Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasyidin
"Pendapatan rumah sakit merupakan hasil aktifitas kegiatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, salah satunya adalah pelayanan rawat inap pasien peserta wajib PT. Askes. Yang menjadi nilai terhadap pelayanan tersebut adalah tarif yang berlaku, terhadap pasien Askes berdasarkan SKB tahun 2002 dalam bentuk pelayanan paket.
Belum diketahuinya selisih pendapatan antara Tarif Askes dan tarif Perda, maka tidak diketahui apakah pembayaran dari PT. Askes kepada RSUZA terhadap pelayanan perawatan paserta Askes dengan tarif SKB lebih besar atau lebih kecil dari tarif Perda. serta belum diperolehnya formulasi yang tepat dalam penetapan Tarif Tambahan terhadap pasien Askes yang pindah kelas perawatan ke kelas yang lebih tinggi dari jaminannya, sehingga memberikan peningkatan terhadap pendapatan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya selisih pendapatan rumah sakit dari pelayanan paket rawat Inap pasien Askes dengan tarif Askes di bandingkan dengan Tarif Perda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan analisa dari data primer dan skunder, untuk mendapatkan gambaran jumlah pelayanan yang termasuk dalam komponen paket rawat inap peserta Askes, serta selisih pendapatan antara tarif Askes dan Tarif Perda.
Hasil penelitian diperoleh peserta Askes yang telah selesai dirawat di RSUZA sebanyak 526 orang, yang terdiri dari jaminan Kelas III 174 orang, Kelas II 261 orang, dan Kelas 191 orang, yang dirawat di kelas perawatan Kelas III, Kelas 11, Kelas I dan Kelas Utama. Dari jumlah tersebut diperoleh hari rawat sebanyak 3.674 hari, yang terdiri dari perawatan Kelas III 20%, Kelas II 32%, Kelas I 31% dan Kelas Utama 17%.
Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa : (1) Tarif Askes belum semuanya sesuai dengan tarif Perda, terutama tarif perawatan Kelas I. Dari Jumlah Pendapatan diperoleh selisih sebanyak Rp. 8.493.600,-. Dengan demikian untuk menyesuaikan dengan tarif Perda, khusus Kelas I per1u biaya dari peserta Askes sebanyak Rp. 7.412,- perhari rawat dalam bentuk paket. (2) Secara keseluruhan Tarif Askes menimbulkan dampak terhadap penadapatan RSUZA, dengan selisih Rp. 31.647.900,-lebih banyak dengan tarif Perda. (3) Dengan adanya perpindaham peserta ke kelas perawatan yang lebih tinggi dari jaminannya memberikan tambahan terhadap pendapatan RSUZA, dihitung dengan tarif Askes Rp. 69.470.000, dan dihitung dengan Tarif Perda Rp.131.496.400,- (4) Tarif Tambahan yang rasional terhadap peserta Askes yang pindah ke kelas perawatan yang lebih tinggi, dalam bentuk paket perhari sebagai berikut : Jaminan Perawatan Kelas III ; ke Kelas II Rp. 28.084,-, ke Kelas I Rp. 56.177,-ke Kelas Utama Rp. 107.685,-, dari Kelas II ; ke Kelas I Rp, 26.256,-, ke Kelas Utama Rp. 80. 055,- dan dari Kelas I ke Kelas Utama Rp. 53.272,ď·“
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : (1) Agar RSUZA hendaknya pengajuan penyesuaian Perda tarif (2) Hendaknya RSUZA segera melakukan analisa biaya, perhitungan unit cost dan Neraca rumah sakit. (3) Sebagai dasar daiam menetapkan tarif tambahan terhadap pasien yang pindah kelas perawatan, agar RSUZA menggunakan selisih perbedaan dalam tarif Askes. Kecuali tidak ada dalam tarif Askes, dapat menggunakan selisih berdasarkan tarif Perda. (4) Untuk meminimalkan adanya tindakan pelayanan yang tidak tercatat dan terdata oleh unit pelayanan, RSUZA segera mengoperasionalkan SIM dan Billing syrtim. (5) Untuk meningkatkan dan mempertahankan jumlah pasien, hendaknya pihak manajemen RSUZA melakukan evaluasi terhadap kebutuhan dan keinginan pasien, serta terus menerus melakukan peningkatan kualitas dan pengembangan pelayanan. (6) Kepada PT. Askes agar menyesuaikan tarif pelayanan paket rawat inap Askes, minimal sama dengan biaya komponen pelayanan yang termasuk paket tersebut. Sehingga tidak terlalu jauh dengan biaya nil rumah sakit. (7) Kepada Legislatif dan Pemda agar menetapkan rancangan tarif yang diajukan oleh RSUZA menjadi perlu, dan segera merealisasikan RSUZA menjadi rumah sakit swadana/swakelola. (8) Kepada peneliti lain hendaknya melakukan penelitin mengenai Unit Cost RSUZA dan faktor-faktor yang menyebabkan peserta Askes pindah kelas perawatan ke kelas yang lebih tinggi dari jaminan Askesnya.

