Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Betty Riadini
"Dalam rangka menghadapi dan mengantisipasi sistem ekonomi global, tuntutan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memerlukan dukungan kegiatan penelitian dan pengembangan yang tangguh dengan produktivitas kerja yang tinggi sangat dibutuhkan. Untuk itu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah banyak mencurahkan perhatiannya terhadap pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan bagi peneliti. Akan tetapi sejauh mana peranan program pengembangan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan produktivitas kerja profesional peneliti, sampai saat ini belum pernah diteliti.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pengembangan tenaga peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan peranan pendidikan terhadap produktivitas kerja profesional penelitinya. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel secara acak dari populasi tenaga profesional peneliti sebanyak 115 orang, terdiri dari 50 orang S1, 40 orang S2 dan 25 orang S3. Analisis data menggunakan metode chi - square dengan mengambil nilai alpha 0,05.
Pengembangan tenaga peneliti LIPI telah berjalan sejak tahun 1987 melalui program pengembangan pendidikan S1, S2 dan S3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas total antara kelompok S1, S2 dan S3 tercipta hubungan yang bermakna, begitu pula bila dilihat dari masing-masing unsurnya. Jika produktivitas kerja tersebut dihubungkan dengan variabel jenis kelamin, umur, status keluarga dan golongan, diantara kelompok strata pendidikan S1, S2 dan S3 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strata pendidikan berperanan positif terhadap produktivitas kerja profesional peneliti namun untuk unsur utama Pemacuan Teknologi pada semua kelompok strata hasilnya masih jauh dari memuaskan. Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka disarankan antara lain : (1) Peneliti LIPI diharapkan meningkatkan perhatian dan minatnya untuk unsur Pemacuan Teknologi; (2) Untuk kepentingan pengembangan tenaga profesional peneliti kiranya perlu untuk terus mengusahakan agar semua peneliti diberi kesempatan meningkatkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Insan Fauzi
"Sarwono Prawirohardjo adalah pionir pembentukan lembaga IPTEK di Indonesia karena berperan besar dalam pembentukan dan pengembangan Balai Perguruan Tinggi RI, IDI (Ikatan Dokter Indonesia), MIPI (Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia), LIPI (Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia), dan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia). Sumber data penelitian berasal dari arsip di ANRI berupa arsip Sekretaris Negara 1945-1965, Kongres dan Seminar Ilmiah 1957-1983, dan Pidato Presiden Soekarno 1958-1967. Di PDII BRIN ditemukan majalah ilmiah seperti Berita MIPI, Berita LIPI, dan Berita IPTEK. Arsip-arsip berupa surat kabar diperoleh secara digital di laman https://www.delpher.nl, https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers, dan https://www.nationaalarchief.nl. Di Perpustakaan nasional didapatkan surat kabar Kompas, Pikiran Rakyat, dan Republik dalam bentuk microfilm. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa proses pelembagaan IPTEK sebelum kemerdekaan berfungsi untuk mengelola sumber daya dan mempertahankan kekuasaan kolonial. Pemikiran Sarwono mengenai lembaga riset terbentuk dari kombinasi faktor keluarga, pendidikan, lingkungan kerja, dan pengalaman organisasi. Sarwono memiliki berbagai gagasan tentang ilmu pengetahuan, penelitian, kesejahteraan masyarakat, prioritas pembangunan, kualitas peneliti, dan pelembagaan IPTEK. Sarwono tidak selalu berhasil mewujudkan semua gagasannya dan mengubah struktur yang ada namun terus berusaha membentuk perubahan dalam batasan-batasan struktur dengan mengoptimalkan perannya di lembaga IPTEK. Sarwono berhadapan dengan persaingan membangun kekuasaan di bidang IPTEK dengan Belanda, repatriasinya ilmuwan asing, krisis politik dan ekonomi masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin yang menyebabkan penelitian merosot kuantitas dan kualitasnya, kebebasan para ilmuwan dibatasi, dan di bawah kendali pemerintah. Pada masa Orde Baru, Sarwono menghadapi kondisi dominasi penguasaan teknologi negara maju, skala prioritas industrialisasi, persoalan dana, kualitas dan kuantitas ilmuwan Indonesia, perencanaan, serta faktor budaya masyarakat. Di tengah kondisi tersebut, Sarwono tetap berhasil membentuk dan mengembangkan berbagai lembaga IPTEK, infrastruktur penelitian, memberi bantuan dana riset, menerbitkan berkala ilmiah, mengkoordinasi penelitian antarlembaga, membudayakan pertemuan komunitas ilmiah, terwujudnya pusat penerangan ilmiah nasional dan mengadakan hubungan bidang IPTEK dengan luar negeri.

