Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parangtopo Sutokusumo
"

Teknologi telah ada sejak manusia hidup di dalam zaman purba, dan yang lebih biasa disebut teknologi premitif, kemudian teknologi berinteraksi dengan sains untuk memecahkan problim pembangunan manusia dalam kegiatan teknologi modern. Selanjutnya keterlibatan sains makin lama makin jauh lagi, sehingga tidak sekedar berinteraksi, tetapi fungsinya berubah menjadi inovator di dalam kegiatan teknologi canggih. Kehidupan sains dan teknologi semakin menyatu, dan oleh karenanya sangat tepat bila di Indonesia, sains dan teknologi diberi sebutan yang satu pula yaitu IPTEK. Sedang di negara-negara lain tetap disebut sains dan teknologi.

Melihat proses perkembangan sains dan teknologi dari permulaan sampai akhir abad ke 20 ini tampak ada proses khusus yang sangat menarik, dan menyebabkan terangkatnya tiga pertanyaan berikut :


Bagaimana sesungguhnya perkembangan sains dan teknologi itu?

Mengapa bangsa yang satu lebih cepat menguasai sains dan teknologi daripada bangsa yang lain?

Apakah bangsa bangsa yang berkembang mampu mengejar ketinggalannya dalam bidang sains dan teknologi?

Untuk melihat bagaimana teknologi berkembang kita dapat mengambil beberapa contoh, bagaimana manusia menciptakan kecepatan kendaraan dari zaman purba hingga zaman modern ini dan bagaimana nanti di jaman super modern kecepatan kendaraan ciptaan manusia itu dibuatnya. Pada zaman purba manusia hanya menggunakan kakinya untuk menuju suatu tempat, kalau dirasa perlu maka manusia Iari untuk mempercepat sasaran yang dituju, kemudian berkembang dengan menjinakkan binatang yang memiliki daya pacu lebih tinggi sebagai kendaraan untuk mencapai sasarannya.

Kebetulan yang dipilihnya kuda, dan memang sasaran yang dapat dicapai lebih cepat lagi. Perkembangan berikutnya bagaimana benda-benda beserta manusianya dalam kesatuan yang lebih banyak dapat ditransportasikan lebih cepat lagi ketempat yang lain. Untuk menjawabnya manusia menyajikan bentuk teknologi yang paling sederhana, yaitu kereta beroda. Kereta kuda diciptakan dengan teknologi sederhana dipadu dengan daya hewani mampu membentuk koloni angkutan yang cukup cepat pada zamannya, kereta api dimanfaatkan oleh manusia dimasa damai maupun dimasa perang.

Demikian proses berlanjut, teknologi berkembang kendaraan darat berubah dari kereta kuda menjadi mobil, kendaraan laut berubah dari sampan ke kapal bermesin uap kemudian mesin bertenaga diesel sampai mesin bertenaga nuklir.

Tidak kalah hebatnya kemauan manusia untuk menyamai burung, dengan khayalan kuda bersayap berubah menjadi kenyataan pada awal abad ke 20, setelah disajikannya kapal udara yang pertama. Berkembanglah kecepatan kapal udara dengan mesin propeler sampai menjadi jet, dan selanjutnya roket. Daya angkat penumpangnya terus ditingkatkan hingga didapat pesawat angkut sipil, seperti Boeing 747 yang mampu mengangkut hampir 500 orang. Malah dewasa ini telah dikonstruksikan dan sudah dipamerkan kapal udara yang mampu mengangkut 1000 orang penumpang.

