Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosfita Rasyid
"Kanker paru merupakan masalah di bidang kesehatan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 diantara keganasan di rumah-rumah sakit yang juga sering menyebabkan kematian. Selain itu beberapa penelitian di Indonesia menyatakan bahwa penderita kanker pare mengobati penyakitnya setelah penyakit masuk dalam stadium sangat lanjut.
Di Indonesia penelitian tentang ketahanan hidup kanker paru belum banyak dilakukan. Di RS Dharmais sebagai salah satu rumah sakit rujukan kanker sampai saat ini belum ada penelitian tentang ketahanan hidup pada penderita kanker paru namun jumlah penderita pertahunnya cukup banyak (menempati urutan kedua pada kasus rawat inap tahun 1998). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ketahanan hidup 2 tahun penderita kanker paru serta faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup 2 tahun di RS Kanker Dharmais.
Penelitian ini menggunakan rancangan studi longitudinal. Data yang dikumpulkan berasal dari data rekam medik penderita kanker paru periode Januari 1998 s.d. November 2001. Sampel berjumlah 181 penderita. Cara pengumpulan data adalah dengan observasi data rekam medik serta media komunikasi via telpon untuk mengetahui ketahanan hidup 2 tahun penderita kanker paru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 2 tahun penderita kanker paru berbeda menurut stadium yaitu pada stadium IIB-IIIB sebesar 25,96% dan stadium IV 10,02%. Risiko untuk meninggal pada penderita kanker paru stadium IV sebesar 1,61 kali (95% CI: 1,02; 2,52) lebih tinggi bila dibandingkan dengan penderita kanker paru stadium IIB-IIIB. Jika dibandingkan dengan jenis histopatologi adenokarsinoma, resiko untuk meninggal pada jenis epidermoid sebesar 1,84 kali (95% CI: 1,17; 2,97) dan jenis lainnya 2,04 kali (95% CI: 1,22; 3,58). Bila dibandingkan dengan terapi operasi, risiko untuk meninggal pada penderita kanker paru dengan terapi radioterapi adalah 2,62 kali (95% CI: 1,01; 6,81), kemoterapi 2,89 kali (95% CI: 1,04; 8,08), radiokemoterapi 2,30 kali (95% CI: 0,87; 6,03) dan lainnya 3,35 kali (95% CI: 1,23; 9,14).
Berdasarkan hasil penelitian ini kepada tenaga medis diharapkan dapat meningkatkan penanganan kanker paru dengan mengupayakan deteksi dini pada penderitanya. Kepada masyarakat yang mempunyai resiko tinggi menderita penyakit kanker, perlu memeriksakan diri secara aktif untuk deteksi dini kanker di fasilitas kesehatan. Kepada pemerintah (Depkes) perlu diupayakan peningkatan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) dengan penyebaran informasi lewat media massa tentang penyakit kanker paru.

Lungs cancer represent is the health problem in developed countries and also in developing countries. In Indonesia lungs cancer occupy third or fourth among ferocity in hospital which also often cause death. Besides some researches in Indonesia express that lungs cancer patient cure its disease after late stage.
In Indonesia there is no more research about year survival rate at lungs cancer patient. Till now is no research about year survival rate at lungs cancer patient in Dharmais Hospital, but the amount of its own patient of quite a lot ( occupying the second rank at case take care of to lodge year 1998). Target of this research is to obtain get information the probability of 2 year survival of the lungs cancer patients in Dharmais Hospital and the relationship between some other factors and 2 year survival rate.
The design of this research is longitudinal study. Data are collected from medical record lungs cancer patients on Januari 1998 to November 2001. Sample amount to 181 patients. Way of data collecting is with data observation of the medical record and also communications media via phone to find out the survival of lungs cancer patients.
The result of this research indicate that 2 year survival rate of the lungs cancer patient differ according to stage that is IIB-IIIB stage equal to 25,96% and IV stage 10,02%. In comparison with IIB-IIIB stage, risk to die at IV stage equal to 1,61 times (95% Cl: 1,02; 2,52). In comparison with type histopathology adenocarcinoma, risk to die at epidermoid type equal to 1,84 times ( 95% Cl: 1,17; 2,97) and other type equal to 2,04 times ( 95% Cl: 1,22; 3,58). If compared to operation therapy, risk to die at lungs cancer patient with radiotherapy is 2,62 times ( 95% CI: 1,01; 6,81), kemoterapi equal to 2,89 times ( 95% CI: 1,04; 8,08), radiokemotherapy equal to 2,30 times (95% CI: 0,87; 6,03) and other equal to 3,35 times ( 95% CI: 1,23; 9,14).
