Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisyawati
"Tunas berganda dapat dibentuk pada nodus kotiledon dari kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea L.) varietas Lokal, Kelinci dan Pelanduk pada medium B5 dengan penambahan [(2-isopentenyl) adenosine] (2,iP), Kinetin dan 6-benzylaminopurine (BAP) sebanyak 50 mg/1. Frekuensi pembentukan tunas berganda bervariasi diantara varietas dan zat pengatur tumbuh yang dipergunakan. Namun demikian hanya varietas lokal yang pembentukan tunas bergandanya sangat efektif pada medium B5 dengan penambahan BAP sebanyak 50 mg/1. Perbanyakan tunas tampaknya telah diinduksi oleh adanya diferensiasi dari pemula tunas aksilar yang tersembunyi. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa daerah nodus kotiledon kacang tanah memiliki potensi morfogenetik yang dapat diaktifkan dengan penggunaan BAP secara in vitro.

Multiple shoot were formed on cotyledonary nodes of seedlings in peanut (Arachis hypogaea L.) Local, Kelinci and Pelanduk varieties on B5 medium supplemented with [(2-isopentenyl) adenosine] (2,iP), Kinetin and 6-benzylaminopurine (BAP) at 50 mgl1. The frequency of multiple shoots formation varied among the varieties and plant growth hormones tested. However, only mutiple shoots of Lokal variety seedlings were formed effectively on the B5 medium supplemented with 50 mg/1 of BAP. Multiplication of buds was induced by the differentiation of auxiliary buds from initially emerged buds. This results indicate that cotyledonary node region of peanut has high morphogenetic potential which could be activated by in vitro BAP application.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Heru Putri
"ABSTRAK
Resveratrol diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan juga efek hipolipidemia. Salah satu sumber tanaman yang mengandung resveratrol adalah kulit kacang tanah Arachis hypogaea L. Metode dan pelarut yang sesuai merupakan faktor penting dalam mengekstraksi resveratrol. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas metode maserasi dan microwave-assisted extraction MAE menggunakan etanol, dan ultrasound-assisted extraction UAE menggunakan natural deep eutectic solvent NADES pada ekstraksi resveratrol dari kulit kacang tanah. Hasil ekstraksi dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT untuk menentukan kadar resveratrol yang terkandung dalam ekstrak. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa ketiga metode ekstraksi tersebut
efektif digunakan untuk mengekstraksi resveratrol dari kulit kacang tanah dengan kadar yang berbeda-beda. Metode maserasi menghasilkan kadar resveratrol tertinggi yaitu 0,2210 mg/g serbuk simplisia. Pada ekstraksi dengan NADES menggunakan UAE dihasilkan NADES kombinasi urea dan propilen glikol memperoleh kadar tertinggi dibandingkan dengan NADES lainnya yaitu 0,0246 mg/g serbuk simplisia. Sedangkan, ekstraksi dengan MAE menghasilkan kadar resveratrol terkecil yaitu 0,0110 mg/g serbuk simplisia.

ABSTRACT
Resveratrol has known to have antioxidant activity and hypolipidemia effect. Peanut Arachis hypogaea L. pericarp is one source of plants that containing resveratrol. Suitable method and solvent are important factor for resveratrol extraction. The aim of this study was to compare effectiveness of maceration and microwave assisted extraction MAE using ethanol and ultrasonic assisted extraction UAE using natural deep eutectic solvent NADES on resveratrol extraction from peanut pericarp. The extracts were analysed by high performance liquid chromatography HPLC to determine the level of resveratrol that contained in the extract. The results show that all three extraction methods were effectively used to extract resveratrol from peanut pericarp with different resveratrol content. Extract from maceration produced the highest resveratrol content 0.2210 mg g dry weight compared to the other methods. In extraction with NADES, urea and propylene glycol combination obtaining the highest resveratrol content compared to the other NADES 0.0246 mg g dry weight. While resveratrol extraction with MAE gave the smallest resveratrol content 0.0110 mg g dry weight."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Melvin Bismark H.
