Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Renariah
"Berdasarkan hasil sensus penduduk dunia tahun 1995, diperoleh data bahwa harapan hidup terpanjang di dunia dicapai oleh bangsa jepang, dengan rata-rata umur lansia untuk laki-Maki mencapai 76 tahun dan perempuan mencapai 82 tahun. Salah sate contohnya adalah Shigechiyo Izumi berhasil mencapai umur 120 tahun. Sementara harapan hidup bangsa lain seperti Swiss rata-rata hanya mencapai 74 tahun untuk laki-laid daze 80 tahun untuk perempuan, sedangkan Amerika hanya mencapai 72 tahun untuk laki-laki dan 79 tahun untuk perempuan (Kosei hakusho = buku putih mengenai kesehatan dan kesejahteraan, 1995 : 127).
Selanjuthya kalau kita amati data hasil sensus penduduk prefektur Miyagi tahun 1998, data tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun orang jepang berusia lanjut bertambah dalam jumlah yang cukup besar, yaitu jumlah penduduk pada tahun 1996 berjumlah 352.449 orang, sedangkan pada tahun 1997 jumlahnya naik menjadi 367210 orang, berarti dalam kurun waktu satu tahun penambahannya mencapai 14.761 orang (Laporan tahunan sensus penduduk prefektur Miyagi, 1998). Dari selisih jumlah tersebut menunjukkan bahwa usia lanjut dapat diraih dan dipertahankan melalui pembinaan kesehatan yang baik.
Dunn (1976: 135) mengemukakan bahwa upaya pembinaan kesehatan ataupun penyembuhan diri dari suatu penyakit merupakan bagian dari kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Betapapun sederhananya suatu masyarakat, mereka pasti memiliki cara tersendiri yang sesuai dengan tradisi-tradisi budaya yang rnencakup pengetahuan yang mereka miliki sebagai pedoman yang dipakai untuk membina kesehatan.
Iitsutae adalah salah satu bentuk tradisi lisan, yang disampaikan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang merupakan salah satu model pengetahuan orang Jepang yang secara selektif dipergunakan oleh orang Jepang khususnya di prefektur Miyagi sebagai pendukungnya. Model pengetahuan tersebut merupakan bagian dari kebudayaan mereka, yang mereka pergunakan sebagai pedoman untuk bertindak, dalam hal ini adalah pedoman dan sebagai acuan untuk membina kesehatan bahkan mengobati penyakit?"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rustam
"Keberhasilan perekonomian Jepang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan peran perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam kinerja perusahaan Jepang ada hal-hal khusus yang sangat spesifik Jepang. Kekhususan nilai-nilai Jepang tersebut merupakan daya tarik yang sangat besar bagi penelitian sejarah sosial budaya ekonomi Jepang, terutama dalam meneliti perusahaannya. Untuk memahami secara lebih mendalam pelaksanaan manajemen Jepang, haruslah dipahami terlebih dahulu keterkaitan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat yang menjadi dasar keberhasilan dan ketahanan manajemen Jepang menghadapi setiap tantangan dan perkembangan perekonomian yang tidak selalu bagus.
Dalam hasil penelitian ini dipaparkan hubungan antara sejarah sosial budaya masyarakat Jepang dengan nilai-nilai ekonomi yang mendasari kebiasaan perusahaan. Dari hubungan tersebut dapat dikatakan sebuah tesis, ialah bahwa perusahaan Jepang melaksanakan manajemennya berdasarkan kebiasaan atau budaya perusahaan yang diadopsi dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat Jepang masa-masa sebelumnya. Penelitian mengenai keberhasilan Jepang dipusatkan pada bidang sejarah ekonomi karena benar-benar merupakan dasar dalam hubungannya dengan kebijaksanaan nasional Jepang.
