Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Fathul Karamah
"Karbon aktif dari limbah tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk meningkatkan mutu minyak goreng curah. Kualitas karbon aktif tergantung pada jenis aktivator yang dihasilkan dan waktu perendaman pada proses aktivasi. Pada penelitian ini digunakan MgC12 dan NaCl sebagai aktivator arang dengan memvariasikan waktu perendamannya. Kualitas karbon aktif yang dihasilkan diuji dengan menggunakan karbon aktif tersebut sebagai adsorben untuk meningkatkan mutu minyak goreng curah. Minyak goreng yang telah melalui proses adsorpsi tersebut dibandingkan dengan minyak goreng kemasan yang diolah dengan cara modern. Analisis terhadap minyak goreng yang dilakukan adalah pengujian nilai kekeruhan, pengujian bilangan peroksida, pengujian bilangan asam dan derajat asam, dan pengujian kadar asam lemak bebas.
Setelah dilakukan aktivasi secara kimia, luas permukaan, volume pori dan ukuran pori dari karbon meningkat, dari sebelumnya sebesar 9,39 m2/gram; 3,239x10-3 cc/gram dan 6,581 A menjadi 220,1 m2/gram; 1x10"i cc/gram dan 9,477 A untuk aktivator NaCl; dan 256,6 m2/gram; 1,225x10-' cc/gram dan 10,12 A untuk aktivator MgC12. Aktivator MgC12 memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan aktivator NaCl terhadap mutu karbon aktif yang dihasilkan dengan waktu perendaman terbaik 5-6 jam. Persentase kenaikan mutu minyak berdasarkan nilai kekeruhannya masing-masing adalah sebesar 87,5 %. Persentase kenaikan mutu minyak berdasarkan bilangan peroksidanya, untuk NaCl dan MgC12 masing-masing adalah 68,2 % dan 83,2 %. Persentase kenaikan mutu minyak ditinjau dari bilangan asam dan derajat asam masing-masing untuk NaCl adalah 30,4 % dan 91,6 % dan untuk MgC12 adalah 87,1 % dan 97,2 %. Persentase kenaikan mutu minyak ditinjau dari kadar asam lemak bebas yang mampu diadsorb yaitu 93,4 % untuk NaCl dan 96,6 % untuk MgC12."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Helmawan
"Karbon berukumn antara 0,063 mm dan 0,125 mm terbuat dari tempurung kelapa, diaktifkarn dengan Iarutan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1,2,3,4,5,6,9, 12,24 dan 43 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik selama 5-6 jam.
Karbon aktif dengan aktivator MgCl2 merupakan adsorben terbaik untuk memucatkan dan meningkatkan kualitas minyak goreng curah (Crude Palm Oil-CPO, tradisional).
Hasil-hasil yang diperoleh adalah:
1. Kejernihan minyak sebesar 3 NTU (sebelumnya 10 NTU), dengan pembanding minyak Delima (DEPKES No : 231309026037) sebesar 2 NTU menjadikan minyak lebih jernih.
2. Kandungan asam Iemak bebas adalah 0,17 % (sebelumnya 0,474 %), pembanding 0,125 %. Batas rnaksimum untuk kandungan asam lemak bebas menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah 5 %.
3. Berkurangnya kandungan asam lemak bebas dalam minyak menyebabkan berkurangnya gejala batuk, dan tidak terdapatnya lapisan tipis pada lidah sewaktu dikonsumsi.
4. Bilangan Peroksida yang menurun, dari sebesar 2,41 % menjadi 0,97 %, pembanding 0,68% dengan batas maksimal yang keluarkan oleh BSN sebesar 6 %, menyebabkan minyak tidak mudah rusak walaupun mengalami kontak Iangsung dengan oksigen di udara.
5. Bilangan asam dan derajat asam yang semula sebesar 0,223 dan 0,398 berkurang menjadi 0,05 dan 0,09, dengan besar pembanding yaitu 0,045 dan 0,079.
