Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133618 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadi Rahmayadi
"ABSTRAK
Saat ini jaringan LAN (Local Area Network) di Gedung Kantor Pusat (GKP) PT TELKOM, masih menggunakan teknologi ethernet dan token ring. Untuk mengatisipasi peningkatan kebutuhan pelayanan LAN dimasa datang, seperti aplikasi multimedia dan video konference diperlukan peningkatan performansi jaringan dengan menggunakan Gigabit Ethernet.
Penerapan Jaringan Gigabit Ethernet di GKP PT TELKOM selain dapat meningkatkan kecepatan penyaluran data, sampai orde Gigabit per detik, juga jarak link antar node memungkinkan untuk diimplementasikan pada jaringan LAN, serta dapat mengoptimalkan berbagai fungsi aplikasi pemrosesan data yang telah dilaksanakan seperti inquiry, transfer data, data entry dll.
Tesis ini bersisi suatu perencanaan sistem LAN menggunakan Gigabit Ethernet yang realistis dan dapat segera dimplimentasikan di GKP PT TELKOM, dengan mengoptimalkan jaringan yang ada (upgrade), penggantian Network Interface Card (NIC) dengan NIC Gigabit Ethernet pada sistem komputer terpasang.
Untuk mengetahui performansi suatu Jaringan LAN dengan berbasis Ethernet seperti throughput, delay time dan utilisasi kanal, maka dilakukan simulasi jaringan terhadap salah satu model jaringan ethernet dengan menggunakan software OPNET Versi 3.51

ABSTRACT
Local Area Network (LAN) system using Ethernet and token ring technology has been applied in Central office of PT TELKOM. To anticipate demand application in the near future, increasing performance of the Local Area Network using Gigabit Ethernet can be applied.
By using Gigabit Ethernet in central office of PT TELKOM, it can increase the transmission data rate (Gigabit per second), spread link between the nodes suitably for LAN and to optimize data processing applications which has implemented such as inquiry, transfer data, data entry etc.
The realistic LAN system planning using Gigabit Ethernet is presented in this thesis. Its can be applied in central office of PT TELKOM by optimizing the existing LAN network and up grading the Network Interface Card (NIC) using Gigabit NIC in the computer system.
By using software program OPNET version 3.51 for simulation of Ethernet network model, we know performance of base Ethernet network . There are three measurement of LAN performance are commonly used Throughput, Delay and Utilization of LAN network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Utami
"Persaingan di bidang industri telekomunikasi di Indonesia menjadi semakin ketat satu sama lainnya. Dimana terjadinya perubahan kebutuhan tidak hanya voice saja, tetapi berkembang ke arah layanan data. Perkembangan yang menuju ke arah pertumbuhan pangsa pasar yang sangat tinggi dalam kebutuhan broadband yang diiringi dengan pertumbuhan pendapatan yang relatif mendatar di sisi pendapatan untuk operator. Hal ini terjadi pula pada Telkom Flexi, oleh karena itu perlu dilakukan cost optimization agar tidak terjadi kerugian yang cukup besar.
Salah satu langkah optimasi biaya itu adalah optimasi pada jaringan mobile broadband yang bertumpu pada infrastruktur backhaul. Saat ini suatu BTS untuk mencapai BSC/RNC yang dimilikinya harus menggunakan approach link, yang dapat berupa link radio, HDSL, maupun OMUX. Akan tetapi selain biaya yang diperlukan baik untuk pengadaan baru maupun perawatan cukup mahal, kemampuannya pun hanya dapat untuk point-to-point. Selain itu jumlah gangguan pada BTS yang diakibatkan gangguan pada radio link mencapai 14% dari total seluruh gangguan, dengan MTTR sebanyak 20% dari MTTR total yang terjadi di Flexi pada tahun 2010.
