Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emma Zaidar D.
"Saat ini kebutuhan nitrogliserin di Indonesia yang besarnya ± 657,89 Ton/tahun, diperoleh dari luar negeri. Jumlahnya tidak besar, namun karena nitrogliserin merupakan bahan strategis, maka BPPIT Dephankam merasa perlu untuk memikirkan pengadaanya di dalam negeri.
Nitrogliserin dapat dibuat dengan cara nitrasi gliserin dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat, ketiga bahan-bahan tersebut, telah dapat dibuat di dalam negeri. Diharapkan nitrogliserin sebagai bahan baku peledak dapat dibuat di dalam negeri, dengan demikian dapat dihindarkan ketergantungan dari Iuar negeri.
Hasil maksimum nitrogliserin yang diperoleh, ternyata didapat dari gliserin dengan campuran asam HNO3 dan H2SO4 (4 : 6). Faktor-faktor lain yang menentukan besarnya hasil adalah temperatur reaktor dan kecepatan aliran penambahan gliserin. Temperatur optimum adalah antara 25 - 30 °C sedangkan kecepatan aliran penambahan gliserin 0,45 mL/menit.
Hasil pengujian sifat-sifat fisik maupun kimia dari nitrogliserin seperti kandungan Nitrogen, massa jenis, indeks bias, drop test, FT-IR, test penguapan, test pembakaran, menunjukkan bahwa nitrogliserin yang dihasilkan memenuhi spesifikasi bahan baku peledak.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bahan baku dalam negeri dapat digunakan untuk membuat nitrogliserin.

The need for nitroglycerin in Indonesia, which is around 657,89 tons per year; is obtained. From abroad although it is only a small amount, nitroglycerin is a very strategic material, therefore it is necessary for BPPIT of the department of defense to start thinking for producing it in the country.
Nitroglycerin can be made by nitration of glycerin with a mixture of nitric acid and sulphuric acid and those three materials, are available in Indonesia. It's hoped that nitroglycerin can be produced Indonesia, so that we don't always depend to other countries.
The maximum result of glycerin. Was obtained when glycerin was mixed with a mixture of HNO3 and H2SO4 (4:6). The other factors that determine the end product are temperature in reactor and the flow of glycerin addition. The optimum temperature was 25 - 30 °C and the flow of glycerin addition was 0,45 mL/minute.
The testing result of physical and chemical properties of nitroglycerin such as the nitrogen content, density, refractor index, the drop test, IR absorption, evaporation test, burning test, showed that the nitroglycerin we produced in our laboratory met the requirement as an explosive material.
The conclusion of this research is that the local materials can be used to produce nitroglycerin.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriyah
"Metronidazol merupakan salah satu obat yang mempunyai efek anti-inflamasi yang dipergunakan untuk pengobatan penyakit rosacea. Saat ini, di Indonesia belum tersedia metronidazol dalam bentuk krim sehingga pada pelaksanaan pelayanan kefarmasian, tenaga kesehatan mengalami keterbatasan dalam mengobati rosacea secara topikal. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formula krim metronidazol dengan karakterisasi fisik yang baik dan memperoleh data stabilitasnya. Formulasi krim menggunakan Glyceryl Stearate Citrate sebagai emulgator dengan variasi penggunaaan sebesar 2% (F1), 4% (F2), dan 6% (F3). Hasil formula krim dievaluasi berdasarkan pengamatan organoleptis, pengujian pH, pengujian viskositas dan sifat alir, pengujian daya sebar, uji hedonik, dan pegujian kadar menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sementara untuk uji stabilitas, dilakukan uji stabilitas mekanik (sentrifugasi); uji stabilitas penyimpanan pada suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (25±2°C), dan suhu tinggi (40±2°C) selama 12 minggu; dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula memiliki organoleptis sediaan yang baik selama penyimpanan. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa penggunaan Glyceryl Stearate Citrate sebesar 4% sebagai emulgator pada formula krim metronidazol mempunyai kestabilan secara fisik dan kimia terbaik dengan organoleptis, nilai viskositas, dan sifat alir yang stabil, serta memiliki pH yang stabil.

