Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joki Eko Juswanto H.
"ABSTRAK
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi Gas Bumi.
Masalah utama yang dihadapi oleh PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) adalah pemberian subsidi BBM oleh pemerintah yang masih tinggi, sehingga harga jual BBM lebih rendah dari harga jual Gas Alam, dan ini berdampak pada penjualan Gas Alam. Untuk itu PT.PGN (Persero) dalam strategi pemasarannya harus betul-betul memperhatikan STP.
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT dengan maksud agar diperoleh gambaran yang obyektif tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan serta ancaman dan peluang.
Dari hasil analisis SWOT diperoleh peta posisi bisnis PT Perusahaan Gas Negara (Persero) berada pada kuadran I, yang berarti Perusahaan harus melakukan Strategi Pertumbuhan. Dari hasil analisis juga diperoleh Kompetensi Inti Perusahaan adalah operasi jaringan pipa, pemasaran, dan pelayanan pelanggan. Dengan berbekal kompetensi inti ini diharapkan dapat mendukung strategi Segmentasi, Targeting, Positioning untuk subsitusi BBM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunadi
"Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan pemerintah (PP) No. 81/99, yang kemudian direvisi menjadi PP No. 38/2000, Khususnya tentang pengaturan pembatasan kadar nikotin 1,5 mg dan tar 20 mg dalam setiap batang rokok, akan lebih meramaikan pasar rokok di Indonesia, khususnya segmen rokok rendah tar dan nikotin, di mana akan meningkatkan persaingan antar sesama produsen (merek) yang jumlahnya terus bertambah.
Perkembangan industri rokok di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan adanya peningkatan permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin, di mana permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin telah meningkat sampai tahun 2000 lalu, mencapai sekitar 10% dari total konsumsi rokok kretek yang berjumlah 199 milyar batang.
Oleh karena itu, produsen rokok harus dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi produknya, agar dapat memenangkan persaingan. Dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat, Produsen perlu melakukan positioning dan segmentasi, untuk mengetahui bagaimana konsumen menerima berbagai alternatif rokok rendah tar dan nikotin yang ada, bagaimana persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Selanjutnya, karakteristik demografi konsumen apakah yang berpengaruh pada konsumen dalam memilih produk yang akan menjadi umpan balik bagi produsen untuk menentukan strategi pemasaran. Dalam kaitan, perlu dilakukan pengamatan dan analisa pasar untuk dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan perokok, sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi pada pelanggan (market oriented).
Dilatarbelakangi permasalahan tersebut maka penulis mencoba meneliti masalah mengenai analisis segmentasi, target pasar dan postioning konsumen rokok rendah tar dan nikotin di Jakarta.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelompokkan segmentasi benefit berdasarkan atribut yang dipentingkan konsumen dari produk rokok rendah tar dan nikotin, menjelaskan target pasar dituju yang dianggap mewakili suatu segmen tertentu dari profit segmen terbentuk, serta untuk melihat kedekatan persepsi sembilan merek rokok rendah tar dan nikotin di benak konsumen yang dikaitkan dengan peta posisi persaingan.
Penelitian menggunakan sampel perokok rendah tar dan nikotin yang berada di wilayah Jakarta. Penarikan sampel dilakukan secara convinience sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, yang disebarkan langsung kepada responden, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk pengelompokan segmentasi benefit digunakan bantuan program Cluster dan Case V. Sedangkan untuk mengetahui profil segmen, digunakan program Crosstab dari SPSS, sedangkan untuk peta posisi persaingan digunakan program Kyst dari MDS.
Hasil penelitian, menghasilkan tiga segmen. Segmen pertama, terdapat 60 responden (30%). Segmen kedua, dengan 92 responden (45%), Sedangkan segmen ketiga, dengan 48 responden (24%). Masing-masing segmen memiliki atribut utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rokok. Suatu atribut dikatakan penting, jika skala Thurstonenya melebihi nilai 1.5. Segmen 1, lebih mementingkan atribut berturut turut : peformance (3.38), image (3.36), time & energy cost (3.05), style (2.89), reliability (2.47), durability (2,31) dan feature (2.26). Segmen 2, lebih mementingkan atribut performance (3.85), image (3.83), feature (3.14) style (3.13), reliability (2.86), durability (2.40) dan anal/ability (1.87). Segmen 3, lebih mementingkan atribut performance (3.07), image (3.03), feature (2.85), reliability (2.85), availability (2.34), durability (2.31) dan time & energy cost (1.84).