6. Perbandingan luas permukaan, volume, pori dan ukuran pori karbon sebelum/karbon sesudah aktivasi adalah 9.39/256.6 m2/gram, 0.003239/0.1225 cc/gram dan 6.581/10.12 A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sumantri
"Arang tempurung kelapa (coconut shelI charcoal) merupakan salah satu sumber dari karbon aktif yang dewasa ini sering digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya sebagai adsorben pada sektor industri pangan, maupun non pangan. Dalam penelitian ini karbon dari tempurung kelapa berukuran antara 0,063 mm dan 0,125 mm, diaktifkan dengan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 12, 24 dan 48 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik adalah 9 jam. Larutan aktivator MgCl2 adalah aktivator terbaik sebagai adsorben untuk meningkatkan kualitas minyak kelapa (crude coconur oil).
Dari basil karakterisasi karbon aktif dengan metode BET - Autosorb, pada luas permukaan karbon aktif terjadi peningkatan Sant sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi, yaitu dari semula 249.1 mzfgr, untuk karbon aktif MgCl2 menjadi 325.9 ml/gr, kemudian menurun setelah proses adsorpsi, yaitu menjadi sebesar 302.7 m2/gr. Untuk karbon aktif NaCl setelah aktivasi adalah 271.5 mllgr, kemudian menurun setelah proses adsorpsi, yaitu sebesar 253.1 m2/gr.
Badan Standardisasi Nasional (SNI No. 01 - 3555) dan Standar Industri Indonesia (SII) telah mengeluarkan ketetapan tentang kandungan maksimum yang diperbolehkan pada minyak kelapa untuk Bilangan Peroksida adalah 5,00 (mL Na3S;O3 0,001 N/g sampel), Asam Lemak Bebas: 5,00 (mL KOH/g sampel), Derajat Asam : 9,00 (mL KOH I N/g sampel). Bilangan Asam: 5,00 (mL KOH/g Sampel). Dari hasil pcnelitian ini, dengan hasil yang Lerbaik adalah dari adsorpsi kurbon aktif MgCl2, yaitu dengan perincian 1 Bilangan Peroksida 0,83 (mL Na2S2O3 0,001 N/g sampel), Asam Lemak Bebas : 0,158 (mL KOH/g sampel), Bilangan Asam 3 0,045 (mL KOH/g sampel), Derajat Asam 1 0,03 (mL KOH 1 N/g sampel). Sedangkan untuk minyak pembanding, minyak goreng Barco (berasal dari buah kelapa) masih Iebih baik dibandingkan dengan perolehan hasil yang diteliti.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan aktivator terbaik MgCl2 pada karbon aktif mampu meningkatkan kualitas minyak kelapa, dan masih jauh lebih baik dari persyaratan kondisi standar yang telah ditetapkan. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Khairunisa
"Usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan karbon aktif pada penurunan konsentrasi fenol dalam air dilakukan dengan memberikan perlakuan elektrokimia. Perbandingan antara teknik adsorpsi dengan karbon aktif, teknik oksidasi elektrokimia pada elektrode Pt, dan kombinasi keduanya dilakukan untuk mengamati perbedaan diantara ketiganya pada kondisi optimum. Optimasi yang diperoleh dengan teknik adsorpsi berupa waktu kontak adsorben (karbon aktif) dengan adsorbat larutan fenol dalam air selama 60 menit dan larutan fenol dalam NaCl 0,1 M selama 45 menit, serta jumlah karbon aktif untuk mengadsorpsi larutan fenol sebesar 1 gram. Pada teknik oksidasi optimasi yang diperoleh berupa potensial 5 V yang diberikan pada sel elektrokimia. Hasil optimasi yang didapat pada teknik adsorpsi dan oksidasi digunakan juga pada teknik kombinasi. Dengan menggunakan kondisi optimum, konsentrasi fenol pada teknik adsorpsi dapat diturunkan hingga 29,72%; pada teknik oksidasi 36,02%; dan pada teknik kombinasi 50,58%. Hasil yang sama juga diperoleh untuk nilai COD fenol yang mengalami penurunan hingga 19,73% (adsorpsi); 12,21% (oksidasi); dan 11,37% (kombinasi). Penurunan konsentrasi fenol dan COD diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Jayadi
"ABSTRAK
Salah satu alternatif penyimpanan hidrogen adalah dengan metode adsorpsi menggunakan karbon aktif, karena karbon aktif memiliki kemampuan adsorpsi yang yang besar berkaitan dengan luas permukaan dan ukuran porinya. Untuk meningkatkan daya adsorpsi dari adsorben dapat dilakukan dengan menjadikan sebanyak mungkin porinya yang termasuk kategori micropori sehingga sesuai dengan ukuran molekul hidrogen sebagai adsorbate[28]. Cara yang dilakukan
untuk itu adalah dengan membuatnya menjadi partikel berukuran nano melalui proses ball-milling, selanjutnya dibentuk menjadi padatan melalui penekanan mekanis dengan penambahan likuida lignoselulosa sebagai pengikat dan dilakukan proses aktivasi kembali secara fisika. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pencampuran antara likuida lignoselulosa dan serbuk patikel nano untuk membentuk padatan karbon aktif sangat cocok digunakan dalam perbandingan 3:4 atau 4:4.
