Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sangkala
"Keputusan pihak manajemen Rumah Sakit MH. Thamrin melakukan perubahan organisasi, yakni dari rumah sakit berklasifikasi C ke kiasifikasi B adalah agar Rumah sakit MH. Thamrin dapat melayani tuntutan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Perubahan organisasi tersebut berimplikasi kepada perlunya dilakukan manajemen perubahan untuk mendukung perubahan organisasi tersebut. Keberhasilan penerapan manajemen perubahan tersebut harus dilakukan secara simultan melalui dua pendekatan, yakni pendekatan "hard side of change" dan "soft side of change". Oleh karena itu analisis manajemen perubahan dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni pendekatan "hard side of change" dan "soft side of change".
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian adalah bagaimana proses manajemen perubahan yang telah dilakukan Rumah Sakit MH. Thamrin Jakarta, jika dilihat dengan pendekatan Soft Side of Change. Untuk menganalisis penelitian ini penulis merujuk kepada apa yang dikemukakan oleh Timothy J. Galpin. Karena alasan untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka analisis penelitian ini hanya dari aspek soft side of change.
Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi proses manajemen perubahan, termasuk kesulitan yang diaiami oleh Rumah Sakit MH. Thamrin dalam melakukan manajemen perubahan. Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif. Sedangkan untuk menganalis data yang terkumpul digunakan teknik analisis kualitatif yang merupakan hasil analisis dari data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen perubahan melalui pendekatan soft side of change yang dilakukan oleh Rumah Sakit MR Thamrin, baik menyangkut perumusan technical goal dan analitical goal serta soft side goal, penentuan momentum pelaksanaan, maupun pada tahap implementasinya telah dilakukan. Hanya saja di dalam penentuan perumusan alat-alat maupun penentuan momentum pelaksanaan manajemen perubahan, masih lebih bersifat dari atas ke bawah (top down). Pada hal konsep manajemen perubahan sangat menekankan keterlibatan semua pihak di semua tingkatan dalam manajemen. Sedangkan dalam hal kesulitan-kesulitan yang dialami dalam menerapkan manajemen pembahan, diakui ada beberapa kesulitan, namun kesulitan tersebut tidak sampai menghambat proses penerapan manajemen perubahan yang dilakukan oleh Rumah Sakit MH. Thamrin Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T7757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Faisal
"Dalam menjalankan misinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas, RS.MH.Thamrin selalu berusaha meningkatkan pelayanannya. Dengan tujuan dan rencana pemilik yang ingin menjadikan RS.MH.Thamrin menjadi rumah sakit berstandar internasional, maka harus dibuat perumusan visi dan misi yang dapat menjembatani antara keadaan di masa sekarang dengan keadaan atau keinginan di masa datang. Proses perumusan ini merupakan hal yang menarik karena diikuti oleh berbagai pihak dari rumah sakit.
Masalahnya adalah selama ini visi dan misi yang digunakan adalah visi dan misi organisasi MH.Thamrin Health Care, sehingga rumah sakit belum memiliki visi dan misi sendiri yang dapat mewakili tujuan rumah sakit di masa depan.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh input dan mengetahui proses pelaksanaan perumusan visi dan misi rumah sakit, siapa saja yang terlibat dan bagaimana tahapannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus, karena hanya melakukan pengkajian terhadap proses yang telah berjalan. Analisa data dilakukan dengan menelaah data yang tersedia dari sumber data sekunder, pengamatan dan wawancara. Dilakukan reduksi data, kemudian disusun dalam satuan-satuan dan dikatagorikan, lalu dilakukan pengolahan data. Data disajikan dengan cara tekstular dan tabulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di RS.MH Thamrin pengambilan keputusan dilakukan dalam pertemuan-pertemuan baik formal maupun informal. Dalam hal ini terlihat keinginan yang kuat dari seluruh pihak di rumah sakit untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan. Beberapa proses perubahan telah terjadi antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2001, yang merubah pandangan terhadap rumah sakit ini dari rumah sakit yang tidak dikenal menjadi rumah sakit yang cukup dikenal di Jakarta.
Setelah memiliki tujuan baru untuk menjadi rumah sakit berstandar internasional, rumah sakit memerlukan arah baru dalam menjalankan misinya. Untuk itu pemilik dan pimpinan rumah sakit melakukan pembicaraan mengenai arah rumah sakit ini lima tahun mendatang.
Proses perumusan visi ini terbagi dalam empat tahapan, yang diikuti oleh sebagian besar karyawan (dokter, perawat dan staf alinnya) untuk merumuskan visi dan misi rumah sakit untuk tahun 2001 - 2005.
Hasil perumusan ini adalah RS.MH Thamrin akan mengedepankan kepentingan customer dalam memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan internasional dan perkembangan ilmu teknologi kedokteran. Setelah itu dijabarkan dalam bentuk misi yang akan membantu dalam pencapaian ke arah tujuan. Proses ini adalah proses berharga karena merupakan proses yang dihasilkan oleh karyawan dengan pemilik dan pimpinan rumah sakit secara bersama.