Target segmen yang dipilih adalah segmen 2 (46%), dengan profil segmen sebagai berikut: pria dengan usia 20-30 tahun dan di atas 30 tahun, pendidikan S1/D3, pendapatan di atas satu juta rupiah per bulan, menyukai rokok kretek, dengan rata-rata konsumsi lebih dari 10 batang per Hari, memiliki perilaku pembelian cenderung membeli produk yang terekam/terlintas dalam pikiran, memiliki hobi berolah raga dan menonton pagelaran musik, suka nonton tv, terutama acara jaringan tv swasta lama (RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve dan TPI), suka membaca majalah/tabloid olah raga/hobi/politik (Otomotif, Bola, Adil) dan majalah wanita (Nova, Gadis, Femina).
Analisis peta posisi persaingan menunjukkan, bahwa jarak antara A Mild dan LA Lights sangat dekat, dibanding Star Mild, sehingga kedua merek tersebut menurut konsumen banyak memiliki kesamaan, di mana persaingan antara keduanya sangat ketat. Kansas Light dan Dunhill Light jaraknya cukup dekat, sehingga persaingan antara keduanya juga terjadi. Kansas Light, Pall Mall Light dan Marlboro Light, jarak ketiganya juga dekat, berarti konsumen menganggap bahwa ketiganya cukup mirip dan adanya persaingan satu sama lain. Sedangkan Bentoel Mild, jaraknya berjauhan dengan merek lain, serta memiliki ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh merek rokok rendah tar dan nikotin lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhidhi Teguh Wiyono
"ABSTRAK
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri pembuatan semen dan merupakan industri semen terbesar di Indonesia, dengan jumlah kapasitas produksi terpasang sebesar 17.250.000 ton semen per tahun serta sudah menjalani program restrukturisasi dengan melakukan privatisasi yakni menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat (go public).
Masalah utama yang dihadapi oleh PT Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah semakin menurunnya konsumsi semen sehingga kapasitas produksi terpasang tidak dapat digunakan secara optimal. Tingginya inflasi dan lemahnya nilai tukar rupiah mengakibatkan biaya operasional dan biaya produksi tinggi dampaknya posisi keuangan perusahaan kurang sehat
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kondisi lingkungan ekstemal dan internal perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT agar diperoleh gambaran yang obyektif tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan serta ancaman dan peluang. Sedangkan untuk menentukan posisi bersaing PT Semen Gresik (Persero) Tbk. dengan menggunakan matrik internal-eksternal, hasil pengembangan dari model General Electric (GE-Model).
Berdasarkan hasil analisis Matrik Eksternal-Internal, posisi PT Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam persaingan bisnis semen berada pada Sel VI, hal ini berarti PT Semen Gresik (Persero) Tbk. harus melakukan strategi Retrenchment, artinya perusahaan harus melakukan efisiensi di semua lini serta menjual salah satu unit bisnis yang tidak menguntungkan. Dalam situasi dan kondisi persaingan bisnis semen yang semakin ketat ini sesuai dengan hasil analisis matrik SWOT, terdapat 4 alternatif strategi yang dapat disarankan, yaitu Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT.