Pursuant to result of this research to expected that medicians can improve lungs cancer handling by striving to detect early at its patient. To society require to check actively to detect early cancer in health facility. To government (MOH) require to be strived by the make-up of IEC (Information Education and Communications) with spreading of information pass pandemic mass media of lungs cancer.
Reference : 59 (1974 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Student's academic survival is the ability of a student to remain active in his study. There were many researchers who have conducted researches concerning student's academic survival but the data used were not considered as a consored data. Data of student's academic survival at Universitas Terbuka (UT) as a Higher Distance Education can be category censored data. The censorship type used in this research was right censor type 1 (time sensor). This research objectives were to (a) identity the factors which influence the student's academic survival at UT, (b) determine the interaction and characteristics which significantly influence the student's academic survival by using cox regression, (c) determine probability combination of the characteristics of student's academic survival at UT based on the significant variables. The result of this research showed that most students of FEKON - UT (86,40%) could not finish their study program . The factors in fluencing the student's academic survival were age, number of courses being taken, participation in tutorial activities, grade point average (GPA) of the first semester, and their cumulative GPA."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lumongdong, Lisa K.A.
"Di Rumah Sakit Persahabatan, berdasarkan data retrospektif, telah dilakukan penelitian tentang ketahanan hidup penderita kanker paru yang telah menjalani reseksi atau radioterapi atau kemoterapi. Penelitian tersebut adalah penelitiaan secara univariat. Dalam analisis ketahanan hidup penderita, sangat perlu untuk memperhatikan pengaruh karakteristik-karakteristik penderita secara bersama-sama. Karena itu pada tugas akhir ini Penulis melakukan penelitian secara multivariat, yang melalui analisis tersebut, pengaruh karakteristik-karakteristik penderita secara bersama-sama juga diperhatikan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BAPENAS, 1989
613.043 IND r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afdhal
"Latar belakang: Pemeriksaan MRI pada glioblastoma dapat membantu diagnosis dengan tingkat akurasi tinggi. Nilai ADC pada MRI bisa menjadi indikator prognosis, meskipun belum sering diterapkan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk memahami peran nilai ADC dalam meningkatkan prediksi kesintasan pasien glioblastoma.
Tujuan: Mengkaji angka kesintasan pasien glioblastoma yang mendapatkan terapi kemoradiasi serta hubungannya dengan nilai ADC dan faktor lainnya.
Metode: Angka kesintasan dan nilai ADC minimum diambil dari pemeriksaan MRI kepala post-operasi, pre-kemoradiasi pada 20 pasien dari periode 2017 hingga 2023 yang memenuhi kriteria penelitian. Analisis kesintasan dilakukan dengan metode Kaplan-Meier. Uji Log Rank digunakan untuk mengevaluasi pengaruh faktor-faktor determinan termasuk nilai ADC terhadap kelangsungan hidup.
Hasil: Rerata usia sampel dalam pemelitian ini adalah 43,6 +/- 16,4 tahun. Terdapat 14 pasien laki-laki (70%), dan 6 pasien perempuan (30%). sebanyak 6 pasien (30%) memiliki nilai ADC ≥ 0,8 x 10-3 mm2/s dan terdapat 14 pasien (70%) memiliki nilai ADC < 0,8 x 10-3 mm2/s. Analisis kesintasan memperlihatkan perbedaan median kesintasan hidup pada kelompok nilai ADC ≥ 0,8 x 10-3 mm2/s dan < 0,8 x 10-3 mm2/s, yaitu sebesar 12 bulan dan 10 bulan dengan nilai p=0,850.
Kesimpulan: Pasien dengan nilai ADC < 0,8 x 10-3 mm2/s memiliki tren kesintasan yang lebih singkat dua bulan dibandingkan dengan pasien dengan nilai ADC ≥ 0,8 x 10-3 mm2/s yang masing-masing median kesintasannya sebesar 10 bulan dan 12 bulan.