Oleh karena itu Telkom Flexi mulai mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi backhaul GPON sebagai backhaul menuju BTS, yang diharapkan dapat mensolusikan gangguan yang terjadi pada radiolink, hemat biaya, maupun mampu memfasilitasi untuk roadmap menuju NGN dan juga memiliki kemampuan multipoint. Implementasi GPON ini membutuhkan investasi yang cukup besar sehingga harus diimbangi dengan analisa kelayakan investasi.
Pada tesis ini akan membahas aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek ekonomi, dalam hal ini profitability indicator, dimana implementasi GPON ini merupakan substitusi dari link sebelumnya.
Hasil yang didapatkan bahwa secara teknis maupun manajemen dan sumber daya manusia investasi implementasi GPON ini layak untuk dilakukan. Dan hasil yang didapatkan dari analisis financial menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki tingkat profibilitas yang cukup baik baik menggunakan optik eksisting maupun penarikan optik baru. Dengan melakukan analisis kelayakan implementasi ini, diharapkan implementasi GPON sebagai backhaul ini menjadi lebih tepat.

Competition in the telecommunication industry in Indonesia has become increasingly tight between each other. There is also changing needs from the customer, they are not only need voice service but also evolved toward data services. Development of market also brings to share broadband demand coupled with relatively flat revenue growth in revenue for the operators. Decreased revenue happens also in Telkom Flexi, therefore needs to do cost optimization to minimize losses.
Alternative solution for cost optimization is reducing cost of mobile broadband network that relies on the backhaul infrastructure. Currently, configuration of a BTS to reach BSC/RNC has had to use the approach link, which may consist of radio link, HDSL, OMUX, or etc. However, using of that type approach link may increase cost both for new procurement and maintenance, and its ability was only able to handle point to point connection also one of the cons. Besides of that, amount of failure that cause by interrupt in radio link has reach 14% of the total disorder with mean time to repair about 20% of the total time to repair in all failure in 2010.
Therefore Telkom Flexi began considering using GPON technology as substitution of backhaul solution to the BTS, which is expected to solve failure that occurs in radiolink, with more cost effectiveness and abl to facilitate the roadmap to NGN. GPON implementation will be substantial investment and should be balanced with investment feasibility analysis.
This thesis will discuss about technical aspects, management and human resources aspects and also economic aspect to deal with profitability indicator with consideration of substitusion of previous link.
The results of GPON implementation from technical, human resource management and financial aspect is feasible to implemented. And the result from the financial analysis shows which zona has a good level profitabilitas to be implemented. By the conclusion of analyzing the feasibility of this implementation can be used to assist management to choose right decision of using GPON as the backhaul.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31031
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuruhli Shalihah
"Kebutuhan bandwidth layanan mobile broadband terus mengalami peningkatan. Dalam mendukung layanan mobile broadband ini, Telkomsel telah meng-upgrade kapasitas akses dengan mengimplementasikan teknologi Metro Ethernet berbasis serat optik untuk akses antara RNC dengan Node-B. Skripsi ini menganalisis dan mengevaluasi implementasi jaringan Metro Ethernet PT Telkom untuk mobile backhaul Telkomsel di area Jakarta.
Dari hasil kajian diperoleh tingkat reliabilitas jaringan Metro Ethernet PT Telkomsel di Jabodetabek mencapai 0,967 dan tingkat availabilitasnya mencapai 99,99% dengan titik kritis jaringan pada segmen patch cord. Dari kecenderungan pertumbuhan kebutuhan bandwidth dan jumlah pelanggan diprediksikan kebutuhan bandwidth pada triwulan III tahun 2010 adalah 7,93 Gbps dan pada triwulan IV tahun 2010 adalah 8,98 Gbps.

Bandwidth needs of mobile broadband services keep increasing. In support of this mobile broadband service, Telkomsel has upgraded access capacity by implementing the technology of optical fiber-based Metro Ethernet for access between the RNC with the Node-B. This thesis is to analyze and evaluate the implementation of PT Telkom's Metro Ethernet network for mobile backhaul Telkomsel in the Jakarta area.
