Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Anwar Is
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa BLK Surabaya tahun anggaran 1997/1998 dan untuk mengetahui intensitas hubungan antara pola asuh orang tua, teman sebaya dan respon siswa path media pendidikan dengan prestasi belajar siswa.
Dalam menjawab tujuan penelitian tersebut pendekatan ex-post facto merupakan metode yang digunakan, 72 peserta pelatihan BLK Surabaya angkatan terakhir program pelatihan untuk tahun anggaran 1997/1998 diambil sebagai responder. Angket digunakan sebagai metode pengumpulan data sedang jenis data yang dikumpulkan berkenaan dengan pola asuh orang tua peserta, intensitas interaksi peserta dengan teman sebaya dan respon siswa terhadap media pendidikan. Sedang data tentang prestasi belajar siswa diambil dan hasil nilai ujian akhir antara ujian praktek dan teori.
Analisa data pada studi ini adalah korelasi. Metode ini digunakan untuk mengukur hubungan secara individual dan bersama-sama antara ketiga variabel tersebut dengan prestasi belajar siswa pelatihan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa BLK Surabaya tahun anggaran 1997/1998 pada katagori cukup (sebanyak 45 orang siswa = 62,5 %). Selanjutnva hasil analisis korelasi menunjukkan ; (1) Terdapat hubungan berbanding lurus dan signifikan antara Pola asuh orang tua dengan Prestasi belajar siswa = 0,4423 (p < 0,05) (2) Terdapat hubungan antara Teman sebaya dengan Prestasi belajar siswa, r = 0,2734 (p < 0,05); (3). Hasil analisa korelasi juga menunjukkan adanya hubungan antara Respon siswa pads media pendidikan dengan prestasi belajar siswa, r = 0,2837 (p < 0,05).
Analisa korelasi ganda menunjukkan bahwa ketiga variabel (pola asuh orang tua, interaksi teman sebaya dan tingkat respon siswa pada media pendidikan) secara bersama-sama menjelaskan sekitar 25 % variasi pada skor prestasi belajar siswa. Namun demikian secara individual variabel pola asuh orang merupakan variabel yang mempunyai hubungan dengan prestasi belajar yang paling kuat.
Implikasi dari temuan ini adalah bahwa rekruitmen calon peserta perlu untuk mempertimbangkan faktor pola asuh orang tua jika keberhasilan dalam mengikuti program pelatihan BLK Surabaya menjadi prioritas. Hasil reviu literatur menunjukkan bahwa pada pola asuh orang tua yang deinokrasi cenderung memberikan kebebasan anak untuk berkreasi.
Pada saat belajar mengajar kelangsungan, intensitas interaksi dengan teman sebaya dan perhatian peserta pelatihan terhadap media pendidikan menjadi faktor berikut yang mempunyai sumbangan terhadap keberhasilan peserta pelatihan di BLK Surabaya. Dengan kata lain penelitian ini menganjurkan bahwa peserta pelatihan BLK Surabaya perlu untuk diberi kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman sebayanya dan lebih intensif dalam memanfaatkan media pendidikan yang ada di BLKJ Surabaya. "
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Dewayani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan psychological distress antara mahasiswa yang memiliki perceived peer
social support dengan mahasiswa yang tidak memiliki perceived peer social support. Penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengetahui psychological distress partisipan dan data
demografis untuk membedakan antara partisipan yang memiliki perceived peer social support dengan yang tidak.
Partisipan dalam penelitian ini adalah 666 mahasiswa S1 program reguler Universitas Indonesia yang dikumpulkan
dengan teknik acak. Teknik statistik yang digunakan adalah independent sample t-test. Hasil analisis menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan psychological distress yang signifikan antara mahasiswa UI yang memiliki perceived
peer social support dengan mahasiswa UI yang tidak memiliki perceived peer social support. Hal ini dapat terjadi
karena psychological distress tidak hanya dipengaruhi oleh perceived peer social support, tetapi juga faktor-faktor lain.