"Kacang tanah yang merupakan tanaman palawija dapat tumbuh hamper di seluruh daerah di Indonesia. Di daerah Tapanuli Utara hasil panen rata-rata untuk kacang tanah sebesar 970,37 pada tahun 2018. Proses perontokan kacang tanah Tapanuli Utara masih dilakukan secara manual dengan cara mencabut satu persatu kacang tanah dari tangkainya menggunakan tangan. Selain waktu pengerjaan yang lama juga dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Memanfaatkan teknologi motor bakar, penelitian kali ini dimaksudkan untuk melakukan rancang bangun perontok dan penyortir kancang tanah sebagai solusi untuk permasalahan perontokan kacang tanah tadi. Dengan adanya mesin perontok dan penyortir kacang tanah ini, waktu dan tenaga dalam proses perontokan kacang tanah dapat lebih dihemat. Dalam pengoperasiannya, mesin perontok dan penyortir ini dibantu oleh beberapa komponen elemen mesin yaitu motor bakar, puli, sabuk-V, bantalan, poros, rangka. Dimana gerak putar dari motor bakar yang berdaya 5,5 HP dengan putaran 1387 [rpm] diteruskan dengan menggunakan puli yang dihubungkan dengan sabuk yang memutar poros pembanting dan reducer speed. "
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2020
338 PLMD 23:4 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosediana Shanti
"Resveratrol 3,5,4-Trihidroksistilben merupakan senyawa polifenol alami yang terdapat di kulit kacang tanah Arachis hypogaea L. serta memiliki manfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai kardioprotektif, antioksidan, dan anti-kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi kondisi ekstraksi dengan pre-treatment urea menggunakan pelarut cairan ionik, 1-Butil-3-metilimidazolium Bromida [bmim]Br berbasis Microwave-Assisted Extraction MAE. Lima konsentrasi urea 5, 10, 15, 20, dan 25 digunakan untuk pre-treatment dan dipilih konsentrasi urea 15 b/v. Optimasi kondisi ekstraksi dilakukan dengan beberapa parameter: konsentrasi pelarut, rasio pelarut-sampel, dan waktu ekstraksi terhadap kadar resveratrol dilakukan menggunakan RSM dengan desain Box-Behnken. Kadar resveratrol ditetapkan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT dengan fase gerak asetonitril:air 75:25 v/v dan dideteksi pada panjang gelombang 306 nm. Kadar resveratrol yang diperoleh dari optimasi kondisi ekstraksi dengan pre-treatment urea sebesar 0,2900 g/gram serbuk dan tanpa pre-treatment urea sebesar 0,1572 g/gram serbuk. Sedangkan, maserasi memberikan perolehan kadar resveratrol terbesar yaitu 223,6692 g/gram serbuk.

Resveratrol is a polyphenolic compound found in peanut hull Arachis hypogaea L. and has known for many biological activities including anti cancer, antioxidant, and cardio protective. This research aimed to optimize extraction condition using an ionic liquid, 1 Butyl 3 methylimidazolium Bromide bmim Br based microwave assisted extraction MAE with urea pre treatment. Sample was pre treated at five levels of urea concentration 5, 10, 15, 20, and 25 and urea 15 w v was chosen. Extraction parameters including solvent concentration, liquid solid ratio, and extraction time for resveratrol content were optimized using response surface methodology RSM , based on Box Behnken design BBD . Resveratrol content was determined using High Performance Liquid Chromatography HPLC with acetonitrile water 75 25 v v as mobile phase and detection wavelength was 306 nm. Under optimized condition with urea pre treatment, the resveratrol value was 0,2900 g gram and without pre treatment was 0,1572 g gram. However, maceration method gave the highest value of resveratrol, 223,6692 g gram.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of this research is to determine character for drought tolerance character
prediction of peanut national variety on germination phase using PEG 6000 solution.
Preliminary test using drought tolerance genotipes (US 605 and US 693), susceptible
genotipe (PI 409) conducted to evaluate appropriate concentration of PEG solution as
drought treatment. PEG 10% is appropriate for drought treatment. Experiment using factorial random complete design with eight national varieties,
Badak, Gajah, Jerapah, Kelinci, Komodo, Macan, Panther, Singa, and PEG solution.
Minimum water uptake for germination is obtained from proportion between seedling weight to seed weight with seed weight. Root length, number of lateral root and seedling dry weight (without cotyledon) are counted on seventh day after germination. Seed germinated using UKDdp method. ANOVA two way for water uptake variable, ANOVA one way for root length and number of lateral root and seedling dry weight (without cotyledon) is used to analyze data, continue with DMRT and Pearson product moment
correlation between minimum water uptake for germination and root length, seedling
dry weight (without cotyledon). And Spearman correlation is used between minimum
water uptakes for germination with number of lateral root"
630 JMSTUT 5:1 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Monfitriani
"Tanaman kacang tanah banyak tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Produksi dan penggunaannya cukup banyak, biasanya
digunakan sebagal bahan baku minyak dan pangan bahkan bungkil hasii
dari sisa pembuatan minyaknya digunakan untuk makanan ternak. Kulit
kacang tanahnya sendirl belum banyak dimanfaatkan bahkan hanya sebagal
llmbah hasli pertanlan saja. Oleh karena Itu pada penelltlan Inl dicarl
alternatif pemanfaatan kullt kacang tanah yaltu sebagal karbon aktlf.