The study of Telkomsel's Metro Ethernet in the Jakarta area results level of network reliability of 0.967 and availability level of 99.99% with a critical point on the network segment of the patch cord. From the trend growth of bandwidth requirements and the number of subscribers predicted that bandwidth requirements in the third quarter of 2010 is 7.93 Gbps and in the fourth quarter of 2010 is 8.98 Gbps.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51218
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harefa, Tetty N.
"PT Telkom telah menerapkan system SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dengan menggunakan serat optik sebagai media transmisinya. Adapun system SDH yang diaplikasikan telah menggunakan metode EEFO (Expansion and Extension Fiber Optic) dan Nothern Route Alcatel. Penggunaan kedua metode ini akan mempermudah PT Telkom dalam mengoperasikan layanan jaringan telekomunikasi dan keterbatasan akan kapasitas bandwidth yang digunakan. Tentunya kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan skripsi ini akan dilakukan suatu Analisa cara kerja kedua metode tersebut.
Analisis yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua informasi baik dari perusahaan yang bersangkutan maupun melalui buku sebagai referensi teori. Metode yang dilakukan adalah studi kasus di PT Telkom. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan cara kerja kedua metode dan bagaimana penerapannya pada jaringan backbone di PT Telkom. Dari kedua metode yang digunakan oleh PT Telkom, northern route lebih baik dari segi kecepatan, kapasitas, dan penghubung jarak jauh dibandingkan dengan EEFO. PT Telkom dapat menerapkan kedua sistem tersebut disesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang baik dari segi teknis maupun ekonomi.

PT Telkom have applied system SDH ( Synchronous Digital Hierarchy) by using optical fibre as transmission media. SDH system applies two method which are used EEFO method ( Expansion And Extension Fiber Optik) and Nothern Route Alcatel. Both of this method will be easy to be used by PT Telkom in operating service of telecommunications network and to overcome the limitation of capacities which is used. Both of this method have advantage and disadvantage which will be discussed in this paper.
Analysis is taken by collecting information from PT Telkom (case study) and also through various literatures. Data-Processing is done by comparing both of the method and how its implemented at the backbone network in PT Telkom. From both of these method, northern route method have better speed, capacities, and link of long distance than EEFO method. PT Telkom can apply both of this method for their future usage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Eritasari
"Divisi Regional (Divre) 2 Jakarta adalah salah satu Divisi Regional dari PT Telkom dimana cakupannya meliputi 8 Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi) dan tersebar di wilayah Jakarta, Bogor dan Bekasi. Jumlah pelanggan yang dilayani oleh PT Telkom Divre 2 Jakarta saat ini meliputi 1,5 juta pelanggan dengan total sst (Satuan Sambungan Telepon) berkisar 2 juta sst.
Untuk menangani jumlah pelanggan yang cukup besar dan seiring dengan perkembangan bisnis yang semakin maju dan dinamis maka PT Telkom Divre 2 Jakarta perlu didukung dengan infrastruktur jaringan sistem informasi yang scalable, reliable, secure dan manageable. Infrastruktur yang demikian diharapkan mampu mengakomodosi kebutuhan PT Telkom Divre 2 Jakarta di masa sekarang maupun yang akan datang.
Berdasarkan kondisi infrastruktur jaringan sistem informasi yang eksisting dan latar belakang di atas maka timbul suatu pemikiran, yang dituangkan melalui thesis ini, untuk melakukan perencanaan infrastruktur jaringan yang tepat untuk PT Telkom Divre 2 Jakarta. Melalui thesis ini, dimana penulisannya dilandaskan pada ilmu yang terkait, diharapkan pihak manajemen memperoleh masukan bagaimana membangun infrastruktur jaringan system informasi seperti dimaksud di atas.

