Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adjie Sapta
"PT. Toyota Astra Motor sebagai perusahaan "joint venture" antara PT. Astra International Tbk. (Indonesia) dan Toyota Motor Company (Jepang) menyadari bahwa keunggulan dalam pengelolaan sumber daya manusia yang merupakan "intelectual capital" dari perusahaan merupakan sumberdaya utama dalam menghadapi kompetisi global di abad 21 mendatang.
Kemampuan secara dini memetakan kelebihan dan kekurangan dan seorang karyawan khususnya untuk calon level manajerial merupakan hal yang mutlak guna mendapatkan suatu pengembangan pribadi (individual development plan) yang lebih fokus dan sejalan dengan strategi perusahaan. Oleh sebab itu diperlukan suatu model pengukuran potensi karyawan yang teruji kehandalannya secara intemasional dan dapat dilakukan secara in-house di PT. Toyota Astra Motor.
Penulis beruntung mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan menjadi Assessor dan Administrator untuk Toyota Group Executive Assessment Center dari Development Dimension International (DDI) Pittsburgh, sebuah organisasi konsultan sumber daya manusia yang ternama di Amerika yang telah membantu lebih dari 200 perusahaan yang terdaftar namanya dalam FORTUNE 500, dan pendirinya yaitu DR. William C Byham termasuk angkatan pertama yang mempelopori penggunaan Assessment Center untuk dunia bisnis , sehingga penulis dapat menghayati secara mendalam pengukuran potensi karyawan ini melalui pengamatan langsung.
Tujuan penelitian adalah pertama untuk menemukan dimensi apa yang dibutuhkan oleh level manajerial PT. Toyota Astra Motor di masa mendatang dan kedua adalah menemukan bagaimana cara pengukuran potensi itu sendiri melalui metode yang dikenal dengan nama Assesment Center.
Untuk tujuan pertama, populasi yang dijadikan lokus penelitian adalah para manajer PT. Toyota Astra Motor , dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil kuesioner, wawancara dan focus group yang dilakukan kepada manajer dan Board of Director. Hasil penelitian adalah 13 dimensi dan 1 kecocokan motivasi yang apabila dimiliki seorang manajer diyakini mampu membuat manajer tersebut efektif dan efisien dalam pekerjaannya.
Untuk tujuan kedua, lokus penelitian adalah sistem penyelenggaraan Assessment Center di PT. Toyota Astra Motor, yang berlangsung pada bulan Juni dan awal Juli 1999. Dalam penelitian yang dilakukan secara kualitatif ini, penulis melakukan pengamatan langsung dengan menjadi Assesor dan Administrator Assessment Center. Hasil penelitian adalah suatu model yang memberikan gambaran tahap demi tahap pelaksanaan Assessment Center yang menjadi dasar pengukuran potensi kandidat manajer di PT. Toyota Astra Motor.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan perlunya dibuat suatu Return On Investment (ROl) terhadap proses ini dan disamping itu perlu dilatih lebih banyak Interviewer dan Assessor agar proses Assessment Center ini tetap langgeng walaupun ada Interviewer dan Assessor yang "turn over" karena lanjut usia ataupun pindah ke perusahaan lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosefa RumbawatiI Indriyani
"Kepala Bagian merupakan jabatan yang sangat strategik di RSIA Hermina Jatinegara karena memiliki tanggungjawab tidak hanya terhadap operasional kegiatan-kegiatan di semua urusan atau pun instalasi namun juga harus mengkoordinasi semua Urusan mau pun Instalasi yang berada dalam wewenangnya. Dengan demikian dibutuhkan manajer-manajer yang tidak hanya memahami proses operasional di semuru urusan ataupun instalasi yang menjadi wewenangnya namun namun juga dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan konseptual, administratif dan kemanusiaan. Sehingga bila RSIA Hermina Jatinegara ingin terus bergerak maju mencapai bisinya, tidak cukup bila pengangkatan manajer setingkat kapala bagian hanya berdasarkan kebijaksanaan direktur semata. Diperlukan tolok ukur yang berbasis kompetensi sesuai bidang tugas yang akan diemban, agar proses pengangkatan dan pembinaan manajer setingkat kepala bagian ini transparan dan terarah. Di RSIA Hermina Grup, persyaratan kompetensi untuk menjadi manajer setingkat kepala bagian belum ada, yang ada baru persyaratan kompetensi pada lebel pelaksana.