Background: MRI examinations for glioblastoma can aid in diagnosis with a high level of accuracy. The Apparent Diffusion Coefficient (ADC) value in MRI can serve as a prognostic indicator, although it has not been widely applied in Indonesia. This study was conducted to understand the role of ADC values in improving the prediction of survival in glioblastoma patients.
Objective: To examine the survival rates of glioblastoma patients undergoing chemoradiation therapy and its relationship with ADC values and other factors.
Methods: Survival rates and minimum ADC values were extracted from post- operative, pre-chemoradiation head MRI examinations of 20 patients meeting the study criteria from the period 2017 to 2023. Survival analysis was performed using the Kaplan-Meier method, and the Log Rank test was employed to evaluate the impact of determinants, including ADC values, on survival.
Results: The mean age of the sample in this study was 43.6 +/- 16.4 years. There were 14 male patients (70%) and 6 female patients (30%). Six patients (30%) had ADC values ≥ 0.8 x 10-3 mm2/s, while 14 patients (70%) had ADC values < 0.8 x 10-3 mm2/s. Survival analysis revealed a median survival difference in the ADC ≥ 0.8 x 10-3 mm2/s and < 0.8 x 10-3 mm2/s groups, namely, 12 months and 10 months, with a p-value of 0.850.
Conclusion: Patients with ADC values < 0.8 x 10-3 mm2/s had a trend of two months shorter survival compared to patients with ADC values ≥ 0.8 x 10-3 mm2/s whose median survival was 10 months and 12 months.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Analisis survival telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, termasuk aktuaria. Analisis survival hendak diketahui distribusi dari waktu hingga terjadi suatu kejadian yang diamati. salah satu parameter yang dapat menjelaskan distribusidari waktu hingga terjadi kejadian tersebut ..."
Universitas Indonesia, 2007
S27752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Krisna
"ABSTRAK
Tesis ini adalah mengenai penelitian yang dilakukan untuk mengkaji distribusi keragaman dan sebaran peluang dari kejadian waktu mulai dari pembelian pertama sampai dengan terjadinya pembelian kembali dan menjelaskan karakteristik/faktor-faktor apa saja yang dapat menjelaskan lama waktu konsumen dalam melakukan pembelian kembali. Sampel dalam penelitian ini adalah debitur dari PT. ABC Finance yang melakukan pembelian mobil pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan masa pengamatan adalah selama delapan tahun, dimulai sejak awal masa penelitian. Hasil penaksiran dengan metode nonparametrik menyatakan bahwa diperkirakan belum ada yang melakukan pembelian ulang hingga 3 bulan ke depan sejak pembelian pertama. Dijelaskan pula bahwa sebesar 37.6 dari seluruh debitur akan melakukan pembelian ulang dalam masa 96 bulan sejak pembelian pertama. Hasil penaksiran dengan metode semiparametrik menyatakan bahwa faktor jangka waktu kredit, nilai pinjaman, usia, pekerjaan, dan jenis kelamin berpengaruh terhadap keragaman waktu hingga terjadinya pembelian kembali.Tesis ini adalah mengenai penelitian yang dilakukan untuk mengkaji distribusi keragaman dan sebaran peluang dari kejadian waktu mulai dari pembelian pertama sampai dengan terjadinya pembelian kembali dan menjelaskan karakteristik/faktor-faktor apa saja yang dapat menjelaskan lama waktu konsumen dalam melakukan pembelian kembali. Sampel dalam penelitian ini adalah debitur dari PT. ABC Finance yang melakukan pembelian mobil pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan masa pengamatan adalah selama delapan tahun, dimulai sejak awal masa penelitian. Hasil penaksiran dengan metode nonparametrik menyatakan bahwa diperkirakan belum ada yang melakukan pembelian ulang hingga 3 bulan ke depan sejak pembelian pertama. Dijelaskan pula bahwa sebesar 37.6 dari seluruh debitur akan melakukan pembelian ulang dalam masa 96 bulan sejak pembelian pertama. Hasil penaksiran dengan metode semiparametrik menyatakan bahwa faktor jangka waktu kredit, nilai pinjaman, usia, pekerjaan, dan jenis kelamin berpengaruh terhadap keragaman waktu hingga terjadinya pembelian kembali.