The Regional Division (Divre) 2 Jakarta is one Regional Division of PT Telkom in which the scooping is covered for 8 Kandatel (telecommuncation distric office) and spreaded in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The sum of customers served by PT Telkom Regional Division 2 Jakarta now is content of 1,5 million customers and total sst is about 2 million sst.
To tackle the sum of big customers and follow the development business that enough progress and dynamic so that PT Telkom Regional Division 2 Jakarta needs to be supported by the network infrastructure information system with scalable, reliable, secure and manageable and then it is expected to be able to accommodate the requirement up to now and in the future.
Based on the condition of infrastructure on the network information system which exist and background as above, thus appear on idea which is taken on the theses, I do The Network Infrastructure Planning sharply, for PT Telkom Regional Divison 2 Jakarta. Pass Through the theses where writing is based on science skilled, it is hoped that management staffs would gain the input how to develop the network infrastructure information system as above.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ari Syakbani
"Kebutuhan telekomunikasi akan layanan berbasis data, suara, dan video terus mengalami peningkatan. Salah satu terobosan telekomunikasi untuk menjawab kebutuhan ini adalah fasilitas Metro Ethernet yang di Indonesia salah satunya dikembangkan oleh PT Telkom. Layanan Metro Ethernet ini terus disempurnakan secara berkelanjutan oleh PT Telkom termasuk melalui anak perusahaannya, Telkomsel. Untuk mengantisipasi tingginya traffic akses mobile broadband 3G, Telkomsel menyiasatinya dengan memanfaatkan Metro Ethernet yang menggunakan jaringan fiber optic miliki PT Telkom. Dalam usaha meningkatkan kehandalan infrastrukur jaringan Metro Ethernet ini maka perlu dilakukan analisa kinerja jaringan melalui parameter SLA (Service Level Agreement). Parameter SLA ini terdiri dari throughput, frame loss, latency, serta back to back dan diukur berdasarkan metode RFC 2544.

Nowadays , the telecommunication needs of data, voice, and video based service keep increasing. One of the telecommunication breakthrough regarding to this high demand is Metro Ethernet facility, which in Indonesia is developed well by PT Telkom. This service is improved continously by PT Telkom including by Telkomsel as its subsidiary. In order to antic_pate the dense of 3G broadband mobile acess traficc , Telkomsel get into exploitating PT Telkom fiber optic in its Metro Ethernet operation.As the effort of increasing the reliability of Metro Ethernet network infrastructure , analysis of network performance by SLA parameter (Service Level Agreement) is very important to do. This parameter consists of throughput, frame loss, latency, as well as back to back and tested by RFC 2544 method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51177
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Qadriansyah
"Perkembangan jasa telepon tetap yang dikelola PT. Telkom saat ini cenderung menurun seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, diantaranya teknologi telekomunikasi bergerak. Untuk itulah dibutuhkan suatu layanan baru yang inovatif pada jasa telepon tetap sehingga dapat meningkatkan perkembangan jasa telepon tetap tersebut.
Video conference merupakan suatu layanan yang berbasiskan multimedia yang akhir-akhir ini di tingkat global meningkat cukup pesat Walaupun begitu penggunaan video conference saat ini khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan infrastruktur telekomunikasi yang masih sangat terbatas. Tetapi dengan adanya standar 11,324, layanan video conference ini dapat diterapkan pada jaringan jasa telepon tetap yang disebut sebagai layanan Videophone. Sehingga dengan adanya layanan Videophone ini akan meningkatkan jasa telepon tetap yang dikelola oleh PT. Telkom disamping menjadi sumber pendapatan baru dalam penjualan terminal Videophone ini.
Oleh karena itu, tesis ini akan membahas analisa kelayakan dari layanan Videophone dan memberikan strategi pemasaran kepada DIVRE II PT. Telkom selaku penanggung jawab penggelaran layanan jasa telepon tetap di Jakarta.