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komponcn-komponen kompetensi yang harus dimiliki manajer sctingkat Kepala Bagian di RSIA Hennina Jatinegara tahun 2007. Komponen-komponen tersebut terbagi mcnjadi kompetensi inti {core competency) dan kompetensi spcsifik. Pcnelitian merupakan penelitian kualitatif. Penelitian diiakukan di RSlA Hemtina Jatinegara dari bulan Aprit - Mei 2006. data yang digunakan terdiri darJ data primer yang dipcroleh dari wawancam mendalam (indepth interview) dan F:xperts panel, dan data sekuoder berupn Check list un1nk telaah dokumen yang berkaitan dengan kompetcnsi manajer setingkat kepala bagian di RSJA Hem1ina Jatincgara. lnforman indeplh interview f)i tingkat Grup terdiri dari Direktor Utamdan Kepata Departemen HRO, dan di tingkal ntmah sakit y
Hasil peneiitian menunjukkan Komponen Komptcnsi lnti (Core rompetency) unhtk tiap Manajer setingkat Kepala bagian adalah Kemampuan Wirausaha. Hasil penclitian ini dapat dikembangkan lebih lanjul meojadi Model Kompctcnsi manajer sctingkat kepala bagian, dirnana Model Kompetensi tersebut dapat digunakan scbagai pcdoman pcnyus.unan Program Pcndidikan dan Pclatihan manajer sctingkat kcpala bagian, pcnentuan reward remunerasi dan jenjang karir di RSIA Hermina Jatincgara. "
Universitas Indonesia, 2007
T31644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Virgina Mandawa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Leader
Member Exchange (LMX) dan kinerja karyawan di perusahaan bidang industri
manufaktur yang mengolah serta memproduksi besi dan baja. LMX didefinisikan
sebagai hubungan dua arah yang dinamis antara pemimpin dan karyawan dimana
pemimpin akan memperlakukan karyawan secara berbeda sesuai dengan waktu
dan kemampuan yang dimiliki oleh atasan tersebut (Graen dan Cashman, 1975).
LMX merupakan variabel multidimensional, memiliki empat dimensi yaitu
kontribusi, loyalitas, afeksi dan respek terhadap profesi (Liden dan Maslyn, 1998)
yang diukur melalui LMX-MDM dalam the Indonesian Quality of Work Life
Questionnaire (IQWiQ) (Radikun, 2010). Kinerja adalah nilai total yang
diharapkan oleh perusahaan dari pekerjaan yang dilakukan seseorang selama
periode waktu tertentu yang diukur melalui alat ukur kinerja dari Casimir et al
(2006) dan telah diadaptasi dalam the Indonesian Quality of Work Life
Questionnaire (IQWQ) (Radikun, 2010). Sampel dalam penelitian ini mencakup
113 karyawan dari 13 divisi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang terdiri dari 7
divisi lapangan dan 6 divisi back office. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara LMX dengan kinerja karyawan PT Krakatau Steel (Persero)
Tbk. (r=+0.179, p>0.05, two tailed). Tetapi, hasil analisis menunjukan terdapat
korelasi yang signifikan antara dimensi kontribusi dari LMX dan kinerja
karyawan divisi lapangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (r=+0.277, p<0.05).

Abstract
This research is to analyze the relationship between Leader Member
Exchange (LMX) and employees? performance in iron and steel manufacturing
industry. LMX is defined as the dynamic two-way relationship between the
leaders and the employees in which the leaders will treat the employees diferently
according to the time and competence of the respective leaders (Graen and
Cashman, 1975). LMX is multi-dimentional variable with four dimensions which
are contribution, loyalty, affection, and respect to their profession (Liedn and
Maslyn, 1998) measured through LMX-MDM in Indonesian Quality of Work Life
Questionnaire (IQWiQ) (Radikun, 2010). Performance is defined as the total
expected value to the organization of the discrete behavioral episodes that an
individual carries out over a standard period of time measured with work
performance measuring tool from Casimir et.al (2006) which has been adapted to
the Indonesian Quality of Work Life Questionnaire (IQWQ) (Radikun, 2010). The
samples in this research are 113 employees from 13 divisions in PT Krakatau
Steel (Persero) Tbk, consis of 7 field divisions and 6 back office divisions. The
results of the analysis show that there is no relationship between LMX and
employees? performance in PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (r=+0.179, p>0.05,
two tailed). But, The results of analysis show that there was significant
relationship between contribution dimension of LMX and employees?
