Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Louise Ferdinandus
"ABSTRAK
Salah satu industri kecil sektor informal yang terdapat di desa maupun di kota adalah industri tempe.
Pekerja industri tempe berhadapan dengan masalah kesehatan/gangguan kulit yang berkaitan dengan potensi bahaya/hazard di lingkungan kerja.
Penelitian ini dilaksanakan pads 35 industri tempe di Kelurahan Cipulir, Jakarta Selatan dengan 120 pekerja sebagai sampel dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kejadian DAK serta faktor yang berhubungan dengan kejadian DAK.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan kuesioner yang terstruktur disertai dengan pemeriksaan fisik/kulit pada pekerja.
Hasil penelitian didapatkan prevalensi DAK sebesar 35 % dengan jenis kelainan kulit terbanyak adalah kalus, mikosis (tinea pedis, onikomikosis), dermatitis kontak, miliaria dan paronikia serta lokasi kelainan terutama di tangan dan kaki.
Selain itu didapatkan bahwa pekerja di bagian pencucian, perebusan dan perendaman mempunyai risiko 5(lima) kali lebih besar untuk menderita DAK.
Upaya pencegahan untuk menurunkan risiko terjadinya DAK pada pekerja industri tempe perlu dilakukan dengan cara perubahan proses kerja dari basah menjadi proses kering, pengaturan ventilasi udara tempat kerja, mengupayakan tempat kerja yang bersih dan sehat dengan fasilitas mandi dan cuci yang memadai, pelatihan dan penyuluhan bagi pekerja di industri tempe dan petugas pembina upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

ABSTRACT
Analysis of Occupational Dermatoses Among Tempe Making Workers In Kelurahan Cipulir,South JakartaTempe making workers, one of the small-scale industries workers which exist in rural as well as in urban area face health hazards such as skin problem related to the potential hazards in their working environment.
A study was conducted on 120 tempe making workers from 35 small-scale tempe making industries in Kelurahan Cipulir South Jakarta, measuring the prevalence and the relationship between the occurrence of occupational dermatoses and the work.
A cross sectional descriptive analysis study was carried out and data were collected through and interviewer using a structured questionnaire followed by physical examination of the tempe making workers.
The results showed that the prevalence of occupational dermatoses was 35 %.The main type of lesion were callus, mycosis (tinea pedis & onychomycosis), contact dermatitis, miliaria, paronychia. The common affected areas were hand and feet.
Working in the washing, boiling and soaking section had a higher risk for having occupational dermatoses, 5 times compare to the workers in non washing, boiling and soaking section.
Effort should be made for prevention of occupational dermatoses, this include alteration of the processes from wet to dry, efficient exhaust system, maintain of clean and hygiene work place with adequate washing facilities, health education and training to workers & health providers and proper used of protective equipment.
"
Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"There is an urgent need to find reliable and relevant diagnostic tolls patients with autoimmune urticaria espicially in a developing country such as Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Marwali
Bandung: Alumni, 1984
616.54 MAR p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
R 616.5 ILM (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Maki Mizuno
"Penelitian ini menyoroti masalah ketenagakerjaan pada sektor industri di perkotaan. Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang industrialisasi dikatakan belum berpengaruh positif terhadap situasi kesempatan kerja di pedesaan dan belum berhasil mengatasi masalah ke sempatan kerja di perkotaan. Untuk mengatasi masalah ini telah diper hatikan peranan sektor informal maupun industri kecil sebagai katup pengaman dalam penciptaan kesempatan kerja maupun dan segi perkembang an ekonomi secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini justru untuk mem pelajari masalah ketenagakerjaan pada usaha kecil pada sektor informal di bidang industri kecil.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep "pattern variabels" yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Pada khusus nya pola "universalism" dan "particularism" serta pola "specifity" dan "diffuseness" yang digunakan. Pola "universalism" dan "particulatism" menyangkut jenis tenaga kerja, dengan kata lain pola "universalism" berciri tidak adanya ikatan daerah, atau ikatan daerah sebagai standar penerimaan tenaga kerja, dan pola "particularism" berciri adanya ikatan darah atau ikatan daerah. Sedangkan pola "specifity" dan "diffuseness" menyangkut hubungan sosial antara pengusaha dan pekerja di perusahaan nya, dengan kata lain pola "specifity" berciri adanya keterbatasan hu bungan pengusaha dan pekerja di luar kewajiban pekerjaan, dan pola "diffuseness" berdiri tidak adanya keterbatasan semacam itu.
