Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Wijaksono
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumberdaya bambu tarbesar di dunia di samping Cina dan Jepang. Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kegunaan tanaman bambu; batangnya mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan yaitu kuat, keras, ringan, ukurannya beragam dan mudah dkerjakan. Pemanfaatan bambu di Indonesia sudah berlangsung sangat lama dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat khususnya di perdesaan. Selain dimanfaatkan dalam industri kecil dan rumahtangga, bambu dapat Pula dimanfaatkan sebagai bahan bangunan karena hampir semua bagian pada bangunan rumah dapat dibuat dari bambu. Di Indonesia sekitar 80% batang bambu dimanfaatkan untuk bidang konstruksi. Selebihnya dimanfaatkan dalam bentuk lainnya seperti kerajinan, perabot rumahtangga, sumpit, industri kertas serta keperluan lainnya.
Bambu merupakan suunberdaya alam hayati serba guna di Indonesia bukan hanya dimanfaatkan untuk pembuatan industri kecil atau rumahtangga juga untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Di samping memiliki manfaat ekonomi juga manfaat ekologis dan sosio-budaya. Sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbarui bambu memiliki beberapa keunggulan seperti cepat tumbuh, produksi tinggi dan umur panen yang relatif pendek, juga rumpunnya dapat melindungi fungsi tanah, yaitu mengurangi penguapan dan meningkatkan kapasitas perembesan, sehingga kapasitas air tanahpun meningkat, perakararurya meningkatkan stabilitas tanah sehingga berpengarnh baik untuk konservasi air dan tanah.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup menetapkan strategi nasional pelestaiian dan pemaufaatan bambu secara berkelanjutan di Indonesia. Salah satu kendala yang paling mendasar dalam upaya pelaksanaannya adalah berkembangnya persepsi pemerintah dan masyarakat yang tidak tepat terhadap bambu dan cenderung diremehkan. Sebagian besar masyarakat maupun pemerintah masih beranggapan bahwa produk-produk yang terbuat dari bambu menunjukkan citra kejelekan dan kerniskinan scperti rumah yang dibuat Bari bambu selalu dihubungkan dengan ringkat kemiskinan penghuni rumah. Dengan kata lain bambu masih dianggap sebagai "Timber for the poor" (Kayo untuk si Miskin). Demi tereapainya tujuan strategi nasional tersebut selain peran pemerintah juga dituntut peranserta masyarakat.
Arsitek sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mempunyai peranserta yang sama dengan masyarakat lainnya dalam upaya mencapai tujuan dalam UU No.5,1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya serta Strategi Nasional Pelestarian dan Pemanfaatan Bambu secara Berkelanjutan. Arsitek saat ini dikenal sebagai seorang yang ahli dalam merancang bangunan serta mengawasi pelaksanaan pembangunannya Untuk merancang bangunannya arsitek harus menguasai ilmu konstruksi bangunan dan mengenal sifat-sifat bahan bangunan serta menata bentuknya.
Permanfaatan bambu sebagai bahan bangunan masih sangat terbatas sekali. Secara bertahap mulai menghilang dari gaya hidup masyarakat Indonesia akibat cara hidup yang berubah. Salah satu alasan yang utama adalah bahwa bambu sering rusak dan mudah dimakan rayap. Alasan lainnya adalah meningkatrrya pembangunan rumah-nunah dengan gaya Arsitektur Baru.
Perkernbangan pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan di masa depan mulai diperhatikan lagi sejak masalah lingkungan menjadi perhatian dunia, maka ini akan memberikan suatu kesempatan yang baik bagi bambu untuk dipertimbangkan lagi pemanfaatannya. Perumahan yang dibangun berdasarkan sistem ramah lingkungan dan, sistem rumah traclisional sebsiknya dihidupkan kembali namun dengan cara-care yang sesuai dengan kebutulran masa kini. Di dalam rumah dapat dilihat bambu digunakan untuk atap, langit-langit, lantai, tiang, dinding, jendela dan pintu. Bambu mudah diperbanyak dan cepat tumbuh. Dengan mempertimbangkan pcnggunaan yang hanya membutuhkan proses dan energi yang sedikit maka bambu dapat diinanfaatkan sebagai bahan bangunan yang aman terhadap lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil penelitan survei yang dilakukan di Jakarta, diperoleh gambaran bahwa persepsi arsitek tentang pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan masih rendah. Persepsi arsitek menunjukkan bahwa mereka masih menganggap bahwa bambu belum dapat memenuhi kebutuhan rumah masa kini, terutama untuk rumah menengah di Jakarta. Scbagian besar dan arsitek menunjukkan sikap setuju terhadap pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan penganti kayu, namun motivasi mereka untuk memanfaatkannya sebagai bahan bangunan masih rendah. Mereka hanya memanfaatkan jika ada permintaan khusus dari pelanggannya.