Dengan mengubah bentuk karbon aktif granular menjadi padatan partikel nano karbon aktif dan proses aktivasi kembali secara fisika (reaktivasi) mampu meningkatkan kapasitas adsorpsinya terhadap gas hidrogen yakni 0.0014779 kg/kg untuk bentuk granular, 0.0016873 kg/kg untuk bentuk pelet dengan raktivasi 1 jam, 0.0027261 kg/kg untuk bentuk pelet dengan reaktivasi 3 jam, dan 0.0020384 kg/kg
untuk bentuk pelet dengan reatkivasi 6 jam untuk masing-masing kondisi pada tekanan ± 4000 kPa dan suhu -5oC.

ABSTRACT
One of the alternative for hydrogen storing is adsorption method using activated carbon because the activated carbon has big adsorption ability related by the surface area and the pore size. The way to increase the adsorption ability from adsorbent can be done by making as many as the pore which is micro pore category so it will
suitable with the size of hydrogen molecule as a adsorbate[28]. The way is by making it to be a nano particle through ball milling process then it is formed as a solid by using mechanical pressure then it is added by lignocelluloses liquid as a binder and then there is a activation process physically. The result from experiment
is the mixing between lignocelluloses liquid and powder of nano particle activated carbon to make solid of activated carbon very suitable at comparison 3:4 or 4:4. By changing the form of granular activated carbon to nano solid activated carbon and by giving activation process physically (reactivation) can increase the adsorption
capacity of hydrogen gases that is 0.0014779 kg/kg for granular form, 0.0016873 kg/kg for solid form activation in 1 hour, 0.0027261 kg/kg solid form activation in 3 hours, and 0.0020384 kg/kg solid form activation in 6 hours for each in pressure at ± 4000 kPa and temperature at -5oC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1426
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denni Mulia Noventianus
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh putaran autoclave pada proses pembuatan
karbon aktif dari ampas kopi Indonesia, yaitu dari kopi Lampung jenis Robusta.
Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya
dengan melakukan proses karbonisasi dan aktifasi. Pembuatan karbon aktif
dilakukan dengan proses karbonisasi pada temperatur 700 oC dan proses aktifasi
secara fisika pada temperatur 800 oC dengan laju aliran N2 dan CO2 100 ml/mnt
konstan untuk setiap putaran autoclave. Variasi putaran autoclave yang dilakukan
adalah 9 rpm, 12 rpm dan 20 rpm.
Pada penelitian ini, kita dapat mengetahui hasil burn off dan iodine number dari
variasi putaran autoclave pada proses karbonisasi dan aktifasi fisika. Dan hasilnya
didapat nilai burn off tertinggi 79,78 % pada putaran motor 9 rpm dan nilai iodine
number tertinggi 83,50 mg/g pada putaran 9 rpm.

ABSTRACT
This final project studied about the effect of autoclave speed in making activated
carbon from Indonesian coffee grounds, which location from Lampung. Activated
carbon is a carbon compound that has been increased its adsorption capability by
doing carbonization and activation process. The making of activated carbon was
done by doing carbonization process at temperature of 700 oC and physical
activation process at temperature of 800 oC with N2 and CO2 flow of 100 ml/mnt
constant for each autoclave speed. Variation of autoclave speed are 9 rpm, 12 rpm
and 20 rpm.