Strategi SO meliputi : peningkatan penjualan melalui ekspor, memperbesar market share dan optimalisasi kapasitas. Strategi WO meliputi : meningkatkan efisiensi, meningkatkan teknologi alat produksi dan memanfatkan rancang bangun dalam negeri. Strategi ST meliputi : menjaga kualitas produk, kerjasama dengan pihak asing, dan penyuluhan kepada konsumen akhir. Strategi WT meliputi : Mengoptimalkan R&D yang ada, pemanfaatan tenaga kerja dan penjualan sebagian saham."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Dody Kristianto Wicaksono
"ABSTRAK
Dalam perkembangannya benih hibrida dimulai pada tahun 1989 yaitu ditandai dengan munculnya jenis varietas jagung hibrida, dan pasar benih hibrida terus mengalami perkembangan dalam hal teknologi dimana pada tahnn 2005 muncul varietas terbaru yaitu varietas benih padi hibrida Dalam beherapa tahnn terakhir jnmlah penggunaan benih hibrida terus meningkat sehingga dapat menarik minat perusahaar lain untuk masuk ke pasar benih hibrida sehingga dapat dipastikan ke depannya persaingan dalam industri benih hibrida akan sernakin ketat Dengau semakin ketatnya persaingan dalam industri benih hibrida, maka PT. Sang Hyang Seri memerlukan suatu strategi keunggulan bersaing yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dalam pasar benih hibrida. Berdasarkan basil analisis faktor EFE menunjukkan bahwa perusahaar mampu melakukan respon yang balk di dalam memanfaatkan pelnang dan juga mengurangi tingkat ancaman dari lingkangan eksternal perusahaan, berdasarkan analisis fak-tor !FE menunjukkan perusahaan mcmiliki kekuatan internal rata-rata yang balk, berdasarkan analisis IE Matriks didapatkan hasil bahwa perusahaan sedang dalam tahap pertumbuhan dan pembangunan sehingga strategi yang disarankan yang dapet diambil oleh perusahaar adalah strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar, dan strategi pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis GE Matriks menunjukkan produk benih padi hibrida dan produk benih jagung hibrida berada pacta posisi memiliki daya tarik industri yang tinggi dan perusahaan memiliki kekuatan nntuk bersaing yang sedang maka strategi yang disarankan yang dapat diambil oleh perusahaan dalarn menetapkan strategi unit bisnis adalah strategi pengembangan pasar dan stratcgi pengembangan produk. Dari besil analisis CPM menunjukkan produk benih padi hibrida merupakan pemimpin pasar maka strategi yang disarankan yang dapat diambil oleh perusahaan adalah strategi perluasan kcselunihan pasar dan strategi mempertahankan pangsa pasar, produk bcnih jagung hibrida merupakan penantang pasar maka strategi yang disarankan yang dapat diambil oleh perusahaan adalah strategi frontal attack, strategi flank attack, dan strategi bypass attack Dari basil penetapan strategi pemasaran tersebut, maka perusahaan dapat menentukan strategi ftmgsional dengan mcnggunakan strategi bauran pemasaran melalui strategi 4P yaitu strategi produk (product), strategi harga (price), strategi distribusi (place) dan strategi promosi (promotion).

ABSTRACT
Hybrid seeds began to develop in 1989 and marked by the emergence of hybrid maize varieties, and hybrid seeds market continues to grow in terms of technology which in 2005 emerged the latest varieties that is hybrid rice seed varieties. In recent years the number of hybrid seed usage continues to increase so as to attract other companies to enter the hybrid seed market so most likely in the future the competition in the hybrid seed industry will be very tight. With the increase of competition in the hybrid seed industry, PT. Sang Hyang Seri requires an appropriate strategy for competitive advantage to win the competition in the hybrid seed market. Based on the results of EFE factor analysis showed that the company is able to respond well in utilizing the opportunities and also reduce the level of threat coming from the external environment company, based on !FE factor analysis shows the company has good internal strength, based on the IE Matrix analysis showed that the company is in the stage of growth and development so that the suggested strategies that can be taken by the company is a market penetration strategy, market development strategy, and product development market Based on GE Matriks analysis it shows that the hybrid rice products and hybrid com seed products has been in positioned of having high industry attractiveness while at the same time the company is in the average in terms of competition power, so then the recommended strategies to determine the unit business strategic is market development strategy and product development strategy. From the analysis of CPM showed that hybrid rice seed products is a market leader, then the suggested strategies for the company is expanding the whole market strategy and the strategy to maintain market share, hybrid com seed products is a market challenger so the suggested strategy for the company is a frontal attack strategy, flank attack strategy, and bypass attack strategy. From the results of decision of marketing strategy, the company can determine the functional strategy by using marketing mix strategy through a 4P's strategy which are product strategy, pricing strategy, place and strategy promotion. "
2011
T33695
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sujud Swastoko
"Deregulasi di bidang penerbangan tahun |999 menambah persaingan yang semakin berat dalam bisnis penerbangan di Indonesia. Jumlah penumpang pesawat terbang pada saat deregulasi digulirkan sebanyak 6,6 juta orang, pada tahun 2003 telah mencapai 16 juta orang, bahkan tahun 2004 diperkirakan bisa menembus angka 20 juta penumpang.