This study investigated the difference of psychological distress between students of Universitas Indonesia who have and
who does not have perceived peer social support. This quantitative study has been done by adapting HSCL-25
questionnaire to know psychological distress to differentiate students of Universitas Indonesia who perceived peer
social support. Participants are 666 students of Universitas Indonesia obtained by random/probability sampling. There is
no significant difference in psychological distress between students of Universitas Indonesia who have and who does
not have perceived peer social support. It is assumed that there are many other factors that influence the psychological
distress student."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Student' achievement for Statistics for education course at Universitas Terbuka (UT) is relatively low. Students need learning process that can increase learning motivation. Contextual approach is a learning is a learning process where students can understand the concept through its application in daily life which supposedly will increase learning motivation. Online tutorial is one of learning support services provided by the UT via the internet. By utilizing the discussion forums, initiation material, assignments and exercises, students can improve their coomunication skills so as to facilitate their learning.This article is based on the research which aimed to find out how motivation and communication skills influenced the learning achievement in online tutorials with contextual approach on Statistics for education course. Field trials wre carried out in 36 undergraduate students who followed the online tutorials. The independent variable is motivation and communication skills, while the dependent variable is the learning achievement. Data were taken through questionnaires and observation and processed by means of regression test. The results showed that: a) motivation affect learning achievement by 88.7%, b) communication skills has a positive effect on learning achievement by 74.7%, and c) the influence of motivation and communication skills to the learning achievement was 89.7%."
JPUT 12:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kurikulum pelatihan (XI) dengan prestasi belajar siswa (Y) dan antara kompetensi instruktur (X2) dengan prestasi belajar siswa pelatihan (Y) di BLKI Pasar Rebo dan PPPTKIJ Cevest Bekasi,
Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan mepggunakan kuesioner untuk menjaring persepsi siswa pelatihan sebanyak 62 orang sebagai responden. Pengumpulan data untuk variabel kurikulum (X1) dan variabel kompetensi instruktur (X2) dilakukan dengan cara menyebarluaskan instrumen pengukuran pendapat / persepsi siswa sebanyak 27 butir pernyataan untuk variabel kurikulum dan 29 butir untuk variabel kompetensi instruktur. Sedangkan untuk mengukur variabel prestasi belajar siswa (Y) digunakan data dokumentasi nilai ujian rata-rata pelajaran teori dan praktek yang dicapai siswa pada akhir program pelatihan di BLKI Pasar Rebo dan PPPTKIJ Cevest Bekasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik korelasi parsial dan korelasi ganda serta regresi sederhana dan regresi ganda.
Hasil penelitian ini adalah, pertama : terdapat hubungan positif antara kurikulum (X1) dengan prestasi belajar siswa pelatihan (Y) dengan koefisien korelasi ( r) sebesar 0,430. Bila dikontrol variabel kompetensi instruktur, maka diperoleh koefisien korelasi variabel kurikulum sebesar 0,378. Persamaan regresi tinier sederhana adalah Y = 59,53 + 0, 18 X1.
Kedua : terdapat hubungan positif antara kompetensi instruktur (X2) dengan prestasi belajar siswa pelatihan (Y) dengan koefisien-korelasi (r) sebesar 0,544. Bila dikontrol variabel kurikulum pelatihan (X1), maka diperoleh koafisien korelasi variabel kompetensi instruktur sebesar 0, 510. Persamaan regresi linier sederhana adaiah Y = 56, 877 + 0.193 X2.
Ketiga : secara bersama - sama terdapat hubungan positif antara kurikulum pelatihan dan kompetensi instruktur dengan prestasi belajar siswa dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,630. Model regresi linier ganda dinyatakan melalui persamaan Y = 45,86 + 0,133 XI + 0,167 X2.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pengembangan kurikulum pelatihan serta peningkatan kompetensi instruktur dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa pelatihan."
2001
T2014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anizar Rahayu
"Abad 21, dunia semakin mengglobal, diperlukan individu berkuaiitas yang mampu berkompetisi sekaligus bergaui dan bekerjasama dengan bangsa Iain. Peran inteligensi, kreativitas dan adversity semakin penting.
Sampai saat ini inteligensi masih diyakini sebagai potensi terbesar yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang. Freeman (1971) menyatakan seseorang yang inteligen tidak hanya mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari hal yang dipelajarinya, tetapi juga mampu mempertahankan pengetahuan dan pengalaman tersebut untuk diterapkan pada situasi baru. Kreativitas (berfikir kreatif) adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berlikir serta kemampuan mengelaborasi suatu gagasan (Utami Munandar, 1992).