Metronidazole is a drug that has an anti-inflammatory properties and is used to treat rosacea. Currently, metronidazole cream is unavailable in Indonesia, thus in pharmaceutical practice, health workers get limitations in treating rosacea. This study aims to develop formula for metronidazole cream with good physical characteristics and obtain stability data. The cream formulation used Glyceryl Stearate Citrate as an emulsifier with variations in usage of 2% (F1), 4% (F2) and 6% (F3). The results of the cream formula were evaluated based on organoleptic observations, pH value, viscosity and flow property, spreadability, hedonic test, and drug level determination by spectrophotometer UV-Vis. Meanwhile, the stability test was done by mechanical stability test (centrifugation); storage stability test at low temperature (4±2°C), room temperature (25±2°C), and high temperature (40±2°C) for 12 weeks; and cycling test. that were stable The results showed that all formulas had good organoleptic properties during storage. This study concluded that using 4% Glyceryl Stearate Citrate as an emulsifier for metronidazole cream formula demonstrated the best physical and chemical stability and a stable organoleptic appearance, viscosity, flow properties, and pH."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habiburrohman
"Integrasi antara gasifikasi batubara dan proses Fischer-Tropsch untuk memproduksi bahan bakar cair merupakan solusi mengatasi masalah kebutuhan BBM. Melihat cadangan batubara yang cukup banyak dan menunjukkan peningkatan produksi setiap tahunnya, maka perancangan pabrik ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembangunannya secara teknis dan ekonomis. Secara teknis difokuskan pada gasifikasi batubara, sedangkan analisis keekonomian dilakukan setelah diintegrasikan dengan proses Fischer-Tropsch. Dari hasil perancangan, didapatkan kapasitas produksi syngas sebesar 671,3 ton/jam dengan kebutuhan batubara 557,43 ton/jam. Dari analisis keekonomian didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar US$ 250,01, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 14,58% dengan nilai Minimum Acceptabel Rate of Return (MARR) 11%, serta payback period selama 12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik ini masih layak diimplementasikan di Indonesia, tepatnya di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Integration between coal gasification and Fischer-Tropsch process to produce fuel synthetic is a solution to solve the increasing of fuel demand. This was due to the abundance of coal reserve in Indonesia. This plant design is conducted to determine the technical and economic feasibility of its application. The economic feasibility study was conducted after integrated with Fischer-Tropsch process while the technical feasibility only focused on gasification plant. It shows that the syngas production is about 671,3 ton/hr, and the coal needed is 557,43 ton/hr. The economic analysis shows that the NPV value is US$ 250,01, IRR value is 14,58% with MARR value is 11%, and the payback period is about 12 years. So, It shows that this plant is feasible to be implemented in balikpapan, East Borneo, Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42006
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"ABSTRAK
Plastik dan sejenisnya merupakan kebutuhan yang mutlak bagi manusia modern. Oleh karena itu etilen yang merupakan bahan baku produk tersebut mempunyai nilai sangat strategic. Saat ini, etilen diproduksi dengan cara mengkonversi hidrokarbon dari minyak bumi. Mengingat semakin terbatasnya cadangan minyak, maka perlu dicari alternatif untuk memproduksi etilen. Etilen dapat dibuat dari etanol yang merupakan bahan baku terbarukan. Pada penelitian ini, dipakai katalis H-zeolit alam Lampung dan terjadi reaksi dehidrasi seri-paralel menghasilkan dua produk, yaitu dietil eter sebagai produk antara dan etilen sebagai hasil akhir.
Tahun pertama penelitian diarahkan untuk melakukan identifikasi zeolit alam Lampung serta treatment untuk merubah menjadi H-Zeolit yang dilanjutkan dengan konstruksi alat dan pengujian H-Zeolit pada reaktor alir kontinyu. Sedangkan tahun II, penelitian dilakukan untuk menentukan metode keseluruhan untuk mendapatkan katalis H-Zeolit yang memenuhi syarat aktivitas, selektivitas dan stabilitas sebagai katalis. Pada tahun ke-2 penelitian ini dilakukan dealuminasi dengan larutan asam untuk menaikkan ketahanan termal zeolit. Sedangkan tahun ke-3 difokuskan pada studi kinetika untuk menentukan persamaan reaksi, besaran konstanta laju reaksi, serta pemodelan untuk mensimulasi reaksi untuk skala pilot maupun skala komersial.
Pada tahun pertama, didapatkan metode preparasi zeolit menjadi H-Zeolit(HZ) dengan luas permukaan 90m2/g dan jumlah ion tertukar maksimum 62% (1120 meg1100 gzeolit) serta kekuatan asam yang tinggi dengan suhu desorpsi piridin 500°C. H-Zeolit tersebut memiliki aktivitas 3x lebih tinggi dibandingkan Zeolit alam (ZAL) dan mampu mengkonversi etanol 100% pada suhu reaksi 325°C akan tetapi mempunyai ketahanan termal hanya sampai suhu 300°C.