Sarwono Prawirohardjo was a pioneer in establishing science and technology institutions in Indonesia, significantly contributing to the creation and growth of the Indonesian Higher Education Center, the Indonesian Doctors Association (IDI), the Indonesian Council of Sciences (MIPI), the Indonesian Institute of Sciences (LIPI), and the Indonesian Family Planning Association (PKBI). His work has left an indelible mark on the development of science and technology in Indonesia. The primary sources for this research include archives from ANRI, such as records from the State Secretary (1945–1965), Congress and Scientific Seminar proceedings (1957–1983), and President Soekarno's speeches (1958–1967). At PDII BRIN, relevant scientific publications like Berita MIPI, Berita LIPI, and Berita IPTEK were examined. Additional archival materials in the form of newspapers were accessed digitally at https://www.delpher.nl, https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers, and https://www.nationaalarchief.nl. Newspapers such as Kompas, Pikiran Rakyat, and Republik were found on microfilm at the National Library. The findings reveal that the institutionalization of science and technology in the pre-independence era primarily served to manage resources and sustain colonial rule. Sarwono's ideas on research institutions emerged from a mix of influences, including family background, education, work environment, and organizational experience. He developed numerous ideas regarding science, research, public welfare, development priorities, researcher quality, and the institutionalization of science and technology. Although Sarwono did not always succeed in implementing all his ideas or changing existing structures, he persisted in promoting change within institutional constraints by optimizing his role in science and technology organizations. Sarwono faced numerous challenges, including competition from the Netherlands in the scientific arena, the exodus of foreign scientists, and the political and economic crises during the Liberal and Guided Democracy eras, which reduced the quantity and quality of research, limited scientists' freedom, and placed them under government control. In the New Order period, Sarwono encountered issues such as the technological dominance of developed countries, prioritization of industrialization, funding limitations, the quality and quantity of Indonesian scientists, and societal cultural factors, including a lack of public interest in science and technology and a preference for traditional practices. Despite these conditions, he succeeded in establishing and developing various science and technology institutions, building research infrastructure, providing research funding support, publishing scientific periodicals, coordinating inter-institutional research, fostering scientific community gatherings, creating a national scientific information center, and establishing international relations in science and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
San Francisco: Jossey-Bass Inc., Publishers, 1990
001.4 ORG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sheldon, Sidney
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
813 She a (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LIPI Press, 2006
001.4 KAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This is a guide to the Institute of Developing Economies (IDE), a semi-governmental "
Tokyo: 2007
338AJIG001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 1999
338.959 8 IND
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sheldon, Sidney
"All around the globe, people are being reported dead or missing." "In Berlin, a woman vanishes from the city streets. In Paris, a man plunges from the Eiffel Tower. In Denver, a small plane crashes into the mountains. In Manhattan, a body washes ashore along the East River. At first these seem to be random incidents, but the police soon discover that all four of the victims are connected to Kingsley International Group (KIG), the largest think tank in the world." "Kelly Harris and Diane Stevens - young widows of two of the victims - encounter each other in New York, where they have been asked to meet with Tanner Kingsley, the head of KIG. He assures them that he is using all available resources to find out who is behind the mysterious deaths of their husbands. But he may be too late. Someone is intent on murdering both women, and they suffer a harrowing series of near escapes. Who is trying to kill them and why?".
"Forced together for protection, suspicious of each other and everyone around them, and trying to find answers for themselves, the two widows embark on a terrifying game of cat and mouse against the unknown forces out to destroy them."--BOOK JACKET. "
Jakarta: Gramedia, 2005
813.6 SHE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Colin, 1949-
Manuka, ACT: Bobby Graham Publishers, 2015
378.155 BRO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>