ABSTRACT
This thesis is about the research that conducted to assess the distribution of the diversity and distribution of opportunities of occurrence start time of the first purchase until the time of repurchase and explain the characteristics factors that can explain the length of time in repurchase. The sample in this study is the debtor of PT. ABC Finance who made a purchase of car in the period of 2005 to 2008. While the observation period is for eight years, starting from the beginning of the study period. Results of assessment by nonparametric methods stating that no one has repurchase up to 3 months from the first purchase. It also explained that 37.6 of all debtors will repurchase in the past 96 months since the first purchase. The result of assessment by the semiparametric method stating that factor of credit term, plafond, age, job, and sex affect the diversity of time to repurchase."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Afriansyah
"Model prediksi kesintasan kanker prostat metastasis tulang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Namun, model prediksi kesintasan kanker prostat metastasis tulang pra-terapi belum pernah dialukan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor klinis yang mempengaruhi ketahanan hidup (survival) pada kanker prostat dengan metastasis tulang serta mengembangkan nomogram prognostik ketahanan hidup pada pasien dengan kondisi tersebut. Terdapat 392 subyek dengan kanker prostat dengan metastasis tulang yang mendapat terapi Androgen Deprivation Therapy (ADT) dalam penelitian ini. Parameter pra-perawatan dianalisis menggunakan model cox-proportional untuk mengidentifikasi prediktor ketahanan hidup secara keseluruhan. Kovariat yang menunjukkan nilai signifikansi secara statistik pada analisis multivariat akan dipakai untuk membentuk nomogram. Model prediktor linier digunakan untuk mengembangkan nomogram. Nilai median ketahanan hidup keseluruhan adalah 40,3 bulan (95% CI: 32.2 - 48.5). Analisis univariat menunjukkan bahwa T-stage, Gleason Score, nilai antigen spesifik prostat inisial, dan jumlah lesi metastasis merupakan faktor-faktor prognostik independen terhadap angka ketahanan hidup keseluruhan. Semua prediktor ini tetap menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik sebagai faktor prognostik independen pada analisis model multivariat cox-regression. Nomogram yang terbentuk dari faktor-faktor prediktor tersebut menunjukkan diskriminasi yan baik dalam memprediksi ketahanan hidup dalam 5 tahun dengan area under the curve (AUC) sebesar 0.69. Kesepakatan yang diterima dari probabilitas yang diamati dan diprediksi telah dinilai dalam plot kalibrasi. Nilai median ketahanan hidup keseluruhan adalah 40,3 bulan. Prediksi nomogram ini dapat berguna sebagai alat untuk memprediksi angka ketahanan hidup keseluruhan pada sebelum terapi kanker prostat metastasis, secara spesifik pada populasi Indonesia. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memberikan validasi eksternal untuk mendukung penggunaan nomogram ini.

A survival prognostic model of prostate cancer with bone metastasis had been done before. However, a prognostic model of pre-treatment prostate cancer with bone metastasis had not yet done. This study aims to analyze the clinical factors among bone-metastatic prostate cancer and their relationships with survival as well as to develop a prognostic nomogram for overall survival in patients with this condition. This study included 392 patients with bone metastatic prostate caner treated with androgen deprivation therapy. Pre-treatment parameters were analyzed using cox-proportional hazard model to identify the predictors of overall survival. Covariates, which showed statistical significance on multivariate analysis, were used to develop a nomogram. Linear predictor model was utilized to develop the nomogram. Median overall survival was 40.3 months (95% CI: 32.2 to 48.5). Univariate analysis showed that clinical T-stage, Gleason Score, initial prostate specific antigen value, and number of metastatic lesion were independent prognostic factors for OS. These predictors still remained significant as independent prognostic factors for overall survival following analysis using multivariate cox-regression model. The nomogram constructed from those prognostic factors showed good discriminaton for predicting the 5-year OS with an Area Under the Curve of 0.69. Acceptable agreement of the observed and predicted probabilites was observed in the calibration plot. The median overall survival of patient with bone metastatic prostate cancer was 40.3 months. The prediction nomogram might be a useful tool for predicting overall survival in pre-treatment bone metastatic prostate cancer, specifically among Indonesian patients. Further studies are needed to provide external validation to support the utilization of this nomogram."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Cahyanti
"Latar Belakang: Kanker paru adalah penyakit dengan ancaman serius di Indonesia. Progresifitas massa tumor merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesintasan hidup pasien kanker paru. Karsinoma sel kecil (KPKSK) menunjukkan progresifitas yang lebih tinggi daripada karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK). Beberapa studi menunjukkan bahwa pasien KPKBSK memiliki tingkat kesintasan hidup yang lebih baik daripada pasien KPKSK. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan kesintasan antara pasien KPKSK dan KPKBSK di Rumah Sakit Kanker "Dharmais" (RSKD) dengan mengontrol variabel umur, jenis kelamin, stadium klinis, dan penatalaksanaan.
