Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidharta S. Kamarwan
"ABSTRAK
Tujuan Umum penelitian ini untuk mengidentifikasi bangunan yang termasuk dalam Dedaunan Tradisional Indonesia. Dalam bangunan tersebut akan diteliti fungsi, bentuk, sistem, struktur, konstruksi dan bahan yang digunakan untuk atap bangunan pada masa itu.
Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kaitan antara fungsi, bentuk atap dengan tradisi setempat yang kemudian dapat diangkat sebagai Bangunan Tradisional yang bercirikan Daerah.
Selanjutnya diharapkan dapat mengetahui Kesamaan dan Perbedaan dari bagian-bagian konstruksi Atap Bangunan Tradisional yang berasal dari satu daerah dengan daerah lain di seluruh Indonesia.
Dengan mengetahui persamaan dan perbedaan sistem struktur dan konstruksi bangunan atap, diharapkan dapat digeneralisasikan sistem konstruksi atap yang diterapkan di seluruh Daerah, serta dapat dibedakannya, yang menciptakan varian yang menjadi ciri rasing-messing Daerah. Dengan demikian akan terungkap nilai normatif dan nilai spesifik dari berbagai konstruksi atap bangunan di Indonesia.
Untuk kepentingan pengajaran, tujuan jangka panjang penelitian ini untuk memperkenalkan rekayasa sistem struktur dan konstruksi Atap bangunan Indonesia serta untuk mempopulerkan istilah bahasa Indonesia untuk Ilmu Bangunan di Indonesia, dengan cara mengembangkan sumber daya dan Ilmu Pengetahuan Rekayasa bangunan tradisional Indonesia, serta menggali dan mendokumentasikan Rekayasa Bangunan Tradisional yang masih dapat dijumpai sekarang.
Untuk maksud tersebut harus dilakukan observasi lapangan, untuk meninjau bangunan-bangunan tradisional yang ada, di seluruh persada Nusantara Indonesia. Observasi akan dilakukan oleh beberapa tim yang terdiri dari pakar Arkeologi, Arsitek dan Pakar Bangunan Sipil, dibantu oleh sejumlah asisten dari masing-masing disiplin untuk mempercepat mendapatkan data primer, maupun data sekunder di lapangan.
Bangunan-bangunan itu sesungguhnya dapat di pelajari di Taman-Mini-Indonesia Indah, di Jakarta. Akan tetapi bangunan di Taman Mini akan digunakan sebagai referensi, disamping referensi buku-buku yang ada. Karena luasnya wilayah yang dijangkau, maka rencana penelitian dan observasi ke lapangan akan dijadwalkan secara bertahap.
Lokasi penelitian meliputi wilayah hampir seluruh Indonesia, khususnya daerah Aceh, Batak Toba. Sumatra Barat Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta dan sekitarnya, Madura, Bali, Lombok sampai Timor, Rumah Dayak dan Kalimantan, Tanah Toraja dan Irian. Dipilihnya tempat-tempat tersebut karena bentuk atap bangunannya mempunyai ciri yang khas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Dwi Wahyuningsih
"ABSTRAK
Pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi yang bertujuan untuk pengunaan masa depan agar terpenuhi kebutuhan air manusia. Di negara maju seperti Korea Selatan, Texas (U.S), Australia, Jerman dan Singapura sudah menggunakan sistem panen air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor yang mempengaruhi kualitas limpasan air hujan dalam sistem pemanenan air hujan yaitu material komponen pemanenan air hujan dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi klimatologi, intensitas curah hujan dan periode hari kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan pada variasi jenis atap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan potensi pemanfaatannya di pemukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan 3 jenis atap full scale yaitu jenis atap asbes, genteng dan seng, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 10 kali dengan metode komposit. Jenis atap genteng memiliki kualitas limpasan air hujan terbaik dibanding jenis atap asbes dan seng. Faktor internal seperti jenis material atap dan kemiringan atap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan. Intensitas curah hujan yang tinggi dan periode hari kering yang panjang menyebabkan semakin tinggi konsentrasi kontaminan dalam limpasan air hujan. Pemanfaatan limpasan air hujan menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi perlu dilengkapi dengan unit pengolahan yang sederhana.

