Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Meutia Sandra Dewi
"Studi ini mempelajari interpretasi khalayak terhadap suatu tanda yang merupakan bagian dari kajian Semiotik. Semiotik mempelajari sistem tanda beserta maknanya. Sebuah tanda dapat diinterpretasi secara berbeda tergantung pada individu yang menginterpretasikannya. Makna tanda yang sama dapat berbeda pada setiap individu. Perbedaan makna terhadap tanda ini karena makna sebenarnya berada di kepala atau kognisi orang yang menafsirkannya. Makna tidak berada pada tanda itu sendiri.
Keberadaan iklan di Indonesia semakin ramai semenjak kehadiran stasiun televisi swasta (RCTI, ANTeve, SCTV, Indosiar, TPI). Khususnya iklan televisi yang menggunakan identitas etnik di Indonesia semakin gencar kira-kira setahun terakhir ini. Identitas etnik tersebut diwujudkan dalam atribut-atribut budaya yang dapat berupa obyek nyata maupun konsep atau nilai budaya dan etnis yang bersangkutan. Atribut budaya sebagai tanda ini diasumsikan sebagai sesuatu yang telah tersosialisasi dalam diri individu, dengan demikian diasumsikan bahwa individu dapat memperoleh makna komprehensif dari atribut budaya tersebut. Berangkat dari asumsi tersebut dan proposisi semiotik bahwa makna tidak berada pada tanda itu sendiri namun pada kepala orang yang menafsirkannya, maka studi ini hendak mengkaji bagaimana khalayak menginterpretasi sistem tanda dalam iklan televisi yang menggunakan pendekatan budaya.
Pada kenyataannya interpretasi individu sangat bervariasi terhadap atribut budaya sebagai tanda dalam pesan iklan yang menggunakan identitas etnik. Hal ini karena pada tiap tahapan proses kognitif, terjadi proses signifikansi terhadap suatu tanda yang dipengaruhi oleh wilayah makna yang terdiri dari makna denotatif dan konotatif (menyangkut pengalaman dan kedekatan individu dengan tanda) serta makna kontekstual dan struktural (menyangkut pengetahuan individu dan cara penggunaan sistem tanda yang ada dalam pesan untuk memperoleh makna).
Dari temuan di lapangan, fungsi atribut budaya dalam iklan etnik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan signifikansi tanda dari atribut budaya tersebut, yaitu (1) atribut budaya sebagai obyek fisik atau referent, dan (2) atribut budaya sebagai nilai budaya yang menyangkut konsep individu yang ada dalam reference-nya.
Identitas etnik yang digunakan dalam iklan-iklan televisi yang diteliti dengan demikian dilihat sebagai `tempelan' yang lebih berfokus pada daya tarik saja, atau sebagai sarana untuk menyampaikan nilai budaya suatu etnis kepada khalayak sasaran, dengan harapan mereka dapat mengasosiasikan karakteristik produknya dengan nilai budaya tersebut. Selain itu terdapat pendapat bahwa iklan yang menggunakan atribut budaya nyata/fisik tidak bisa dikatakan ildan budaya karena budaya hanya menyangkut nilai dan bukan materi. Opini ini berangkat dart pandangan budaya terutama sebagai sistem nilai. Dalam tesis ini budaya pertama dilihat dart obyek nyata dan kemudian dipelajari nilai-nilai yang terkandung di dalam obyek-obyek nyata tersebut.