Sementara itu setelah kebijakan deregulasi penerbangan dilakukan, sudah 37 izin penerbangan dikeluarkan dan yang beroperasi 24 maskapai penerbangan. Dengan semakin banyaknya perusahaan penerbangan yang mengoperasikan pesawat, khususnya untuk angkutan udara niaga berjadwal di dalam negeri, menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Agar perusahaan penerbangan nasional dapat bertahan, bahkan bisa melakukan ekspansi usaha dengan baik, mereka harus membuat strategi pemasaran dengan menetapkan segmen pasar yang menjadi target. Oleh karena itu, untuk menjawab kebutuhan tersebut dilakukan penelitian dengan mengambil 131 responden terpilih umuk dianalisis.
Dari hasil segmentasi dengan menggunakan analisis klaster terhadap variabel- variabel psikografi, terbentuk dua segmen pasar penerbangan yaitu "Peduli Harga" dan "Peduli Merck". Hasil analisis diskriminan menunjukkan bahwa variabel demografi pendidikan yang membedakan konsumen dalam memilih segmen tersebut. Sedangkan segmentasi terhadap variabel-variabel perilaku dengan menggunakan analisis klaster terbentuk dua segmen pasar, yaitu "Pelayanan Bagus" dan "Harga Tiket Murah". Dari hasil analisis diskriminan, faktor demografi tidak mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih jenis pesawat terbang. Penciptaan nilai pelanggan untuk setiap segmen dilakukan dengan mengacu pada variabel-variabel psikografil perilaku yang membentuk segmen tersebut dan variabel-variabel demografinya.

Deregulation over aviation section in 1999 has tightened the competition in commercial aviation business in Indonesia. The amount of flight passengers has also increased from only 6.6 millions in 1999 - when the deregulation package was launched - to 16 millions in 2003, and it is predicted to reach 20 millions of passengers in 2004.
Meanwhile, after the implementation of the deregulation package, there have been 37 airline licenses given and 24 airlines start their operation. With the increasing number of commercial aviation company, especially the domestic scheduled-commercial air transportation, the competition is becoming more and more tight. For that reason, in order to be able to survive and even able to expand the business well, national aviation companies have to set certain marketing strategies by defining the targeted market. To answer the needs, a research has been conducted by taking 131 selected respondents to be analyzed.
The result of segmentation using cluster analysis toward psychographics variables has resulted two market segments of flight passenger; those are "Price-Concemed" and "Brand-Concemed". The discriminant analysis showed that the demographic variable "Educational Background" influences consumers in choosing the segments. On the other hand, segmentation toward behavioral variables by using cluster analysis has created two market segments; those are "Good Service? and "Low-Priced Tickets". The discriminant analysis over these segments showed that the demographic factors did not influence the consumer behavior in choosing the plane types. Creating customer value for every segment is conducted regarding to the psychographics, behavioral, and demographic variables that created the segments."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadita Budhi Wadhana
"Inkubator bayi merupakan salah satu alat keseharan di rumah sakit yang sangat penting. Dalam dunia alat kesehatan, inkubator bayi termasuk ke dalam kategori neonaral care instrument. Fungsinya adalah untuk menolong bayi yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Prinslp kerjanya adalah mengkondisikan bayi pada suhu dan kelembaban tertentu sehingga dengan bantuan alat ini bayi tersebut dapat terhinda: dari resiko kematian. Saat ini harga inkubator bayi lokal yang berkualitas relatif mahal, antara Rp 30 juta hingga Rp 60 juta, karena itu tidak semua rumah sakit, rumah bersalin dan puskesmas memiliki inkubator bayi yang memadai. Melihat kondisi tersebut, tim riset inkubator bayi FTUI terdorong untuk meneliti dan membuat prototipe inkubator bayi dan al-can memasarkannya den gan merk MEDIXE.
