Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tresna Priyana Soemardi
"ABSTRAK
Tanaman pisang merupakan tanaman khas daerah tropis yang dapat dengan mudah dijumpai dimana saja tanpa mengenal musim. Sampai saat ini di Indonesia pemanfaatan tanaman pisang baru sebatas pembudidayaan buah dan masih sangat sedikit pemanfaatan bagian lainnya dari pohon pisang ini.
Dinegara seperti di Filipina, India, Brazil pisang sudah dibudidayakan secara intensif untuk keperluan tekstil, kertas yang bernilai tinggi, bahkan Mercedes Benz sudah merekayasanya untuk panel interior mobil sedan yang diproduksinya.
Penelitian ini berusaha mencari serat pisang yang potensial memiliki kekuatan mekanik yang baik dan merekayasanya menjadi komposit untuk keperluan panel interior otomotif atau bahkan pesawat terbang. Dalam penelitian ini masih dipergunakan matriks epoksi, dan akan diupayakan matriks alam dalam penelitian selanjutnya sehingga dapat diperoleh komposit alam 100%.
Dari penelitian tahun pertama ini dari serat-serat yang dipelajari diperoleh serat pisang Abaca paling potensial untuk rekayasa dan manufaktur komposit untuk panel interior otomotif atau pesawat terbang. Kekuatan tarik lamina [0] dan laminat [0,90] mencapai lebih dari 100 Mpa dengan Modulus Young mencapai 5 Gpa.
Sampai saat ini masih sedang dijalankan pengujian kestabilan dimensi, siklus panas dingin, impak suhu dingin dan ketahanan warna."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Destario Metusala
"Komunitas anggrek (Orchidaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang terancam terhadap stres kekeringan akibat perubahan iklim. Komunitas anggrek di Indonesia mengembangkan dua bentuk hidup utama, yaitu epifit dan terestrial. Penelitian bertujuan untuk membandingkan adaptasi anatomi daun dan akar antara anggrek epifit dan terestrial; membandingkan tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan antara bentuk hidup epifit dan terestrial pada spesies anggrek toleran terang; membandingkan tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan antara bentuk hidup epifit dan terestrial pada spesies anggrek toleran naungan; serta membandingkan tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan antara spesies Eulophia spectabilis dari tropis basah dan E. petersii dari tropis kering. Analisis anatomi dilakukan dengan pengamatan sayatan paradermal dan sayatan melintang daun maupun akar. Analisis fisiologi dilakukan secara eksperimental dengan perlakuan kekeringan di rumah kaca selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan strategi adaptasi anatomi daun dan akar antara anggrek epifit dengan terestrial. Anggrek epifit lebih mengutamakan penyesuaian ketebalan dan luasan jaringan penyusun organ daun maupun akar, sedangkan anggrek terestrial lebih mengutamakan penyesuaian luasan komponen pembuluh angkut daun dan akar, serta jumlah stomata dan luasan total stomata. Pada spesies anggrek toleran terang, kelompok epifit memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stres kekeringan dibandingkan kelompok terestrial. Pada spesies anggrek toleran naungan, kelompok epifit memiliki tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan dengan rentang variasi yang lebih lebar dan tidak berbeda nyata dengan kelompok terestrial. Spesies Eulophia petersii dari tropis kering memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stres kekeringan dibandingkan Eulophia spectabilis dari tropis basah. Ciri anatomi pada komunitas anggrek tropis Indonesia terkait tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stes kekeringan meliputi: jaringan mesofil dan daun yang lebih tebal; lapisan kutikula yang lebih tebal; jaringan hipodermis yang berkembang; komponen pembuluh angkut daun yang lebih sempit, jaringan sklerenkim yang berkembang baik di sekitar pembuluh angkut primer daun; stomata dengan ukuran lebih besar, jumlah lebih sedikit, dan area total stomata yang lebih sempit; komponen pembuluh angkut akar yang lebih sempit; dan jaringan velamen yang lebih berkembang. Ciri fisiologi pada komunitas anggrek tropis Indonesia terkait tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stes kekeringan meliputi: selisih prolin yang lebih kecil, laju penurunan kandungan air relatif jaringan daun yang lebih rendah, dan nisbah klorofil a/b yang lebih tinggi.

The orchid community (Orchidaceae) is one of the most threatened plant's groups to drought stress due to climate change. Indonesian orchid community has developed two main life forms, as epiphyte and terrestrial. The aims of this study were to compare the anatomical adaptation of leaf and root between epiphytic and terrestrial life forms on the Indonesian tropical orchid community; to compare the adaptation level to drought stress between epiphytic and terrestrial life forms in sun-tolerant orchid species; to compare the level of adaptation to drought stress between epiphytic and terrestrial life forms in shade-tolerant orchid species; to compare the level of adaptation to drought stress between orchid Eulophia spectabilis from wet tropical and E. petersii from dry tropical. The anatomical analysis was performed with observations on paradermal and transverse sections of leaves and roots. The physiological analysis was conducted experimentally in the greenhouse with drought treatment for 30-days. The results showed that epiphytic orchids have prioritized the anatomical adaptation strategy by adjusting the thickness and area of leaf and root's tissues, while the terrestrial orchids through the adjustment of the area of leaf and root's vascular components, as well as the number and total area of stomata; in sun-tolerant species, epiphytic orchids have shown a higher adaptation level to drought stress than terrestrial orchids; in shade-tolerant species, epiphytic orchids have shown a wider range of adaptation level to drought stress and not significantly different with terrestrial orchids; Eulophia petersii from dry tropical showed a higher adaptation level to drought stress than E. spectabilis. The anatomical traits related to a higher adaptation level to drought stress were: thicker mesophyll and leaf tissue, thicker cuticle layer, well developed hypodermic tissue, narrower leaf vascular bundle components, well developed sclerenchyma tissue around the leaf's primary vascular bundle, broader size-but fewer stomata, narrower total stomatal area, narrower root vascular components, and a more developed velamen layer. The physiological traits related to a higher adaptation level to drought stress were: lower proline deviation, lower decline rate in leaf water content, and a higher chlorophyll a/b ratio. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
D2442
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartini
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2005
581.959 81 SRI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rauch, Fred D.
