Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bob Hardian
"ABSTRAK
Perkembangan transaksi online berkembang dengan pesat sejalan dengan maraknya perdagangan elektronik (electronic commerce) di Internet. Hal ini juga juga diikuti oleh lembaga perbankan untuk menyediakan jasa-jasa perbankan melalui jaringan publik ini. Tesis ini akan membahas mengenai model Online Banking melalui media Internet (Internet Banking). Pembahasannya meliputi komponen-komponen teknologi Internet dan Intranet Banking, standar pertukaran pesan, teknologi komponen terdistribusi dan middleware, serta masalah sekuriti untuk implementasi Internet Banking. Selain itu juga dibahas beberapa kasus implementasi yang telah dilakukan di Internet pada saat ini.
Pembahasan berbagai pengembangan aplikasi Internet Banking dibahas dengan memakai pendekatan model komponen perangkat lunak. Komponen middleware dengan teknologi seperti COM atau CORBA, akan memudahkan pengintegrasian berbagai komponen aplikasi Internet Banking. Komunikasi antar aplikasi Internet Banking dapat menggunakan suatu protokol pesan yang standar agar dapat berkembang di berbagai lembaga keuangan lainnya. Penggunaan standard pesan OFX antar komponen aplikasi perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya, akan memudahkan interoperabilitas sistem ini.
Selain itu, salah satu masalah transaksi di jaringan Internet adalah masalah sekuriti. Penggunaan sertifkat elektronik dan tanda tangan digital yang memakai teknik-teknik kriptografi asimetrik akan meningkatkan keamanan bertransaksi di Internet.

ABSTRACT
The growth of online transaction increases rapidly along with the booming of the electronic commerce on the Internet. This phenomenon is followed by financial institution to start providing banking services through this public network.
This thesis covers subjects on online banking through the Internet (Internet Banking), i.e. the component of the Internet and intranet technology, message-exchanging standard, distributed object technology and middleware component, and the security problems to the Internet Banking implementation. The thesis also studies current implementation cases that have been deployed on the Internet.
Research of some Internet banking application development is discussed by using software component approach, i.e. middleware component. The middleware component in a distributed system with COM or CORBA technology makes the integration of some Internet banking application components easy. The communication between Internet banking application components can use a standard messaging protocol therefore it can be applied in other financial institutions. The thesis studies OFX standard as a standard protocol that ease bank and interbank interoperability.
The thesis also studies security issues in the Internet transaction. The security issues that are covered is the usage of electronic certificate and digital signature using asymmetric cryptography techniques that increase transaction security in the Internet.
"
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulianto Ischak
"Saat ini, dalam bidang Keuangan dan Perbankan di Indonesia, media Internet dan telepon seluler merupakan salah satu perkembangan teknologi terbesar yang memungkinkan Bank untuk memberikan layanan yang lebih baik pada para nasabahnya. Perkembangan ini menjadikan E-Banking sebagai salah satu layanan perbankan yang mulai banyak digunakan. Trend dalam pengadaan E-Banking untuk saat ini adalah menggunakan Outsourcing, untuk aktivitas yang bukan merupakan core business, melalui jasa perusahaan system integrator yang menyediakan solusi E-Banking yang lengkap dan efisien. Bank Syariah Mandiri, sebagai salah satu bank swasta nasional di Indonesia telah pula membangun infrastruktur E-Banking untuk memberikan nilai lebih bagi nasabahnya. Akan tetapi, Bank Syariah Mandiri lebih memilih untuk melakukan in-house development dibandingkan dengan outsourcing dalam membangun infrastruktur E-Bankingnya. Kedua alternatif, baik outsourcing dan in-house development, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal keamanan, jenis dan macam fitur yang ditawarkan, biaya, dan efisiensi operasional. Tesis ini akan mencoba untuk melakukan evaluasi terhadap infrastruktur E-Banking yang telah dikembangkan secara in-house oleh Bank Syariah Mandiri. Ruang lingkup tesis ini dibatasi pada analisa atas infrastruktur E-Banking, yaitu Internet Banking yang digunakan dan dikembangkan sendiri oleh Bank Syariah Mandiri. Proses bisnis maupun infrastruktur core-banking diluar dari E-Banking tidak dibahas. Variabel evaluasi yang digunakan untuk analisis dibatasi pada tingkat kesiapan menghadapi lonjakan jumlah transaksi melalui Customer Behavior Model Graph (CBMG), quality of service dalam pengiriman data transaksi dengan performance analysis, bottleneck analysis, dan tingkat skalabilitas arsitekturnya menggunakan scalability analysis. Kata Kunci : E-Banking, Internet-Banking, Mobile Banking, Scalability Analysis, Customer Behavior Model Graph, Performance Analysis, Bottlenecks Analysis"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hendrawati
"Pengembangan teknologi berbasis intemet telah dimanfaatkan oleh pihak perbankan untuk memberikan layanan kepada nasabahnya yaitu berupa layanan internet banking. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi berbasis internet dalam dunia perbankan, paling tidak mendidik pasar dalam pemakaian teknologi ini dan merupakan competitive advantage bagi bank yang bersangkutan.
