Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marny P. Nanjan
"Data statistik menginformasikan bahwa pedagang di Kota Madya Salatiga didominasi oleh kaum perempuan, juga kegiatan dagang beras. Hal tersebut didukung,oleh nilai-nilai sosial budaya Jawa seperti dikatakan oleh Susanto dan Geerts bahwa dialog tawar-menawar berkenaan dengan sejumlah uang dengan menggunakan budi bahasa yang lugas tanpa memperhitungkan hormat, malu dan rasa sungkan yang bagi laki-laki ,dianggap bertentangan dengan tatakrama Jawa. Keadaan ini memberi peluang bagi perempuan berkiprah di sektor publik. Perempuan yang menjadi informan ada yang termasuk kategori berhasil, menuju berhasil dan belum berhasil.
Sehubungan dengan itu permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini meliputi: kiat yang dilakukan oleh perempuan pedagang beras yang dikategorikan berhasil (1). menuju berhasil (2) dan belum berhasil (3) dalam usaha dagangnya dan dalam memainkan perannya di dalam rumah tangga; berperan ganda dalam keberhasilan usaha para perempuan penjual beras dan kiat-kiat yang dipilih untuk mengatasi hambatan tersebut, dan kemungkinan adanya pengaruh peran istri sebagai penghasil pendapatan terhadap status sosial perempuan penjual beras yang menjadi informan di dalam rumah tangga. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey dan wawancara mendalam.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang kategori 1 memanfaatkan tenaga kerja dari dalam dan dari luar, disiplin dan diberi insentif. Pedagang kategori 2 hanya memanfaatkan tenaga kerja dari dalam, disiplin tidak ketat tetapi diberi insentif. Pedagang kategori 3 melakukan hal yang sama dan tidak diberi insentif. Ketiga kategori di atas sama-sama memanfaatkan modal dari dalam dan dari luar. Namun pedagang kategori 1 dan 2 secara perlahan-lahan menghentikan sistem ngalap nyaur dengan meminjam dana dari pihak bank. Di pihak lain pedagang kategori belum berhasil tetap menerapkan tradisi lama karena posisi mereka lemah, terkecuali seorang informan. Pedagang kategori 1, 2 dan 3 membentuk modal dengan cara menabung di bank (terkecuali 2 orang informan kategori 3), arisan, membeli tanah dan emas. Membeli perhiasan emas sudah lazim dilakukan oleh para informan. Hal tersebut tampaknya tidak jauh dengan sifat-sifat perempuan yang tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan berhias khususnya pada saat hajatan, maupun sebagai lambang status.
Pedagang kategori 1 ditopang oleh alat angkut (truk) sedangkan kategori 2 dan 3 tidak memiliki sarana perdagangan yang lengkap. Di samping itu mereka juga menerapkan siasat pemasaran yang terpadu (produk, harga, saluran distribusi dan promosi) agar pelanggan setia. Perempuan yang menjadi informan menunjukkan pula keuletan dalam berdagang di mana alokasi waktu mereka dalam menjalankan kegiatan dagang mencapai 8-10 jam, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan rumah tangga sekitar 3-4 jam. Walaupun mereka menggunakan strategi dalam usaha dagangnya, tidak lepas dari kendala seperti tunggakan kredit, gangguan kesehatan, pendidikan dan ketrampilan rendah dan lemahnya sistem informasi managemen sehingga, menyulitkan perolehan dana dari pihak bank dan tidak ada pemisahan harta pribadi dan kegiatan dagang.
Peranan domestik seolah-olah dilemahkan oleh peran kewiraswastaan. Namun ketika kedua peran itu sama-sama membutuhkan perhatian timbul konflik. Untuk mengatasi konflik agar kegiatan kewiraswastaan tetap jalan mereka mempunyai persepsi tugas-tugas domestik harus didahulukan. Para informan mengaku walaupun mereka telah menjalankan banyak peran, tidak berarti suami dilecehkan. Di samping itu bagi yang mampu mereka mencari tenaga pengganti guna menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, sedangkan. bagi yang tidak mampu pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami, anak-anak dan anggota kerabat yang lain. Andaikata suami lebih banyak berperan dalam rumah tangga, lebih mudah bagi para perempuan yang menjadi informan mengembangkan usahanya.
