Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmat Wijaya
"Pelapisan zirkonia film pada bahan dasar aluminium alloy dibuat dengan menggunakan metoda sol-gel yang telah dimodifikasi dan teknik spinning coating. Asam asetat digunakan sebagai stabiliser pada pembuatan sal dan asam nitrat digunakan sebagai agen peptitiser dengan perbandingan terhadap alkoxide 2 dan 0,032. Penambahan yttria dilakukan dengan perbandingan berat oksidanya terhadap oksida total dalam sol sebesar 2,5; 5; dan 10%. Kristalisasi mulai terbentuk pada suhu sekitar 420°C dalam bentuk kubik atau tetragonal dan tidak mengalami perubahan phase hingga pembakaran suhu 600 C maupun akibat penambahan yttria dalam sol. Penambahan yttria tidak mempengaruhi suhu terbentuknya kristal (kristalisasi). Karakterisasi mekanis hasil dilakukan dengan uji menggunakan UMIS 2000 Ultramicrohardness Indentation System, kekerasan film tidak digunakan sebagai kekerasan baku sifat bahan karena dijumpai permasalahan pada alat UMIS (kekerasan film maksimum 1,59 GPa, jauh dari data referensi). Dari hasil analisis dengan SEM, diduga deformasi yang terjadi mengikuti proses konservasi volume. Penambahan yttria pada sal tidak memberi perubahan yang cukup berarti pada sifat kekerasan film hasil.

Zirkonia thin film coatings on aluminium alloy substrats have been made by modified sol-gel method and spin coating technique. Acetic acid is used as a stabilizer sols (as modifier) and nitric acid as peptitizer in the ratio toalkoxide of 2 and 0.032 respectively. The addition of yttria is in the ratio 2.5, 5 and 10 % weight to total oxide in sols. Crystallization of the fifms began at about 420 C in cubic or tetragonal form and had no changes after firing up to 600°C and addition of yttria in sols. The addition of yttria caused no changes in crystallization temperature. Ultramicro indentation tests were carried out using UMIS 2000 Ultramicrohardness Indentation System. The hardness analysis results can not be used as the properties of film because there was a problem with the UMIS. From SEM images, it is predicled that the stable deformation suggested a volume conserving process. The addition of yttria to sols does not change much on the hardness properties of resulting thin film."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Chrysanti Puspitasari
"Salah satu komponen mesin dalam kendaraan bermotor roda dua adalah cylinder head yang berfungsi sebagai tempat pembakaran. Material yang digunakan untuk komponen mi adalah paduan aluminium AA 319. Permasalahan yang sering terjadi dalam pengecoran paduan Al-Si-Cu yang umumnya digunakan sebagai komponen otomotif adalah perubahan komposisi dari paduan akibat penambahan scrap yang digunakan sebagai bahan baku pada proses pengecoran. Fluktuasi komposisi paduan pada hasil coran sering sekali jauh dari kisaran standar yang berlaku yang menyebabkan perubahan karakteristik produk cor secara signifikan. Salah satu unsur yang sering berfluktuasi jumlahnya adalah Zn (seng). Skripsi ini dilatarbelakangi sebab pecahnya komponen mesin cylinder head akibal kadar Zn yang berlebih yaitu sekitar 12%, sementara kadar optimal Zn dalam paduan aluminium AA 319 adalah 1%. Pada skripsi ini dipelajari pengaruh penambahan 3 wt. % Zn terhadap proses pengerasan dan karakteristik paduan aluminium AA 319 kondisi coran melalui mekanisme perlakuan panas serta variabel temperatur penuaan (ageing) yang berbeda. Pengujian tarik, porositas dan k-mould dilakukan untuk menganalisa kualitas produk cor yang dihasilkan, sedangkan pengujian kekerasan dilakukan guna mengamali respon pengerasan dari paduan ini terhadap proses penuaan (ageing). Sementara itu, observasi struktur mikro dari material dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik. Scanning Electron Microscope (SEM) yang dilengkapi dengan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 3 wt.