Berdasarkan biro riset Infobank, sampai dengan tahun 2001 ada empat bank yang sudah menerapkan internet banking di Indonesia yaitu BII, LippoBank, Bank Bali, dan BCA (Infobank, 2001) yang kemudian akan disusul oleh bank-bank lainnya. Pihak perbankan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam bertransaksi dengan mengunakan internet banking sehingga strategi yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses adopsi internet banking, menganalisis hubungan antara faktor-faktor tersebut terhadap kepuasan informasi dan keuntungan relasional, dan menganalisis hubungan kepuasan informasi dan keuntungan relasional terhadap komitmen pada situs serta menganalisis hubungan komitmen pada situs terhadap loyalitas.
Populasi dari penelitian ini adalah nasabah BCA yang mengunakan internet banking BCA. Adapun pengolahan datanya mengunakan faktor analisis pada setiap konstruk yang ada pada rerangka penelitian dan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel babas dengan variabel terikat secara parsial maupun simultan.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa komitmen terhadap situs berhubungan dengan kepuasan informasi dan keuntungan relasional, dimana kepuasan informasi dipengaruhi oleh kualitas user interface dan persepsi keamanan, sedangkan keuntungan relasional dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap situs. Sementara itu kualitas informasi produk, kualitas informasi layanan tidak mempengaruhi kepuasan informasi dan kualitas informasi produk, kualitas informasi layanan serta kearnanan tidak mempengaruhi keuntungan relasional.
Tampilan layar pada situs klikbca telah dirancang sesederhana mungkin seperti layar ATM BCA, sehingga konsumen tidak mengalami kesulitan dalam menggunakannya, dan pihak BCA secara berkesinambungan terus memberikan informasi mengenai situs klikbca dan keamanan bertransaksi pada situs tersebut, hal tersebut merupakan alasan dari kualitas user interface, persepsi keamanan, pengetahuan terhadap situs menjadi faktor yang mempengaruhi konsumen dalam bertransaksi.
Pihak BCA perlu meningkatkan kualitas informasi produk dan kualitas informasi layanan sehingga harapan dalam peningkatan jumlah volume transaksi pada situs klikbca dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor implementasi yang dianggap penting dalam penyediaan fasilitas layanan internet banking (e-banking) pada instansi perbankan di Indonesia. Adapun spesifikasi Critical Success Factors (CSF) pada internet banking yang ditelaah adalah dengan memandang kebutuhan dan kenyamanan bertransaksi pengguna sebagai nasabah individual. Tahapan penelitian meliputi studi literatur untuk mendefinisikan CSF pada internet banking serta evaluasi website studi kasus untuk mendefinisikan instrumen evaluasi website. Kemudian instrumen evaluasi tersebut digunakan dalam menguji CSF yang telah didefinisikan sebelumnya. Penelitian ini diakhiri dengan proses analisis atas data survei uji instrumen evaluasi. Hasil akhir penelitian menyimpulkan dua CSF yaitu kelengkapan layanan-layanan internet banking dan desain antarmuka website.

