkecil gangguan stress yang seringkali dihadapi. Dengan demikian diharapkan meskipun seorang mahasiswa terlibat dalam banyak kegiatan ekstrakurikuler, hal tersebut tidak akan mengganggu waktu belajamya karena ia telah dapat mengelola waktunya secara baik dengan menerapkan manajemen waktu. Menurut Canfield (1987), ada 4 aspek dalam manajemen waktu, yakni 1) menetapkan prioritas, 2) membuat perencanaan, 3) melakukan efisiensi keija, dan 4) mengembangkan sikap disiplin diri.
Penelitian ini mengungkap apakah ada hubungan antara manajemen waktu dan aspek-aspeknya dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1) Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler dan 2) Inventori Pemanfaatan Wato (Time Problems Inventory) yang disusun oleh A. A. Canfield dan telah dimodifikasi serta di-Indonesiakan. Sedangkan subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang tengah mengambil mata kuliah Diagnostik V. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Incidental Sampling, yaiUi subyek yang dipilih untuk dijadikan sampel merupakan sampel yang paling dimungkinkan didapat (Guliford & Fruchter, 1978). Pelaksanaan pengambilan data dilakukan secara massal di ruang kuliah 201-202 Gedung D Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek prioritas, aspek perencanaan, aspek disiplin diri dalam manajemen waktu dan manajemen waktu itu sendiri dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dan 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek efisiensi keija dalam manajemen waktu dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Menurut penulis, koefisien korelasi yang tidak signifikan pada beberapa aspek di atas dengan kegiatan ekstrakurikuler disebabkan karena 1) indeks reliabilitas alpha yang rendah pada aspek-aspek tersebut dan jumlah item yang kurang banyak sehingga setelah item-item yang tidak valid digugurkan, jumlahnya menjadi sangat kurang, 2) keterbatasan penetapan sampel yang hanya sebatas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Diagnostik V saja juga menyebabkan penelitian ini membuahkan hasil yang kurang tajam dalam melihat keterkaitan antar variabel karena sampel kurang mewakili keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 3) variabelvariabel lain, seperti keadaan sosial ekonomi mahasiswa, yang tidak dikontrol dalam penelitian ini, juga turut mempengaruhi tidak signifikannya korelasi yang didapatkan antara variabel-variabel penelitian.
Saran-saran diajukan untuk penelitian lebih lanjut antara lain dalam hal alat, sampel, dan variabel-variabel lain yang belum dikontrol. Daftar Bacaan: 24 literatur (1967 - 1996)
"
1998
S2890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Prasetyantoko
Jakarta: Yayasan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Supremasi Hukum, 2001
371.8 PRA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Evivania Judea Hasiannami
"Seiring meningkatnya tantangan dari dunia kerja, hadirnya pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman baru bagi kelompok dewasa muda, khususnya para mahasiswa yang akan menjalani transisi sekolah ke kerja. Dalam penelitian ini, adaptabilitas karier dilihat sebagai kemampuan yang dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman tersebut. Untuk lebih memahami pengembangan adaptabilitas karier, peneliti ingin melihat pengaruh yang dimiliki jenis goal orientation terhadap adaptabilitas karier dengan mediator keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Studi cross-sectional dilakukan dengan mengumpulkan partisipan berupa mahasiswa sarjana tingkat akhir dan fresh graduates dari berbagai universitas di Indonesia. Berdasarkan data dari 351 partisipan, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler memediasi secara parsial hubungan learning goal orientation dengan adaptabilitas. Lalu, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler memediasi secara penuh hubungan performance-approach goal orientation maupun performance-avoidance goal orientation dengan adaptabilitas karier. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menjelaskan proses goal orientation memengaruhi adaptabilitas karier. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa masing-masing jenis goal orientation dapat mengembangkan adaptabilitas karier melalui pengaruhnya terhadap keterlibatan dalam ekstrakurikuler.

Along with the increasing challenges from the labour market, the presence of the COVID- 19 pandemic has become a new threat for young adults, especially university students who are about to undergo the school-to-work transition. In this research, career adaptability is proposed as an ability that could help students face those challenges. Therefore, this research is expected to help increase the understanding related to development of career adaptability. Using a cross-sectional study design, a survey of final year undergraduate students and fresh graduates from various universities in Indonesia examined the effect that each type of goal orientation has on career adaptability with involvement in extracurricular activities as a mediator. Based on data collected from 351 participants, involvement in extracurricular activities partially mediated the relationship between learning goal orientation and career adaptability. Results also showed that involvement in extracurricular activities fully mediated the relationship between performance-approach goal orientation and performance-avoidance goal orientation with career adaptability. The results indicate that involvement in extracurricular activities can explain how goal orientation affects career adaptability. In addition, research also shows that each type of goal orientation can develop career adaptability through its influence on involvement in extracurricular activities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, 2000
371.8 AGA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki
"Analisa Hubungan Mahasiswa-Universitas dan Reputasi Universitas terhadap Niat Perilaku Mendukung Mahasiswa Studi Kasus Mahasiswa STBA LIA Jakarta Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memiliki niat berperilaku mendukung terhadap universitas. Teori utama yang digunakan yaitu hubungan organisasi-publik, reputasi organisasi dan niat perilaku mendukung. Teori hubungan organisasi dan publik dipilih karena teori ini bisa diterapkan pada institusi pendidikan dengan salah satu publiknya yakni mahasiswa. Selain itu, teori reputasi organisasi dipilih karena reputasi adalah unsure penting yang bisa mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat eksplanatif melalui metode penelitian berupa survei dengan menyimpulkan bahwa hubungan mahasiswa-universitas dan reputasi universitas dapat memicu niat perilaku mendukung mahasiswa terhadap universitas.

An Analysis of Student University Relationship and Reputation toward Students rsquo Supportive Behavioral Intentions Case Study of STBA LIA Jakarta This thesis discusses about factors that foster university students rsquo behavioral intentions to the university. This research employs organization public relationship and organizational reputation as the main theories. The organization public relationship theory was selected as it could be applied to university with students as one of its public. Meanwhile, organizational reputation theory defines that reputation is essential for organization and may affect performance. This research implemented explanatory quantitative approach with survey as its research method, which concludes that the student university relationship and university reputation can foster students rsquo behavioral intention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T47532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>