Hasil uji analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh yang nyata antara pengetahuan arsitek tentang bambu sebagai bahan bangunan dengan persepsi mereka terhadap pemanfaatannya. Secara keselunihan dapat disimpulkan bahwa rendahnya persepsi arsitek tentang pemanfaatan bambu sebagai bahan bangutan sebagian besar diakibatkan oleh terbatasnya pengetahuan atau informasi tentang bambu sebagai bahan bangunan yang diperoleh. Untuk meningkatkan pemanfaatan bambu di masyarakat khususnya di kalangan arsitek kiran ya perlu diadakan pemasyarakatan tentang pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan seita peranamtya dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

ABSTRACT
Community Of Architects Perception On The Uti1ization Of Bamboo As Building Material. (Case Study Architects In Jakarta)Indonesia is one of the countries with the largest bamboo resource in the world, beside China and Japan. Bamboo plants have been known by people. The benefit of bamboo plant is: the cuirn has advantageous properties i.e. strong, hard, lightweight, various in size and easy to process. The utilization of bamboo in Indonesia has been so long and became a part of life especially in rural area. Except for small and household industries, bamboo is used as building material because almost all part of houses can be made from it. Inside houses one can see bamboo used for roofs, ceilings, floors, walls, windows, pillars and doors. In Indonesia 80% bamboo culm is used for construction. The remainder is used for handicraft, furniture, chopsticks, pulp and paper industries etc.
Bamboo as multipurpose natural resource in Indonesia is not only used in industrial but also in environmental conservation. Besides economical, bamboo has also ecological and socio-cultural benefit As renewable natural resource, bamboo has many advantages i.e. fast is growth, high production, the clump can provide land function, that is reducing evaporation and increase infiltration capacity with the result of groundwater capacity increased. The roots increase land stability so that it gives good influences to water and land conservation.
Ministry of State Environment determined national strategy for sustainable conservation and utilization of Bamboo in Indonesia. The main constraint is the wrong goveiximent's and people's perception about bamboo and tends to be neglected. A large part of government and people stillgard bamboo products as giving bad image and poverty like bamboo houses always related to poverty with word's bamboo as timber for the poor. To achieve the aim in national strategy beside government role is also demanded people's participation.
Architects as part of the society are also demanded to have the same -participation in attempt to achieve the aim in Act Number 5 of 1990 about Conservation of Living resources and their ecosystems and national strategy. Architect recently has been known as an expert in building design and supervisor the construction. To design the building the architect should master the construction and building material properties, and also to compose the form.
The use of bamboo as building material still remains limited. It has gradually disappeared from people's lifestyle as the way of living changed. One major reason for this is that bamboo materials are often damaged by insects, while another is the increase of western style houses. Since environmental problems have become the concern of the world these give an opportunity for bamboo being considered, housing based on environment-friendly system.
Based on survey done in Jakarta is concluded that the architects perceive that bamboo can not fully meet the needs of modern houses , especially for middle class houses in Jakarta. Most of architects agree to utilize bamboo as building material in place of wood, however their motivation to use bamboo as building material is low. They only use bamboo if there is a special request from the client.
Statistics test showed there is significant influences between architect's knowledge of bamboo as building material and sustainable development to their utilization toward sustainable development. In conclusion, the low scale of architect's perception on the utilization of bamboo as building material is caused by limited knowledge and information on bamboo. To increase the utilization of bamboo in the society especially architects it seems that it is necessary socialize the utilization of bamboo as building material toward sustainable development.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Astrini Wijayanti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41153
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Kevin Utomo
"ABSTRACT
Menyediakan rumah hunian sementara bagi korban bencana alam di Indonesia merupakan salah satu isu yang kritis dan menantang mengingat kondisi Indonesia sebagai negara yang rawan terhadap bencana alam. Di Indonesia, bambu merupakan material yang paling banyak digunakan sebagai material untuk membangun rumah hunian sementara karena merupakan material lokal yang pengerjaannya cukup mudah dan murah. Di sisi lain, material kontainer telah banyak digunakan di beberapa negara sebagai rumah hunian sementara baik untuk penduduk yang kurang mampu maupun korban bencana alam. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan antara rumah bambu dan rumah kontainer di Indonesia. Parameter yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah dari segi biaya pembangunan dan lama periode konstruksi. Dari hasil penelitian, biaya pembangunan rumah bambu sebagai hunian sementara adalah sebesar Rp. 4.913.000,00 dengan waktu total pengerjaan selama enam hari. Sedangkan, biaya pembangunan rumah kontainer adalah sebesar Rp. 29.130.000,00 dengan waktu total pengerjaan selama tiga hari.