"
Jakarta: UI-Press, 1988
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kemeneg Ristek - BPPT,
600 MIJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan memaparkan hasil penelitian berbagai tipe kolaborasi riset internasional antar institusi, dan tingkat keefektifannya dalam meningkatkan kapasitas ilmiah dan inovasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kolaborasi ilmiah tersebut. Studi dilakukan terhadap enam belas proyek kolaborasi riset internasional di LIPI yang merupakan salah satu lembaga riset publik di Indonesia, antara periode 2001-2010. Hasil studi menunjukkan terdapat tujuh tipe kolaborasi, yang pada umumnya mempunyai dua manfaat utama, yakni publikasi ilmiah internasional dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan. Sementara itu, masih minim sekali proyek kolaborasi riset internasional tersebut yang mengarah pada inovasi, dimana struktur triple helix tampak yakni para akademisi, bisnis, dan pemerintah bekerja secara kolaboratif melalui konsorsium riset internasional. Hasil analisis terhadap kolaborasi riset yang efektif menunjukkan bahwa terdapat tiga elemen penting dalam mendukung kolaborasi riset yang efektif, yakni: (i) posisi tawar antar pihak yang berkolaborasi, (ii) kepercayaan berbasis kompetensi, (iii) hubungan atas dasar kepercayaan."
Jakarta: Redaksi warta kebijakan iptek & manajemen litbang, 2013
600 WKIML
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Verawati Puspitaningtyas
"Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Program Insentif Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek dari mulai faktor input sampai dengan outcome dengan menggunakan metode logic model. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analitik. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor input yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan Program Insentif Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek adalah sumber daya manusia, proposal, waktu serta mitra peneliti. Seleksi proposal yang dilakukan oleh tim penilai independen harus memenuhi syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Kemenristek. Outcome jangka panjang yang seharusnya bisa tercapai ternyata masih membutuhkan proses yang lama dan panjang serta memerlukan dukungan dari pihakpihak terkait.
Hasil penelitian ini menyarankan agar proposal yang diterima diprioritaskan pada proposal yang mempunyai potensi tinggi untuk ketercapaian outcome jangka panjang. Disarankan pula agar Kemenristek berkoordinasi dan bersinergi dengan kementerian terkait lainnya untuk mendukung kebijakan mengenai tindak lanjut penerapan teknologi serta transfer teknologi yang dihasilkan dari pembiayaan Program Insentif Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek ini.