Fixed Telephone Service growth remain to managed by PT. Telkom in this time tend to downhill along with technological growth of telecommunications, among other things is technology of celullar telecommunications. To that's required, a new innovative service of fixed telephone service remain to, so that can improve the growth of this fixed telephone service.
Video Conference represent a service which have bases of multimedia which latterly in global storey has a level mount fast enough. Nevertheless video conference use in this time specially in Indonesia still very limites. This matter caused by a telecommunications infrastructure which still very limited. But with standard H.324 existence, this video conference service is applicable at fixed telephone service network, as known as Videophone. So that with this Videophone product, it will improves of demand and income of fixed telephone that managed by PT. Telkom. And beside that, it will become a source of new earnings in sale terminal of this Videophone.
Therefore, this thesis will study elegibility analysis from Videophone service and give marketing strategy to DIVRE II PT. Telkom as underwriter reply a fixed telephone service service that remain in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Al Amin
"Pada skripsi ini akan membahas tentang perencanaan jaringan Fiber To The Home dengan teknologi Gigabit Passive Optical Network untuk Komplek Perumahan Graha Hijau 2 yang berada di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Perumahan ini merupakan salah satu kawasan elit di Ciputat, namun masih memakai kabel tembaga sebagai perantara komunikasi, maka dari itu dibuatlah perencanaan Fiber To The Home di daerah ini. Dari perolehan data perumahan, dimana ada sekitar 124 rumah pada perumahan ini. Lalu didesain sebuah sistem jaringan akses FTTH dengan teknologi GPON yang membutuhkan 4 buah ODC, 32 buah ODP dan 124 buah ONT di rumah pengguna FTTH. Sesuai dengan penghitungan link budget menunjukkan nilai margin yang didapat pada keadaan uplink adalah 6,15 dB dan pada keadaan downlink adalah 7,72 dB, keduanya di atas nilai margin 3 dB. Sedangkan untuk penghitungan rise time budget menunjukkan nilai rise time total yang didapat pada keadaan uplink adalah 0,25 ns dan pada keadaan downlink adalah 0,262 ns, keduanya tidak melebihi 70 persen periode bit NRZ, yaitu 0,563 ns untuk uplink dan 0,281 ns untuk downlink. Nilai link budget dan rise time budget yang didapat menunjukkan bahwa jaringan FTTH telah memenuhi parameter yang ditentukan.
In this paper, we will discuss about Fiber To The Home network planning with Gigabit Passive Optical Network technology for Residential of Graha Hijau 2 which is in the Ciputat area. This housing is one of the elite in Ciputat, yet still use copper wires as a mediator of communication, therefore a single planning FTTH in these areas. Data acquisition of housing, where there are 124 houses on this estate. Then designed a system of access network FTTH GPON technology that require 4 pieces of ODCs, 32 ODPs and 124 ONTs at home FTTH users. According of network link budget calculations showed the value of the margin obtained when the uplink is 6,15 dB and when the downlink is 7,72 dB, both above the value of the margin of 3 dB. Whereas for the calculation of rise time budget shows the value rise time total obtained uplink is 0.25 ns and downlink is 0,262 ns, both of which does not exceed 70 per cent of the period, i.e. NRZ bit 0,563 ns for the uplink and 0,281 ns for the downlink.The value of link budget and rise time budget that be obtained indicates network of FTTH has fulfilled defined parameters."