Abstract
This research aims to identify factors that are considered important in the implementation of the provision of internet banking services (e-banking) in the banking institutions in Indonesia. The Critical Success Factors specification (CSF) on the internet banking which is examined by looking at the needs and convenience of the user transactions as individual customers. Stages of research include studies in the literature to define CSF evaluation in internet banking website as well as case studies to define the website evaluation instruments. Then the evaluation instruments used in testing the CSF that have been defined previously. The research concludes with the analysis of survey data evaluation test instruments. The final results of two studies concluded that CSF completeness of internet banking services and website interface design."
[Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wawing Dianarta Wardhana
"Dengan semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan layanan perbankan yang terus menerus selama 24 jam maka peranan electronic banking sebagai hentuk layanan bank yang dapat memenuhi tuntutan tersebut juga semakin meningkat. Untuk menerapkan manajemen risiko atas kegiatan operasional maka harus dilakukan proses identifikasi, proses pengukuran dan proses monitor.
Hasil dari proses pengukuran risiko akan menjadi dasar dari metode mitigasi risiko yang akan digunakan. Sebagai salah satu metode yang umum dipakai untuk mengukur risiko VaR akan nnenyatakan suatu jumlah kerugian maksimum dari nilai uang yang mungkin hilang pada suatu periode tertentu dan dalam confidence level atau probabilita tertentu. Operational VaR merupakan suatu nilai kerugian maksimum pada suatu periode tertentu akibat dari adanya resiko operasional.
Dalam karya akhir ini, dikemukakan langkah-langkah perhitungan Operational VaR dengan menggunakan simulasi Monte Carlo dengan data yang berasal dari kerugian operasional pada Group EIectronic Banking Bank ABC. Simuiasi Monte Carlo sesungguhnya adalah proses pembuatan distribusi kerugian untuk mendapatkan nilai Operational VaR dengan menggabungkan antara distribusi frequency of loss dengan distribusi severity of loss.
Model simulasi Monte Carlo tersebut harus melalui pengujian backtestingg terlebih dahulu untuk memastikan model tersebut dapat diterima atau tidak secara statistik dalam menghasilkan nilai Operational VaR. Jika model tersebut dapat diterima maka Operational VaR yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan kerugian maksimum pada periode waktu tertentu.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan data yang berasal dari kerugian operasional pada Group Electronic Banking selama periode 2004-2005 dapat dikemukakan bahwa Operational VaR sejumlah Rp. 8.444.738.,- merupakan kemungkinan kerugian operasional maksimum yang dapat terjadi pada satu hari dengan probabiliti kejadian sebesar 95%.
Berdasarkan hasil pengujian dengan backtesting ternyata metode pengukuran risiko operasional dengan menggunakan simulasi Monte Carlo dapat diterima secara statistik. Dengan dernikian dapat disarankan penerapan metode simulasi Monte Carlo untuk mengukur besarnya nilai kerugian yang akan terjadi pada satu periode tertentu dimasa yang akan datang.

The requirement of banking services that can operates continuously during 24 hour and 7 days a week can be fulfill by electronic banking. Implementing the risk management process of operational activity can be done by identify, measure and monitor the activity.
Result from measurement process will become the base to choose the method of risk mitigation will be used. VaR is one of popular method to measure risk, that will result art amount of a maximum loss of money that is possible to lose at one particular specified period and in a certain level of confidence. Operational Var represent an amount of maximum of loss at one particular specified period effect of operational risk.
This thesis, explain the calculation process of Operational Var steps by step using Monte Carlo simulation. The data used in this simulation is coming from operational loss activity held by Electronic Banking of Bank ABC. The Monte Carlo Simulation actually is the process to get a model of distribution of loss as an Operational Var value by joining the distribution of loss and the distribution of severity.