Banyaknya pesaing yang menawarkan berbagai keuntungan dan fasilitas membuat MEDIXE sebagai pemain baru di pasar neonaml care instrument perlu memiliki positioning yang jelas. Posirioning ini akan menjadi salah satu penentu utama apakah inkubator bayi ini mampu menembus pasar dan survive menjadi challanger terhadap marker leader yang sudah ada.
Peluang untuk memasarkan produk ini masih terbuka karena jumlah RS umum, rumah sakit bersalin dan klinik di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok cukup banyak. Guna menentukan posilionfng yang lepat, maka dalam karya akhir ini yang menjadi pokok-pokok permasalahan, adalah (1) siapa target pasar jangka pendek yang tepat bagi MEDIXE? (2) bagaimana positioning yang perlu dipilih oleh MEDIXE, sehingga produk inkubator MEDIXE dapat dipersepsi berbeda dan Iebih baik oleh calon user dari produk-produk sejenis yang telah ada di pasar? dan (3) apa implikasi pilihan target pasar dan positioning terhadap rencana bisnis awal MEDIXE?
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, maka penelitian diawali dengan mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu primary research dan secondary research. Peneliti mengumpulkan data secara langsung ke lapangan dengan cara wawancara kepada user (perawat fumah sakit) dan pedagang alat kesehatan untuk mcmberikan gambaran awal mengenai penggunaan inkubator di rumah sakit dan kondisi pasar. Pengetahuan akan kondisi pasar sangat panting dalam melakukan segmentasi dan menenlukan target pasar yang akan dibidik oleh MEDIXE.
Penelitian dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu kepala perawat di beberapa rumah sakit. Hal ini dilakukan karena perawat berperan sebagai injluencer dalam pembelian barang industri seperti inkubator bayi. Selain mencari data demografi, penyebaran kuesioner juga ditujukan untuk mencari atribut-atribut penting pada inkubator yang diperhatikan oleh perawat. Data ini digunakan untuk membuat peta persepsi dalam membuat beberapa altematif positioning yang mungkin dilakukan MEDIXE.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa target segmen yang menarik bagi MEDIXE adalah rumah sakit swasta Iokal yang ada di wilayah Jabotabek dan Depok. Salah satu pertimbangannya adalah laju perkembangan RS swasta lebih pesat, yaitu sekitar 3%, sedangkan RS pemerintah hanya sekitar 1%. Pertimbangan lain adalah mudah menerima produk baru, dapat dijangkau secara operasional, proses pembelian dan pembayaran yang cepat, dan jumlahnya pembeliannya per rumah sakit tidak besar.
Dari tiga alternatif positioning yang mungkin dilakukan MEDIXE, Alternatif positioning yang paling tepat bagi MEDIXE adalah "Inkubator bayi yang setara produk Cina dengan service lebih baik." Alternatif ini dipilih karena selain masih mampu menunjukkan perbedaan dari pesaing, implikasi operasional dan pemasaran yang ditimbulkannya masih dapat didukung oleh sumber daya perusahaan. Implikasi bisnis yang terjadi karena pilihan positioning MEDIXE seperti membentuk 2-3 tim service, menyediakan perlengkapan untuk operasional tim service, membuka hotline 24 jam dan menyediakan stok suku cadang. Kegiatan pemasaran tambahana yang perlu dilakukan, seperti menambah jumlah salesperson, mengadakan training bagi salesperson, membuat brosur dan VCD promo berisikan testimony, mengikuti pameran/seminar, beriklan di media yang relevan, membuat website dan memberi bonus bagi pembeli MEDIXE.