Bagi informan peran ganda ini merupakan jembatan untuk memperoleh otonomi dan kemandirian mereka sebagai pribadi. Meskipun mereka memiliki aktivitas sebagai pedagang beras penuh waktu, tuntutan budaya Jawa tentang perempuan sebagai istri dan ibu dalam kegiatan rumahtangga tetap mereka usahakan untuk dijalankan dengan sebaik-baiknya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T4973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Faktor kebertahanan lanjut usia perempuan dalam ekonomi produktif di Kota Yogyakarta adalah suatu keadaan nyata bahwa lanjut usia perempuan masih ada yang berjuang untuk mencuipi kebutuhan diri..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pradika Abimanyu
"Kota Salatiga merupakan salah satu kota di Indonesia yang dalam perjalanan sejarahnya tidak lepas dari pengaruh Hindia Belanda, salah satunya adalah kebijakan yang memisahkan kawasan permukiman berdasarkan golongan etnis atau dikenal dengan kebijakan wijkenstelsel. Salah satu yang akan menjadi pembahasan pada penelitian ini adalah permukiman etnis Tionghoa atau pecinan di Kota Salatiga pada abad 19 hingga 20 dengan melihat kaidah dan prinsip fengshui. Terdapat tiga tahap dalam penelitian ini, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Pada pengumpulan data dilakukan observasi dan wawancara terhadap objek yang akan diteliti yaitu bangunan-bangunan Tionghoa seperti kelenteng, pasar, ruko, rumah tinggal, dan makam sebagai tinggalan arkeologis. Selain itu, dilakukan studi dokumen terhadap foto dan peta terkait topik penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah analisis mengenai arah hadap dan letak dari setiap bangunan. Hasil dari penelitian ini yaitu menjelaskan tata letak dari permukiman Tionghoa di Salatiga dan faktor yang mempengaruhinya.

Salatiga is one of the cities in Indonesia which in its history cannot be separated from the influence of the Dutch East Indies which separated settlement areas based on ethnic groups or known as the wijkenstelsel policy. One of the things that will be discussed in this research is the Chinese settlements or Chinatowns. This research discusses about Chinese settlement in Salatiga in the 19th to 20th centuries by looking at the rules and principles of fengshui. There are three steps in this research, that is data collection, data processing, analysis and interpretation. In data collection, observations and interviews were carried out on objects to be studied such as Chinese buildings such as temples, markets, shop houses, houses, and tombs as archaeological remains. Besides that, document studies of photos and maps were also carried out related to this research topic. On analysis, this research focused on facing direction and location of each buildings. The results of this paper are to explain the layout of Chinese settlements in Salatiga and also the factors that affect it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanto
"UKM merupakan sektor usaha yang sangat penting bagi ekonomi suatu negara. Di Indonesia sektor ini menyediakan lapangan kerja terutama pada saat krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 sektor ini tetap berjalan sementara perusahaan dan industri yang lebih besar terpuruk. Di banyak negara lebih dari 90% bisnis masuk kategori UKM bahkan di Inggris jumlah sektor usaha yang masuk kategori UKM mencapai lebih dari 99%. Selama ini isu lingkungan terfokus pada industri besar saja, jumlah UKM yang besar berdampak menghasilkan limbah dalam kuantitas yang besar pula yang tidak dapat diabaikan.
Kota Bandung tempat studi ini dilakukan, industri tekstil mendominasi melebihi jenis usaha yang lain yaitu 1.270 perusahaan atau 38,01% dari seluruh jenis usaha di Bandung. UKM tekstil di Kota Bandung mencapai 1.191 perusahaan kecil dan menengah atau 93,78% dari seluruh jenis usaha tekstil. Beberapa jenis usaha tekstil menghasilkan limbah berbahaya terutama dari jenis usaha pewarnaan. Bahan dasar dari zat pewarna yang digunakan menggunakan senyawa logam yang berbahaya bila terkonsumsi oleh manusia dan bahan organik lainnya yang beracun bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Sektor UKM selama ini dikenal sebagai sektor yang serba kekurangan sumber daya di semua bidang seperti keuangan, organisassi, sumber daya manusia, dan lain-lain.