performance in field division of PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (r=+0.277,
p<0.05)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S43222
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Adityo Anggriawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Leader
Member Exchange (LMX) dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian
operasional di perusahaan bidang industri manufaktur yang mengolah serta
memproduksi besi dan baja. LMX didefinisikan sebagai hubungan dua arah yang
dinamis antara pemimpin dan karyawan dimana pemimpin akan memperlakukan
karyawan secara berbeda sesuai dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki oleh
atasan tersebut (Graen dan Cashman, 1975). LMX merupakan variabel
multidimensional, memiliki empat dimensi yaitu kontribusi, loyalitas, afeksi dan
respek terhadap profesi (Liden dan Maslyn, 1998)yang diukur melalui LMXMDM
dalam the Indonesian Quality of Work Life Questionnaire (IQWiQ)
(Radikun, 2010). Kepuasan kerja berkitan dengan bagaimana perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya dan aspek-aspek yang berkaitan dengan pekerjaannya
(Spector, 2006) yang diukur melalui alat ukur kepuasan kerja Roelen (Roelen,
2008) dan telah diadaptasi dalam the Indonesian Quality of Work Life
Questionnaire (IQWQ) (Radikun, 2010). Sampel dalam penelitian ini mencakup
90 karyawan operasional dari 2 divisi PT. Krakatau Steel, Tbk dengan
menggunakan accidental sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara LMX dengan kepuasan kerja pada
karyawan bagian operasional (r=+0.489, p<0.05, two tailed). Dari hasil penelitian,
perusahaan disarankan untuk memperhatikan kontribusi atasan (supervisor) dalam
kejelasan orientasi, pengarahan dalam pemberian instruksi kerja. Selain itu perlu
juga supervisor melakukan evaluasi dengan jelas disertai sitem reward &
punishment yang tepat, meninjau kembali upah yang diberikan serta memberikan
apresisasi terhadap performa kerja.

Abstract
The research?s purpose is to analyse the correlation between Leader
Member Exchange (LMX) and job satisfaction of the employee who work on
operational section on the manufactur company which process and produce iron
and stell. LMX defined as a dynamis two way relationship between the supervisor
and the employee where the supervisor will treat the employee differently
according to the time and ability of the supevisor (Graen and Cashman, 1975).
LMX is a multidimensional variable, have four dimension which is contribution,
loyalty, afection and respect on the job (Liden and Maslyn, 1998) which measured
with LMX-MDM in the Indonesian Quality of Work Life Questionnaire(IQWiQ)
(Radikun, 2010). Job satisfaction related on what one individu feel about the job
and every aspect about his or her job (Spector, 2006) which is measured with
Roelen?s job satisfaction measuring instrument (Roelen, 2008) and have been
adepted in the Indonesian Quality of Work Life Questionnaire (IQWQ) (Radikun,
2010). Sample of this research is 90 operational section employee of 2 divison
from PT. Krakatau Steel, Tbk and using accidental sampling. The result show
that, there is a significant positive relation between LMX and employee?s job
satisfaction (r=0.489, p<0.05, two tailed). Based on the result, the company is
advised to pay attention to the contribution of the supervisor on the clearness of
orientation, direction on job instruction. Furthermore, supervisor also need to do
the evaluation clearly and using reward and punishment system accurately.