Dealuminasi terhadap zeolit alam Lampung pada tahun II dapat menaikkan rasio Si/Al sampai 1,6x apabila digunakan HC1 (HZC) dan terjadi kenaikan 1,8x apabila dengan HE. Terjadi pula kenaikan luas permukaan dengan luas maksimum 100m2/g. Kenaikan luas permukaan ini diikuti dengan kenaikan luas mikropori sehingga zeolit hasil dealuminasi memenuhi syarat sebagai katalis untuk reaksi dehidrasi etanol. Spektra IR menunjukkan zeolit yang telah didealuminasi mempunyai ketahanan termal sampai 600°C. Dari uji reaksi dapat disimpulkan bahwa HZC memiliki aktivitas, stabilitas termal maupun stabilitas reaksi yang paling tinggi. Oleh karena itu zeolit yang dipakai pads penelitian selanjutnya adalah zeolit dengan dealuminasi HCL 1 tahap dan pertukaran ion menggunakan NH¢NO3 dengan suhu kalsinasi 420°C.
Studi kinetika pada tahun ke-3 menunjukkan bahwa reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen adalah reaksi concecutive-parallel dengan dietil eter sebagai produk antara. Harga konstanta laju reaksi sating berhubungan satu sama lain sehingga keseluruhan konstanta dapat ditentukan dengan penentuan satu konstanta laju pengurangan etanol menjadi eter.
Model untuk reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen dapat disusun dari persamaan neraca massa berskala pelet katalis maupun berskala reaktor. Pers maan yang terbentuk merupakan persamaan diferensial biasa orde dua. Persamaan ini dipecahkan dengan metode Runge-Kutta dan disimulasikan pada berbagai kondisi operasi.
Hasil simulasi skala pelet menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh tahanan difusi sehingga semakin besar diameter pelet akan menurunkan harga faktor efektivitas. Kenaikan diameter pelet dari 0,2-0,5 cm mengakibatkan penurunan faktor efektivitas sebesar 60 % untuk dietileter dan 40 % untuk etanoI. Untuk diameter partikel = 0,5cm dan suhu reaksi = 673K faktor efektivitas etanol, eter dan etilen adalah berturut-turut 0,6, 0,4 dan 0,62. Sedangkan peningkatan suhu dari 450 menjadi 673K menyebabkan penurunan faktor efektivitas etanol dari 0,97 menjadi 0,6.
Sedangkan hasil simulasi skala Raktor menunjukkan pada P =i atrn, dan T = 673 K dihasilkan etilen maksimum dengan selektifitas 96,4 %, yield 92,4 %, dan konversi etanol 95,8%. Eter maksimum dihasilkan dengan selektifitas 14,7% , yield 14,39% dan konversi etanol 97,68% pada P =9 atm, dan T = 673 K. Reaktor isotermal untuk reaksi dehidrasi etanol yang dapat menghasilkan produk etilen optimum pada P = 1 atm dan T = 673 K, adalah raktor dengan dimensi : L = 3 m, D reaktor = 10 cm, diameter pelet katalis = 0,5 cm, dan berat katalis = 14,7 Kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"ABSTRAK
Plastik dan sejenisnya merupakan kebutuhan yang mutlak bagi manusia modern. Oleh karena itu etilen yang merupakan bahan baku produk tersebut mempunyai nilai sangat strategic. Saat ini, etilen diproduksi dengan cara mengkonversi hidrokarbon dari minyak bumi. Mengingat semakin terbatasnya cadangan minyak, maka perlu dicari alternatif untuk memproduksi etilen. Etilen dapat dibuat dari etanol yang merupakan bahan baku terbarukan. Pada penelitian ini, dipakai katalis H-zeolit alam Lampung dan terjadi reaksi dehidrasi seri-paralel menghasilkan dua produk, yaitu dietil eter sebagai produk antara dan etilen sebagai hasil akhir.
Tahun pertama penelitian diarahkan untuk melakukan identifikasi zeolit alam Lampung serta treatment untuk merubah menjadi H-Zeolit yang dilanjutkan dengan konstruksi alat dan pengujian H-Zeolit pada reaktor alir kontinyu. Sedangkan tahun II, penelitian dilakukan untuk menentukan metode keseluruhan untuk mendapatkan katalis H-Zeolit yang memenuhi syarat aktivitas, selektivitas dan stabilitas sebagai katalis. Pada tahun ke-2 penelitian ini dilakukan dealuminasi dengan larutan asam untuk menaikkan ketahanan termal zeolit. Sedangkan tahun ke-3 difokuskan pada studi kinetika untuk menentukan persamaan reaksi, besaran konstanta laju reaksi, serta pemodelan untuk mensimulasi reaksi untuk skala pilot maupun skala komersial.