% Zn ke dalam paduan aluminium AA 319 akan meningkatkan kekuatan tarik sebesar 19.6 %, kekuatan luluh sebesar 5.2 %, kekerasan sebesar 2.19 % dan menurunkan elongasi sebesar 20.3%, yang disebabkan oleh mekanisme pengerasan solid solution strengthening. Penambahan 3 wt. % Zn ke dalam paduan aluminium AA 319 menyebabkan perubahan fasa α-AlSiFeMn yang berbentuk Chinese script menjadi α-AlSiFeMn yang berbentuk jarum. Secara kuantitatif terjadi penurunan kandungan porositas dari posisi 7 ke posisi 5 (standar ASM). Sementara itu, penambahan 3 wt.% Zn ini tidak memberikan efek yang signifikan terhadap kandungan inklusi hasil coran, tidak menyebabkan peningkatan kekerasan puncak setelah ageing, serta tidak menyebabkan perubahan jenis fasa kedua yang terbentuk pada saat pembekuan. Fasa kedua tersebut adalah β-AlSiFeMn, Si primer dan Al2Cu. Proses solution treatment melarutkan fasa Al2Cu secara signifikan yang menyebabkan peningkatan kadar Cu di dalam matriks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Steve Handoyo Gunawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Handoko
"Paduan aluminium AC4B yang dipergunakan unfuk membuat cylinder head pada komponen otomotif merupakan paduan yang luas digunakan. Proses yang digunakan adalah metode LPDC (Low Pressure Die Casting). Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pengecorannya adalah sering terjadi kegagalan misrun dan shringkage porosity. Penyebab dan kegagalan misrun adalah rendahnya nilai mampu alir. Penambahan modifier Sr telah diketahui dapat meningkatkan nilai sifat mampu alir dari aluminium 319 dengan menggunakan cetakan pasir. Namun demikian diketahui pula bahwa dengan penamhahan Sr juga akan meningkatkan porositas. Oleh karena itu perlu ditemukan komposisi Sr yang terbaik. Penambahan modifier Sr dengan menggunakan metode LPDC juga belum pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan dengan penambahan 0..005 wt% Sr terbukti meningkatkan sifat mampu alirnya. Hal ini terjadi karena dengan penamhahan modifier Sr menurunkan kurva pendinginannya yang akan membuat waktu pembekuannya menjadi lebih lama. Dengan kehadiran Sr juga meningkatkan porositas-nya, hal ini mempengaruhi sifat mekanis dari paduan AC4B. Dengan adanya porositas membuat nilai kekerasannya menjadi turun. Akan tetapi pengaruh Sr terhadap penyebaran porositas belum dapat dikonfimasi dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Edo Nugraha Anshara
"Proses peleburan merupakan salah satu proses diatara, berbagai macam proses pabrikasi otomotif. Permasalahan yang sering dialami oleh industri yang menggunakan proses peleburan terutama peleburan alumunium adalah sifat dari alumunium yang reaktif sehingga pada temperatur tinggi cepat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida disamping itu afinitas alumunium terhadap gas hidrogen pada temperatur tinggi cukup tinggi, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya cacat porositas pada produk. Sedangkan pada temperatur penuangan yang rendah laju pembekuan alumunium menjadi tidak seragam dan mengakibatkan sifat mampu alirnya menjadi kurang baik, sehingga dapat menimbulkan cacat shrinkage pada produk. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh komposisi material umpan (300% ingot: 0% scrap, 60% ingot: 40% scrap, 50% ingot: 50% scrap, dan 40% ingot: 60% scrap), penambahan Grain refiner (0,05 % - 0,6%), dan penambahan modifier(0,001% -0,02%) terhadap nilai fluiditas dengan menggunakan variasi temperatur tuang (680_C, 700_C, 720_C, 735_C, dan 750_C) dari 2 ingot lokal alumunium tuang AC2B. Kemudian dilakukan pengujian SEM dan EDAX untuk melihat kadar dan jenis inklusi yang terdapat pada kedua ingot lokal (kondisi 100% ingot) dan juga pada scrap sebagai material tambahan dalam charging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk ingot A memiliki nilai fluiditas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ingot