Di sini perhatian disoroti pada perusahaan di bidang usaha tempe dan usaha tahu, karena kedua usaha tersebut ada di mana-mana di pulau Jawa dan termasuk dalam usaha kecil. Sementara itu metodologi yang digunakan adalah i) pengumpnlan data kuantitatif, dengan disusun daftar populasi, dipilih sampel dengan Simple Random Sampling Techni que, dilakukan wawancara sistematis, dan dianalisis berdasarkan sta tistik non-parametrik, dan ii) pengumpulan data kualitatif melalui pengumpulan data sekunder, pengamatan, dan wawancara non-sistematis.
Kesimpulan yang ditarik dari penelitian ini adalah skala unit usaha berhubungan dengan jenis tenaga kerja, tetapi tidak berhubungan dengan hubungan sosial antara pengusaha dan pekerja. Pada usaha tahu, unit usaha berskala besar cenderung berpola "universalista" dan unit usaha berskala kecil cenderung berpola "particularism". Sebaliknya pada usaha tempe unit usaha berskala kecil cenderung berpola "universalista" dan unit usaha berskala besar cenderung berpola "particularism". Per bedaan ini mungkin disebabkan kecilnya perbedaan skala unit usaha pada usaha tempe dan adanya sistem setoran yang dapat mengerjakan pekerja tanpa membayar upah pada usaba tempe. Sedangkan huhungan sosial antara pengusaha dan pekerja ternyata berhuhungan dengan tingkat pendidikan pengusaha. Pengusaha yang relatif berpendidikan tinggi cenderung membantu pekerja dan melakukan banyak kegiatan yang tidak menyangkut pekerjaan. Sehiugga mungkin pengusaha yang relatif berpendidikan tinggi menyadari hak dan kewajiban pekerja dan memperhatikan keadaan pekerja.
Selain itu terdapat beberapa penemuan yang menarik, yaitu: i) terdapat pengelompokan menurut daerah asal, dan pengusaha yang ber asal dari luar Jakarta cenderung menganggap kehidupan di Jakarta hanya sementara dan ingin kembali lagi ke desa. ii) pengusaha tempe maupun pengusaha tahu pada umumnya mendapat keterampilan melalui pengalaman kerja di Jakarta. Kebanyakan mereka mempunyai pengalaman kerja sebagai pekerja selama beberapa tahun di Jakarta sambil belajar keterampilan, dan akhirnya mandiri dan memiliki usaha sendiri. iii) pekerja pada usaha tempe dan pada usaha tahu secara keseluruhan 45 % pekerja keluarga, 13 % pekerja yang berasal dari satu daerah dengan pengusaha, dan 42 % pekerja yang tidak ada ikatan darah maupun ikatan daerah dengan pengusaha. Pada umumnya proporsi pekerja yang berasal dari satu daerah dengan pengusaha lebih tinggi pada usaha tempe, dan proporsi pekerja yang tidak ada ikatan darah maupun ikatan daerah lebih tinggi pada usaha tahu. iv) keadaan ekonomi cukup berbeda antara usaha tempe dan usaha tahu karena ciri-ciri hasil produk yang dimilikinya. Diferensiasi skala unit usaba dan segi tenaga kerja, jumlah produksi, jumlah keuntungan, dan modal lebih besar pacto usaha tahu. v) sebagian besar pengusaha tempe maupun pengusaha tahu mempunyai rasa puas yang positif terhadap usahanya, meskipun tidak menginginkan anak-anak mereka melanjutkan usaha bapaknya dan mengharapkan anak-anak mereka mendapat pekerjaan yang lebih baik dan lebih terhormat, seperti ABRI, pegawai negeri dan guru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinanda Utomo
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan memerlukan kinerja otot yang maksimal. Proses memproduksi tempe dilakukan secara manual berisiko menimbulkan keluhan gangguan trauma kumulatif (cumulative trauma disorders/CTDs). Penelitian ini dilakukan pada Pekerja Pabrik Rahmat Tempe Di Pancoran Jakarta Selatan Tahun 2011 untuk menilai gambaran tingkat risiko ergonomi dan keluhan CTDs. Responden sebanyak seluruh pekerja (10 orang). Tingkat risiko ergonomi dinilai menggunakan metode REBA dan didapatkan tingkat risiko sedang (medium) 8 proses, tinggi (high) 6 proses, kemudian diikuti tingkat risiko sangat tinggi (very high) 2 proses dan tingkat risiko rendah (low) 1 proses dari 17 proses aktivitas pekerjaan yang ada. Pekerja mengeluhkan pegal-pegal pada seluruh bagian tubuh akan tetapi seluruh pekerja mengeluhkan pegal-pegal pada leher, bahu, lengan atas, punggung bagian atas dan pinggang dilihat dari hasil kuesioner nordic body maps. Selain risiko ergonomi, didapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan CTDs seperti proses kerja, dan karakteristik individu yang terdiri dari umur, riwayat penyakit, tingkat pendidikan, masa tubuh, kebiasaan (merokok/tidak merokok), lama bekerja.