Asumsi yang mengatakan bahwa budaya tradisional menghambat laju modernisasi dan globalisasi ternyata tidak beralasan, sebaliknya iklan-iklan beratribut budaya tradisional ini merupakan iklan yang paling diminati dan sangat mendongkrak penjualan produkrasa yang diiklankan. Penjualan produkrasa meningkat berarti tingkat konsumerisme meningkat. Tingkat konsumerisme yang tinggi menandakan masyarakat modern versi Rostow. Dengan demikian, budaya tradisional justru merupakan faktor pendukung modernisasi dan globalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuhatu, Helena Yustina
"Kegiatan promosi memainkan peranan penting dalam melakukan pemasaran. Persaingan bisnis eceran yang semakin ketat mendorong pihak pengecer untuk meningkatkan kegiatan promosinya. Hal ini dilakukan untuk menarik minat konsumen agar mau datang dan berbelanja ke tokonya, sehingga penjualan dapat meningkat. Agar promosi tersebut dapat diketahui oleh khalayak luas, pengecer menggunakan ikian promosi yang dimuat di berbagai media massa. Dalam ikian promosi tersebut produsen menawarkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh konsumen bila berbelanja ke tokonya. Koputusan membeli yang di lakukan oleh konsumen ditentukan oleh sikapnya terhadap promosi tersebut. Sikap konsumen terbentuk setelah ia berpengalaman dengan suatu obyek dengan menaruh kepercayaan dan mempunyai evaluasi tertentu terhadap obyek. Obyek penelitian ini adalah iklan promosi Hero Magic Stamp (HMS). Penelitian ini dilakukan terhadap ibu rumah tangga yang memiliki pengeluaran rumah tangga per bulan lebih dari Rp. 400.000, dan mengetahui adanya promosi HMS. Pengumpulan data pokok diambil dari sampel yang mewakili populasi dengan menggunakan alat kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya responden bersikap positif terhadap atribut-atribut produk yang terdapat dalam iklan promosi Hero Magic Stamp. Sementara itu berdasarkan karakteristik demo grafi, pola belanja, dan keikutsertaan dalam promosi, terdapat variasi sikap responden antara positif dan netral. Responden bersikap lebih positif terhadap atribut-atribut wujud hadiah dan Sedangkan atribut lokasi penyelenggara. cara dan jangka waktu mendapat nilai sikap yang kurang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4132
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emiria Ferida Shafiananda
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kognitif khalayak, mengenai opininya tentang eksekusi ikian yang menggunakan endorser. Iklan yang diteliti adalah ikian Enfagrow, Rinso (versi "Bikin Kue"), dan Natur-E. Ketiga ikian ini merupakan wujud dari tiga jenis endorser yang lazim ditampilkan dalam iklan di Indonesia, yaitu kalangan pakar, konsumen, dan selebriti. Penelitian ini juga berusaha ingin mengetahui hal-hal yang menunjang penerimaan khalayak terhadap kehadiran seorang endorser dalam iklan. Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data Focus Group Discussion (FGD), terhadap 25 sampel (responden) yang diambil secara random dan populasi ibu rumahtangga yang bermukim di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat. Responden kemudian dibagi atas tiga kelompok diskusi, dua kelompok beranggotakan 8 responden dan satu kelompok beranggotakan 9 responden. Dan data demografis yang diperolea, tiga kelompok ini ternyata terbagi menjadi dua kelompok karakteristik SES. Perbedaan SES ini ternyata rnenghasilkan hasil diskusi yang berbeda. Dan analisis terhadap hasil FGD dapat ditarik kesimpulan bahwa iklan dengan endorser yang paling disukai oleh dua kelompok responden (yang dibagi berdasarkan SES tadi) adalah iklan Rinso, iklan yang menggunakan konsumen sebagai endorser. Iklan Enfagrow mendapat respon yang negatif dan responden kelompok SES A-B. Kesaksian yang pakar berikan tampak dibuatbuat, alias diatur sedemikian rupa oleh pihak pengiklan. Sementara, responden dari kelompok SES C-D