ABSTRACT
Providing temporary housing for disaster victims in Indonesia is one of challenging and critical issue considering that Indonesia is a country that prone to natural disaster. In Indonesia, bamboo was used as the material for temporary housing because bambu could be found locally with simple and cheap construction. On one hand, container had been used in other countries as temporary housing either for low income population or disaster victims. This research aims to analyze comparation between bambu house and container house as temporary housing for disaster victims in Indonesia. The parameters that compared in this research are from construction cost aspect and construction period aspect. As the result of the experiment, total construction cost of bamboo house as temporary housing is Rp. 4.913.000,00 with total six days construction period. Hence, the total construction cost of container house as temporary housing is Rp. 29.130.000,00 with total three days construction period. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hubert
"Keterbatasan kayu sebagai material utama dalam pembuatan kapal kayu tradisional di Indonesia mendorong keinginan untuk mencari material yang memiliki karakteristik mekanikal yang serupa. Salah satu material yang mungkin menjadi solusi adalah bambu yang dilaminasi karena kekuatan sebilah bambu masih belum bisa mennyaingi ketangguhan dari kayu. Spesies bambu yang memiliki tingkat ketangguhan hampir menyerupai kayu setelah dilaminasi adalah bambu Betung (Dendrocalamus Asper). Laminasi bambu Betung dapat dijadikan bahan alternatif untuk keperluan maritim menggantikan kapal kayu tradisional karena waktu panen yang lebih cepat, pembuatan komponen kapal lebih mudah, dan ketika dilaminasi dengan 4 lapisan dengan serat yang searah memiliki nilai MOR=740.48272 kg/cm2 dan MOE=49391 kg/cm2 yang sudah memenuhi standar BKI untuk kapal kayu tahun 1996 untuk penggunaannya sebagai material bottom shell dan side shell untuk kapal kayu dengan dimensi 5 GT.

The shortage of wood as the main material in traditional boat building in Indonesia means that it is necessary to find a material with similar mechanical characteristic. One solution is the use of laminated bamboo material since a single bamboo is still inferior to wood in terms of its mechanical properties. One species of the bamboo used is a laminated Betung Bamboo (Dendrocalamus Asper) which strength is on par with wood. Laminated Betung Bamboo can be used as a wood alternative to the boat building because of faster harvest time, easier component manufacturing, and when is laminated by 4 layers with unidirectional fiber will have a MOR=740.48272 kg/cm2 and MOE=49391 kg/cm2 which comply with the 1996 BKI Standard for the use of bottom shell and side shell material in a wooden ship with a dimension of 5 GT."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"An attempt to produce arbuscular fungi (AF) spore in pot culture from bamboo soil samples collected from Meru Beteri National Park,Jember,East Java and Purwakarta,West Java was carried out by used of Pueraria phaseoloides as a host plant..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Tjahjono
"Untuk meningkatkan nilai tambah dari pada bambu agar dapat dipergunakan sebagai pengganti atau paling tidak pendamping kayu, maka dibuatlah suatu susunan bambu dalam bentuk komposit yang disebut Laminasi Bambu. Penelitian tentang laminasi bambu masih jarang dilakukan dan di Indonesia belum ada yang melakukan penelitiannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari pada laminasi bambu pada pengujian mekanik. Adapun jenis bambu yang dipergunakan adalah jenis bambu apus atau bambu tali (Gigantochloa Apus) dengan pertimbangan jenis bambu ini mengandung kadar pati rendah dan mudah didapat. Sedangkan perekat yang dipergunakan adalah jenis Urea Formaldehyde (UF) dan pengujian mekanik yang dilakukan. Pengujian mekanik yang dilakukan adalah Tarik, Bending dan Geser dengan penekanan dingin. Pada pengujian ini mempergunakan mesh mark lnstron, model 1185 dengan beban maksimum 2000 kg, 720 kg dan 500 kg, kecepatan kertas 50 mm/menit dan jumlah sampel 8 (tank), 9 (bending) dan 8 (geser). Dari hasil pengujian Modulus of Elastisitas untuk pengujian Tank dan Bending didapatkan nilai rata-ratanya sebesar 6,255.107 N/m2 dan 1,764.108 N/m2, sedangkan untuk pengujian Geser didapat Modulus Geser rata-rata sebesar 2,145.907 N/m2."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanchez Vidella, Alex
"Bamboo is also known as "vegetable steel" due to its strength and extreme lightness. Craftsmen, architects, engineers, designers and distributors from around the world have collaborated in this selection of fifty constructions and over sixty product designs"
Barcelona: Loft Publications, 2011
R 624.189 7 SAN b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
JIE 2(1-2) (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>