The result generated from Monte Carlo simulation need to pass the back testing examination to ascertain that the model can be accepted statistically in yielding value of Operational Var. If the model accepted then the Operational Var value generated can be used to determine the maximum of loss in certain probability and period of time.
The result from Monte Carlo simulation which is using operational loss data coming from Electronic Banking activity during period 2004-2005, in generated the Operational Var value of Rp. 8.404.738.,- which is representing the possibility to happened of maximum of loss from operational activity equal to 95%.
The back testing examination of Operational VaR value that is generated by Monte Carlo simulation, resulted that the model can be accepted statistically. Thereby this model of distribution of loss can be suggested to be implemented in measuring value of loss that can happened in certain level of probability and at certain period of time."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahma Yuliati
"Internet banking refers to systems that enable bank costumers to access accounts and general information on bank products and services through a personal industry and the regulatory community. As with other areas of e-commerce, discussions about internet banking often proceed without reference to the actual state of market developments (Furst, 2002). Using internet banking give the influence to the bank's performance. Performance is defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Zakaria
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari penerapan internet banking terhadap kinerja bank. Sampel penelitian terdiri dari 83 bank yang ada di Indonesia dari 5 kategori dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Pengujian data dilakukan dengan metode univariate dan multivariate. Metode univariate membandingkan bank dari aspek aset bank, profitabilitas, efisiensi operasi, pola pembiayaan, kredit, dan diversifikasi kualitas aset dan pembiayaan eksternal. Untuk analisis multivariate, yang digunakan sebagai proksi profitabilitas adalah ROA dan ROE, sedangkan risiko kredit adalah NPA.
Hasil penelitian univariate menunjukkan, bank dengan internet banking lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan bank tanpa internet banking. sementara itu, hasil penelitian multivariate menunjukkan bahwa penerapan internet banking, tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Penerapan internet banking juga memberikan dampak positif terhadap ROE walaupun secara tidak signifikan. Dalam masalah risiko kredit, adopsi internet banking dinilai mampu menurunkan risiko kredit, dengan pengaruh negatif akan tetapi tidak signifikan.

The purpose of this study was to see the impact of the adoption of internet banking on banks’ performance. Study sample consisted of 83 banks in Indonesia from 5 categories from 2007 until 2010. The test of data was univariate and multivariate methods. Univariate method compares the banks’ aspects of bank assets, profitability, operating efficiency, the financing pattern, credit, and the diversification, asset quality and external financing. For multivariate analysis, which is used as a proxy for profitability are ROA and ROE, while credit risk is the NPA.
The results of univariate study showed that banks with internet banking has better performances than banks without internet banking. Meanwhile, the multivariates results indicate that the application of internet banking has positive but not significant impact on ROA. Application of internet banking also has positive impact on ROE but not significant. On the issue of credit risk, the adoption of internet banking can reduce credit risk assessed, with unsignificant negative effect.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Margareth
"Dalam internet banking, kepercayaan menjadi sebuah prasyarat yang utama bagi pembangunan hubungan pelanggan. Kepercayaan dilihat sebagai elemen bernilai tinggi bagi hubungan bisnis, karena kepercayaan mendorong pengambilan resiko dalam transaksi ekonomi. Diambil dari pemenuhan janji yang dibangun, sebuah model diajukan bertujuan untuk memudahkan pemikiran bagaimana kepercayaan dapat dibangun dalam lingkungan maya. Dikonseptualisasikan dalam konteks pelaksanaan layanan elektronik, model tersebut membantu mendemonstrasikan bagaimana perusahaan dan teknologi realita virtual dapat membantu mengungkapkan perasaan yang diminta untuk pembentukan kepercayaan melalui interaksi dengan janji-janji yang dibuat, dilaksanakan dan dipelihara.