menyukai iklan ini. Menurut mereka, kehadiran pakar dalam iklan ini sangat meyakinkan dan mempengaruhi mereka secara positif. Mereka percaya sosok pakar di iklan ini benar-benar paham akan apa yang ia sampaikan sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, baik responden dan SES A-B maupun SES C-D ternyata memiliki respon yang cenderung negatif terhadap iklan Natur-E. Untuk mempercayai bahwa Widyawati benar-benar seorang pengguna ternyata tidak dapat terjadi begitu saja. Mereka merasa yakin bahwa Widyawati bukan pengguna produk, ia hadir dalam iklan hanya berdasarkan kenyataan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menarik perhatian dan membuat khalayak merasa tergoda untuk mencoba produk yang ia iklankan. Kemudian, penelitian dilanjutkan dengan sikap responden mengenai tiga jenis endorser secara lebih umum. Hasilnya, kelompok SES A-B dan kelopok SES C-D sama-sama paling menyukai eksekusi iklan yang menggunakan konsumen sebagai endorser. Sementara, untuk endorser pakar, kelompok responden SES A-B cenderung memiliki pemikiran yang negatif karena keobyektifan informasi tidak lagi terjamin. Responden kelompok SES C-D memandang positif terhadap iklan dengan endorser pakar karena responden percaya sosok pakar memiliki ilmu yang tinggi dan memiliki tanggungjawab atas profesinya. Lalu, untuk endorser selebriti, responden kedua kelompok sama-sama memiliki pemikiran yang terlanjur negatif Menurut mereka, seringkali kehadiran mereka dalam ikian justru membuat tanda tanya di benak mereka, terutama apabila karakteristik antara produk dan si selebriti jauh berbeda. Responden memberikan beberapa pembagian dalam hal penempatan endorser dalam ikian, namun yang terpenting bagi mereka adalah kejujuran dan pihak pengiklan bahwa endorser yang mereka pakai benar-benar orang yang mengggunakan produk yang bersangkutan atau benar-benar memahami produk tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.I. Hana Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kognitif khalayak, berupa pemikirannya tentang eksekusi iklan yang menggunakan humor dari iklan Philips, Close Up, dan Nutrisari, serta mengetahui elemen-elemen eksekusi apa saja yang mendukung kelucuan suatu iklan. Nantinya juga akan dapat diketahui humor seperti apa yang dianggap lucu oleh khalayak bila digunakan sebagai eksekusi sebuah iklan. Berlandaskan pendekatan respon kognitif terhadap eksekusi iklan, yang menganalisa pikiran-pikiran (thoughts) yang ditimbulkan oleh eksekusi iklan, di many pemikiran ini merepresentasikan perasaan suka atau tidaknya khalayak pada eksekusi, sebuah iklan, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Focus Group Discussion, terhadap 24 sampel yang diambil secara quota sampling dari populasi mahasiswa D3 FE UI angkatan 1999. Dari analisa terhadap hasil FGD dapat ditarik kesimpulan bahwa, iklan Close Up dianggap sebagai iklan dengan eksekusi humor yang paling lucu karena humor yang digunakan dalam jalan ceritanya tidak dibuat-buat, wajar, menampilkan kehidupan sehari-hari anak muda, dan memiliki unsur kejutan di akhir ceritanya. Sedangkan iklan Nutrisari adalah iklan dengan eksekusi humor yang paling tidak lucu karena dibintangi oleh Joshua dan ide cerita untuk menggabungkan animasi dengan manusia dianggap sudah tidak baru lagi. Selain itu ditemukan juga bahwa adegan yang merupakan representasi ide cerita secara keseluruhan adalah elemen eksekusi yang paling berperan menentukan kelucuan suatu iklan, sekalipun adegan ini tetap harus didukung dengan elemen tokoh dan setting yang sesuai, agar eksekusi iklan tersebut tetap enak untuk dilihat dan dinikmati. Temuan lainnya adalah humor yang dipakai dalam iklan akan dianggap lucu apabila humor tersebut tidak dibuat-buat, wajar, ceritanya menampilkan kehidupan sehari-hari, mudah dicerna, tidak jorok atau berbau porno, tidak menggunakan pelawak, dan memiliki unsur kejutan di akhir cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S4161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rickevin Malik