Review about the wage and give appreciation about performance of the job."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S43223
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Armando Yonathan
"Safety performance can be increased if cabin crew management understands the real situation in the operation area. The exposure on the operational area gives the cabin crew valuable insight that can be used to enhance the safety management system, policy and mitigation. Therefore, management must be able to encourage the cabin crew to communicate safety-related information. Therefore, the cabin crew management must find the factor to enhance cabin crew prosocial voice behavior and upward safety communication. The objective of this study is to examine the influence of benevolent and morality leadership on upward safety communication and prosocial voice behavior in Indonesian cabin crew. The aim of this study is also to investigate the role of perceived organizational support (POS) in the relationship between benevolent and morality leadership with upward safety communication and prosocial voice behavior. Using the Structure Equation Model (SEM) and 356 cabin crew respondents, the result showed benevolent and morality leadership has a positive influence on upward safety communication. Another result is benevolent leadership has a positive influence on prosocial voice while morality leadership has not a significant influence on prosocial voice behavior. The last finding is POS mediates the influence of benevolent and morality leadership to prosocial voice behavior and upward safety communication.

Kinerja keselamatan dapat ditingkatkan jika manajemen mempunyai pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi di area operasi. Paparan yang diterima dari area operasi membuat awak kabin mempunyai wawasan yang berharga untuk meningkatkan safety management system, kebijakan dan mitigasi. Manajemen harus dapat mendorong awak kabin untuk menyampaikan informasi terkait keselamatan yang mereka punya. Oleh karena itu, penting bagi manajemen untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh untuk meningkatkan prosocial voice behavior dan upward safety communication awak kabin. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh benevolent dan morality leadersihp pada upward safety communication dan prosocial voice behavior awak kabin Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyelidiki peran mediasi perceived organizational support (POS) dalam pengaruh benevolent leadership dan morality leadership terhadap upward safety communication dan prosocial voice behavior. Menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan responden sebanyak 356 awak kabin, hasil penelitian ini menunjukkan benevolent leadership dan morality leadership memiliki pengaruh positif terhadap upward safety communication. Hasil penelitian ini juga menunjukkan benevolent leadership memiliki pengaruh positif terhadap prosocial voice behavior, tetapi morality leadership tidak memiliki pengaruh positif terhadap prosocial voice behavior. Hasil lain penelitian ini adalah POS memediasi pengaruh benevolent dan morality leadership terhadap prosocial voice behavior dan upward safety communication."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kotter, John P., 1947-
Jakarta: Prenhallindo, 1997
650.1 KOT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Black, James Menzies
Bandung: Sumur Bandung, 1962
658 BLA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Selk, Jason
New York: McGraw-Hill, 2012
658.4 SEL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Rahmanto
"ABSTRAK
Perilaku pemimpin yang efektif sangat diperlukan oleh organisasi. Penelitian ini berusaha menguji dua faktor penentu perilaku pemimpin yang efektif yaitu pertukaran atasan bawahan dan integritas. Responden penelitian adalah pegawai pemerintahan dari beberapa institusi pemerintahan yang berbeda dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Skala pengukuran berasal dari adaptasi skala pengukuran yang sudah ada yang memiliki nilai reliabilitas yang baik berkisar antara .86 hingga .92. Hasil penelitian ini memperlihatkan (1) pertukaran atasan bawahan berhubungan dengan perilaku pemimpin yang efektif (β = .40, p<.05) dan (2) integritas berhubungan dengan perilaku pemimpin yang efektif (β = .39, p<.05). Penelitian ini menunjukkan pentingnya integritas dan kualitas pertukaran atasan bawahan dan menyarankan penelitian lebih lanjut tentang topik ini meneliti di selain lembaga pemerintah. Keterbatasan serta saran untuk penelitian selanjutnya dibahas dalam diskusi.

ABSTRACT
Leader effectiveness behaviour is needed in organization. This study aims to
investigate two factors that potentially influence leader effectiveness behaviour,
which are leader member exchange and behavioral integrity. Research
respondents originated from public servant in different government institutions
with total respondents as much as 100 people All scales were adapted from
previously used scale, and their reliability scores are ranging from .86 to .92,
suggesting very good scales. The result of this study show that (1) leader member
exchange influence leader effectiveness behaviour (β = .40, p<.05). (2)
Behavioral integrity affects leader effectiveness behaviour (β = .39, p<.05). This
research demonstrate the importance of behavioral integrity and leader member
exchange (LMX) and call more research on this topic in other area than
goverment institution. Limitation and suggestion for future research are being
discussed."
2016
S63472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>