Sedangkan Adversity (Stoltz, 2000) merupakan sebuah kerangka konseptual baru untuk memahami dan meningkatkan semua aspek keberhasilan; ukuran bagaimana seseorang merespon kemalangan dan alat untuk memperbaiki respon terhadap kemalangan.
Dari penelitian terdahulu terbukti bahwa ketiganya merupakan prediktor terhadap keberhasilan. Dalam dunia pendidikan, variabel-variabel tersebut terbukti memiliki hubungan secara bermakna terhadap prestasi belajar (Salah satu tolok ukur keberhasilan siswa). Inteligensi berkorelasi denan prestasi belajar sebesar r = 0,72 (Sekolah Dasar) dan r = 0,58 (SLTP), Utami Munandar (1977). Penelitian tentang hubungan kreativitas dan inteligensi dengan prestasi betajar membuktikan bahwa kreativitas sama absahnya seperti inteligensi sebagai prediktor prestasi belajar di sekolah; jika inteligensi dieliminasi, hubungan kreativitas dan prestasi belajar tetap substansial (Utami Nlunandar, 1977). Stoltz (2000), menemukan bahwa seseorang yang memiliki Adversity Quotient (AQ) tinggi, menikmati manfaat kinerja, produktivitas, kreativitas, kesehatan, ketekunan, daya tahan dan vitalitas Iebih besar dibanding orang ber-AQ rendah. AQ meramalkan siapa yang akan memiliki prestasi melebihi harapan kinerja mereka, dan siapa yang gagal.
Begitu penting peranan ke tiga variabel diatas bagi keberhasitan seseorang khususnya siswa dalam mencapai prestasi belajar di sekolah. Permasalahannya, masih banyak siswa underachiever yaitu berprestasi dibawah taraf keoerdasannya (S- Sadli, dikutip Yusuf Munawir, 1996). Dari variabel kreativitas, masih dijumpai penelitian yang meragukan pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar siswa (Sukarti, 1997). Selain itu Iingkungan kondusif yang dibutuhkan untuk menemu-kenali kreativitas sejak dini dan memberinya kesempatan beragam agar dapat muncul sebagai prestasi nyata, sering tidak memberinya dorongan yang cukup kuat. Demikian juga adversity yang memiiiki hubungan bermakna terhadap keberhasilan (Stoltz, 2000) merupakan teori baru, berasal dari dunia barat yang masih perlu dibuktikan keefektifannya bila diterapkan di Indonesia.
Sampai saat ini pemanfaatannya pun masih terbatas pada dunia kerja, alat yang dipakainya juga masih sangat terbatas- Dengan alasan-alasan tersebut penelitian ini dilakukan. Dari penelitian ini ingin diketahui hubungan inteligensi, kreativitas (bertikir kreatif) dan adversity dengan prestasi belajar siswa SLTP; dan variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
Subyek penelitian yang diambii dengan Stratiiied Random Sarnpiing adalah siswa SLTP Negeri 49 (mewakili peringkat atas) SLTP Negeri 184 (mewakili peringkat tengah) dan SLTP 222 (mewakili penngkat bawah), dengan sampel 37 pria dan 37 wanita dari masing-masing sekolah, sehingga jumlah seluruhnya 222 orang.
Alat yang diorgunakan untuk mengukur inteiigensi adalah Standard Progressive Matrices (SPM) dari Raven; alat ukur kreativitas (bertikir kreatif) adalah Tes Kreativitas Verbal Pararel 1 (TKV Pararel-1) dari Utami Munandar, dan untuk mengukur Adversity Quotient digunakan Adversity Response Protiie Moditikasi (ARP-MAR).
Melalui kajian teoritis diajukan delapan hipotesis yang teiah diuji kebenarannya meialui teknik korelasi berganda, korelasi parsial dan korelasi bivariat dari Pearson, dan diperoleh hasil sebagai berikut;
1. Ada hubungan yang signihkan antara inteligensi, kreativitas (bertikir kreatif) dan adversity secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa SLTP.
2. Ada hubungan yang signitikan antara inteligensi dengan prestasi belajar siswa SLTP, setelah dikontrol variabel kreativitas (bertikir kreatif) dan adversity.
3. Ada hubungan yang signiikan antara kreativitas (berpikir kreatif) dengan prestasi belajar siswa SLTP, setelah dikontrol variabel inteiigensi dan adversity.