Analysis on Gap of Income of Hospice Care Package Among Participant of PT Askes in Dr Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh Year 2003Hospital income is a result of public health care activities, among other is hospice care package of PT Askes participant. The value of the care is reflected in tariff, which for Askes patient is based on SKB year 2002 in term of care packages.
There is no information available on the gap between income from Askes tariff and from Local Government (Perda) tariff, thus it is unknown whether payment from PT Askes to Zainoel Abidin General Hospital (ZAGH) for Askes patient using SKB tariff is bigger or smaller than if suing Perda tariff. There is no proper formulation on additional tariff for Askes patient who move to higher class than its assurance, as to provide additional income for hospital.
This study aims to know the gap between Askes tariff compared to Perda tariff for hospice care package. This study is descriptive using primary and secondary data analysis to obtain information on number of care which included in Askes patient hospice care package, and the gap between Askes tariff and Perth tariff.
The study showed that there were 562 Askes patient who had completed health care in ZAGH, consisted of 174 patients in Class III assurance, 261 patients in Class II, and 91 patients in Class 1. They took hospice health care in Class H, Class II, Class I, and VIP Class. There were 3674 care days, 20% Class III, 32% Class II, 31% Class 1, and 17% VIP Class.
This study concludes that (1) Not all Askes tariff was in accordance to Perda tariff, particularly for Class I care. Based on income, there was gap as many as Rp 8 493 600,-. Therefore, to adjust with Perda tariff, for Class I there is a need to collect cost from Askes participant of Rp 7 412,- per day in package form (2) Overall, Askes tariff had impact on ZAGH income, with difference of Rp. 31 647 900 less than Perda tariff (3) Movement of patient toward higher class of care provided additional income for ZAGH of Rp. 69 470 000 based on Askes tariff and of Rp 131 496 400,- based on Perda tariff (4) Rational extra tariff for Askes participant who move to higher care class in form of package per day is as follow: From Class HI to Class II Rp 28 084,-; to Class I Rp 56 177,-; to Vip Class Rp 107 685,-; From Class H to Class 1 Rp 26 256,-; to Vip Class Rp 80 055,-; From Class I to Vip Class Rp 53 272,-.
Based on the result, it is suggested to: (1) ZAGH should propose adjustment of Perda tariff. (2) ZAGH should conduct cost analysis, unit cost calculation, and balance immediately. (3) Difference in Askes tariff should be used as a basis to determine extra tariff for those who move to higher care class, except for tariff not included in Askes tariff then difference in Perda tariff is to be used. (4) ZAGH should operate Management Information System and Billing System to minimize unrecorded service. (5) ZAGH management should evaluate patient's need and demand to increase and maintain number of patient, and to improve the quality and development of care continuously. (6) PT Askes should adjust their package tariff, at least similar to component cost included in the package. (7) Legislative and government should authorize tariff proposed by ZAGH as Perda (local government rule), and should implement ZAGH as self-funded and self management hospital immediately. (8) Other researchers should conduct studies on ZAGH unit cost and factors causing Askes participants
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Kondisi Desa-desa setelah berlakunya Undang-undang Nomal 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa yang mengatur segi pemerintahannya; pada umumnya pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Desa masih dibawah standar karena rendahnya sumber-sumber pendapatan Desa di masing-masing Desa yang sumber-sumbernya telah ditetapkan dalam Undangundang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa.