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ], 2014
S55961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Fahmi Tadjuddin
"FWA atau fixed wireless access adalah suatu penyelenggaraan jaringan lokal tetap tanpa kabel dengan mobilitas yang terbatas. Dimana mobilitas yang terbatas adalah mobilitas jaringan akses pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah operasi tertentu dengan satu kode area layanan jaringan tetap lokal. PT. Telkom sebagai operator jaringan FWA cdma2000-1X di Cirebon selalu berupaya memberikan kinerja jaringan yang baik. tingginya angka drop call jaringan FWA di Cirebon yang mencapai rata-rata 4,37 %, membuat PT. TELKOM mengusulkan optimasi guna memperbaiki kinerja jaringan FWA di Cirebon dengan dengan merujuk pada sebelas indikator dengan nilai standar tertentu yang disebut Key Performance Indikator (KPI). Optimasi dilakukan sebagai usaha untuk mencapai kondisi kinerja jaringan yang lebih baik. Karena berdasarkan data drive test, kinerja jaringan FWA di Cirebon belum memenuhi standar KPI. Melalui analisa data, rekomendasi dan implementasi perubahan parameter untuk memecahkan masaiah yang berasal dari sistem internal jaringan, diperoleh suatu kinerja jaringan yang secara umum lebih baik dari kondisi sebelumnya, meskipun belum semua indikator yang ada memenuhi standar KPI. Hal ini disebabkan karena selain faktor dalam jaringan sendiri, ada juga faktor luar yang tidak dapat dihilangkan seketika sehingga menyebabkan kinerja jaringan tidak dapat memenuhi seluruh standar nilai dalam KPI. Setelah pelaksanaan optimasi, secara keseluruhan kinerja jaringan menjadi lebih baik dengan luas cakupan area yang lebih baik dari sebelumnya dan drop call berhasil ditekan hingga mencapai rata-rata 2,27%.

FWA or fixed wireless access is an implementation of fixed wireless local network with limited mobility. Limited mobility means limited accessibility at only one operation area or one area code of fixed local network service. PT, Telkom as Fixed Wireless Access (FWA) cdma2000-1X network operator in Cirebon try to achieve a good network performance. High drop call rate in Cirebon's FWA network with average 4.37% makes PT.TELKOM give optimization solution to improve network performance based on eleven indicators with definite standardized value that called Key Performance Indicator (KPI). Optimization is implemented as en effort to achieve a better network performance, because based on drive test data, FWA's network performance in Cirebon has not met KPI's standard. By data analyzing, recommendation and implementation of hardware parameter changing to solve internal system problem, generally, better network performance has achieved after optimization has done, even though not all of indicators meet KPI standards. This is caused by the existence of some internal and external problems that could not eliminated at once, so that cause network performance could not meet all of standard value in KPI. At least after optimization has done, overall, FWA network performance in Cirebon improve better with wider coverage and drop call rate success to be pressed to average value 227%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Perwira Warjiyo
"Kebutuhan telekomunikasi akan layanan berbasis data, suara, dan video terus mengalami peningkatan. Salah satu terobosan telekomunikasi untuk menjawab kebutuhan ini adalah Metro Ethernet. Metro Ethernet dapat digunakan dalam jaringan 3G. Metro Ethernet adalah pengembangan dari Ethernet. Berbagai kelebihan dari Ethernet juga terdapat pada Metro Ethernet, dengan skala yang berbeda. Selain itu, ada pengembangan dari sistem yang banyak digunakan sekarang, yaitu SDH, untuk mengakomodasi kebutuhan layanan data. Sistem tersebut adalah Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy. Analisa dibatasi pada pengunaannya pada jaringan akses 3G. Kedua sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan satu sama lain. Metro Ethernet memiliki kelebihan pada sisi biaya operasional, skalabilitas, dan efisiensi transport. Ethernet over SDH memiliki kelebihan pada sisi biaya pembangunan dan reliabilitas.

Telecommunications needs for services based data, voice, and video continues to increase. One of the telecom breakthrough to address this need is Metro Ethernet. Metro Ethernet can be used in 3G networks. Metro Ethernet is the development of Ethernet. Various advantages of Ethernet is also available on Metro Ethernet, with different scales. In addition, there is the development of systems that are widely used today, namely SDH, to accommodate the needs of data services. The system is Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy. Analysis is limited to its use on the 3G access networks. Both of these systems has advantages and disadvantages when compared with each other. Metro Ethernet has advantages on the side of the operating cost, scalability, and efficiency of transport. Ethernet over SDH has an advantage in the cost of construction and reliability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>