Metode: Studi kohort retrospektif ini melibatkan 949 partisipan (KPKSK dan KPKBSK) di RSKD dari tahun 2013 hingga 2017, dengan follow-up hingga tahun 2021. Tingkat kesintasan dianalisis menggunakan metode Kaplan-Meier, dan efek prediktor dinilai dengan model Cox proportional hazard.
Hasil: Kesintasan pasien KPKSK di RSKD pada periode 2013-2017 lebih rendah dibandingkan dengan pasien KPKBSK. Kesintasan di tahun pertama pada pasien KPKSK adalah 31,21%, dan pada tahun ketiga, keseluruhan pasien KPKSK meninggal. Pada pasien KPKBSK, kesintasan di tahun pertama, ketiga, dan kelima berturut-turut adalah 45,19%, 23,62%, 15,92%. Median waktu kesintasan pasien KPKSK adalah hari ke-172, lebih pendek dibandingkan dengan pasien KPKBSK (hari ke-272). Setelah mengontrol variabel-variabel kovariat, tidak terdapat perbedaan kesintasan yang bermakna secara statistik antara pasien KPKSK dan KPKBSK (p > 0,05).
Kesimpulan: Studi menunjukkan bahwa kesintasan pasien KPKSK lebih rendah dibandingkan dengan pasien KPKBSK di RSKD; namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan signifikan setelah mengontrol variabel umur, jenis kelamin, stadium klinis, dan penatalaksanaan.

Background: Lung cancer is a disease with a serious threat in Indonesia. Tumor mass progression is one of the factors influencing the survival of lung cancer patients. Small cell carcinoma (SCLC) shows higher progression compared to non-small cell carcinoma (NSCLC). Several studies have shown that NSCLC patients have a better survival rate than SCLC patients. This study aims to assess the difference in survival rates between SCLC and NSCLC patients at Dharmais Cancer Hospital while controlling for age, gender, clinical stage, and management.
Method: This retrospective cohort study involved 949 participants (SCLC and NSCLC) from 2013 to 2017, with follow-up until 2021. Survival rates were analyzed using the Kaplan-Meier method, and the predictor effect was assessed using the Cox proportional hazard model.
Results: The survival rate of SCLC patients at Dharmais Cancer Hospital during the period 2013-2017 was lower compared to NSCLC patients. The survival rate in the first year for SCLC patients was 31.21%, and by the third year, all SCLC patients had passed away. For NSCLC patients, the survival rates in the first, third, and fifth years were 45.19%, 23.62%, and 15.92%, respectively. The median survival time for SCLC patients was day 172, which was shorter compared to NSCLC patients (day 272). After controlling for covariate variables, there was no statistically significant difference in survival between SCLC and NSCLC patients (p > 0.05).
Conclusion: The study shows that the survival rate of SCLC patients is lower than NSCLC patients at Dharmais Cancer Hospital , but statistically, there is no significant difference after controlling for age, gender, clinical stage, and management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlinda Sari Wahyuni
"Kanker payudara (KPD) masih merupakan masalah kesehatan pada wanita baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia kanker payudara merupakan penyakit keganasan kedua terbanyak juga sering menyebabkan kematian. Selain itu, banyak penelitian di Indonesia yang menyatakan bahwa penderita kanker payudara mengobati penyakitnya ke rumah sakit atau ke dokter setelah penyakit masuk dalam stadium lanjut.