"Dalam dunia usaha yang semakin berkembang dan penuh dengan persaingan ini, segmentasi pasar merupakan hal yang sangat penting. Seorang produsen harus memiliki sasaran yang jelas untuk memasarkan produknya. Hal ini sangat berguna bagi produsen untuk menentukan bagaimana cara menjangkau segmen tersebut, bagaimana cara untuk mempertahankan dari serangan pesaing dan lain sebagainya. Setelah didapat segmen pasar yang ingin dituju, kemudian produsen melakukan langkah-langkah berikutnya untuk memasarkan produknya. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah promosi terhadap produk yang dipasarkan. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah strategi promosi yang baik dan efektif dalam kegiatan promosi yang dilakukan. Dalam hal ini, biasanya produsen mempercayakan kegiatan kampanye promosinya kepada sebuah biro iklan: Pemberian kepercayaan kegiatan promosi kepada biro iklan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari lagi saat ini, karena biro iklan memiliki keunggulan tertentu untuk melakukan pekerjaan yang satu ini. Untuk memperkenalkan produk klien-nya kepada konsumen, dikenal dua jenis media yang dapat dipergunakan. Mereka adalah above the line dan below the line. Dalam penelitian ini, jenis media yang dianalisa merupakan media above the line, lebih khususnya lagi media televisi. Media televisi di Indonesia telah menjadi alternatif penempatan media iklan yang penting, setelah diperbolehkannya stasiun televisi swasta sejak tahun 1989. Salah satu alasan bagi televisi untuk menjadi media yang penting bagi sebuah iklan yaitu tampilannya yang berupa audio visual dan jangkauannya yang luas sehingga lebih dapat diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu pemasangan iklan di televisi membutuhkan biaya yang mahal untuk waktu penayangan yang sedikit. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitati£ Dalam penelitian ini akan dilihat pemahaman dari dua karakteristik responden yang berbeda yaitu ibu rumah tangga dan ibu bekerja terhadap sebuah iklan. Sampel yang diambil sebanyak 10% dari populasi. Namun untuk mendapatkan jumlah sampel yang seimbang maka sampel yang diambil sebanyak 30 orang dari setiap kelompok responden. Iklan yang dipakai adalah iklan detergen Surf yang merupakan iklan yang membentuk sebuah jalan cerita. Namun dalam penelitian ini iklan yang dipakai yaitu iklan yang terakhir yang ditayangkan di televisi pada saat penelitian ini dilakukan. Hal ini karena iklan detergen ini sudah ditayangkan sejak bulan Juli tahun 2000. Pemahaman responden terhadap iklan dibandingkan dengan menggunakan teknik pengolahan data SPSS dengan metode independent samples t test. Dari pengolahan data ini dilihat nilai mean yang lebih tinggi. Setelah diolah dengan statistik, ditemukan basil yaitu ibu rumah tangga lebih memahami mengenai iklan detergen Surf bila dibandingkan dengan ibu bekerja. Hasil ini ditunjukkan baik pada tahap kognitif maupun pada tahap afektif. Namun perbedaan kedua tahap ini berbeda, yaitu pada tahap kognitif hanya berbeda sedikit yaitu 2.1 sedangkan pada tahap afektif terdapat perbedaan cukup jauh yaitu sebesar 16.4667. Data ini menunjukkan bahwa pemahaman ibu rumah tangga yang lebih dalam terhadap iklan detergen Surf bila dibandingkan dengan ibu bekerja dapat juga disebabkan faktor lain diluar konsumsi mereka terhadap televisi. Hal ini terjadi karena pada penelitian ini tahap kognitif hanya dilihat dari konsumsi mereka terhadap televisi. Sedangkan faktor diluar konsumsi terhadap televisi tidak dilihat pada penelitian ini. Hal ini dapat menjawab hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga lebih memahami pesan iklan detergen Surf dibandingkan dengan ibu bekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia Purwaningsih S.