Walaupun disinyalir banyak dana-dana yang mengalir ke Desa-desa namun dana-dana tersebut tidak diperuntukkan bagi penyelenggaraan pemerintahan Desa. Tugas-tugas Pemerintah Desa yang berasal dari pemerintah atasnya kebanyakkan tidak disertai dana yang memadai; disamping itu tugas Pemerintah Desa untuk menyelenggarakan rumah tangganya sendiri masih perlu dana, akibatnya beban Pemerintah Desa sangat berat. Dalam upaya meningkatkan pendapatan Desa yang bertujuan agar dapat membiayai kebutuhan lain dan pembangunan serta dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dari Pemerintah atasnya.
Pemerintah Desa menghadapi permasalahan yaitu terbatasnya dana yang dimiliki oleh Pemerintah Desa. Keberhasilan peningkatan pendapatan Desa dapat diwujudkan apabila mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan Desa oleh karena itu dalam Tesis ini mencari Faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan pendapatan Desa. Setelah mengetahui kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut terhadap pendapatan Desa. Mengingat keterbatasan dana, waktu dan tenaga Penelitian ini membatasi empat faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan Desa, yaitu : 1) Kepemimpinan, 2) Motivasi, 3) Struktur Organisasi dan 4) Komunikasi.
Tesis ini berhasil membuktikan bahwa : Variabel Kepemimpinan (X1) dengan Pendapatan Desa (Y). Variabel Motivasi (X2) dengan Pendapatan Desa (Y). Variabel Struktur Organisasi (X3) dengan Pendapatan Desa (Y). Variabel Komunikasi (Xa) dengan Pendapatan Desa (Y). Masing-masing Variabel (X1) (X2) (Xi) dan (XI) dengan (Y) mempunyai hubungan yang positif dan signifikan.
Secara parsial masing-masing Variabel (X) dengan Variabel (Y) mempunyai hubungan murni walaupun dikontrol secara bersama-sama oleh Variabel yang lain, Secara bersama-sama pula variabel (X1) (X2) (X3) dan Xd) mempunyai hubungan dengan Variabel Pendapatan Desa (Y). Dari analisis determinasi Variabel bebas (X) berpengaruh 83, 94 q/o terhadap variabel (Y)."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T2406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Firman Sampurna
"Pengelolaan Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) yang secara administratif terdiri dari PAD dan PBB selama ini cenderung belum dilakukan secara optimal. Padahal dengan pengelolaan yang lebih baik PDS mempunyai potensi untuk lebih berperan dalam membiayai pembangunan daerah. Dalam rangka mengetahui potensi pengembangan yang dimiliki PDS tersebut akan diteliti bagaimana kontribusi PDS terhadap APBD dan Pendapatan Regional, yang sekaligus merupakan tujuan dari penutisan tesis ini. Untuk keperluan itu kemudian dipilih PDS Kotamadya Palembang sebagai subyek penelitian ini. Selain itu, dalam rangka mengetahui potensi pengembangan PDS secara lebih komprehensif selanjutnya diteliti pula, perbandingan perkembangan PDS dengan sumber penerimaan daerah lainnya serta faktor-faktor yang mempengaruhi porsi PDS dalam total Penerimaan Daerah.
Dalam mengembangkan analisis, penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik analisis. Teknik analisis yang digunakan pada dasarnya adalah gabungan dari teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kuantitif Tenik analisis kuantitif yang digunakan adalah formula pertumbuhan, analisis regresi dan korelasi. Sedangkan untuk mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi porsi PDS dalam total penerimaan daerah, akan digunakan analisis upaya fiskal (fiscal effort), kapasitas fiskal (fiscal capacity) dan indeks kinerja fiskal (fiscal performance index).