Berdasarkan kondisi ini berbagai program yang ditujukan untuk pengembangan UKM termasuk tekstil harus melibatkan bantuan dari luar UKM yang dapat berasal dari pemerintah ataupun non-pemerintah. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan prioritas program untuk meningkatkan kinerja lingkungan sektor UKM tekstil menggunakan Analythical Hierarchy Process (AHP) dan Gap Analysis untuk mengidentifikasi program-program yang dibutuhkan dalam rangka untuk mencapai tujuan.

Small and medium-sized enterprises (SMEs) are the most important sector of a nation's economy. In Indonesia they provide and create jobs, especially during times of recession in 1997-1998 SMEs sector still running while bigger corporate and indutries collaps. In many countries over 90% businesses are in SMEs sector even in UK alone over 99% business are SMEs. After all these years the environmental issue focus only on large businesses, the huge numbers of SMEs that also produce waste in the activities results the environmental impact cannot be neglected.
In Bandung City which this study take place, industries of textiles are dominant over others kind of business with 1.270 business unit or 38,01% from all business. SMEs textile in Bandung have portion about 1.191 business unit or 93,78 % from a whole textile business. Some field of textile industries producing hazardous waste espescially dying sectors. The basic substances of colors some from metal origins that give teribble effect to human health and others organic substances also toxic for human and others living. The SMEs sectors also known for lack of resources in almost every kind of field like financial, organization, human resources, etc.
According to this condition any kind of programs to improve the SMEs sectors textiles included, should brings external effort which could be from government or non-government. This study was conducted to identify and determined of program priority to improve SMEs textile environmental performance using tools like Analythical Hierarchy Process (AHP) for rating criteria and Gap Analysis to identify programs needed to achieve the goal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research used multi cases study about the delvery of religious dialogue which bases on Islamic framework and the changes in the point of view of social culture in Salatiga
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Yudhiana Widiyastuti
"Industri perhotelan yang menyediakan jasa akomodasi merupakan salah satu komponen dan industri pariwisata yang terus berkembang dewasa ini. Peningkatan peranan sektor Pariwisata dalam perekonomian nasional mendorong terjadinya peningkatan yang pesat dan jumlah hotel yang dibangun di Indonesia. Dampak dari semakin banyaknya hotel baru yang berdiri adalah meningkatnya persaingan antara hotel-hotel yang ada. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan yang bergerak dalam industri perhotelan, termasuk Hotel Santika Bandung, harus berusaha untuk menetapkan strategi pemasaran yang tepat dan usaha promosi yang terencana dan berkesinambungan untuk dapat bertahan, berkembang dan bersaing. Hotel Santika Bandung lebih menekankan pada pelaksanaan bentuk promosi personal selling yaitu melalui tenaga penjual atau sales executive, dengan tujuan untuk mempertahankan segmen pasar utama Hotel Santika Bandung yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai jaringan bisnis di sekitar Bandung. Hal ini juga sesuai dengan jenis Hotel Santika Bandung yaitu business hotel. Para tenaga penjual Hotel Santika Bandung malaksanakan program sales call dalam usaha untuk memberikan informasi tentang keberadaan hotel dan untuk mencari konsumen yang potensial. Sales call merupakan usaha untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen yang bertujuan untuk memberikan informasi yang bersifat pribadi kepada konsumen, tentang produk dan pelayanan hotel yang ditawarkan. Kegiatan sales call Hotel Santika Bandung ke perusahaan-perusahaan bertujuan agar perusahaan-perusahaan tersebut tetap menjalin kerjasama