Berdasarkan uraian dan tesis tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: kekhususan nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang. Untuk mendapatkan jawaban permasalahan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang nilai-nilai utama yang berasal dari budaya masyarakat Jepang yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif. lnformasi yang berhasil dikumpulkan diolah, dikelompokkan, dan kemudian disajikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan. Sedangkan tipe penelitian adalah deskriptif analisis. Gambaran setiap fenomena kinerja perusahaan dicari saling keterkaitannya.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ternyata nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang merupakan budaya perusahaan yang berasal dari nilai-nilai budaya yang sudah ada dalam masyarakat Jepang sejak zaman dahulu, yang diterapkan secara spesifik dalam manajemen perusahaan Jepang, yang secara harmonis dikombinasikan dengan nilai-nilai estetika sehingga dapat terus dipertahankan. Juga didapatkan bahwa bangsa Jepang ternyata merupakan bangsa yang sangat terorganisir, membentuk satu homogenus yang terkendali oleh nilai-nilai budaya masyarakatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Kustiaty
"ABSTRAK
Benedict mengatakan bahwa kebudayaan Barat menekankan "dose", sedangkan kebudayaan Jepang adalah kebudayaan yang menekankan "malu". "Halu" (dalam bahasa Jepang disebut "haji"), adalah reaksi atas kritik atau pandangan orang lain, dalam masyarakat Jepang menjadi suatu pertimbangan penting dalam menata pola kelakuan { Benedict, 1948:104-106).
Sakuta yang mengkritik pandangan Benedict tentang "haji no bunka" atau kebudayaan "malu" Jepang mengatakan bahwa sebenarnya malu bagi orang Jepang atau "haji" tidak hanya disebabkan oleh adanya kritik orang lain saja, melainkan berasal dari adanya perhatian yang khusus dari orang lain, tidak peduli apakah berupa kritikan ataupun pujian. Apabila orang Jepang dalam posisi diperhatikan maka akan "hajiru" atau merasa malu. (Sakuta Koichi, 1972, 200-207). Dikatakannya bahwa Benedict hanya melihat malu orang Jepang dari satu sisi saja, yaitu malu karena adanya tekanan atau kritik dari "kokai" atau umum yang disebut "kochi" atau malu umum. Adapun terhadap argumentasi Benedict yang menyimpulkan bahwa Kebudayaan Jepang adalah kebudayaan malu, Sakuta kurang puas, karena nenurutnya Benedict masih perlu menyusun suatu konsep malu yang lebih tepat untuk dapat mencakup bentuk gejala malu sebagai reaksi atas pujian. Hal ini disebabkan karena orang Jepang akan merasa malu bukan hanya ketika mandapat kritikan dari orang lain melainkan "wareware wo hajisaseru no wa isshuu tokubetsu no tsushi de aru" , yang berarti bahwa, "yang menimbulkan rasa malu itu adalah adanya perhatian khusus". Demikian menurut Sakuta, sehingga apa yang dikemukakan Benedict dianggap belum tentu dapat menjawab atau menerangkan berbagai bentuk gejala malu yang ditampilkan orang Jepang. Selanjutnya Sakuta mengatakan bahwa ada 2 kriteria "haji" yaitu "kochi" atau "main publik" yang timbul karena kehadiran orang lain dan "shuchi" atau "malu pribadi" muncul dari diri sendiri, yang disebabkan karena keadaan lingkungannya, atau .dalam kedudukannya bila dibandingkan dengan orang lain, walaupun sebenarnya belum tentu hal tersebut dianggap "haji" oleh orang lain (shikono kui chigai). (Sakuta Koichi, 1972; 296). "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peranan Islam sebagai landasan ideal kebudayaan masyarakat Tanah datar (Minangkabau - Sumatera Barat) dan implementasinya dalam kehidupan seni pertunjukan musik. Untuk menemukan kejelasan yang dimaksud dilakukan kajian berdasarkan pendekatan kualitatif dengan mengutamakan data atau bahan di lapangan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rustam
"ABSTRAK
Keberhasilan perekonomian Jepang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan peran perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam kinerja perusahaan Jepang ada hal-hal khusus yang sangat spesifik Jepang. Kekhususan nilai-nilai Jepang tersebut merupakan daya tarik yang sangat besar bagi penelitian sejarah sosial budaya ekonomi Jepang, terutama dalam meneliti perusahaannya.