Dari hasil analisis ditunjukan bahwa kontribusi PDS terhadap APBD cukup berarti, namun kontribisi PDS terhadap Pendapatan Regional masih sangat kecil. Sedangkan, hasil analisis perbandingan PDS dengan sumber penerimaan daerah menunjukkan bahwa kontribusi PDS masih berada dibawah Sumbangan dan Bantuan. Meski demikian trend kontribusi Sumbangan dan Bantuan terus mengalami penurunan. Sebaliknya trend kontribusi PDS menunjukan peningkatan, yang berarti PDS cukup berpotensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. Porsi PDS dalam total penerimaan daerah antara lain dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pajak daerah yang sebagian besar adalah less tax atau minor tax, belum optimalnya upaya fiskal yang dilakukan oleh administrasi pembangunan daerah Kotamadya Palembang yang diperlihatkan melalui indeks kinerja fiskal yang cenderung menurun dan adanya sifat ketergantungan terhadap alokasi bantuan pusat.
Berdasarkan hasil penelitian disusun rekomendasi saran yang pada dasarnya merupakan gagasan mengenai optimasi PDS. Secara umum saran-saran tersebut, terdiri dari optimalisasi manajemen penerimaan daerah dan perluasan obyek penerimaan PDS."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiya Nurpranita
"Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi pengakuan dan pencatatan pendapatan akrual bunga di PT A yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang manufaktur dan jasa serta melakukan refleksi diri atas pengalaman magang. Evaluasi pengakuan dan pencatatan pendapatan akrual bunga berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku serta perhitungan dan pengklasifikasian berdasarkan PSAK 71. Komponen aktivitas pengakuan dan pencatatan yang dievaluasi terdiri dari perhitungan pendapatan bunga yang akan di akrual dan pencatatan jurnal pendapatan bunga deposito dalam SAP. Dari evaluasi yang dilakukan, PT A telah menjalankan pengakuan pendapatan akrual dan pencatatannya dengan baik. Setelah melakukan refleksi diri atas pengalaman magang, hal yang harus ditingkatkan kembali adalah pengalaman bekerja dan kepercayaan diri. Dengan tindak lanjut untuk menjalankan perencanaan jangka panjang dan berkarir

This internship report aims to disclose the recognition and recording of interest accrued income at PT A, which is one of the state-owned companies engaged in manufacturing and services as well as conducting themselves on internship experiences. Recognition and recording of interest income based on applicable accounting and calculation and classification based on PSAK 71. The recognition and recording component consists of calculating interest to be accrued and recording interest income on deposits in SAP. From the evaluation carried out, PT A has carried out the recognition of accrued income and its recording properly. After self-reflection on the internship experience, the things that must be improved again are work experience and self-confidence. With follow-up to carry out long-term planning and career."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yani
"Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur kualitas layanan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas layanan yang berada di bawah standar. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap citra rumah sakit. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya karakteristik pasien.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien. Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari tanggal 14 September -- 30 November 1999. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 117 pasien rawat inap. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat dan multivariat: distribusi frekuensi, chi square, dan regresi logistik.
Hasil yang didapat menunjukkan tingkat kepuasan pasien sebesar 50,4%. Kepuasan pasien ini dari diagram kartesius berhubungan dengan layanan dokter dan layanan perawat. Dari uji bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel pendidikan dan jenis pekerjaan. Regresi logistik mendapatkan faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan adalah variabel pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan usia.
Dari hasil ini disarankan bagi manajer rumah sakit untuk lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat terutama layanan dokter dan perawat terutama bagi petugas kesehatan untuk dapat memperhatikan mereka dengan pendidikan dan pendapatan yang tinggi, mempunyai harapan yang tinggi terhadap layanan dan cenderung tidak puas terhadap pelayanan. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kepuasan ini terutama menyangkut tentang kepuasan pasien antar kelas ataupun antar peserta asuransi.

Factors Related to In-patient Satisfaction of Dr.Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh in 1999Patient satisfaction is one of indicators to measure quality of services. A low patient satisfaction is reflection of under-standard of level quality services, which is effect for image of the hospital. Patient satisfaction is influenced by many factors, one of them is patient characteristic.
This is a cross sectional study which aim to obtain information about patient satisfaction and factors that associate with patient satisfaction. The study was conducted at 117 in-patients of Dr. Zainoel Abidin hospital from September 14th to November 30th 1999. Data were analyzed by univariate, bivariate and multi-variate : frequency =iibution, chi square and logistics regression.