Pada tahun pertama, didapatkan metode preparasi zeolit menjadi H-Zeolit(HZ) dengan luas permukaan 90m2/g dan jumlah ion tertukar maksimum 62% (1120 meg1100 gzeolit) serta kekuatan asam yang tinggi dengan suhu desorpsi piridin 500°C. H-Zeolit tersebut memiliki aktivitas 3x lebih tinggi dibandingkan Zeolit alam (ZAL) dan mampu mengkonversi etanol 100% pada suhu reaksi 325°C akan tetapi mempunyai ketahanan termal hanya sampai suhu 300°C.
Dealuminasi terhadap zeolit alam Lampung pada tahun II dapat menaikkan rasio Si/Al sampai 1,6x apabila digunakan HC1 (HZC) dan terjadi kenaikan 1,8x apabila dengan HE. Terjadi pula kenaikan luas permukaan dengan luas maksimum 100m2/g. Kenaikan luas permukaan ini diikuti dengan kenaikan luas mikropori sehingga zeolit hasil dealuminasi memenuhi syarat sebagai katalis untuk reaksi dehidrasi etanol. Spektra IR menunjukkan zeolit yang telah didealuminasi mempunyai ketahanan termal sampai 600°C. Dari uji reaksi dapat disimpulkan bahwa HZC memiliki aktivitas, stabilitas termal maupun stabilitas reaksi yang paling tinggi. Oleh karena itu zeolit yang dipakai pads penelitian selanjutnya adalah zeolit dengan dealuminasi HCL 1 tahap dan pertukaran ion menggunakan NH¢NO3 dengan suhu kalsinasi 420°C.
Studi kinetika pada tahun ke-3 menunjukkan bahwa reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen adalah reaksi concecutive-parallel dengan dietil eter sebagai produk antara. Harga konstanta laju reaksi sating berhubungan satu sama lain sehingga keseluruhan konstanta dapat ditentukan dengan penentuan satu konstanta laju pengurangan etanol menjadi eter.
Model untuk reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen dapat disusun dari persamaan neraca massa berskala pelet katalis maupun berskala reaktor. Pers maan yang terbentuk merupakan persamaan diferensial biasa orde dua. Persamaan ini dipecahkan dengan metode Runge-Kutta dan disimulasikan pada berbagai kondisi operasi.
Hasil simulasi skala pelet menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh tahanan difusi sehingga semakin besar diameter pelet akan menurunkan harga faktor efektivitas. Kenaikan diameter pelet dari 0,2-0,5 cm mengakibatkan penurunan faktor efektivitas sebesar 60 % untuk dietileter dan 40 % untuk etanoI. Untuk diameter partikel = 0,5cm dan suhu reaksi = 673K faktor efektivitas etanol, eter dan etilen adalah berturut-turut 0,6, 0,4 dan 0,62. Sedangkan peningkatan suhu dari 450 menjadi 673K menyebabkan penurunan faktor efektivitas etanol dari 0,97 menjadi 0,6.
Sedangkan hasil simulasi skala Raktor menunjukkan pada P =i atrn, dan T = 673 K dihasilkan etilen maksimum dengan selektifitas 96,4 %, yield 92,4 %, dan konversi etanol 95,8%. Eter maksimum dihasilkan dengan selektifitas 14,7% , yield 14,39% dan konversi etanol 97,68% pada P =9 atm, dan T = 673 K. Reaktor isotermal untuk reaksi dehidrasi etanol yang dapat menghasilkan produk etilen optimum pada P = 1 atm dan T = 673 K, adalah raktor dengan dimensi : L = 3 m, D reaktor = 10 cm, diameter pelet katalis = 0,5 cm, dan berat katalis = 14,7 Kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana
"Surfaktan dietanolamida merupakan salah satu jenis surfaktan yang banyak digunakan dalam pembuatan beragam produk pembersih, perawatan dan kosmetika Surfaktan ini bersifat terbaharukan dan mudah terdegradasi, sehingga tidak mencemari lingkungan. Jenis asam lemak dari minyak nabati yang dapat digunakan dalam pembuatan surfaktan dietanolamida adalah asam laurat.