B pada kondisi 100% ingot. Sedangkan rasio charging pada kedua ingot memiliki nilai fluiditas optimal yang berbeda-beda pada ingot A nilai fluiditas optimal berada pada komposisi 60% ingot (40% scrap) sedangkan pada ingot B nilai optimum fluiditas didapat pada komposisi 40% ingot (60% scrap). Pada penambahan grain refainer AlTiB dari kadar 0,05 - 0,8 %, dari kedua ingot nilai fluiditas optimum dicapai saat penambahan 0,6%.. Sedangkan penambahan modifier AlSr dari kadar 0,001 0,02 %, untuk ingot B nilai fluiditas optimum dicapai saat penambahan 0,01%. Sedangkan ingot A tidak memberikan pengaruh penambahan nilai fluiditas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Wijaya
"Pelapisan zirkonia film pada bahan dasar aluminium alloy dibuat dengan menggunakan metoda sol-gel yang telah dimodifikasi dan teknik spinning coating. Asam asetat digunakan sebagai stabiliser pada pembuatan sol dan asam nitrat digunakan sebagai agen peptitiser dengan perbandingan terhadap alkoxide 2 dan 0,032. Penambahan yttria dilakukan dengan perbandingan berat oksidanya terhadap oksida total dalam sol sebesar 2,5; 5; ·dan 10%. Kristalisasi mulai terbentuk pada suhu sekitar 420 °C dalam bentuk kubik atau tetra~onal dan tidak mengalami perubahan phase hingga pembakaran suhu 600 C maupun akibat penambahan yttria dalam sol. Penambahan yttria tidak mempengaruhi suhu terbentuknya kristal (kristalisasi). Karakterisasi mekanis hasil dilakukan dengan uji menggunakan UMIS 2000 U/tramicrohardness Indentation System, kekerasan film tidak digunakan sebagai kekerasan baku sifat bahan karena dijumpai permasalahan pada alat UMIS (kekerasan film maksimum 1 ,59 -, GPa, jauh dari data referensi). Dari hasil analisis dengan SEM, diduga deformasi yang terjadi mengikuti proses konservasi volume. Penambahan yttria pada sol tidak memberi perubahan yang cukup berarti pada sifat kekerasan film hasil.

Zirkonia thin film coatings on aluminium alloy substrats have been made by modified sol-gel method and spin coating technique. Acetic acid is used as a stabilizer sols (as modifier) and nitric acid as peptitizer in the ratio to alkoxide of 2 and 0. 032 respectively. The addition of yttria is in the ratio 2.5, 5 and 10 % weight to total oxide in sols. Crystallization of the films began at about 420 C in cubic or tetragonal form and had no changes after firing up to 600 °C and addition of yttria in sols. The addition of yttria caused no changes in crystallization temperature. Ultramicro indentation tests were carried out using UMIS 2000 Ultramicrohardness Indentation System. The hardness analysis results can not be used as the properties of film because there was a problem with the UMIS. From SEM images, it is predicted that the stable deformation suggested a volume conserving process. The addition of yttria to sols does not change much on the hardness properties of resulting thin film.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T40861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kobalt Aluminophospat tipe 5 (CoAPO-5) termasuk pada derivatif molecular slaves yang berbasis bangun aluminophospat. Material ini memilild sifat-sifat karakteristilc dari molecular sieves dengan pori berukuran besar_
dengan kode struktur bangun AFI. CoAPO-5 termasuk jenis katalis yang berslfat asam. Pada beberapa penelitian, katalis ini digunakan sebagai katalis asam untuk reaksi fasa gas dan cair.
Material tipe CoAPO-5 pada penelitian ini, didapatkan ilengan lcristalisasi hidrotermal dari gel yang mengandung trietilamin sebagai template dan variasi kandungan kobalt pada gel sintesis. Kristallsasl dilakukan selama 21 jam pada temperatur 180°C, Hasil sintesls dikarakterisasi dengan beberapa metode anallsis seperti XRD, AAS, TPD dan BET.
Hasll XRD menunjukkan pada sebagian besar sampel produk terdapat impurities. impurities terbanyak diidentilikasikan sebagai strulctur CHA.