The result showed only 50.4 % of in-patient were satisfied to health services of Dr. Zainoel Abidin hospital, which was related to doctors and nurses services. It's also proved that education and job were a significant correlation to patient satisfaction. Logistic regression analyzed found that education, job, income and age were main factors, which are related to patient satisfaction.
It was suggested that doctors should be more courtesy to patient, on time visiting, and especially for GP it's necessary to improve skill and knowledge. Nurse should be more kindness, responsiveness to patient's complaining, and should be in schedule in giving medicine. In order to get a comprehensive result of patient satisfaction, a -combination a qualitative and quantitative method is suggest for measure patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aspino Abusamah
"Tujuan studi ini untuk mendapatkan gambaran berapa tarif Rumah Sakit yang ideal dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat membayar dan tarif fasilitas kesehatan lain yang ada di Banda Aceh.
Hasil dari analisis biaya dalam rangka penetapan tarif ideal (tarif optimum dengan tetap mempertahankan pemerataan pelayanan) akan dapat memberikan gambaran mengenai intervensi-intervensi yang harus dilakukan oleh pimpinan Rumah Sakit dalam rangka pengendalian biaya Rumah Sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi biaya satuan aktual dan kemampuan masyarakat membayar serta tarif fasilitas kesehatan lain, sehingga akhirmya dapat ditentukan suatu tarif ideal di Poliklinik Penyakit Dalarn Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Dengan dilakukannya perhitungan analisis biaya, maka dapat disusun suatu perencanaan untuk penetapan tarif ideal sehingga tidak merugikan Rumah Sakit itu sendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional dengan Cara mengumpulkan data sekunder dari biaya operasional dan pemeliharaan, pengunjung di Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin serta tarif fasilitas lain yang ada di Banda Aceh.
Berdasarkan hasil analisis biaya ini didapat biaya satuan aktual Rp.4.941, ternyata bahwa tarif yang berlaku sekarang sangat kecil (Rp.1000,-) dibandingkan dengan tarif yang seharusnya, sehingga Rumah Sakit harus mensubsidi hampir 400%.
Untuk masa yang akan datang disarankan agar Rumah Sakit dapat melakukan pengendalian biaya operasional dan pemeliharaan seefektif mungkin dan menetapkan tarif ideal sesuai dengan kemampuan masyarakat membayar.

The Pricing Analisys at Internal Medicine Clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU Banda Aceh for Fiscal Year 1998-1999.The objective of this study is to obtain the description of ideal fees at hospital by considering the ability of finance and other health facility unit cost in Banda Aceh.
Cost analysis in determination of ideal fee (optimum fee but still maintaining even distribution of care) would provide the hospital staff to identify strategic intervention in case of controlling the hospital cost.
The purpose of this research is to generate the information of unit cost actual, community ability to pay and other health facility unit cost, so that the ideal fee structure can be formulated at internal medicine clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU.
By calculating the cost analysis, a plan for ascertaining the ideal fees can be formulated which would prevent financial problem for the hospital.
The study is a Cross Sectional study comprising the collection of secondary data on operational and maintenance cost, members of patients visit internal medicine clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU as well as other health facility unit cost in Banda Aceh.
The results of the cost analyzing, unit cost actual is getable Rp.4.941, indicates that the current unit cost is too cheap Rp.1.000; , comparing to the real unit cost, that makes the hospital has to subsidize almost 400% of insufficient cost.
It is suggested that the hospital should carry out operational cost control as effective as possible and establish the ideal fee in accordance with community ability to pay.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajjul Kamil
"Penelitian ini betujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara iklim kerja dengan peuerapan proses keperawatan di ruang lawat inap RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini mempakan descriprive correlarional yang pengumpulan datanya secara cross sectionaL Hipotesis yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara iklim kerja dengan penerapan proses keperawatan di wang rawat inap RSU Dr. Zainoel Abidlll Banda Aceh. Sampel penelitian adalah perawat pelaksana yang bekerja diruang rawat inap RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dihitung dengan pendugaan proporsi populasi, dengan jumlah 80 orang. Intrunen yang digunakan adalah instrumen pengukuran Iklim kerja (Litwin & Meyer, 1971) dan insuumen pengukuran dokumentasi proses keperawatan (Dep. Kes. RI., 1997). Kedua instrumen tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen iklim kerja terdiri dari iklim kelja yang dimsakan dan iklim kerja yang diharapkan oleh perawat Pelaksanaan serta instrumen penerapan proses keperawatan, masing-masing instrumen terdiri dari 24 butir pernyataan.