"Suatu iklan merupakan percakapan dengan konsumen tentang suatu produk, sehingga iklan diperhatikan dan berusaha dipahami konsumen. Dari proses ini terbentuklah kognisi mengenai maksud iklan. Sebagian besar perhatian penerima iklan dapat diarahkan pada klaim yang dibuat sehingga mereka bisa memahami dan menginterpretasikannya secara benar. Jika interpretasi seperti yang diinginkan pengiklan terjadi, maka mereka disebut "bersikap kognitif positif1 terhadap klaim tersebut. Untuk mewujudkan pikiran demikian sering kali pengiklan menggunakan klaim implikasi (implied claim) yang tercermin dari pernyataan-pernyataan dalam iklannya, dari pada klaim langsung (asserted claim). Karena itulah timbul pertanyaan klaim manakah yang lebih efektif, asserted atau implied claim, dilihat dari sikap kognitif khalayak. Agar tidak bias, peneliti menciptakan sendiri iklan real estate "Kebon Jeruk Indah" yang dikatakan dibangun oleh Ciputra Group. Produk real estate dipilih karena dalam pembelian rumah terlibat pengambilan keputusan bersama antara suami-istri, sementara nama "Ciputra Group" dipinjam karena dianggap memiliki kredibilitas yang baik. Dengan asumsi bahwa dalam kerangka latar belakang yang relatif sama khalayak bersikap kognitif berbeda terhadap asserted dan implied claim, penelitian ini dilakukan. Metodologi penelitian adalah eksperimen lapangan berdisain "after-only, no control group". Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok 1 yang menerima treatment klaim langsung dan kelompok 2 yang menerima treatment klaim implikasi. Dengan membandingkan pengaruh dua independent variable pada dua sampel, kesimpulan tentang efek independent variable dapat diambil. Yang penting di sini adalah dua kelompok tersebut serupa dalam karakteristik demografik yang penting, sehingga digunakan penarikan sampel purposif. Pengukuran sikap dilakukan dengan mengisi pernyataan-pernyataan menurut skala Likert, sedangkan hipotesa dibuktikan melalui Wilcoxon's Matched-Pairs Signed-Rank test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek penelitian lebih dapat memahami dan menginterpretasikan secara benar (bersikap kognitif positif terhadap) klaim implikasi (implied claim) dari pada klaim langsung (asserted claim), sehingga dapat dikatakan bahwa implied claim lebih efektif dari pada asserted claim. Hal-hal yang menyebabkan lebih banyak subyek eksperimen bersikap kognitif positif terhadap klaim implikasi dari pada klaim langsung dapat dijelaskan melalui teori disonansi kognitif. Selama ini, berdasarkan pengalaman terpajannya mereka terhadap iklan-iklan, subyek penelitian telah memiliki pengetahuan mengenai sikap mereka terhadap klaim iklan-iklan tersebut. Dengan menerima treatment iklan ini, subyek memiliki pengetahuan kedua, yakni mengenai sikap yang baru dibangunnya terhadap klaim iklan yang bersangkutan. Jika pengetahuan sebelumnya terhadap klaim itu positif dan pengetahuan tentang klaim yang baru diterimanya juga positif, maka subyek mengalami perasaan konsonan (adanya kekonsistenan). Sedangkan jika pengetahuan pertamanya negatif dan ternyata klaim yang baru dilihatnya ini bersifat positif, subyek mengalami disonansi (ketidak konsistenan) dan berusaha melakukan tindakan tertentu untuk menghindarinya. Lebih banyaknya subyek eksperimen yang mengalami perasaan konsonan terhadap klaim implikasi dari pada klaim langsung menyebabkan lebih banyak subyek yang bersikap kognitif positif terhadap klaim implikasi/tidak langsung."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Rizanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon anak terhadap iklan di televisi yang menggunakan model terkenal yaitu Joshua Suherman dalam iklan Sakatonik ABC. Alasan pemilihan topik dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh gejala yang berkembang dalam mayarakat akhir-akhir ini, yaitu penggunaan model tokoh terkenal/selebritis sebagai model dalam iklan produk anak, karena dianggap para selebritis cilik ini memiliki daya tarik yang besar sehingga pada akhirnya diharapkan akan mampu mempengaruhi khalayaknya, yaitu anak-anak. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SD Kemala Bhayangkari 3 Jakarta, dengan menarik sampel sejumlah 50 siswa yang dipilih dengan metode purposive sampling, kemudian kepada mereka diajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Penelitian yang dilakukan bersifat -deskriptif analisis, dimana pada akhirnya digambarkan daya tarik yang dimiliki seorang Joshua Suherman sebagai model dalam iklan Sakatonik ABC mampu mempengaruhi respon anak terhadap iklan tersebut, khususnya siswa SD Kemala Bhayangkari 3 - Jakarta. Analisa data dilakukan berdasarkan informasi-informasi yang terkumpul dari jawaban responden, kemudian data-data tersebut di susun dalam tabel-tabel dan dilakukan penilaian berdasarkan prosentase jawaban tersebut. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah penggunaan Model IkIan dari kalangan tokoh terkenaUselebriti mempunyai hubungan yang positif terhadap respon anak terhadap iklan, karena daya tarik yang mereka miliki mampu meyakinkan khalayak atas keunggulan produk sehingga pengetahuan khalayak atas produk, rasa suka dan keinginan untuk mencoba produk dapat tumbuh, bahkan lebih jauh lagi juga bertambak positif pada tahap pembelian dan loyalitas khalayak atas produk. Dari hasil uji statistik d' Somers yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang significant antara daya tarik model iklan terkenaldengan respon afeksi responden. Sedangkan antara dimensi daya tarik model iklan terkenal dengan repon responden pada tahap kognisi dan konasinya tidak terdapat hubungan yang significant."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4299
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kussusilowati Trihandayani
"Dalam pasar persaingan bebas, merek lokal bersaing ketat dengan merek global. Pembangunan merek global memiliki keunggulan utama yaitu economies of scale, khususnya dalam iklan dan promosi, public relations, kemasan, dan kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Dengan menggunakan satu wajah tunggal perusahaan atau produk, keputusan-keputusan desain menjadi lebih mudah dan lebih hemat dalam produksi, penelitian, dan pengembangan. Sedangkan keunggulan pembangunan merek lokal mempunyai kebebasan untuk mengembangkan nama-nama merek, unsur-unsur visual, asosiasi untuk masing-masing konsumen, dan memproduksinya secara lokal. Salah satu cara membangun merek suatu produk untuk memenangkan persaingan adalah dengan beriklan.
Dalam tesis ini, penulis menganalisis makna tanda dalam iklan merek lokal dan global, dan strategi penyusunan pesan iklan merek lokal dan merek global. Iklan yang digunakan adalah iklan kosmetik Sariayu versi Kharisma Jogja dan versi Bunga Khatulistiwa dan iklan kosmetik Revlon versi Animal Instinct dan versi James Bond 007.
Penelitian deskriptif ini bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik analisis semiotik-Dalam melakukan analisis semiotik, penulis menggunakan konsep strategi penyusunan pesan iklan dari Philip Kotler. Untuk itu penulis menggabungkan konsep analisis semiotika iklan dari Roland Barthes dengan konsep elemen-elemen iklan dari Gilson dan Berkman serta konsep signeme non verbal dari Arthur Asa Berger. Selain itu, penulis juga menggunakan konsep teknik pengambilan gambar dari Arthur Asa Berger.
Paduan antara konsep-konsep tersebut menghasilkan rumusan baru yang dikemukakan oleh penulis, yaitu Analisis Semiotika Iklan Kosmetik Terpadu yang mangandung unsur (1) pesan linguistik: a. headline, subhead, body copy, slogan, (2) pesan ikonik terkodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f warna, (3) pesan ikonik tak dikodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f. warna, (4) teknik pengambilan gambar.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa makna tanda iklan kosmetik merek lokal lebih menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Sedangkan iklan merek global lebih menonjolkan hal-hal yang sifatnya universal dan trend dunia. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa strategi penyusunan pesan iklan kosmetik lokal dan global adalah: (1) Menggunakan gaya citra (image), (2) menggunakan pendekatan seksual dan emosional, (3) menggunakan beberapa kata asing, (4) menggunakan model wanita cantik, (5) menggunakan teknik pengambilan gambar secara close up.
Dan hasil analisis, penulis mencoba memberikan beberapa rekomendasi praktis, yaitu (1) Iklan merek lokal dapat tetap menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia, sedangkan iklan merek global sebaiknya menyesuaikan isi pesan dengan budaya Indonesia, agar tercipta kedekatan dengan konsumen. (2) desain iklan dibuat menarik dan unik, (3) teknik pengambilan gambar dibuat secara close up yang melambangkan keintiman antara model dengan pembaca. Sedangkan rekomendasi akademisnya adalah dibuat penelitian lanjutan yang menggali seberapa efektif strategi penyusunan pesan iklan kosmetik terpadu bagi khalayak, karena berhasil tidaknya suatu kampanye iklan adalah bila iklan tersebut berpengaruh terhadap khalayak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T12401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisbet Juniarti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>