4. Tidak ada hubungan yang signitikan antara adversity dengan prestasi belajar siswa SLTP, setelah dikontrol variabel inteligensi dan kreativitas (berHkir kreatif).
5. Ada hubungan yang signitikan antara inteligensi dengan kreativitas (bertikir kreatif) siswa SLTP.
6. Tidak ada hubungan yang signihkan antara inteligensi dengan adversity siswa SLTP.
7. Tidak ada hubungan yang signitikan antara kreativitas (bertikir kreatif) dengan adversity siswa SLTP.
8. Secara murni hanya variabel inteligensi dan kreativitas (bertikir kreatif) yang memberi sumbangan secara bermakna terhadap prestasi belajar siswa SLTP. Dan dari dua variabel tersebut, variabel kreativitas (berfikir kreatif) adalah penyumbang terbesar terhadap prestasi belajar siswa SLTP.
Sebagai hasil tambahan ditemukan :
1. Dimensi adversity control, origin dan ownership berkorelasi secara signifikan dengan prestasi belajar siswa SLTP.
2. Dimensi adversity origin dan ownership berkorelasi secara signifikan dengan inteligensi.
3. Dimensi advers;ty control, origin dan ownership berkorelasi secara signifikan dengan kreativitas (berfikir kreatif).
Saran yang diajukan berkaitan dengan :
1. Sampel. Agar hasil dapat dimanfaatkan dalam lingkup yang lebih luas, disarankan untuk memperluas sampet penelitian.
2. Alat Ukur
a. Alat ukur prestasi belajar {nilai rapor) Nilai raper dari sembilan mata pelajaran dianggap terlalu sempit untu mewakili prestasi elajar siswa (lebih banyak engukur ranah kognitif). Pada penelitian sejenis disarankan menyertakan nilai mata elajaran ekstra kurikuler.
b. Alat ukur adversity
1) Dalam penyajiannya ARP-MAR disarankan lebih memperhatikan faktor rappert dan administrasinya.
2) Bagi peneliti lain yang ingin memakai ARP-MAR, disarankan meneliti ulang validitas dan reliabilitasnya.
3) Peneliti I in yang ingin me odifikas1 ARP-Stoltz, disarankan untuk lebih memperhatikan pengaruh budaya.
3. Variabel inteligensi, kreativitas, adversity dan prestasi belajar. Mengingat ke empat variabel tersebut panting bagi dunia pendidikan, disarankan terus mengembangkannya melalui peneli ian secara berkala.
4. Variabel kreativitas dan a dversity dapat ditemu-kenali serta ditumbuhkembangkan ejak dini. Oleh karena itu disarankan agar dilibatkan dalam proses belajar-mengajar di berbagai lingkup dan memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virgitha Wulandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Chaterina
"Dalam menghadapi persaingan pasar global, tiap-tiap perusahaan harus memperhatikan kinerja karyawannya. Kinerja karyawan yang baik akan berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perusahaan. Hal yang harus diperhatikan untuk tercapainya kinerja yang baik adalah beban kerja yang akan diberikan kepada karyawan. Beban kerja yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan karyawan. Karena beban kerja yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah dapat menyebabkan kinerja yang buruk terhadap karyawan. Untuk itu penelitian ini mencoba untuk mengetahui hubungan antara Beban Kerja dengan Kinerja Karyawan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner terhadap 35 orang karyawan offshore PT. Pertamina Hulu Energi Divisi Quality Assurance Quality Control. Untuk menganalisis korelasi antar variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman yang dipergunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel yaitu beban kerja sebagai variabel independen dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif agak kuat antara beban kerja dengan kinerja karyawan.