Hasil uji coba validitas dan reabilitas instrumen ini menggunakan alpha cronbach dengan hasil baik. Hasil penelitian pada analisis univariat memmjukkan bahwa iklim kerja yang dirasakan oleh perawat peIaksana di ruang rawat inap RSU Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada kategori sedang (43,75 %) dengan mengarah kepada kategori buruk (38,75 %), sedangkan penerapan proses keperawaran berada pada kategori buruk (57,50 %). Dari hasii bivariat diketahui bahwa iklim kerja secara keseluruhan mempmyai hublmgan yang signifikan secara statistlk dengan penerapan proses keperawatan., dengan nilai-p = 0,004, untuk masing- masing dimensi: dimensi tanggung jawab dengan nilai-p = 0,000, dimensi standar dengan nilai-p = 0,019, dimensi penghargaan dengn nilai-p = 0,026 dan dimensi semangat kelompok dengan nilai-p = 0,020. Sedangkan dimensi kesesuaian perasaan dengan nilai-p = 0,454 dan dimensi kejelasan organisasi dengan nilai-p = 0,294 lidak berhubungan secara statistik dengan penerapan proses keperawatan.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dimensi tanggumg jawab merupakan yang mempunyai hubungan paling signiikan secara statistic (Nilai-p = 0,0003) dengan penerapan proses keperawatan setelah dikontrno oleh dimensi semangat kelompok. Berdasarkan haSil penelitian ini, maka pihak manajemen RSU Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh khususnya bidang keperawatan perlu memperhatikan dan memperbaiki semua dimensi iklim kerja di lingkup pelayanan keperawatan ke taraf yang lebih baik dengan harapan untuk meningkaikan penerapan proses keperawatan ke taraf yang lebih baik pula. Selain itu, untuk peneliiian lanjutan disarankan agar dilakukan dengan membandingkan iklim kerja dan penerapan proses keperawatan pada dua atau Iebih rumah sakit yang berbeda, peneliti juga menyarankan agar metode pengumpulan dara untuk variabel penerapan proses keperawatan dilakukan dengan cara observasi langsung, sehingga diperoleh data penerapan proses keperawaran yang lebih objektif.

This research is to gain description on relation between work climate and implementation of musing process at inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh. The design of this research was descriptive correlarional with cross sectional data collecting. The proven hipotesis in this research was relation between work climate and implementation of nursing process at inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh. The sample of the research were 80 executing nurses at inpatient care unit of Dr- Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh and were computed with population proportion appraising, The research used instrument of work measurement (Litwin & Meyer, 1971) and instrument of documentation gauging of musing process (Health Department of Republic of Indonesia, 1997). The both instruments were acliusted with the needs of research. The work climate instrument was consisted of could-be-felt work climate and work climate that was expected by executing nurses as well as instrument of implementation of nursing process, each instnunent broken down into 24 statements. Test of validity and reliability of these instruments utilized Amha Cronbach, and got good results.
The results of the univariat analysis indicated that die work climate, which was felt by executing nurses at inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh was at moderate category (43,75 %) and tend to go to poor category (38,75 %), meanwhile the implementation of nursing process was at poor category (5150 %). The bivariat analysis implied that the entire work climate statistically had significant connection with the implementation of nursing process with p-value = 0,004, each dimension: responsibility dimension with p-value = 0,000, dimension of standard with p-value = 0,019, reward dimension with p-value = 0,026 and team spirit dimension with p-value =- 0,020. And the conformity dimension with p-value = 0,454 and clarity dimension with p-value = 0,294 were statistically not related with implementation of nursing process.