ABSTRACT
Rainwater harvesting is the activity of collecting rainwater locally and storing it through various technologies that aim to use in the future to meet water needs in various human activities. Developed countries such as South Korea, Texas (U.S), Australia, Germany and Singapore have used rainwater harvesting systems to meet clean water needs. Factors that affect the quality of rainwater runoff in the rainwater harvesting system are rainwater harvesting components and other external factors such as climatological conditions including the intensity of rainfall and dry days. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff on the type of roof variation, the influenced factors and potential utilization of rainfall runoff in residential industrial estates. This study uses 3 types of full-scale roofs consisted of asbestos roofs, tile and zinc, with 10 times sampling using the composite method. The tile roof type has the best quality of rainwater runoff compared to the type of asbestos roof and zinc. Internal factors such as the type of roofing material and the slope of the roof have a significant influence on the quality of rainwater runoff. The high intensity of rainfall and long dry period causes higher concentrations of contaminants in rainwater runoff. The utilization of rainwater runoff into clean water for sanitation needs to be equipped with a simple processing unit."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yitzhaki, David
Haifa: Haifa Science, 1958
729.35 Yit d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yitzhaki, David
Haifa: Haifa Science, 1958
729.35 Yit d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [date of publication not identified]
05 Som k-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Fransdika
"Struktur atap Jakarta International Stadium mempunyai ukuran 244m x 269m di ketinggian puncak 82m. Melakukan pekerjaan assembling pada ketinggian 70-80 meter di atas permukaan tidaklah mudah. Dengan metode konvensional diperlukan alat bantu perancah yang tinggi, tingkat kesulitan terkait kepresisian saat proses fit up, serta tingkat risiko yang tinggi dari segi keselamatan kerja. Dengan kondisi seperti itu, perlu inovasi metode proses pemasangan Atap Jakarta International Stadium yaitu menggunakan metode lifting dengan strand jack. Dimana dengan metode lifting ini, rangka atap dilakukan assembling di ground level lalu dilakukan lifting sampai elevasi rencana. Dari aspek keamanan dan mutu, lifting menggunakan strand jack lebih aman dilakukan karena lebih banyak pekerjaan dilakukan di bawah. Hal ini membuat sisi pengawasan dan pengendalian terhadap alat maupun pekerja lebih mudah dilakukan. Pekerjaan di bawah juga dapat meminimalisir faktor angin yang berdampak pada kenyamanan saat melakukan pekerjaan.Dari aspek waktu pelaksanaan pekerjaan struktur atap metode lifting menggunakan strand jack memerlukan waktu 486 hari. Hal ini lebih cepat jika dibandingkan dengan metode konvensional yang memerlukan waktu 1121 hari.

The roof structure of the Jakarta International Stadium measures 244m x 269m at the height of 82m. Assembling work at an elevation of 70-80 meters above ground: with the conventional method, a high level of scaffolding, the difficulty level is related to precision during the fit-up process and a high level of risk from the work safety perspective. With such conditions, it is necessary to innovate the method of installing the roof of the Jakarta International Stadium, namely using the lifting method with strand jacks. With this lifting method, the roof truss is assembled at ground level and lifted up to the planned elevation. From safety and quality, lifting using a strand jack is safer because more work is done below. It makes supervision and control of tools and workers easier to do. The work below can also minimize the wind factor, which impacts work comfort. From the time of carrying out the roof structure work, the lifting method using strand jacks takes 486 days. It is faster when compared to the conventional way, which takes 1121 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Dewanto
"Pembangunan berkelanjutan di Indonesia memerlukan peningkatan proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota paling sedikit 30% dari luas total wilayah kota sebagai target nasional. Retrofit atap hijau merupakan solusi potensial untuk mencapai target tersebut, terutama di daerah perkotaan dengan keterbatasan lahan terbuka seperti Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi retrofit atap hijau ekstensif di bangunan bertingkat sedang hingga tinggi di Indonesia menggunakan simulasi Monte Carlo. Metodologi penelitian ini melibatkan validasi faktor-faktor yang mempengaruhi analisis cost-benefit oleh para ahli, dan kemudian menggunakan simulasi Monte Carlo untuk menilai probabilitas kelayakan ekonomi dari perspektif NPV (Net Present Value) dan BCR (Benefit-Cost Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa retrofit atap hijau di Indonesia memiliki probabilitas kelayakan ekonomi yang tinggi, dengan 98,56% hasil simulasi menunjukkan NPV positif dengan rata-rata NPV sebesar Rp 1.772.216 dan standar deviasi Rp 856.483, serta 98,80% hasil simulasi menunjukkan BCR lebih dari 1 dengan rata-rata BCR sebesar 1,76 dan standar deviasi 0,387. Faktor-faktor biaya, manfaat, dan situasi ekonomi mempengaruhi kelayakan retrofit atap hijau di Indonesia dengan cara yang berbeda: nilai properti dan penambahan nilai jual memiliki dampak positif tinggi, penghematan energi memiliki dampak moderat, dan penambahan umur atap memiliki dampak rendah.