*
Penggunaan llmbah pertanlan sebagal karbon aktlf telah banyak dllakukan
seperti tempurung kelapa , tempurung bijl pala, sekam, bonggol jagung, kayu
dan sebagalnya. Pembuatah karbon aktif kulit kacang tanah ini berdasarkan metode
yang umum digunakan dalam pemanfaatan limbah pertanian sebagai karbon
aktif yaitu dengan destilasi kering menggunakan aktivasi kimia dengan
aktivator ZnCl2. Pada penelltlan ini digunakan konsentrasi ZnCb 10 %
dengan perbandingan 1:10. Suhu aktivasi yang digunakan bervariasi yaitu
300°C, 400°C, 500°C selama Ijam dan variasi waktu aktivasi pada suhu
optimum yaitu 2 jam dan 3 jam.
Pada percobaan ini suhu yang menghasilkan penyerapan paling baik
adalah 500°C dengan nilai penyerapan iod 568,8 mg/g dan nilai penyerapan
methylen blue 1100 ml/g sedangkan waktu aktivasi yaitu pada waktu 3 jam
dengan 647,2 mg/g dan 1300 ml/g. Nilai penyerapan iod masih di bawah
standar SNI tetapi nilai penyerapan methylen blue telah melewati SNI. Pada
aplikasinya yaitu penyerapan zat warna menyerap sekitar 12% dibandingkan
Merck sekitar 24% , untuk penyerapan logam Pb^"" sekitar 10% sedangkan
Merck 26,6%, untuk penyerapan minyak di mana hanya dilihat secara
kualitatif karbon aktif kulit kacang tidak memberikan perubahan warna
sedangkan Merck memberikan perubahan warna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Nadyana
"ABSTRAK
Resveratrol 3,5,4 -trihidroksistilben merupakan suatu senyawa fitoaleksin stilben yang terdapat pada kulit kacang tanah Arachis hypogaea L., yang memiliki banyak khasiat seperti kardioprotektif, antioksidan, antidiabetes, dan antihiperkolesterolemia melalui mekanisme penghambatannya terhadap HMG-CoA reduktase. Terdapat banyak cara ekstraksi resveratrol yang dapat diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan Natural Deep Eutectic Solvents NADES -Ultrasound Assisted Extraction UAE untuk ekstraksi resveratrol dari kulit kacang tanah dan dibandingkan dengan metode konvensional maserasi. Hasil ekstraksi diuji dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT . Hasil penelitian menunjukkan senyawa resveratrol berhasil diekstraksi dengan NADES-UAE. Hasil tertinggi diperoleh pada NADES campuran kolin klorida dan asam oksalat, pada kondisi rasio sampel-pelarut 1:20 g/ml dan waktu ekstraksi 15 menit, dengan perolehan kadar 0,0485 mg/g simplisia. Namun, metode maserasi memberikan kadar resveratrol yang lebih tinggi dibandingkan hasil NADES-UAE yaitu 0,2212 mg/g simplisia.

ABSTRACT
Resveratrol 3,5,4 trihydroxystilbene is a naturally occurring stilbene phytoalexin compound found in peanut Arachis hypogaea L. pericarp and has known for many biological activities including cardioprotective, antioxidant, antidiabetic, and anti hypercholesterolemia through its HMG CoA reductase inhibitory activity. There are many methods can be applied to extract resveratrol. The aim of this study was to evaluate natural deep eutectic solvents NADES based ultrasound assisted extraction UAE for their potential to obtain resveratrol from peanut pericarp and compared with the conventional maceration method. The extracts were analysed by High Performance Liquid Chromatography HPLC . The results showed, resveratrol successfully extracted by NADES UAE, with highest resveratrol content obtained by NADES composed of choline chloride and oxalic acid 0,0485 mg g dry weight , under conditions solid liquid ratio 1 20 g ml and extraction time of 15 minutes. However, maceration method gives the higher amount of resveratrol content 0,2212 mg g dry weight than NADES UAE result."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahiyah Rania Fachri
"Aflatoksin merupakan metabolit sekunder yang diproduksi oleh jamur genus Aspergillus. Aflatoksin bersifat karsinogen, hal ini menyebabkan keberadaan aflatoksin makanan menjadi perhatian. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kenaikan kadar flatoksin selama penyimpanan pada bumbu kacang buatan pabrik dan bumbu kacang buatan sendiri yang disimpan selama beberapa hari dengan dibungkus dan tidak dibungkus. Penetapan kadar dilakukan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi detektor fluoresensi. Analisis kondisi dilakukan pada panjang gelombang eksitasi 365 nm dan emisi 455 nm dengan komposisi fase gerak air-metanol (60:40). Hasil validasi standar aflatoksin B1 dengan rentang 50-150 pg dan aflatoksin B2 dengan rentang 12,5-37,5 pg diperoleh persamaan garis kurva kalibrasi berturut-turut y = 123,95x - 71 dan y = 5111,5x - 589,6 dengan koefiesien pertunjukan (r) sebesar 0,999 untuk memuaskan. Nilai LOD dan LOQ senyawa aflatoksin B1 adalah 5,0975 pg dan 16,992 pg, untuk aflatoksin B2 sebesar 0,6818 pg dan 2,2727 pg. % UPK dan% KV yang didapat berturut-turut adalah 66,02-71,63% dan 0,17-1,29%. Pada bumbu kacang yang dianalisis ditemukan aflatoksin, namun pada bumbu kacang buatan pabrik ditemukan afltoksin dengan konsentrasi yang berada dibawah batas yang berasal dari BPOM. Hasil menunjukkan adanya pengaruh dalam penyimpanan terhadap kandungan aflatoksin dalam bumbu kacang yang disimpan tanpa pembungkus, karena adanya peningkatan flatoksin dari hari ke hari dengan peningkatan signifikan pada bumbu kacang buatan sendiri yaitu dari 7,3661 ppb menjadi 21,8776 ppb setelah 6 hari penyimpanan.