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance, so that at the time of the process of producing work that much tempeh is done manually can be at risk of cumulative trauma disorders (CTDs). Therefore, this study conducted at Rahmat Tempe Factory Workers, Pancoran Village, South Jakarta in 2011 to describe the level of ergonomic risk of cumulative trauma disorders and complaints. Respondents of all workers (10 persons). Ergonomic risk level was assessed using the REBA method and obtained the degree of medium risk 8 process, high risk 6 process, very high risk 2 process and the low risk level 1 process of 17 processes the work activities that exist. Workers complained of aches in all parts of the body but all the workers complained of spasm in the neck, shoulders, upper arms, upper back and waist seen from the results of questionnaires nordic body maps. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate CTDs such as work processes, and individual characteristics consisting of age, disease history, education level, body mass, habits (smoking / not smoking), work since."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hastobroto Sudarmono
"Tesis ini adalah tentang pelanggaran merek (pembajakan merek) yang dilakukan pedagang jeans, di pasar Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Perhatian utama tesis ini adalah: pada mekanisme pengelolaan dan strategi dalam memilih segmen pasar, menentukan target pasar, menilai kemauan pasar, mengembangkan produk, menentukan harga, menyediakan pasokan, pelayanan terhadap konsumen, mempromosikan dagangannya, dan dalam mengamankan perdagangan jeans tiruan, sehingga perdagangan masih bisa berjalan lancar sampai sekarang.
Tesis ini untuk menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan jeans tiruan masih berjalan lancar karena adanya permintaan pasar yang menjadikan peluang pengusaha mengembangkan pengelolaan dan strategi dagang dalam menuai keuntungan materi, disamping peluang tersebut tindakan polisi terhadap pelanggaran merek itu tidak konsisten dan berkelanjutan, tindakan cenderung mendua antara menindak pelanggaran dan mendahulukan pelayanan keamanan.
Masalah penelitian dalam tesis ini adalah: pengelolan perdagangan jeans tiruan di pasar Cipulir dan strategi dalam melakukan perdagangan. Sedangkan pertanyaan penelitian dari tesis ini adalah mengapa perdagangan jeans masih bisa berjalan sampai sekarang walaupun melanggar hukum?
Dalam tesis ini, perdagangan jeans tiruan dilihat dari perspektif pedagang dan polisi secara timbal balik, yang berupa pelanggaran merek yang dilakukan aleh pedagang jeans di pasar Cipulir dan tindakan yang dilakukan kepolisian, dalam hal ini polsek kebayoran lama. Oleh sebab itu saya menggunakan metodologi etnografi, yang dilakukan dengan cara pengamatan terlibat, pengamatan dan wawancara dengan pedoman untuk mengungkapkan proses pengelolaan dan strategi yang dilakukan oleh pedagang jeans, serta tindakan polsek dalam melihat pelanggaran merek.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pedagang bisa bertahan karena melakukan pengelolaan dan strategi dagangnya seperti disebut diatas. Berdasarkan pengalaman berdagangnya mereka menjalankan kegiatan dilakukan dengan memperhitungkan permintaan pasar dan harga jual murah para pedagang mampu terus menjual dagangannya dan bertahan sampai sekarang. Selain itu sikap yang lebih mendahulukan pelayanan keamanan, menguntungkan kegiatan mereka. Selain itu dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, mereka mempererat hubungan mereka dengan cara, menjalin hubungan pertemanan, sesama pedagang, menjaga hubungan baik dengan karyawan dan orang-orang yang berkaitan dengan proses perdagangan dan produksi. Sedangkan dengan aparat kepolisian hubungan bersifat personal, dan hubungan baik.