Implikasi ini menimbulkan biaya-biaya, tetapi dengan positioning yang jelas dan pemasaran yang genear, diharapkan MEDIXE dapat menjual lebih banyak inkubator bayi karena peluangnya akan lebih besar. Dengan MEDIXE memilih positioning seperti tersebut diatas, MEDIXE akan mampu bersaing di pasar neonatal care instrument jika skenario most likely atau bahkan optimist terjadi. Return (IRR) yang dapat diharapkan oleh MEDIXE adalah sekitar 30 % hingga 52%. Walaupun demikian, MEDIXE perlu memiliki langkah-langkah taktis jika skenario pessimist yang terjadi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Agustin
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal, posisi serta rancangan strategi dari layanan rawat inap RS Yadika
Pondok Bambu. Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT, Matriks TOWS
dan Matriks IE. Hasil dari analisis SWOT adalah diidentifikasinya kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh rumah sakit. Berdasarkan
matriks TOWS posisi layanan rawat inap RS Yadika Pondok Bambu saat ini
berada pada internal fix it quadrant dengan rancangan strategi yang digunakan
adalah strategi WO yaitu dengan cara meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang. Dari matriks IE layanan rawat inap berada pada posisi sel
I yaitu grow and build dengan strategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi
pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. Setelah dilakukan
pencocokan dari kedua matriks tersebut maka strategi yang tepat adalah
pengembangan pasar dan pengembangan produk. Selain itu dari strategi ini
dibuatkan juga strategi untuk program bauran pemasaran yaitu berdasarkan 4P
(produk, harga, tempat dan promosi).

ABSTRACT
This study is conducted in order to identify the internal and external
factors, positioning and design marketing strategies for inpatient rooms of Yadika
Pondok Bambu Hospital. This study uses SWOT analysis, TOWS matrix, and IE
matrix. The SWOT analysis identified strength, weaknesses, opportunities and
threats of the hospital. Based on TOWS matrix, the position of inpatient room is
currently at internal fix it quadrant that can use WO strategies by minimizing the
weaknesses to take advantage of the opportunities. Based on IE matrix the
position is on grow and build cell that makes strategies that can be implemented
are market penetration, product development and market development. After the
matching of two matrices, the appropriate strategy is product development and
market development. In addition to this strategy, another strategy was designed
for marketing mix program based on 4P (product, price, place, promotion)."
Universitas Indonesia, 2013
T36080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Gidion Suranta
"ABSTRAK
Istilah sistem pembayaran diperkenalkan oleh Visa dan MasterCard untuk menggambarkan jasanya. Produk-produk yang dihasilkan oleh kedua perusahaan ini antara lain adalah transaksi pembelian barang/jasa dan transaksi penarikan uang tunai di mesin ATM dengan menggunakan kartu kredit atau kartu debet.
Di Indonesia saat ini terdapat 7 (tujuh) perusahaan sebagai penyedia sistem pembayaran. Diantaranya terdapat Visa dan MasterCard yang merupakan perusahaan multinasional. Selain itu terdapat 2 (dua) bank yang melakukan hackH'ard integration dengan menyewakan ATM-nya untuk digunakan oleh bank lain. Pelanggan utama jasa sistem pembayaran adalah bank, namun tidak kalah penting adalah faktor jumlah cardholder yang berpotensi memberikan pendapatan dari setiap transaksi yang dilakukan.
Sejak masa krisis, PT. XYZ mengalami peningkatan pendapatan yang disebabkan an tara lain:
a. penentuan standar kualitas layanan sistem pembayaran,
b. pengembangan fitur bill payment (pembayaran tagihan),
c. bank-bank besar mulai bergabung dengan tujuan memperoleh pendapatanfee based, dan
d. perubahan struktur organisasi dimana pada tahun 2001 layanan sistem pembayaran di PT. XYZ dikelola oleh suatu bisnis unit.