Sustainable development in Indonesia requires increasing the proportion of urban Green Open Space (RTH) to at least 30% of the total city area as a national target. Green roof retrofitting is a potential solution to achieve this target, especially in urban areas with limited open land like Jakarta. This study aims to evaluate the economic feasibility of extensive green roof retrofitting on medium to high-rise buildings in Indonesia using Monte Carlo simulation. The research methodology involves validating the factors that affect the cost-benefit analysis by experts, followed by using Monte Carlo simulation to assess the economic feasibility from the perspective of NPV (Net Present Value) and BCR (Benefit-Cost Ratio). The results show that green roof retrofitting in Indonesia has a high probability of economic feasibility, with 98.56% of the simulations showing a positive NPV with an average NPV of Rp 1,772,216 and a standard deviation of Rp 856,483, and 98.80% of the simulations showing a BCR greater than 1 with an average BCR of 1.76 and a standard deviation of 0.387. The cost, benefit, and economic situation factors affect the feasibility of green roof retrofitting in Indonesia in different ways: property value and sales value addition have a high positive impact, energy savings have a moderate impact, and roof lifespan extension has a low impact."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekky Irdiansyah Irwan
"Kemajuan teknologi serta banyaknya isu terkait keterbatasan ruang terbuka hijau menyebabkan banyak arsitek dan arsitek lansekap menerapkan atap hijau pada atau sebagai bagian rancangannya Sementara itu terdapat pula istilah land art yang merupakan seni pengolahan lahan dan erat kaitannya dengan arsitektur lansekap Menjadi hal yang menarik jika penerapan atap hijau bukan hanya sebagai bagian dari arsitektur lansekap tetapi juga menerapkan prinsip land art Berdasarkan hal tersebut tulisan ini bertujuan memaparkan penerapan atap hijau sebagai bagian dari arsitektur lansekap dan keterkaitannya dengan land art yang menggunakan a bentang alam sebagai area pengolahan b elemen alam sebagai material utama yang diolah dan c terdapat makna atau filosofi dan penerapan seni pada pengolahan elemen alam tersebut sebagai prinsip utamanya Penulisan dilakukan dengan interpretasi deskriptif berdasarkan kajian literatur dan observasi lapangan Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan penerapan suatu atap hijau sebagai bagian dari arsitektur lansekap memungkinkan dikategorikan sebagai suatu land art jika dalam perancangannya memenuhi kriteria dari land art tersebut

The improvement in technology and many issues related to the limitations of green open space causing many architects and landscape architects implement a green roof on their design Meanwhile there is also the art of processing land land art is an art that is closely related to the field of landscape architecture It can be interesting if the implementation of green roofs not only as part of landscape architecture but also apply the principle of land art Based on this this paper aims to describe the application of green roofs as part of landscape architecture and its association with land art which uses a the landscape as a processing area b the elements of nature as the main material processed and c there is a meaning or philosophy and application of art in the processing of natural elements such as the main principle The approach is performed with a descriptive interpretation based on the literature review and field observation The result shows that green roof as a part of landscape architecture can be categorized as a land art if in its design meets the criteria of land art "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brotruck, Tanja
Berlin: Birkhauser, 1990
690.15 BRO b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Rachel Nathania
"

Dual substrate layer extensive green roof merupakan salah satu teknologi yang dapat menahan air hujan dan meningkatkan kualitas air hujan.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan melalui reaktor green roof, menganalisis pengaruh komposisi media filter dalam menurunkan nilai polutan pada limpasan air hujan, serta menganalisis potensi pemanfaatan limpasan air hujan dilihat dari aspek kualitas.  Penelitian ini menggunakan dua jenis green roof dengan luasan 0,24 m2. Substrat pada dual substrate layer extensive green roof terdiri dari layer atas sebagai media pertumbuhan tanaman dan layer bawah sebagai media adsorpsi polutan. Pengambilan sampel dilakukan 8 kali dengan parameter uji pH, kekeruhan, nitrat, mangan, fosfat, fecal coli. Jenis green roof dengan perbandingan ketebalan perlite:activated charcoal:vermiculite yakni 1,5:7:1,5 memiliki kualitas limpasan air hujan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis green roof dengan perbandingan ketebalan perlite:activated charcoal:vermiculite yakni 2,5:5:2,5. Jenis media filter dan intensitas curah hujan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan.  Pemanfaatan limpasan air hujan yang melalui green roof menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi dapat dilakukan. 


The dual substrate layer extensive green roof is technology that can retain rainwater and improve the quality of rainwater. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff through the green roof reactor, analyze the effect of the composition filter media in reducing the value of pollutants in rainwater runoff, and analyze the potential utilization of rainwater runoff in terms of quality aspects. This study uses two types of pilot scale green roof 0,24 m2. The substrate on the dual substrate green roof consists of the upper layer as a medium for plant growth and the lower layer as pollutant adsorption media. Sampling was carried out 8 times with parameters test pH, turbidity, nitrate, manganese, phosphate, fecal coli. Types of green roof with  ratio of thickness of perlite: activated charcoal: vermiculite 1.5: 7: 1.5 have better rainwater runoff quality compared to the type of green roof with ratio of thickness of perlite: activated charcoal: vermiculite is 2.5: 5: 2.5.  Filter media type and rainfall intensity have a significant influence on the quality of rainwater runoff. Utilization of rainwater runoff through the green roof into clean water for sanitation needs can be done. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>