The results of multivariate analysis indicated that the responsibdity dimension possessed the most significant relation statistically (p = 0,0003) with implementation of nursing process after had controlled with team spirit dimension. Based on the research, the management of Dr. Zainoel Abidiu Public Hospital Banda Aceh particularly nursing care unit should pay attention and renew all dimension of work climate at nursing care service scope to be better than ever hoping that it could enhance the better implementation of nursing process. Further research is recommended to compare work climate and implementation of nursing process in two or more different hospitals. The research conductor suggests that the data collecting method of variables of the implementation of nursing process should be organized widi direct observation so that a more objective data of nursing process implementation could be obtained.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T3707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugerah Pekerti Islamilenia
"Laporan magang ini mengevaluasi persiapan dokumen bukti yang dilakukan oleh SVT Limited, selaku firma konsultan pajak, untuk proses uji bukti dalam banding Pajak Penghasilan (PPh) Badan PT WJH. Pokok sengketa berupa perbedaan jumlah koreksi fiskal antara fiskus (DJP) dengan wajib pajak (PT WJH), yang disebabkan oleh penetapan pajak kurang bayar secara jabatan. Laporan ini mengevaluasi relevansi dan keandalan dokumen bukti yang disiapkan oleh SVT Limited, serta proses yang dilakukan untuk mempersiapkan bukti. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dokumen bukti utama yang digunakan oleh SVT Limited bersifat relevan dan andal. Bukti utama juga didukung oleh beberapa dokumen bukti pendukung yang mengkonfirmasi relevansi serta keandalan informasi dari bukti utama tersebut. Proses persiapan dokumen bukti juga telah dilakukan secara efektif dan efisien. Laporan magang ini juga menjelaskan refleksi diri penulis selama periode magang di SVT Limited, yang kemudian dijadikan landasan dalam membuat rancangan perkembangan diri ke depannya.

This internship report evaluates the preparation of documentary evidence, as conducted by SVT Limited as a tax consulting firm, for the evidence-testing process in the Corporate Income Tax (CIT) appeal of PT WJH. The subject of dispute was the difference between fiscal correction according to the tax authorities and the taxpayer (PT WJH). Such difference was caused by the official determination of underpaid tax by the taxpayer. This report evaluates the relevance and reliability of documentary evidence used by SVT Limited, and the evidence preparation process as well. Evaluation result shows that the primary evidence used by SVT Limited is relevant and reliable. Primary evidence is also supported by several supporting documents that confirmed the reliability of information in the primary evidence. The evidence preparation process was also performed effectively and efficiently. This internship report also narrates the self-reflection of the author during their internship period in SVT Limited, which is then used as the foundation of future self-development plans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mayanti Mahdarsari
"Indikator mutu pelayanan dapat dinilai dari perilaku tenaga kesehatan dalam menjaga keselamatan dirinya. Penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dengan menggunakan metode analitik korelatif pada 105 perawat pelaksana di ruang rawat inap dewasa di RSUDZA Banda Aceh dengan metode accidental sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner dan lembar observasi yang dianalisis menggunakan independent t test dan uji chi-square.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri adalah pelatihan (p=0.014; CI =1.365 - 8.924), hubungan tim (p=0.016; CI= 1.337- 9.035), budaya organisasi (p= 0.004; CI = 1.831-38.404), pengendalian (p=0.012; CI = 1.457-14.790) serta komunikasi (p=0.003; CI = 1.776-14.845). Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan menjadi dasar bagi Rumah Sakit untuk meningkatkan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri.

Indicators of service quality can be evaluated from the behavior of health personnels in maintaining their safety. This study aimed to identify the determinants of nursing behavior in maintaining personal safety by using correlative analytic methods to 105 nurses in adult wards at DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital employing accidental sampling method. Data collected from questionnaires and observation sheets were analyzed using independent t test and chi-square test.
Factors that influenced nurses’ behavior in maintaining personal safety were training (p = 0.014; 95%CI = 1365-8924), team relationships (p = 0.016; 95%CI = 1337-9035), organizational culture (p = 0.004 95%CI = 1,831-38 404), controlling function (p = 0.012; 95%CI = 1457-14790) and communication (p = 0.003; 95%CI = 1776-14845). These factors requires attention and become the basis for the Hospital to improve nurses behavior in maintaining personal safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Kharrif Indra Utama
"Profil Kehamilan Remaja dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Cara Persalinannya di Rumah Sakit Umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Latar belakang : Kehamilan remaja merupakan kehamilan risiko tinggi yang dapat menyebabkan masalah psikologis, luaran neonatal, dan obstetrik yang buruk. Beberapa studi menunjukkan luaran obstetri dan neonatologi yang kurang baik pada kehamilan remaja bila dibandingkan dengan kehamilan dewasa. Salah satunya angka seksio yang sesaria tinggi dibandingkan dengan perempuan dewasa.