Ada dua tipe kepercayaan yang harus dibedakan. Tipe pertama, kepercayaan awal, mengacu kepada situasi baru, dimana pelanggan yang prospektif menilai kepercayaan kepada pedagang berdasarkan informasi dari orang ketiga dan isyarat yang ditunjukkannya. Tipe kedua, kepercayaan berdasarkan pengalaman langsung, misalnya sebuah transaksi awal, yang diikuti oleh hasil evaluasi. Dengan demikian, kepercayaan mengakibatkan hubungan yang berorientasi jangka panjang. Dalam tesis ini, penekanannya akan diletakkan pada tipe yang kedua, kepercayaan berdasarkan pengalaman langsung.
Bitner mengidentifikasikan fungsi dari pembuatan, pelaksanaan dan pemeliharaan janji-janji adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan layanan. Dalam nada serupa, Wanninger memperluas ide ini dengan mengkonseptualisasikannya dalam pelaksanaan layanan "elektronik".
Jika pelanggan tertarik dengan janji yang dibuat, dia menunjukkan keinginan untuk bergantung pada bisnis tersebut, sebuah itikad untuk percaya, dan mengantisipasi janji untuk dilakukan. Ketika janji dibuat dalam intemet banking, proses demikian dimaksudkan untuk membantu pelanggan menentukan motif bisnis dan maksudnya, serta mempengaruhi keyakinan kepercayaan pelanggan terhadap kebenaran bisnis tersebut. Pelaksanaan janji dalam internet banking memberikan itikad pereaya untuk dimanifestasikan dalam resiko yang melekat yang bisa diterirna dalam situasi tersebut dan pada akhirnya bergantung pada janji, menghasilkan rasa percaya. Kemudian, pemeliharaan janji mempengaruhi dengan tepat persepsi pelanggan dan harapan di masa depan berkenaan dengan interaksi bisnis yang berkualitas melalui internet banking, sebuah keyakinan kepercayaan. Intinya, ketika semua tahapan pemenuhan janji telah terlaksana, maka terjadilah suatu "momen yang terbukti".
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan semua konstruk memberikan pengaruh yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa Bank BCA telah berhasil memperkenalkan K1ikBCA sebagai salah satu penyampaian layanan kepada nasabah yang dapat dipercaya.

In Internet Banking, trust becomes an essential prerequisite for customer relationship building. Trust is seen as a highly valuable element of business relationships, as it fosters risk taking in economic transactions. Drawn from established promise fulfillment, a model is proposed aiming to facilitate thinking as to how trust can be built in virtual environments. Conceptualized in the context of an electronic services cape, the model helps to demonstrate how firm and virtual reality technologies can facilitate the expressiveness required for the formation of trust through iterative interaction with promises being made, enabled and kept.
Two types of trust must be distinguished. The first type, initial trust, refers to a new situation where, say, a prospective customer assesses the trustworthiness of a merchant based on third-party information and surface cues. The second type trust based on direct experience, presupposes an initial transaction, followed by an evaluation of the outcome. As such, it effects the long-term orientation for the relationship. In this thesis, the stress will be on designing for the second type, trust based on direct experience.
Bitner has identified the functions of making, enabling and keeping promises for describing a service encounter. In similar vein, Wanninger extended those ideas by conceptualizing their capability within "electronic" services cape.
Provided that customer is interested in the promise made, he expresses a willingness to depend on the business, a trusting intention, and anticipates the promise to be enabled. When a promise is made within internet banking, the intentionally process is initiated to help the customer determine the business motives and intentions, influencing his or her trusting belief in the business benevolence. Enabling the promise within the internet banking allows a trusting intention to be manifested in an acceptance of the risk inherent in the situation and eventual dependence on the promise, resulting in a trusting behavior. Then, keeping the promise has apposite impact on the customer's perceptions and future expectation regarding the quality of the interaction with the business through intemet banking, a trusting belief. This point, when all stages of promise fulfillment have been completed, calls "moment of truth".