Agar dapat memenangkan persaingan di industri sistem pembayaran yang sedang tumbuh (growth), PT. XYZ perlu menerapkan strategi prospector melalui pengembangan produk seperti dibawah ini:
a. Berusaha untuk mendapatkan hak paten dari setiap format message yang telah didefinisikan. Hal seperti ini telah dilakukan oleh Visa dan MasterCard untuk menciptakan entry barrier bagi eaton pendatang baru dan switching cost bagi pelanggan eksisting.
b. Mendefinisikan platform produk sehingga proses pengembangan produk menjadi lebih cepat dan efisien.
c. Secara kreatif menciptakan lini produk baru dari platform produk yang sudah didefinisikan.
d. Melakukan inovasi produk baru melalui pengembangan secara internal sesuai kompetensi yang dimiliki perusahaan ataupun secara kemitraan dengan cara outsourcing atau sistem bagi hasil. Inovasi produk yang direkomendasikan adalah perluasan kanal distribusi seperti POS, mobile banking, dan teller bersama.
e. Menerapkan strategi kemitraan dengan cara melakukan kerjasama interkoneksi dengan PT. POS Indonesia, kerjasama interkoneksi dengan penyedia sistem pembayaran di luar negeri, dan kerjasama interkoneksi dengan penyedia call center untuk layanan phone banking.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Herdiyanto
"Perkembangan industri otomotif di Indonesia beberapa waktu setelah krisis pada tahun 1997-1999 ternyata mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Merek-merek baru kendaraan bermotor mulai masuk ke pasar Indonesia bahkan dari negara-negara baru yang selama ini belum pernah memasuki pasar Indonesia. Dengan ditetapkannya peraturan pemerintah yang membuka keran impor kendaraan bermotor memperbolehkan kendaraan bermotor masuk ke Indonesia dalam bentuk completely build up, maka jumlah kendaraan bermotor yang masuk semakin besar.
Negara-negara produsen seperti Jepang, Amerika, Inggris, Jerman yang selama ini menjadi pemain pada industri otomotif di Indonesia mendapat pesaing baru dari negara seperti Korea dan Cina yang mulai memasuki pasar Indonesia pada tahun 1999. Hal ini masih ditambah dengan merek baru yang dari negara produsen lama yang masuk ke Indonesia. Hal ini menandakan pasar otomotif Indonesia yang sangat potensial sehingga mampu menarik banyak produsen untuk melakukan bisnisnya di Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnya industri otomotif tersebut, industri pendukungnya juga ikut berkembang. Seperti industri suku cadang kendaraan atau perdagangan bahan yang diperlukan dalam pengoperasian kendaraan seperti minyak pelumas dan minyak rem.
PT Dirgaputra Ekapratama yang bergerak dalam bidang perdagangan suku cadang kendaraan bermotor mendapatkan keuntungan, dari kondisi di atas. Penelitian ini memfokuskan pada produk minyak rem yang didistribusikan oleh perusahaan. Permasalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana prospek perkembangan perusahaan dan pemasaran minyak rem di Indonesia; Faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi pemasaran perusahaan; dan Strategi pemasaran apa yang perlu diterapkan dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus dengan memanfaatkan studi lapangan dan studi pustaka dalam mengumpulkan data.
Dari hasil analisis terhadap kekuatan bisnis khususnya untuk produk minyak rem dengan merek MK Kashiyama, PT Dirgaputra Ekapratama terletak pada tingkat sedang, demikian juga hasil anlisis terhadap daya tarik pasar. Dari hasil tersebut, berdasarkan matriks daya tarik industri dan kekuatan bisnis General Electric, posisi bersaing PT Dirgaputra Ekapratama berada pada kwadran V yaitu Selektif dan Kelola untuk Meningkatkan Keuntungan. Berdasarkan hasil tersebut strategi bersaing yang dapat disarankan untuk PT Dirgaputra Ekapratama adalah pengembangan pasar dan pengembangan produk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>