Tujuan : Untuk mengetahui luaran Obstetrik buruk pada kehamilan remaja serta mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor sosiodemografik dan kunjungan antenatal dengan metode persalinan pada kehamilan remaja.
Metode : Analisa potong-lintang dilakukan pada persalinan dengan kehamilan remaja di RSUD Zainal Abidin, Banda Aceh, yang diambil dari rekam medis pasien pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2015. Profil kehamilan remaja, luaran buruk obstetrik, dan indikasi seksio sesaria pada subjek penelitian disajikan secara deskriptif. Analisis bivariat dilakukan untuk menilai hubungan antara metode persalinan dengan jumlah kunjungan ANC, provider ANC, klasifikasi usia Ibu, tingkat pendidikan dan jenis asuransi.
Hasil : Dari 186 persalinan remaja, sebanyak 75 subjek atau 40.3 menjalani seksio sesaria. Preeklamsia, kelahiran kurang bulan, dan malpresentasi adalah 3 luaran obstetri terbanyak yang terjadi pada subjek yaitu masing-masing sebesar 14 7.5, 10 5.4, 10 5.4. Indikasi seksio sesaria terbanyak pada subjek penelitian adalah gagal induksi, ketuban pecah dini, dan persalinan sungsang, yaitu masing-masing sebesar 19 25.3, 11 14.7, dan 10 subjek 13.3. Jumlah ANC berhubungan secara bermakna dengan jenis persalinan pada kehamilan remaja OR 4.14, IK 95 1.86-9.21. Sedangkan usia ibu, penyedia jasa kunjungan antenatal, jenis asuransi, dan pendidikan terakhir tidak berhubungan dengan jenis persalinan.
Kesimpulan : Angka seksio sesaria pada kehamilan remaja pada populasi di Banda Aceh tinggi. Frekuensi kunjungan antenatal yang adekuat berhubungan dengan jenis persalinan pada kehamilan remaja di Banda Aceh.

Profile of Teenage Pregnancy and Associated Factor of the Delivery Management in dr.Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh Background Teenage pregnancy is one of the high risk pregnancy which can cause psychologic problems and adverse outcome to mother and neonate. Some studies show that adverse obstetrical and neonatal outcomes occur more likely in teenage pregnancy than adult pregnancy. One of the bad outcome is the high rate of caesarian section in teenage pregnancy than adult pregnancy.
Objective : To evaluate adverse obstetrical outcome in teenage pregnancy and to investigate whether the social factor, demographic factor, and antenatal care associate with management of delivery in teenage pregnancy.
Methods : Cross sectional analysis is conducted to all medical records of teenage pregnancy from January 2010 to December 2015 in Zainal Abidin General Hospital, Banda Aceh. Descriptive analysis was conducted to teenage pregnancy profile, obstetrical adverse outcome, and caesarian section rsquo s indication. Bivariate analysis was conducted to evaluate the association between management of delivery with the amount of antenatal care, the provider of antenatal care, maternal age classification, education, and insurance.
Results : From 186 teenage pregnancies, 75 pregnancies was terminated by caesarian section procedures 40,3 . Preclampsia, preterm labour, and malpresentation are the three most common obstetrical outcomes with each percentage is 14 7.5 , 10 5.4 , and 10 5.4. Indication of caesarian section procedures is 25.3 failure of induction N 19, 14.7 premature rupture of membrans N 11, and 13,3 breech presentation N 10. The amount of antenatal care visit significantly associates with teenage pregnancy OR 4.14, CI95 1.86 9.21. with The provider of antenatal care, maternal age classification, education, and insurance do not associate with management of labour.
Conclusion : There is high rates of sectio cessaria procedures in teenage pregnancy in Banda Aceh. The frequency of adequate antenatal care associates with management of labour in Banda Aceh.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>