To face competition in the global market, each company must consider the performance of its employees. A good employee performance will affect the achievement of corporate goals. Workload that will be provided to employees things to watch out for the achievement of good performance is the. Workload should be given in accordance with the capabilities of employees. The too high or too low workload is can lead to poor performance of the employee. For this research sought to determine the relationship between Workload with Employee Performance in Pertamina Hulu Energy ONWJ Jakarta. This research uses quantitative approach with questionnaires to 35 people offshore employees of PT. Pertamina Hulu Energy, Quality Assurance Quality Control Division as a sample. For the data technique analysis is using Spearman Rank Correlation, to find the strength of correlation between Workload as Independent variable and employee performance as dependent variable. From the statistic test, based on the data collected from questionnaire, there is a rather strong, positive, and significant relationship between workload with employee performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harlyna
"Penelitian ini bermula dari adanya keprihatinan UNESCO, UNICEF dan Departernen Pendidikan Nasional terhadap rendahnya mutu pendidikan dasar di ludonesia. Melalui proyek rintisan (pilot project) yang dimulai pada tahun 1999, tiga lembaga tersebut memperkenalkan pembelajaran aktif, krealif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) kepada beberapa SD dan Ml di tiga propinsi yang dipilih. Proyek tersebut mendorong Durori seorang guru SD Negeri 2 Kecila Kabupaten Banyumas untuk membuat 13 modul belajar yang disebut Model Belajar Mandiri (MBM). Meskipun disebut Model Belajar Mandiri, model ini tidak mengacu pada Self-Regulation Learning (SRL). Prinsip-prinsip yang digunakan dalam MBM merupakan beberapa prinsip pendidikan humanistik dan pendekatan Cara Belajar Siswa Alctif (CBSA). Secara garis besar, MBM bertujuan untuk mendorong motivasi belajar intrinsik dan harga diri (self-esteem) siswa.Diharapkan, siswa yang memitiki motivasi belajar intrinsik dan barga diri tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi juga.
Penelitian yang dilakukan oleh Gottfried ( 1990) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik dengan prestasi belajar. Sedangkan penelitian tentang adanya hubungan yang signiflkan antara harga diri dan prestasi belajar telah dilakukan oleh Marsh (dalam WoolfOlk, 1995), Wash (dalam Bums, 1979) dan Brookover, Thomas, Paterson, Coopersmith dan Purkey (dalarn Bums, J 979).
Penelitian mengenai hubungan antara motiwsi belajar intrinsik, harga diri dan prestasi belajar memang teiah banyak ditakukan, tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat ketiga hal tesebut pada siswa yang menggunakan MBM. Pemilihan mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia didasarkan pada tujuan pendidikan dasar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu menanamkan dan mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca., berhitung dan ketrampilan memecahkan masalah (Sid~ 2001). Matematika dan bahasa Indonesia dapat mewakili kemampuan dasar tersebut.
Sampel penelitian adalah siswa kelas V dan VI SD Negeri 2 Kecila yang berjumlah 49 siswa dan diperoleh dengan teknik accidental sampling.
Digunakan uji coba (try out) terpakai terhadap alat ukur penelitian karena keterbatasan waktu dan jumlah sampel. Data tentang motivasi belajar intrir.sik (matematika dan bahasa Indonesia) dan harga diri diperoleh melalui kuesioner motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia) serta harga diri yang disusun sendiri oleh peneliti. Sedangkan data prestasi belajar matematika dan bahasa Indonesia diperoleh dari nilai rata-rata ulangan harian, pengamatan, tugas dan pekerjaan rumah serta nilai ulangan umum/ujian akhir semester II. Pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistic Package for Social Science) menggunakan metode analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik matematika dengan prestasi belajar matematika. Selain itu juga ada hubungan yang signifikan antara harga diri dan prestasi belajar matematika. Berbeda dengan mata pelajaran matematika pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak didapati adanya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik bahasa Indonesia dan prestasi belajar bahasa Indonesia. Harga diri dan prestasi bela jar bahasa Indonesia juga tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa motivasi belajar intrinsik matematika dan harga diri secara bersama-sama tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap preslasi belajar matematika. Motivasi belajar intrinsik bahasa Indonesia dan harga diri secara bersama-sama juga tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia. Hal itu diduga karena adanya interaksi variabellain yang tidak diukur dalam penelitaian ini.