The result of this research has shown that significantly all constructs give the positive influences. It means that BCA has succeeded in introducing KIikBCA as one of trusted delivery channel to customers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Syahrudin
"Internet Banking adalah salah satu hasil pengembangan teknologi di bidang perbankan. Dalam proses pengembangannya, internet banking sebagai produk yang berbasiskan teknologi tinggi mengalami dua tahap yaitu : proses difusi dimana internet banking di sebarkan dari penyedia produk ke konsumen akhir melalui media komunikasi tertentu dan proses adopsi yaitu proses dimana konsumen akan mengambil keputusan untuk menggunakan dalam memenuhi kebutuhannya atau menundanya pada masa akan datang atau tidak sama sekali. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kedua proses tersebut di atas.
Sejauh pengamatan penulis, pengembangan internet banking di Indonesia masih difokuskan dalam pengembangan fitur produk/pelayanan yang ditawarkan. Namun pada kenyataannya, berdasarkan survei terdahulu diindikasikan bahwa fitur produk/pelayanan yang ditawarkan belum dapat meningkatkan preferensi konsumen untuk mengadopsi intemet banking. Oleh karena itu menjadi penting untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi preferensi konsumen dalam mengadopsi internet banking. Sehingga apa yang akan dilakukan perbankan dalam strategi pengembangan internet banking dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
Dalam proses pengembangan internet banking di Indonesia, faktor keamanan diduga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi internet banking mengingat selain karakteristik sosial masyarakat itu sendiri dengan tingkat kepercayaan yang rendah juga telah terjadi distorsi informasi tentang keamanan internet banking melalui informasi yang cenderung memberikan nilai negatif terhadap keamanan internet banking di persepsi konsumen. Oleh karena itu penting kiranya untuk dapat mengetahui apa sebenamya persepsi konsumen terhadap keamanan internet banking dan siapakah sebenarnya yang dapat mempengaruhi persepsi keamanan internet banking tersebut. Sehingga baik dalam hal perbankan sistem dan teknologi yang digunakan dalam mendukung keamanan internet banking juga komunikasi yang disampaikan dapat lebih mengarah kepada kebutuhan keamanan yang diinginkan konsumen.
Penelitian ini didasari pada teori-teori yang dapat mendasari tujuan penelitian yaitu : teori-teori mengenai proses difusi dan adopsi sebuah inovasi, kualitas pelayanan internet, ekuitas sebuah web site (web equity) dan teori tentang persepsi konsumen terhadap keamanan internet. Dari teori-teori tersebut didapatkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi inetemet banking yaitu : pengetahuan (awareness) produk/pelayanan yang ditawarkan, persepsi keamanan, kecepatan akses/transaksi, kemudahan penggunaan, dan fitur produk/pelayanan yang ditawarkan. Juga didapatkan bahwa terdapat 14 dimensi yang membentuk persepsi konsumen terhadap keamanan internet banking. Adapun pihak-pihak yang diduga dapat mempengaruhi persepsi kansumen terhadap keamanan internet banking adalah : teman terdekat, keluarga terdekat, bank/staf bank, pemerintah, dan pakar teknologi infomasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi intemet banking yaitu : pengetahuan (awareness) produk/pelayanan yang ditawarkan, kemudahan penggunaan, dan persepsi keamanan internet banking. Adapun penelitian tentang persepsi konsumen terhadap keamanan intemet banking menyimpulkan terdapat dua persepsi keamanan yaitu Pertama, kehandalan sistem dan teknologi yang digunakan yang meliputi adanya mekanisme/prosedur yang baik dan teknologi yang handal untuk mendukung dan menjamin bahwa internet banking itu aman. Kedua, keamanan transaksi yang meliputi tidak adanya pihak ketiga yang tidak berhak dapat melakukan transaksi, keamanan data pribadi dan password saat melakukan transaksi, informasi status transaksi yang jelas, dan adanya bukti transaksi hitam diatas putih. Adapun pihak yang paling berpengaruh terhadap persepsi keamanan internet banking adalah pakar teknologi informasi. Disimpulkan