Aflatoxins are secondary metabolites produced by the fungus genus Aspergillus. Aflatoxins are known as a carcinogen, this causes the importance of aflatoxins in food to be a concern. This research was carried out to identify the increase in aflatoxin levels during storage in factory-made peanut sauce and homemade peanut sauce which were stored for several days with and without packaging. The determination of the content is carried out using a high-performance liquid chromatography fluorescence detector. Condition analysis was performed at 365 nm excitation wavelength and 455 nm emission with water-methanol (60:40) mobile phase composition. The results validation of aflatoxin B1 in the range of 50-150 pg and aflatoxin B2 in the range of 12.5-37.5 pg obtained the calibration curve equation successively y = 123.95x - 71 and y = 5111.5x - 589.6 with coefficients correlation (r) of 0.999 for both. The LOD and LOQ values ​​of aflatoxin B1 compounds were 5.0975 pg and 16.992 pg, aflatoxin B2 compounds were 0.6818 pg and 2.2727 pg. The% recovery and% CV obtained were 66.02-71.63% and 0.17-1.29%, respectively. In all analyzed peanut sauce aflatoxin was found, but in factory-made peanut sauce, the concentration of aflatoxin was found below the limit allowed by BPOM. The results show that there is an effect of storage with aflatoxin content in peanut sauce that is stored without packaging, due to an increase in aflatoxin levels from day to day with a significant increase in the level of homemade peanut sauce from 7.3661 ppb to 21.8776 ppb after 6 days of storage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S70485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nisyawati
"Sejumlah masa embrio somatis dapat diperoleh dari daun imatur kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang dikulturkan dalam medium dasar Murashige & Skooh 1962 padat, cair dan cari dengan penyangga kertas saring, serta dengan penambahan 2,4-Dichlorophenoxy acetic acid sebanyak 20 mg/l. Meskipun dalam ketiga macam medium tersebut dapat dibentuk embrio somatis, namun penampakan morfologi embrio somatic yang dibentuk maupun pertumbuhannya tidak sama.
Di dalam medium padat eksplan tidak menglami pencoklatan dan embrio somatic yang dibentuk tampak jelas bentuknya yaitu terdiri dari suatu badan yang mudah terlepas satu sama lain, dengan dua buah tonjolan yang menyerupai kotiledon Di dalam medium cair eksplan mengalami pencoklatan, karena adanya pencokelatan maka pertumbuhan embrio somatic tersebut terganggu. Embrio somatic tidak berwarna dan dikelilingi oleh jaringan yang mengalami pencokelatan dan pertumbuhan embrio somatic cenderung menurun. Untuk eksplan yang di kulturkan ke dalam medium cair dengan penyangga kertas saring, tidak mengalami pencokelatan. Embrio somatis dibentuk dengan penampakan warna yang lebih hijau dibandingkan dengan embrio somatis yang dibentuk dalam kultur padat, tetapi bentuknya lebih kecil daa rapat sehingga agak sulit dalam penghitungan jumlah embrio somatis yang dibentuk di dalam medium tersebut. Subkultur ke dalam medium yang baru tidak merubah morfologi embrio somatic tersebut.
Hasil penghitungan jumlah rata-rata embrio somatis yang dibentuk di dalam medium kultur cair yang berpenyangga kertas saring, ternyata menghasilkan jumlah yang paling banyak (103 embrio somatic) dibandingkan dengan di dalam medium kultur padat (82 embrio somatis) dan cair lainnya (76 embrio somatis). Hal ini membuktikan bahwa bentuk medium mempengaruhi pertumbuhan eksplan membentuk embrio somatic. Meskipun di dalam medium kultur cair berpenyangga kertas saying menunjukan pembentukan embrio somatis yang paling banyak, tetapi potensi pembentukan embrio somatic yang normal seperti pada medium kultur padat tidak dapat diperoleh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>