Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
"Pada abed ke- 19 pantai timur Kalimantan diperintah oleh oleh raja-raja yang merdeka, yang pengaruhnya sampai ke kedaulatan Pontianak, Sambas atau Banjarmasim. Di sebelah utara berbatasan dengan Brunei terletak kerajaaan Tidung atau Tanah Tidung, dan Bul ungan. Sebelah selatan kerajaaan Bulungan adalah Gunung Tabur dan Sambaliung, terletak pada sisi Sungai Kuran, yang semua ini membentuk Kesultanan Baru, yang bersatu pada tahun 1770. Sesudah perang sipil, kedaulatan kerajaan dituntut oleh Sultan Sulu dan Banjarmasin. Di sebelah kerajaan Sambaliung terletak kerajaan Kutai, yang paling besar di pantai timur Kalimantan. Antara kerajaan Kutai dan tanah Bambu terletak kerajaaan yang lebih kecil yaitu kerajaan Pasir.
Kerajaan-kerajaan pantai timur Kalimantan yang merdeka ini, kemudian menjadi kerajaan bawahan atau vazal bagi kerajaan Banjarmasin yang cukup kuat, besar dan berpengaruh di wilayah Kalimantan , letaknya di selatan Kalimantan. Sehingga pada waktu Pemerintah Belanda mengadakan perjanjian dengan kerajaan Banjaramasin, disusul dengan Inggris, dan selanjutnya diserahkan kembali oleh Inggris kepada Pemerintah Belanda pada awal abad ke- 19, kerajaan-kerajaan Pantai Timur Kalimantan menjadi wilayah mereka. Tetapi kesibukan Pemerintah Belanda di pulau Jawa dengan tanam paksa dan menghadapi perang Di ponegoro, daerah-daerah pantai timur Kalimantan. yang menjadi miliknya akibat perjanjian dengan kerajaan Banjarmasin didiamkan saja atau belum ada perhatian. Selanj utnya dengan adanya penguasa Inggris di Kalimantan utara, dan ada beberapa pedagang Inggris beserta kapal - kapal nya berdagang dengan kerajaan-kerajaan di pantai timur, serta ditemukannya sumber-sumber batu bara oleh pedagang Inggris. Hal ini membuat Belanda khawatir akan perluasan Inggris di wilayahnya di Kalimantan Timur. Dengan demikian barulah Pemerintah Hindia Belanda mengirim orang-orangnya untuk mengadakan perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di sana dengan kapal perang lengkap dengan persenjataan untuk memperkuat kedudukaannya, terutama daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah Inggris di Kalimantan Utara.
Dengan masuknya pengaruh Belanda di kerajaan-kerajaan di Kalimantan Timur, hal ini membuat banyak pengaruh bagi kerajaan baik dari segi politik, ekonomi, sosial-budaya maupun pertahanan keamanan. Akibatnya kerajaan-kerajaan ini tidak lagi berdaulat secara penuh, tetapi menjadi vazal bagi pemerintahan Hindia Belanda, para raja memerintah kerajaannya sebagai kerajaan yang di pinjamkan oleh Pemerintahan Hindia Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri Darmadi
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
959.84 YUS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
615.882 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, 1976.
398.211 LAH (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Chandra
Pontianak: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004
959.83 ANI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Puji Nur Rahmawati
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
395.598 3 NEN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Tesis ini membahas pemberontakan Kesatuan Rakjat jang Tertindas (KRjT) yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan. Tesis ini mengambil periode 1950-1963. Tahun 1950 adalah awal mula pasukan Ibnu Hadjar memilih desersi dari Tentara Nasional Indonesia dan masuk ke dalam hutan di perbukitan Meratus, guna melakukan gerakan pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia, sedangkan tahun 1963 merupakan tahun menyerahnya KRjT dan ditangkapnya Ibnu Hadjar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya KRjT diakibatkan oleh pengkristalan rasa ketidakpuasan dan sakit hati atas kebijakan Jakarta dalam memperlakukan para bekas gerilyawan lokal pada awal 1950-an. Ibnu Hadjar dan pengikutnya merasakan adanya kesenggangan yang timbul antara apa yang mereka harapkan dalam segi status dan perolehan materi dengan apa yang mereka miliki atau kapasitas mereka untuk mendapatkannya (deprivasi relatif).

The focus of this study is rebellion of Unity of the Oppressed (Kesatuan Rakjat jang Tertindas/KRjT) which is led by Ibnu Hadjar on South Kalimantan. This thesis took the period 1950-1963. In 1950, Ibnu Hadjar?s troops choose desertion from Indonesian National Army (Tentara Nasional Indonesia) and entered to the forest on the range of Meratus hills, for doing the rebellion to the Government of Indonesia, whereas, 1963 is the time when The KRjT surrendered and Ibnu Hadjar be arrested. The result showed that the emergence of KRjT caused by crystallizing of dissatisfaction and hurt over Jakarta?s policy in treating local exguerrillas in the early 1950s. Ibnu Hadjar and his followers felt leisureliness that appear between what they expect in terms of status and material acquisition with what they have or their capacity for got it (relative deprivation)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Juniar
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
387.1 PUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kamariah M.
"ABSTRAK
Dalam periode Revolusi 1945 - 1949 Bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaannya dari Bangsa Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Belanda dengan berbagai cara berusaha menghancurkan pemerintah RI. Untuk manandingi pemerintah RI, Belanda memecah belah kesatuan wilayah RI dengan membuat negara-negara bagian dan daerah otonom yang berdiri sendiri. Di Kalimantan, Belanda atas gagasan Van Mook ingin membentuk sebuah negara bagian yang dinamakan Negara Kali-mantan. Beberapa konperensi diadakan untuk mewujudkan ga_gasan tersebut, tetapi selalu gagal karena sebagian besar rakyat pro RI dan tidak ingin daerahnya terpisah dari ke-satuan wilayah RI. Akhirnya, Belanda mengambil cara lain yaitu dengan membentuk beberapa daerah otonom di-Kaliman_tan. Maksud Belanda membentuk daerah-daerah otonom ini agar kelak dapat menggabungkannya menjadi satu negara. Dalam kenyataannya, daerah-daerah otonom bentukan Be_landa ini tidak membantu Belanda dalam merealisir pemben_tukan Negara Kalimantan. Sebaliknya, Dewan-Dewan daerah o-tonom bersama partai politik yang ada berusaha menggagalkan pembentukan Negara Kalimantan. Akhirnya sampai RIS terben_tuk, Negara Kalimantan belum berhasil didirikan. Rencana Belanda untuk membentuk Negara Kalimantan gagal karena setelah terbentuknya RIS, rakyat menuntut pembubaran Dewan-Dewan Daerah yang ada dan segera bergabung dengan RI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>