pula bahwa pengetahuan konsumen terhadap sistem dan teknologi yang dipakai perbankan untuk mengamankan transaksi intemet banking masih cukup rendah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan perbankan Indonesia dapat melakukan langkah-langkah yang efektif dan efisien dalam mengembangkan internet banking. Adapun langkah-langkah pengembangan internet banking yang disarankan adalah memperbaiki sistem dan teknologi yang dapat mendukung keamanan internet banking, merancang desain intemet banking sehingga memudahkan konsumen dalam menggunakannya, serta mengkomunikasikan produk/pelayanan yang ditawarkan, kemudahan penggunaan, dan keamanan internet banking sesuai apa yang dipersepsikan konsumen."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Roy Arnold Sabam David
"Industri perbankan Indonesia pada awalnya mengalami perkembangan sangat pesat diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang dikenal dengan pakto 88. Pertumbuhan yang sangat pesat tersebut ternyata tidak disertai dengan pengawasan yang ketat sehingga pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia banyak bank yang ditutup dan direkapitalisasi. Akibat jumlah bank yang ada semakin kecil, produk yang hampir sejenis serta insentif bunga tidak lagi menarik menyebabkan bank harus melakukan diferensiasi dalam bersaing. Salah satu diferensiasi yang dilakukan bank adalah mengembangkan internet sebagai altematif saluran distribusi jasa keuangan. BII yang merupakan bank yang melayani pasar retail termasuk salah satu pionir dalam menawarkan layanan internet banking. Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk menganalisa strategi pemasaran BII untuk internet banking, kesiapan dalam mendukung layanan tersebut dan juga seberapa jauh BII telah mengoptimalkan layanan internet banking . Melalui analisa lingkungan didapatkan bahwa kesempatan untuk internet banking BII masih cukup baik. Hal tersebut terlihat seperti keinginan pemerintah mendukung PKM (Pengusaha Kecil-Menengah)melakukan perdagangan elektronis( e-commerce ), infrastruktur teknologi informasi serta pertumbuhan pengguna internet. Namun dibalik kesempatan tersebut juga terdapat ancaman yang harus diwaspadai seperti pengecilan bandwith, biaya yang harus ditanggung konsumen, budaya komunitas virtual Indonesia serta khusus untuk perbankan adalah mengenai regulasi rasio kecukupan modal. Dari analisa internal juga didapatkan bahwa masih terdapat kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki dengan segera agar internet banking dapat berjalan lebih baik. Dari analisa industri didapatkan bahwa persaingan di industri perbankan cukup ketat sehingga diperlukan suatu strategi diferensiasi yang terfokus kepada konsumen ataupun melalui kapabilitas perusahaan agar tidak mudah ditiru oleh kompetitor. Akibat tidak tersegmennya konsumen internet banking BII menyebabkan kegiatan pemasaran mereka tidak terlalu terfokus. Hal tersebut juga menyebabkan mereka sulit untuk melakukan pengembangan produk ataupun layanan yang ditujukan khusus untuk konsumen internet banking. BII juga terlihat belum mengoptimalkan kegunaan daii internet untuk memasarkan produk ataupun layanan tersebut sehingga terkesan tidak serius. Personalisasi layanan yang seharusnya mereka lakukan agar internet banking tersebut menjadi lebih sukses tidak terjadi akibat tidak mempergunakan CIF secara otpimal atau karena tidak melakukan riset. Agar kegiatan pemasaran yang mereka lakukan lebih optimal dan efektif sebaiknya BII melakukan segmentasi terhadap konsumennya. Dengan melakukan segmentasi tersebut mereka dapat merancang produk dan layanan yang lebih kompetitif dan juga mereka akan lebih dapat melakukan personalisasi layanan internet banking yang mereka tawarkan. BII juga sebaiknya lebih mengoptimalkan kegiatan pemasaran melalui internet baik itu melalui banner, sulur-sulur situs dan juga membangun komunitas virtual sehingga selain untuk meningkatkan loyalitas konsumen juga dapat mengedukasi konsumen. Melalui edukasi pasar maka time to acceptace konsumen mengenai internet banking dapat dipercepat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>