Implikasi dari tesis ini adalah, perlunya melakukan tindakan menyeluruh dalam menangani permasalahan ini, hal ini untuk menjaga masyarakat agar tetap dapat berproduksi, tetapi juga tidak merugikan negara."
2001
T8060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Dahirma Taher
"ABSTRAK
Tesis ini mendeskripsikan dan menganalisis sebuah pilihan strategi adaptasi yang dilakukan oleh pendatang dari desa ke kota. Dalam tesis ini ditunjukan bahwa pilihan strategi adaptasi yang terwujud sebagai kegiatan industri kecil pengrajin tempe pada dasarnya rnerupakan strategi untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi ekonominya, dalam kehidupan masyarakat terutama kehidupan masyarakat daerah asalnya.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan studi kasus dari para informan yang menjadi obyek penelitian ini.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa (1) pilihan mendirikan dan mengusahakan industri pengrajin tempe, karena usaha ini dianggap yang paling menguntungkan secara ekonomi karena adanya permintaan pasar yang besar; (2) pilihan ini diambil karena pilihan tersebut merupakan salah satu pengetahuan kebudayaan mereka yang diperolehnya melalui proses belajar dalam kehidupan masyarakatnya; (3) pilihan mengusahakan industri pengrajin tempe ini, dapat dikombinasikan dengan pilihan yang lain tergantung dari harapan yang ingin dicapai oleh para pengrajin ; (4) Pertimbangan lain yang harus diperhitungkan adalah letak usaha tadi dikaitkan dengan kondisi lingkungan hidup fisik yang sesuai dan cocok dengan jenis kegiatan yang di1ak.ukan; berkenaan dengan ha l ini, usaha semacam ini haruslah dekat dengan pasar dan sungai (5) Usaha mendirikan kegiatan industri pengrajin tempe tidak dapat dipisahkan dengan konteks sosialnya, artinya bahwa kegiatan ini sangat berkaitan erat dengan pranata-prariata sosial lainnya, khususnya pranata kekerabatan dan organisasi sosial yang berlaku dan diberlakukan, menurut latar belakang kebudayaan dan daerah asal para pengrajin tempe tersebut; (6) Hasil usaha dari kegiatan ini digunakan bukan hanya untuk meningkatkan tingkat kehidupan ekonomi para pengrajin dan keluarganya di daerah asal tetapi lebih daripada itu dapat digunakan untuk meningkatkan keduduan sosial para pengrajin tersebut dalam sistem pelapisan masyarakat di daerah asalnya.


"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Pahlevi
"Sungai Pesanggrahan merupakan salah satu aliran sungai yang menyebabkan banjir di Jakarta sehingga membentuk dataran banjir. Daerah yang seringkali tergenang akibat banjir adalah Kelurahan Ulujami dan Cipulir di Jakarta Selatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sebaran kerugian akibat banjir secara spasial berdasarkan waktu periode ulang kejadian banjir. Penilaian kerugian akibat banjir di dataran banjir Sungai Pesanggrahan ini didasari oleh wilayah banjir yang dihasilkan dari hasil model banjir periode ulang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive random sampling dengan total sebanyak 50 sampel untuk melakukan verifikasi hasil model banjir dan melakukan wawancara terhadap responden untuk mengidentifikasi nilai bangunan serta mengetahui besaran kerugian banjir.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebaran kerugian akibat banjir di bagian selatan lebih besar dibandingkan bagian utara daerah penelitian karena wilayah tersebut terdapat banyak unit nilai bangunan yang terkategori sebagai usaha. Perbedaan besaran kerugian akibat banjir di dataran banjir dipengaruhi oleh kategori nilai bangunan dan faktor ketinggian dari keberadaan bangunan.

Pesanggrahan river is one of the river that caused flooding in Jakarta that formed the flood plains. Regions often flooded due to flood is Ulujami and Cipulir in South Jakarta. The purpose of research is to find distribution of losses due to flooding in spatial based on the time of the period of repeated flooding incident. The assessment of losses due to flood in the river flood plains Pesanggrahan this constituted by the flooding resulting from the results of a model of the period of repeated flooding.
Methods used in this research is a method of purposive random sampling with a total of 50 sample to verify the results of a model of the flood and do an interview on the respondents to identify the value of building and knowing the amount of flood losses.
The analysis shows that the distribution of losses due to flooding in the south are higher than the northern regions of research because the region there are many unit of value of a building which is categorized as business. The difference in the amount of losses due to flood in flood plains influenced by the category of the value of the building and the elevation of buildings.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>