bahkan meningkatkan kerjasama yang telah ada. Selain itu juga untuk mencari perusahaan sebagai calon pelanggan barn, yang diharapkan mampu meningkatkan tingkat hunian kamar Hotel Santika Bandung. Kegiatan sales call ini dimulai dengan mencari dan menentukan perusahaan yang dipilih serta menghubungi contact person perusahaan tersebut. Pada saat pelaksanaan sales call, tenaga penjual melakukan proses sales call yang meliputi opening, discussing client needs, relating needs to feature and benefit, summarizing dan diakhiri dengan closing. Langkah selanjutnya adalah memonitor dan menganalisa sales call report untuk mengetahui prospek dan pelaksanaan sales call tersebut. Dalam melaksanakan kegiatan sales call, Hotel Santika Bandung membagi perusahaan-perusahaan yang dikunjungi kedalam 4 (empat) tingkatan yaitu unaware and ancommitted, unaware and interested, aware and uncommitted dan aware and committed. Hotel Santika Bandung juga menjalankan kegiatan sales call ke agen perjalanan yang bertindak sebagai perantara, untuk menjalin kerjasama yaitu berupa kontrak harga atau pemberian discount bagi agen perjalanan yang mendatangkan tamu untuk menginap di Hotel Santika Bandung. Selama ini pelaksanaan kegiatan sales call para tenaga penjual Hotel Santika Bandung telah berjalan dengan cukup baik dan berhasil mempertahankan bahkan meningkatkan tingkat hunian kamar Hotel Santika Bandung. Keadaan ini menjadikan Hotel Santika Bandung mampu bersaing dalam iklim persaingan industri perhotelan di Bandung yang semakin ketat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Marantie
"Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, Propinsi DKI Jakarta berwenang untuk melakukan bermacam-macam Pajak Daerah, antara lain Pajak Reklame, Pajak Hotel dan Restoran serta Pajak Hiburan. Untuk pemungutan pajak-pajak daerah tersebut disusun Dinas Pendapatan Daerah yang secara struktural sampai ke tingkat Kecamatan. Di wilayah Propinsi DKI Jakarta tidak terdapat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang bersifat otonom.
Untuk mencegah timbulnya berbagai implikasi yang lebih luas, maka dalam operasional pemungutan pajak di Seksi Pendapatan Daerah Kecamatan ada beberapa hal yang paling mendesak harus diperbaiki. Hal-hal tersebut adalah yang menyangkut kelembagaan, sumber daya manusia dan sarana prasarana.
Permasalahan pokok pada penulisan tesis ini adalah bagaimanakah implikasi kelembagaan, Pendapatan Daerah Kecamatan terhadap pelaksanaan tugas-tugas pemungutan Pajak Daerah.
Tujuan penulisan tesis ini untuk mendiskripsikan dan menjelaskan kondisi kelembagaan Seksi Pendapatan Daerah Kecamatan dan implikasinya terhadap pemungutan Pajak Daerah, serta antisipasinya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akibat berubahnya kebijakan di Dipenda DKI Jakarta dan Seksi Pendapatan Daerah Kecamatan.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode deskriptif analisis, dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan melalui wawancara mendalam dengan sejumlah informan. Analisis yang dilakukan bersifat kualitatif.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Seksi PDK Tingkat Kecamatan di Suku Dinas Pendapatan Kotamadya Jakarta Selatan berperan dalam keberhasilan pemungutan pajak daerah. Hal ini tercermin dari konfigurasi penerimaannya sebesar 2.28 %. Namun faktor kelembagaan pemungutan Pajak Daerah Tingkat Kecamatan pada saat ini banyak menimbulkan berbagai implikasi yang kurang kondusif. Implikasi yang paling menonjol adalah bahwa dengan pemberian tugas dari Dinas dan Suku Dinas serta Kecamatan yang sering berbenturan dan tumpang tindih dengan tugas pokok yang ada, maka tugas pokok yang ada sering kali tertinggal. Akibatnya pemungutan Pajak Daerah kurang efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In this article revaled a new policing approach to prevent an criminal potential on the basis on local society where such criminal occurs.In the new order,the military approach ased strongly by govrnment....."
JUILABI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>