Untuk memahami secara lebih mendalam pelaksanaan manajemen Jepang,haruslah dipahami terlebih dahulu keterkaitan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat yang menjadi dasar keberhasilan dan ketahanan manajemen Jepang menghadapi setiap tantangan dan perkembangan perekonomian yang tidak selalu bagus.
Dalam hasil penelitian ini dipaparkan hubungan antara sejarah sosial budaya masyarakat Jepang dengan nilai-nilai ekonomi yang mendasari kebiasaan perusahaan. Dan hubungan tersebut dapat dikatakan sebuah tesis, ialah bahwa perusahaan Jepang melaksanakan manajemennya berdasarkan kebiasaan atau budaya perusahaan yang diadopsi dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat Jepang masa-masa sebelumnya. Penelitian mengenai keberhasilan Jepang dipusatkan pada bidang sejarah ekonomi karena benar-benar merupakan dasar dalam hubungannya dengan kebijaksanaan nasional Jepang.
Berdasarkan uraian dan tesis tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: kekhususan nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Untuk mendapatkan jawaban permasalahan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang nilai-nilai utama yang berasal dari budaya masyarakat Jepang yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif. Informasi yang berhasil dikumpulkan diolah, dikelompokkan, dan kemudian disajikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan. Sedangkan tipe penelitian adalah deskriptif analisis. Gambaran setiap fenomena kinerja perusahaan dicari saling keterkaitannya.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ternyata nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang merupakan budaya perusahaan yang berasal dari nilai-nilai budaya yang sudah ada dalam masyarakat Jepang sejak zaman dahulu, yang diterapkan secara spesifik dalam manajemen perusahaan Jepang, yang secara harmonis dikombinasikan dengan nilai-nilai estetika sehingga dapat terus dipertahankan. Juga didapatkan bahwa bangsa Jepang ternyata merupakan bangsa yang sangat terorganisir, membentuk satu homogenus yang terkendali oleh nilai-nilai budaya masyarakatnya. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Isdaryono
"Pengembangan pariwisata di Hawaii, Amerika Serikat, merupakan sebuah fenamena menarik, karena Hawaii merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Amerika Serikat yang berhasil mendatangkan banyak wisatawan dan devisa bagi negara bagian tersebut. Pengembangan tersebut telah berhasil membukukan kunjungan wisatawan 3 juta orang pada tahun 1970 sementara devisa yang diperoleh mencapai lebih dari 3.000 juta dolar Amerika pada tahun 1980 (Farrel, 1982 :24). Hawaii, sebagai negara bagian Amerika Serikat di kawasan Pasifik memiliki peran sangat strategis baik secara geografis, ekonomis, maupun politis. Dari aspek geografis, Hawaii menjadi jalur lalu lintas gerak manusia dari kawasan Amerika ke Asia Timur dan Pasifik maupun sebaliknya. Dari aspek ekonomi, Hawaii lama menjadi lintasan dari berbagai macam kegiatan perdagangan termasuk kepariwisataan, sementara dari aspek politisnya, Hawaii digunakan sebagai pangkalan Amerika Serikat di kawasan Pasifik.
Dewasa ini, pendapatan Hawaii dari sektor pariwisata dan militer, disamping dari gula dan nanas, menjadi andalan pendapatan negara bagian tersebut. Walaupun berbagai macam aspek yang melingkupi Hawaii sangat menarik untuk dibahas, namun hal itu tidak dilakukan karena fokus tesis ini mengarah pada terjadinya pergeseran budaya sebagai dampak dari pengembangan kepariwisataan di daerah tersebut.