Gambaran umum yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia), harga diri, prestasi belajar (matematika dan bahasa Indonesia) yang tergolong sedang. Hal tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan uji coba alat ukur penelitian. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia), harga diri dan prestasi belajar (matematika dan bahasa Indonesia) antara siswa yang menggunakan MBM dan tidak menggunakan MBM disarankan untuk melakukan penelitian kausal-komparatif (expost facto)."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T38804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dewi Mochtar
"ABSTRAK
Dalam manajemen sumber daya manusia di rumah sakit swasta, terdapat sebuah proses untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan, yang dikenal dengan istilah Proses Penilaian Prestasi Kerja. Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses Penilaian Prestasi Kerja, terdapat adanya faktor peran karyawan sebagai penilai maupun yang dinilai, dan Pimpinan Puncak rumah sakit sebagai penentu kebijakan. Sebaik apapun sistem yang ada, bila dilaksanakan tanpa kesepakatan dan pengertian yang baik antara semua pihak yang terkait itu, maka akan sulit mencapai tujuan proses Penilaian Prestasi Kerja tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere ( RSPC ) untuk mengevaluasi proses Penilaian Prestasi Kerja, serta mengidentifikasi masalah yang dihadapi selama ini, menurut pendapat karyawan. Cara yang dipilih ini merupakan salah satu teknik evaluasi khusus bagi proses Penilaian Prestasi Kerja, di antara beberapa teknik lain yang dikenal. Dengan mengetahui pendapat karyawan, maka masalah yang berhasil diidentifikasi merupakan keadaan yang dapat dianggap paling mendekati keadaan sesungguhnya. Sehingga diharapkan pemecahan masalah yang disarankan akan lebih berguna. Hingga saat ini, evaluasi terhadap proses Penilaian Prestasi Kerja masih merupakan aktivitas manajerial yang kurang popular, bahkan cenderung dilalaikan. Padahal hasilnya sangat bermanfaat bagi organisasi dan karyawan.
Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner dengan realibilitas dan validitas internal tergolong moderat, yang telah diuji dengan teknik analisa Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses Penilaian Prestasi Kerja di RSPC yang menggunakan sistem Graphic Rating Scale dan telah dilaksanakan 2 ( dua ) kali itu, terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaannya. Masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya keterampilan para penilai dalam mewawancarai bawahannya dan adanya beberapa perbedaan persepsi antara kelompok penilai dan yang dinilai. Tetapi terdapat pula hasil yang cukup menggembirakan dari pernyataan Pimpinan Puncak dan karyawan RSPC, karena kedua pihak itu menunjukkan penerimaan yang baik terhadap keberadaan proses yang mereka anggap penting dan bermanfaat ini. Maka untuk masa mendatang, manajemen RSPC disarankan untuk melakukan langkah perbaikan pelaksanaan proses Penilaian Prestasi Kerja, tanpa harus mengganti atau merubah sistem yang telah digunakan selama ini.
Daftar Bacaan : 63 ( 1978 -1996 )
xi + 149 halaman : 19 tabel, 6 gambar, 10 lampiran

ABSTRACT
The Performance Appraisal Process in "Puri Cinere" Private Hospital, Sawangan, BogorIn Human Resource Management of a private hospital, there is a process to evaluate the employees' job performances called Performance Appraisal. The role of employees as appraisers or appraises and top managers as the policy maker, is one of factors which determined the success in Performance Appraisal process. No matter how good the system is, without full commitment and good understanding between all connected parties, it can be difficult to accomplish the objectives of Performance Appraisal process.
This research is conducted in Puri Cinere Private Hospital (RSPC) to evaluate the Performance Appraisal process, and to identify the problems, according to employees' opinion. This is one of the techniques which especially designed for evaluating the Performance Appraisal process. By knowing employees' opinion, the problems that can be identified are the closest picture compares with the real condition. So, hopefully the suggestions about how to handle the problems can be more useful!. Up till now, the evaluation of Performance Appraisal process is still not popular enough, and appears to be neglected. Though the result is so precious for both the organization and employees.
The data were gathered by using questionnaires, which had been analyzed with Cronbach Alpha Technique and indicated that the questionnaires had a Moderate level of Realibility and Internal Validity. The result of this research indicated that the Performance Appraisal process in RSPC, which used Graphic Rating Scale System and had been conducted twice, still having several problems. The main problem was the lack of appraisers ' interview skill with their subordinates and some differences of perceptions between the two groups, appraisers and appraises, towards this process. But, there were also encouraging findings from the top managers' and employees' opinions, that indicated the good acceptance to the existence of the Performance Appraisal process, which they thought as an important and meaningful process for them. For the future, the management is suggested to make a refinement regarding the operationalisation of Performance Appraisal process, without any need to replace or to change the system which has already been used in RSPC.
References : 63 (1978 - 1996)
xi + 149 pages : 19 tables, 6 charts, 10 enclosures
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>