Keberhasilan pengobatan kanker payudara lazim digambarkan dengan ketahanan hidup 5 tahun (five year survival rate). Selain aspek pengobatan, banyak faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD seperti stadium, ukuran tumor, penyebaran tumor, aspek patologi, aspek sosial ekonomi, dan aspek lainnya. Sampai saat ini penelitian tentang ketahanan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara di RS Kanker Dharmais belum pemah dilakukan. Namun, jumlah penderita kanker payudara pertahunnya cukup banyak (menempati urutan 1 pada kasus rawat inap tahun 2000).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara serta faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup 5 tahun di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan rancangan studi longitudinal. Data yang dikumpulkan berasal dari data rekam medik penderita KPD tahun 1993 sampai tahun 1996. Sampel berjumlah 137 penderita. Cara pengumpulan data adalah dengan observasi data rekam medik serta media komunikasi via telepon atau surat untuk mengetahui ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara sebesar 48% dan median ketahanan hidup 54 bulan. Probabilitas ketahanan hidup penderita kanker payudara pada stadium dini operable (I-IIIA) adalah 72% dan stadium lanjut (IIIB dan. IV) adalah 12%. Jika dibanding dengan stadium dini operabel, risiko untuk meninggal pada stadium lanjut sebesar 2,3 kali (95% CI: 1,228; 4,163). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara pada ukuran tumor < 5 cm adalah 81%, dan ukuran tumor lebih dari 5 cm adalah 24%. Jika dibanding dengan ukuran tumor < 5 cm risiko meninggal pada ukuran tumor > 5 cm adalah 3,7 kali (95% CI: 1,803; 7,770). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun dengan pengobatan lengkap adalah 69% dan pengobatan tidak lengkap adalah 13%. Risiko meninggal penderita dengan pengobatan tidak lengkap adalah 3,3 kali (95%CI: 1,950; 5,572) dibanding dengan pengobatan lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian ini kepada tenaga medis diharapkan dapat meningkatkan penanganan kanker payudara dengan mengupayakan deteksi dini pada penderitanya. Selain itu perlu dorongan dari tenaga medis dan bantuan konseling agar penderita dapat mengikuti prosedur pengobatan dengan teratur dan lengkap. Kepada wanita terutama yang telah berumur di atas 20 tahun disarankan untuk melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRl) setiap bulannya sehingga dapat segera mengetahui kelainan yang timbul pada payudaranya. Kepada pemerintah perlu diupayakan peningkatan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) dengan penyebaran informasi lewat media massa tentang penyakit kanker payudara.

Breast cancer is still a health problem for women in developed countries and developing countries. In Indonesia, number of breast cancer cases is high, the second cause of deaths after cervical cancer. In the other hand many researches in Indonesia report that the breast cancer patients go to hospitals or doctors after late stage.
The successful breast cancer therapy was usually measured by using a five-year survival rate. Besides therapeutically aspects, many factors are involved in five-year survival rate namely: stage, tumor size, metastases, pathological aspects, socioeconomic aspects and etc. The annual number of the breast cancer patients is high (the first rank from all cancer type in 2000). However, until] now, no studies of five-year survival rate on RSKD have been done.
The goal of this research is to find the probability of 5 year survival of the breast cancer patients in Dharmais Cancer Hospital Jakarta and the relationship between some other factors and 5 year survival rate. The design of this research is longitudinal study. Data are collected from the medical record breast cancer patients on 1993 toI996. The sample is I37 persons. The method of data collecting is observing of the medical record and telephoning or posting to find out the survival of breast cancer patient.
The result shows that 5 year survival rate on breast cancer patient is 48%, the median of the survival rate is 54 months. The 5 years survival rate on early operable stage is 72% and on the late stage is 12%. By using the early operable stage as a baseline comparison, the risk ratio of the deaths for the late stage is 2,3 (95% CI: 1,228; 4,163). Moreover the 5 year survival rate on the less than 5 cm is 81% and more than 5 cm is 24%. If compared to size < 5 cm, the risk ratio of the deaths on patients with tumor size 5 cm is 3,7 (95% CI: 1,803; 7,770). The 5 year survival rate on patients with a complete therapy is 69% and an incomplete therapy is 13%. The risk of the deaths on the patients with the incomplete therapy is 3,3 times (95% CI: 1,950; 5,572) compared to the complete therapy.
Based on this study, It is recommended that doctors/medicians be able to increase the ability to handle breast cancer cases by doing early detections to the suffers. Moreover the supports for medical professionals and counseling professional are needed so that the patients are able to follow the procedure of treatments regularly and completely. It is suggested that it is important to do SADARI monthly of women above 20. The government should increase to do EIC (Education, Information, and Communication) by spreading EIC materials through mass media about breast cancer."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>