In this research, we can find out the burn off point and iodine number with the
variation of autoclave speed on carbonization and physical activation process. The
result is the highest 79.78 % of burn off point at 9 rpm and the highest value 83.50
mg/g of iodine number at 9 rpm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurlatifah
"Karbon Aktif dikenal cukup luas penggunaannya baik untuk keperluan industri maupun rumah tangga. Di Indonesia sudah didirikan beberapa industri karbon aktif, namun untuk penggunaan penyerap merkuri, produk tersebut masih impor. Karbon Aktif untuk penyerap merkuri masih menggunakan bahan baku batu bara yang dikenakan proses impregnasi dengan sulfur. Untuk mengamati kemung- kinan pembuatan karbon aktif untuk penyerap merkuri dengan bahan baku selain batu bara, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan karbon aktif serbuk gergaji yang diimpregnasi dengan sulfur. Sulfur yang digunakan adalah 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % berat bahan baku. Produk di uji sifat fisik, kimia dan struktur permukaannya. Diperoleh hasil bahwa penambahan belerang 30 % menghasilkan luas permukaan tertinggi. Hasil uji daya scrap menurun dengan bertambahnya sulfur sedangkan perubahan permukaan di amati dengan scanning electron microscopy (SEM).

Active carbon has been commonly used for industries and household. The material of active carbon can be used for food and non-food industries as well. In Indonesia some variety of carbon active has been manufactured. Nonetheless for mercury removal substance it is still being imported up to date. Coat is the basic ingredien in the production of active carbon for mercury removal, and it is impregnated with sulfur. Element of sulfur as impregnating agent is used in the range of 10 %, 20 %, 30 %, 40 % to 50 % by weight respectively. Physical and chemical properties of the products were analyzed in this investigation. The result shows that the maximum surface area had been reached for sulfur impregnated with 30 % by weight. Adsorption rate will decrease if sulfur content is increase. The change of it's external surface were examined by scanning electron microscopy (SEM)."
1999
JIRM-1-3-Des1999-10
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlatifah
"Karbon aktip dikenal cukup luas penggunaannya baik untuk industri maupun rumah tangga. Dari sektor industri misalnya industri pangan dan non pangan. Di Indonesia sudah didirikan beberapa industri karbon aktif. Namun demikian untuk penggunaan penyerap merkuri, produk tersebut masih harus diimpor. Pada umumnya bahan baku untuk penyerap merkuri berasal dari batu bara yang sudah di impregnasi dengan belerang. Untuk mengamati kemungkinan dapat diproduksinya karbon aktip penyerap merkuri dengan bahan baku selain batu bara, maka dilakukan penelitian dengan bahan baku serbuk kayu dengan menambahkan belerang. Jumlah belerang yang ditambahkan pada karbon aktip dalam serbuk kayu adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50% berat bahan baku. Produk diuji sifat fisik, kimia dan strukturnya, sehingga diketahui dapat atau tidak bahan tersebut untuk penyerap merkuri. Dari penelitian diperoleh penambahan belerang 30 % berat memberikan nilai luas permukaan paling tinggi yaitu 964,0985 mg/gr dan menurun pada penambahan berikutnya, sedang uji kemampuan daya serap larutan lod dan larutan Biru Metilena menunjukkan semakin banyak belerang yang ditambahkan semakin rendah nilainya, demikian juga untuk kadar abu terrendah diperoleh nilai 2,5216 % berat untuk penambahan belerang 50 % berat. Adanya perubahan permukaan terdeteksi dari hasil uji struktur mikro menggunakan SEM dan perubahan unsur kimia setelah proses impregnasi diuji dengan EDAX.

Active Carbon has been commonly used for industries and household, it can can be used for food as well as non food industries. In Indonesia the some active carbon has been manufactured, but mercury removal substance has been imported until! now. Coal is usually used in the production of active carbon for mercury removal. It is impregnated with sulfur. For this purpose we prepared saw dust active carbon as starting material for mercury removal. Elemental sulfur as impregnating agent used from 10 %, 20 % 30 %, 40 %, to 50 % by weight. Physical and chemical properties of the products were analysis. The result showed that maximum surface area is 964,0985 mgr/gr reached for sulfur 30 % by weight and after that decline. Adsorptive of lod and Methylene Blue decrease if sulfur increase as well as ash countent. The development of the external surface was examined by scanning electron microscopy and the change of the elements were analyzed by energy dispersive analysis X-ray.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>