The Process Of Vision And Mission Development At M.H. Thamrin Hospital, IndonesiaThe mission of M.H. Thamrin hospital is to provide health services for community. M.H.Thamrin hospital always trying to increase the quality service for customer. With owner goals and plan to make M.H. Thamrin hospital become an international hospital, they have to formulate the vision and mission which will connect the present situation with the future situation or the goals in the future. The formulation process interesting because all personnels in the hospital involved.
The study objective is to analyze the vision development at M.H.Thamrin Hospital, how the process is evolving and who are involved in that process. Design of this study is a case study using qualitative research methodology. Data is collected using in depth interview and secondary data.
The study found that M.H. Thamrin hospital has been used to make routine decisions using informal meeting. The strong internal culture of the hospital bind all the hospital staff ( manager, doctors, nurses, and other staff) to work together toward their common goal.
Several hospital transformation process during the period of 1979 to 2001, has been'transformed the hospital image from the bottom one into one of the known private hospital in Jakarta. After having the new goal to be an International standardized hospital, the hospital need a new direction to reach their mission objective. Therefore, the routine informal meeting was initiated to find out what will be the future of M.H.Thamrin hospital five years from now. This process comprised of four meeting, and involving all the hospital personnels ( doctors, nurses, and staff) to develop the hospital vision and mission for 2005. They decided that M.H. Thamrin hospital will be the leading hospital in customer service with an International standard services and medical technology development.
After the vision completed, the hospital formulate the mission statement which will help the hospital in achieving their common goals."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hsu Chong Jen
"Rumah sakit merupakan tempat layanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dewasa ini rumah sakit terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga sangat penting bagi rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu penilaian kinerja rumah sakit sangat dibutuhkan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan dapat bersaing. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui analisis kinerja rumah sakit menggunakan pendekatan Malcolm Baldrige di rumah sakit Tzu Chi Hospital tahun 2023. Metode penelitian menggunakan pendekatan metode campuran serentak, dimana penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan pada waktu yang sama untuk mendapatkan persepsi penilaian kinerja dari sudut karyawan dan pimpinan. Sampel penelitian kuantitatif didapatkan dengan cara propotional stratified random sampling dengan jumlah 283 responden dan penelitian kualitatif dengan sampel 8 orang dengan purposive sampling yang terdiri dari pimpinan rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan kinerja kepemimpinan mendapatkan nilai 71,47 (60%), Perencanaan strategis 45,64 (54%), Fokus pelanggan 52,13 (61%), pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan 50,15 (56%), Tenaga kerja 49,43 (58%), Operasional 49,52 (59%), Hasil 256,73 (57%), dengan total nilai 565,7 (56,7%) yang artinya kinerja rumah sakit pada tingkat good performance. Masing-masing kategori dimensi proses memiliki hubungan dengan dimensi hasil (p-value 0,001), dengan kategori fokus tenaga kerja yang memiliki hubungan paling kuat dengan hasil (r  0,713).

The hospital is a place for health services to improve the health status of the community, while today the number of hospitals continues to grow to meet the needs of the community, so it is very important for hospitals to provide quality services. Therefore, hospital performance appraisal is needed in order to provide maximum service and be competitive. This research was conducted with the aim of knowing the analysis of hospital performance using the Malcolm Baldrige approach at Tzu Chi Hospital in 2023. The research method uses a simultaneous mixed methods approach, where quantitative and qualitative research is carried out at the same time to get perceptions of performance appraisal from the point of view of employees and leader. Quantitative research samples were obtained by means of proportional stratified random sampling with a total of 283 respondents and qualitative research with a sample of 8 people with purposive sampling consisting of hospital leaders. The results showed that leadership performance scored 71.47 (60%), strategic planning 45.64 (54%), customer focus 52.13 (61%), measurement, analysis and knowledge management 50.15 (56%). Workforce 49.43 (58%), Operations 49.52 (59%), Results 256.73 (57%), with a total score of 565.7 (56.7%) which means the hospital's performance is at a good performance level. Each category of process dimension has a relationship with the results dimension (p-value 0.001), with the workforce category having the strongest relationship with results (r 0.713)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Wijono
Surabaya: Duta Prima Airlangga, CV, 2008
362.1 DJO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sesie Lahu
"Klinik Nyeri Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais sedang menghadapi masalah rendahnya pemanfaatan klinik oleh pasien. Walaupun terjadi kenaikan jumlah kunjungan dari 20 pada 1997 mencapai 105 pada 1999 (sampai dengan Agustus), jumlah pasien relatif sangat terbatas mengingat pasien yang sama biasanya melakukan beberapa kali kunjungan.