This thesis studies the factors that affect the performance of Incentive Program Technology Diffusion and Utilization start from input factors to outcomes using logic models method. This study uses a descriptive analytic that is a qualitative approach.
The result of analysis showed that the most influential factor inputs in the implementation of Incentive Program Diffusion and Utilization of Science and Technology are human resources, proposal, timing and research counterpart. Selection of proposal that was conducted by an independent assessment team must conform to the terms and conditions set by Kemenristek. Long-term outcomes that should be achieved still require long process and need support from relevant stakeholders.
The results of this study suggest to received priority on proposals that have a high potential for the achievement of long-term outcome. And suggest Kemenristek to coordinate and synergize with other relevant ministries to support policy concerning implementation and transfer technology as a result from financing of Incentive Program Technology Diffusion and Utilization.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"dalam penelitian ini telah diperbandingkan seismogram observasi dengan sismogram berasal dari gempa yang terjadi di Ujung Utara Kepulauan Kuril, pada tanggal 5 Desember 1997. sedangkan stasiun observasi terletak di SJF, Sondre Stromford, Greenland. data seismogram didownload dari IRIS. seismogram sintetik dihitung dengan program GEMINI, yang inputnya berupa model bumi yang simetris radial dan isotop transversal, dan solusi CMT gempa. solusi CMT dari gempa merupakan penggambaran atas proses dinamik di hiposenter gempa. model bumi diambil dua model yang sering diacu oleh para seismologis, yaitu IASPEI91 dan PREMAN. data seismogram riil dan sintetik diperbandingkan dalam domain waktu, setelah sebelumnya dikenakan filter lolos rendah pada 32 mHz. pada jarak episentral 530, gelombang P menjalar hingga kedalaman di daerah mantel bawah, lintasan gelombang dalam lapisan kulit bumi mempunyai porsi kecil dari keseluruhan panjang rambatan. pada perbandingan seismogram dijumpai diskrepansi yang kuat pada amplitudo gelombang. model bumi PREMAN mengandaikan ketebalan kulit bumi adalah 25km, sedangkan IASPEI191 40km. perioda dominan pada frekuensi Nyquiest ini adalah 33 detik, sehingga panjang gelombangnya adalah skeitar 100 km. namun terlihat bahwa perbedaan ketebalan kulit bumi sebesar 15 km memberikan pengaruh yang sangat kuat pada amplitudo. diskrepansi yang kuat ini menunjukkan kekuranglengkapan pada model struktur bumi elastik yang telah dipublikasikan, demikian juga dengan parameter gempa dalam solusi CMT."
Surabaya: LPPM ITS,
551 IPT
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Elmi Kamsiati
"ABSTRAK
Plastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan namun berdampak buruk bagi lingkungan karena sulit terdegradasi di alam. Teknologi produksi plastik biodegradable atau bioplastik yang dibuat dari bahan alami dan ramah lingkungan sudah mulai dikembangka. Plastik biodegradable berbahan dasar pati relatif lebih mudah diproduksi dan bahan buku mudah diperoleh. Pati ubi kayu dan sagu memilki potensi sebagai bahan buku plastik biodegradable ditinjau dari ketersediaan dan karakteristiknya. selain pati sebagai bahan utama, diperlukan pula plastisizer atau bahan pemlastis dan bahan penguat struktur untuk menghasilkan plastik biodegradable dengan karakteristik yang baik. tahapan produksinya meliputi pencapuran, pemanasan, dan pencetakan. Plastik biodegradable berbahan dasar pati dapat digunakan sebagai bahan pengemas yang ramah lingkungan dan berpeluang besar di kembangkan."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"
LAPAN A2 adalah satelit yang diupayakan oleh Pusat Teknologi Elektronika
Dirgantara LAPAN sebagai satelit yang kedua setelah LAPAN-TUBSAT. Filosofi pengembangannya banyak dipengaruhi oleh kebutuhan program penguasaan teknologi yang dirasa masih belum selesai, khususnya dalam bidang spacecraft atau sistem bus. Perubahan yang “minimalis†pada sistem bus LAPAN menjadi strategi sekaligus pedoman mendasar dalam program ini, mengingat perubahan yang terlalu besar sangat berisiko, khususnya dalam bingkai waktu dan biaya. Paper ini akan menerangkan misi LAPAN-A2, persyaratan misi, dan hasil apa yang akan didapat dalam pengembangan program ini."
620 DIR 3:3 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Asosiasi Politeknik Indonesia (ASPI), 2006
PPT 1:6 (1997)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"melalui aplikasi e-recruitment memberikan banyak kemudahan dan kehandalan untuk memperoleh karyawan dengan potensi keahlian dan keterampilan yang spesifik tanpa batasan ruang dan waktu serta dengan biaya saluran penarikan yang murah. pengenbangan e-recruitument dapat membantu pemilik toko graha komputer untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam waktu yang cepat. bentuk penelitian berbentuk studi kasus dengan variabel tunggal yaitu pengembangan aplikasi e-recruitment dan penelitiannya menggunakan metode research and development. perancangan aplikasinya menggunakan model SWDLC (Software Development Life Cycle) dengan pendekatan waterfall. "
000 JEI 3:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Knowledge sharing antara civitas akademika baik dosen maupun mahasiswa perguruan tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses knowledge sharing dalam perguruan tinggi seperti teknologi, budaya dan lainnya. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi tersebut dapat dilihat faktor yang paling mempengaruhi. Faktor yang paling mempengaruhi proses knowledge sharing akan dianalisis pengaruh positif dan negatifnya sehingga dapat menemukan solusi untuk lebih meningkatkan proses knowledge sharing. Solusi knowledge sharing dapat dijadikan rekomendasi bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas. Berdasarkan analisis, faktor-faktor yang mempengaruhi knowledge sharing dalam perguruan tinggi dibedakan menjadi tiga faktor yaitu faktor organisasi, individu dan teknologi. Dalam faktor organisasi terdapat dua indikator yaitu budaya organisasi dan insentif/reward. Pada faktor individu terdapat empat indikator yaitu self efficacy, hasil yang diharapkan, senang membantu orang lain dan kaidah timbal balik. Sedangkan untuk faktor teknologi, indikatornya yaitu aplikasi IT. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen STIKOM Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa STIKOM bali, faktor yang paling mempengaruhi proses knowledge sharing yaitu faktor teknologi. Sedangkan bagi hampir seluruh dosen STIKOM Bali, faktor yang paling mempengaruhi knowledge sharing yaitu faktor individu.
"
000 JEI 3:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>