lmpunfies yang terkandung ini menyebabkan rendahnya kristalinitas CQAPO-5 dan penurunan luas permukaan. Analisis Kandungan sampel produk dengan AAS menunjukan bahwa terdapat sebagian kobalt dan alumunium yang terbentuk diluar struktur COAPO-5. Analisis TPD dengan pyridin menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kandungan kobalt dalam produk me-nyebabkan kenaikan jumlah asamnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ucok Afriansyah R
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemikiran untuk meningkatkan kemampuan industri kecii dalam bidang industri pengecoran logam. Adapun produk cor yang dipilih untuk diteiiti adalah baiing-baling aluminium yang telah marnpu dibuat oleh pengrajin industri kecil. Namun demikian masih periu dilakukan beberapa proses yang dapat meningkatkan kualitas produk cor aluminium hasil pengeboran dari industri kecil, sehingga dapat bersaing di pasaran. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dimulai dengan mendesain serta membuat pola dari kayu, dilanjutkan dengan pemilihan dan pembuatan cetakan, peleburan scrap aluminium yang ada di industri kecil, penuangan hasil peieburan ke dalam cetakan dengan perlakuan yang berbeda, pengujian produk cor baik sifat mekanis maupun sifat-sifat metalurgis lainnya. Penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil antara Iain pengeooran dengan menggunakan cetakan resin mendapatkan hasil berupa sifat mekanis yang lebih baik dari pengecoran yang menggunakan oetakan pasir biasa. Selain itu pengecoran dengan penambahan fluks dan degasser iuga memberikan hasil yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Priyono
"Fabrikasi anoda lithium titanat (Li4Ti5O12) dengan doping ion Al3+, dan pelapisan karbon melalui metode sol-gel telah berhasil dilakukan. Doping ion Al3+, pelapisan karbon, dan modifikasi permukaan secara sinergik digunakan dalam penelitian ini untuk mengatasi kekurangan Li4Ti5O12. Metode sol-gel pada lingkungan asam merupakan teknik yang sederhana dan mampu menghasilkan material dengan ukuran kecil dan seragam dipandang sebagai cara terbaik untuk dilakukan secara sinergik. Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain pengaruh pH, jumlah mol doping, pelapisan karbon, dan modifikasi permukaan terhadap struktur kristal, morfologi, dan performa elektrokimia (impedansi, difusi ionik, kapasitas spesifik dan laju kapabilitas). Hasil eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan pH secara bertahap dapat meningkatkan fasa pengotor (rutil) dan memicu aglomerasi partikel dan menutup struktur berpori di permukaan. Peningkatan pH juga menurunkan koefisien difusi, nilai kapasitas spesifik dan laju kapabilitas. Doping tidak mempengaruhi fasa, struktur kristal dan morfologi. Doping ion Al3+ cenderung menurunkan kapasitas spesifik pada C-rate rendah (0,1C), namun penambahan ion Al3+ sebanyak 0,03 mol mampu meningkatkan kapabilitas pada laju-C tinggi (5C dan 10 C). Pelapisan karbon pada permukaan Li4Ti5O12 tidak mengubah fasa dan struktur kristal Li4Ti5O12 secara signifikan. Gambar FESEM menunjukkan bahwa karbon Super P melapisi Li4Ti5O12 secara merata sehingga memiliki kapasitas spesifik terbaik. Super P memiliki sifat ringan, berpori dan lebih murni sehingga sampel memiliki kapasitas 249 mAh/g. Sedangkan karbon gula memblokir pori-pori permukaan elektroda dan masih mengandung gugus -OH sehingga memberikan efek negatif pada performa elektrokimia dengan kapasitas spesifik 100 mAh/g. Modifikasi permukaan dengan karbon gula pada Li4Ti5O12 doping Al3+ dengan pirolisis mampu membuat permukaan menjadi kasar, namun modifikasi menurunkan nilai kapasitas spesifik.

The fabrication of lithium titanate (Li4Ti5O12) with aluminum ion (Al3+) doping and carbon coating using the sol-gel method has been successfully carried out. Al3+ ion doping, carbon coating, and surface modification were used synergistically in this study to overcome the deficiency of Li4Ti5O12. The sol-gel method in an acidic environment is a simple technique and it is capable of producing materials with small size and uniformity which is seen as the best way to perform synergistically. Parameters observed in this study included the effect of pH, number of moles of doping, carbon coating, and surface modification on the crystal structure, morphology, and electrochemical performance (impedance, ionic diffusion, specific capacity, and capability rate). The experimental results show that a gradual increase in pH can increase the impurity phase (rutile) and trigger agglomeration of particles and close the porous structure on the surface. Increasing the pH value also decreases diffusion, specific capacity values and capability. Doping does not affect the phase, crystal structure and morphology. Al3+ ion doping tends to decrease the specific capacity at low C-rate (0.1C), but the addition of 0.03 mol of Al3+ ion can increase the capability at high C-rate (5C and 10C). The carbon layer on the surface of Li4Ti5O12 did not significantly change the facade and crystal structure of Li4Ti5O12. FESEM image shows that Super P carbon coats Li4Ti5O12 evenly so that it has the best specific capacity. Super P is light, porous, and purer so the sample has a capacity of 249 mAh/g. Meanwhile, the sugar carbon blocked the pores of the electrode surface and still contained -OH group so that it had a negative effect on the electrochemical performance with a specific capacity of 100 mAh/g. Surface modification with sugar carbon on Al3+ doped Li4Ti5O12 by pyrolysis make the surface rough, but the modification reduces the value of specific capacity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>