Singapore: Talisman, 2000
R 635.9523 RAU p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Warren, William
London: Thames and Hudson, 1997
R 635.9523 WAR t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Chan, Elisabeth
Hongkong: Periplus, 1998
R 581.709598 CHA t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Imas Sukaesih
"Indonesia has the world's largest tropical peatlands of about 14.9 million hectares that have important life support roles. However, fire frequently occurs in peatlands. According to experts and field forest fire fighters, fire hotspots that appear in a sequence of two to three days at the same location has a high potential of becoming a forest fire. This study aimed to determine the sequential patterns of hotspot occurrences, classify satellite image data and identify the fire spots. Fire spot identification was done using hotspot sequence patterns that were overlaid with burned area classification results. Sequential pattern mining using the Prefix Span algorithm was applied to identify sequences of hotspot occurrence. Maximum Likelihood method was applied to classify Landsat 7 satellite images toward identifying burned areas in Pulang Pisau and Palangkaraya in Central Kalimantan and Pontianak in West Kalimantan. Sequence patterns were overlaid with image classification results. The study results show that in Pulang Pisau, 26.19% of sequence patterns are located in burned areas and 72.62% sequence patterns were found in the buffer of burned area within a radius of one kilometer. As for Palangkaraya, there were 62.50% sequence patterns located in burned areas and 87.50% sequence patterns in the buffer of burned area with the radius of one kilometer. In total, Â there were 72.62% and 87.50% fire hotspots recorded in Pisau and Palangkaraya, respectively which are strong indicators of peatland fires."
Bogor: Seameo Biotrop, 2018
634.6 BIO 25:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widoyono
Jakarta: Erlangga, 2008
616.988 3 WID p (3)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Muliasari
"Telah dilakukan penelitian terhadap kayu Syzygium aqueum Syzygium cumini dan Syzygium jambos di FMIPA UI kampus Depok Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas serat kayu Syzigium tersebut sebagai kayu substitusi bahan baku kertas Kualitas serat kayu diketahui dengan cara mengukur dimensi serat dan menghitung nilai turunan dimensi serat Preparat maserasi kayu dibuat untuk pengukuran dimensi serat Kemudian nilai turunan dimensi serat dihitung berdasarkan data pengukuran dimensi serat Hasil pengukuran dimensi serat dan penghitungan nilai turunan dimensi serat dibandingkan dengan tabel standar kriteria Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ketiga serat kayu Syzygium tersebut masuk ke dalam kelas III Karakteristik serat kelas III yaitu serat pendek dan dinding serat relatif tebal

Research about wood fiber of Syzygium aqueum Syzygium cumini and Syzygium jambos in FMIPA UI Depok had been conducted This research is aimed for knowing the wood fiber quality of those three Syzygium wood as substitute wood for paper pulp making raw material Wood fiber quality can be analyzed by measuring fiber dimensions and calculate the fiber dimensions derived values Wood maseration slide preparations were made for measuring fiber dimensions Fiber dimension derivate value were calculated based on the measuring data of fiber dimensions The resulting data of fiber dimensions and their derived values were compared with the table of criteria standard The result shows that those three Syzygium wood are grouped in class III the fibers are short and have thick fiber wall "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongky Permana Ramlan
"Tanaman pisang merupakan tanaman khas daerah tropis, yang dapat dijumpai dimana saja dan berbuah tanpa mengenal musim. Sampai saat ini di Indonesia pemanfaatan tanaman pisang ini baru sebatas pembudidayaan buah yang dihasilkan dan hanya beberapa yang memanfatkan selain buahnya, itupun sedikit sekali. Setelah berbuah dan dipanen tanaman pisang ini kemudian ditebang habis unluk ditanami bibit bam. Ratusan "eks" tanaman pisang ini kemudian hanya menjadi limbah buangan belaka.
Penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan limbah "eks" tanaman pisang tadi sebagai bahan serat untuk pembuatan kornposit. Yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai bahan interior otomotif.
Penelitian dimulai dengan meneliti serat dari beberapa jenis (spesies) tanaman pisang yang ada di tanah air ini, kemudian serat yang terbaik dibuat komposit dan kemudian diteliti kembali karakteristik mekanik dan kelayakannya sebagai bahan interior otumotif Penelitian pendahuluan - Pembuatan (fabrikasi) - Penelitian kembali bukanlah jalan yang singkat rnengingat penelitian ini mengambil tempat yang jauh dan terpencil kemudian berpindah ke tengah kota serta banyaknya faktor teknik dan non teknik yang dihadapi.
Analisa atau diskusi dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan standard yang digunakan dan dengan hitungan-hitungan mikromekanik komposit (rumus campuran Tsai)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>