Keunikan Hawaii sebagai salah satu negara bagian di Amerika Serikat antara lain adalah Hawaii merupakan satu-satunya negara bagian yang berbentuk kepulauan, dengan luas wilayah paling kecil, dan diantara penduduk yang multi-etnis, bangsa kulit putih menjadi kelompok minoritas (Luedtke, 1986:226). Dilihat dari komposisi etnis demografisnya pada tahun 1977 masyarakat Hawaii terdiri dari warga keturunan Jepang sebanyak 36,9 persen, Campuran (Hawaii dengan Caucasia atau Hawaii dengan suku lain) sebanyak 17,1 persen, Caucasia 21,2 persen, Filipina 12,3 persen, Cina 6,4 persen, Polynesia 2,1 persen dan Puerto Rico 1,9 persen, Korea 1,3 persen dan bangsa lain 0,8 persen (Nordyke, 1967:67). Persentase yang relatif besar dari warga Hawaii keturunan Jepang menjadi salah satu pertimbangan mengapa pembahasan tesis ini mengarah kepada kelompk etnis ini untuk digunakan sebagai sampel, mewakili penduduk setempat. Disamping itu kenyataan bahwa warga Hawaii asli tidak pernah mencurigai orang Jepang dan menyebutnya sebagai saudara orang Hawaii (akin to the Hawaiians), sebagai imigran yang diinginkan (desirable immigrant), dan sebagai bangsa yang diyakini tidak akan banyak mempengaruhi identitas Hawaii (will not much affect the identity of the Hawaiian) (Hillbrand dikutip oleh Nordyke, 1967:37) menguatkan alasan mengapa masyarakat Hawaii keturunan Jepang menjadi fokus bahasan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
"ABSTRAK
The purpose of this study was to find out the Banjar papadah along with cultural values they have. Banjar papadah can be used to revitalize the noble values of the nation and the relevance of the cultural noble values in Banjar papadah with social life at this time. The research problems are: 1) Banjar papadah along with the cultural values they have where Banjar papadah can be used to revitalize the noble values of the nation; 2) Are the cultural noble values in Banjar papadah still relevant to the life of society today. The study used a qualitative descriptive methodology with library research technique. Based on the analysis, it can be obtained that Banjar papadah-papadah related to human problems as individual, social in the nation and state. They have
the cultural noble values that can be used as a reference and guidelines, and those papadah-papadah are still very relevant to the social life and the nation at this time."
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
JIKK 15:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bambang Soediadi Adi Purwanto
"Harmony is highly praises in Japanese Society. This social value is a key to develop in which achieving of mutual understanding rather than a clear cut of analysis on conflicting views. Therefore, committee work or consultating negotiation, or even consensus become common goals, not by majority votes.
In this case, group system will affect the whole of interpersonal relations than individual. The system will operate consultation or negotiation on such as conflicts situation avoiding open confrontation. Discussion bridging agreement as to the sense of the meeting, even though the negotiation somehow can be confusing.
Avoiding open conflict is believed to be maintaining group solidarity at all by taking consultative situation than one-man decided. On this study, ie is chosen to overview on such as conflicts. Conflict is seen to be a phenomena of how self interest of the ie's members and how conflict developed in that social setting, like recruitment conflict, man and wife conflict or succession conflict.
The result than, perform that conflict is believed can be actually Support the group empathy to develop solidarity of the group. On the other hand, conflict also placed on such as social situation depends on how they took it into their mind.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pahmi Rohliansyah
"Local Wisdom, Local Knowledge dan Local Genius masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini. Kearifan lokal berdasarkan pengetahuan dan kecerdasan lokal bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah moyang kita atau budaya setempat yang beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Adanya globalisasi merupakan konsekuensi di sekitarnya. Adanya globalisasi merupakan konsekuensi majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada sendi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, bila tidak disertai dengan nilai etika dan spiritualitas yang baik, akan merusak moral dan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dalam skala mikro yang pada akhirnya akan hancur dan runtuhnya kehidupan berbangsa dan bernegara dalam skala makro. Keanekaragaman etnis, agama, adat istiadat, kebiasaan, bahasa daerah dan lainnya di Indonesia yang tumbuh dan berkembang sebagai nilai-nilai yang mengakar atau membumi dalam kelompok-kelompok masyarakat sebenarnya merupakan modal dasar, sekaligus kekuatan untuk menjadi bangsa yang besar."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>