Dalam penelitian ini, bahan baku surfaktan dietanolamida menggunakan asam Iemak dari Iimbah margarin yang mengandung asam Iaurat dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan asam Iemak lainnya. Sintesis dilakukan melalui tiga tahap reaksi: yaitu reaksi esterifikasi antara asam lemak bebas Iimbah margarin dengan metanol dan katalis asam (y-AI2O3/SO4), reaksi transestrifikasi antara trigliserida Iimbah margarin dengan metanol dan katalis basa (K2CO3/ y-AIQO3), serta reaksi amidasi antara metil ester Iimban margarin dengan dietanolamina dan katalis basa (K2CO3/ y-AI2O3).
Rasio mol antara asam Iemak bebas dengan metanol 1 1:4,5 dan 1:6, kondisi reaksi esterifikasi menggunakan suhu 50, 60, 70°C, Iama reaksi 1, 2, 3 jam dan katalis y-AI2O3/S04 2 % berat. Kondisi reaksi transesterifikasi antara trigliserida Iimbah margarin dengan metanol, rasio mol 1:4,5, suhu reaksi 60°C, vvaktu reaksi 1 jam dan katalis K2CO3/y-AI2O32 % berat Reaksi amidasi antara metil ester dengan dietanolamina menggunakan katalis K2CO3/ V-AI2O3 0,3 % berat, rasio mol reaktan 1:2, suhu reaksi 180°C, waktu reaksi 4 jam dan kecepatan pengadukan 200-300 rpm.
Karakteristik katalis heterogen asam dan base menggunakan XRF, XRD, dan BET. Karakteristik metil ester menggunakan bilangan asam dan uj pembakaran Konversi metil ester dengan reaksi esterifikasi mencapai 81,865 % dan reaksi transesterifikasi mencapai 75,00 %. Pengujian bilangan penyabuhan surfaktan dietanoamida sebesar 138,20 mg KOH/g sampel, dan nilai HLB surfaktan dietanolamida adalah 7,238, nilai ini menandakan bahwa surfaktan ini termasuk wetting agent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30353
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Fitria
"Sildenafil dan analognya terdeteksi sebagai adulterants dalam obat tradisional palsu dan suplemen kesehatan yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Keterbatasan baku pembanding menjadi kendala untuk mengidentifikasi analog sildenafil. Dalam penelitian ini, tiga analog sildenafil yaitu asetildenafil, hidroksi asetildenafil dan dimetilasetildenafil disintesis dari imidazosagatriazinone. Sildenafil analog disintesis melalui reaksi asilasi Friedel Craft dengan 1,2-dikloroetana sebagai pelarut dan AlCl3 sebagai katalis dengan rasio terhadap substrat 4:1 , diikuti dengan menambahkan kelebihan amina yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asetildenafil, hidroksiasetildenafil dan dimetilasetildenafil berhasil disintesis dan memberikan hasil 40-70 dan kemurnian 80-90 . Aplikasi dalam uji sampel LC/MS-MS dilakukan dengan menggunakan kondisi optimum yaitu kolom Cortecs C18 4,6x50 mm, ukuran partikel 2,7 ?m , fase gerak 0,1 asam format dalam air dan 0,1 asam format dalam asetonitril dengan sistem gradien, laju alir 0,6 mL/menit dan waktu analisis 10 menit menggunakan 9 data MRM. Ketiga analog sildenafil yang disintesis dapat digunakan sebagai baku pembanding untuk mengidentifikasi analog sildenafil dalam produk obat tradisional dan suplemen kesehatan dengan menggunakan metode LC-MS/MS.

Sildenafil and it rsquo s analogs are detected as adulterants in counterfeit traditional medicine and health supplement that can endanger human health. Lack of the reference standards is an obstacle to identify sildenafil analogs. In this study, three sildenafil analog i.e. acetildenafil, hydroxyacetildenafil and dimethylacetildenafil were synthesized from imidazosagatriazinone. Sildenafil analogs were synthesized by Friedel Craft acylation reaction with 1,2 dichloroethane as solvent and AlCl3 as catalyst with its ratio to the substrate 4 1 , followed by adding an excess of the appropriate amine. The results showed that acetildenafil, hydroxyacetildenafil and dimethylacetildenafil were successfully synthesized and gave 40 70 in yield and 80 90 in purity. The application in LC MS MS sample test was performed using optimum condition, Cortecs C18 column 4.6 x 50 mm, 2.7 m particle size , with 0.1 formic acid in water and 0.1 formic acid in acetonitrile as mobile phase with gradient program, flow rate of 0.6 mL min with analysis time 10 minute using 9 MRM data. In conclusion, the three synthesized sildenafil analogs can be used as reference standard for identification the sildenafil analogs in traditional medicine and health supplement rsquo s product using LC MS MS method."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta : Departemen Perindustrian, 1982
664 IND j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>