Hasil penulisan menunjukkan bahwa permasalahan terutama disebabkan oleh waktu tunggu pasien yang begitu lama untuk mendapatkan perawatan, selain kurangnya promosi mengenai jasa klinik tersebut. Ini berkaitan dengan terbatasnya tenaga medis baik dokter maupun tenaga perawat.
Dipertahankan dan dikembangkannya klinik tersebut merupakan saran yang diajukan penulis dalam studi kasus tersebut. Klinik Nyeri memiliki potensi besar untuk menunjang jasa utama perawatan RSKD. Untuk itu, pengembangan strategi marketing baik mencakup peningkatan mutu pelayanan dengan menambah jumlah tenaga medis maupun promosi klinik tersebut diperlukan .
Analisis permasalahan dan perumusan pemecahannya didasarkan atas penulisan dengan metode kualitatif. Penulis melakukan pengamatan di Klinik Nyeri Poliklinik Onkologi RSKD dan wawancara dengan dokter, perawat, pasien, dan manajemen klinik-klinik tersebut dari 22 November sampai dengan 17 Desember 1999.

Case Study on the Development of the Oncology Pain Clinic at the Dharmais Cancer Hospital, Jakarta, 1999-2004The Pain Clinic of the Dharmais Cancer Hospital is having a problem of low utilization of the clinic. Despite the number of visits to the clinic has increased from 20 in 1997 to 105 in 1999 (till August), the number of patients are relatively small. In practice, the same patient makes several visits for having treatment in the Pain Clinic.
The result of the survey indicates that the problem is mainly caused by the long waiting time the patients have to experience for having treatment in the clinic, besides the lack of promotion on the services provided by the clinic. It is due to the limited number of specialists and nurses in the clinic.
The maintenance and development of the clinic are proposed in the case study. The Pain Clinic has its great potentiality in supporting the core medical treatment of the Dharmais Cancer Hospital. Hence, marketing development strategy is highly required. It comprises the service quality improvement by increasing the number of specialists and nurses and the launch of intensive promotion.
Problem analysis and its solution are based on the qualitative method survey. The survey conducted by the writer is in the forms of observation at the Oncology Pain Clinic of the Dharmais Cancer Hospital and interviews with their specialists, physicians, nurses, patients, and management people from 22 November to 17 December 1999.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
"Tingginya biaya pengobatan dan perawatan membuat sebagian orang tidak mampu membayar biaya pengobatan dan perawatan secara keseluruhan, akibatnya pasien menjadi debitur bagi rumah sakit karena utang tersebut. Rumah Sakit Haji Jakarta sebagai salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan fasilitas bagi pasien umum dan keluarga miskin ikut terkena dampaknya berupa banyaknya tagihan piutang kepada pasien. Kebijakan rumah sakit untuk membuat perjanjian dan pengikatan jaminan merupakan Salah satu upaya agar terdapat kepastian hukum dalam pembayaran serta adanya jaminan bagi pelunasan utangnya. Untuk menganalisa perjanjian utang pasien yang dibuat RS Haji Jakarta penulis melakukan penelitian dan observasi terhadap formulir yang digunakan serta menanyakan langsung kepada pejabat/ pegawai terkait mengenai kebijakan yang diambil dalam pelaksanaannya. Bahwa dari hasil pengamatan dan penelitian tersebut peran pembuatan perjanjian pengakuan utang, penjaminan dan kuasa penjualan cukup efektif dalam penagihan karena dengan dibuatnya formulir tersebut menyadarkan pasien atau penjaminnya ada akibat hukum yang harus ditanggung setidaknya benda jaminan bisa terjual jika utang tidak dilunasi, dibanding saat sebelum dibuatnya perjanjian pengakuan utang dimana upaya penagihan tanpa pengetahuan hukum dan ikatan tertulis antara rumah sakit dan pasien. Namun demikian beberapa hal pokok dalam pengikatan perjanjian tetap mesti dicantumkan seperti pernyataan persetujuan dari teman kawin atau ahli waris dan pelepasan hak sebagai penjamin untuk meminta agar harta debitur disita dan dijual lebih dahulu untuk melunasi utangnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Ibrahim
"Rumah sakit Pemerintah menghadapi berbagai tantangan dalam mengemban fungsi sosial pada masa mendatang. Terlihat kemampuan pemerintah mensubsidi rumah sakit baru mencapai 50-60 % dari kebutuhan rill, Oleh karena itu muncul harapan rumah sakit menjadi lebih mandiri atau otonom dalam pengelolahannya namun tetap menjalankan misi pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai otonomi RS Fatmawati yang meliputi: Manajemen strategik, Pengelolaan/Administrasi, Manajemen SDM, Manajemen Keuangan serta Pengadaan dengan menggunakan konsep Chawla (1996) dan konsep RS Perja (2000). Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian memperlihatkan gambaran peran yang erat antara Dewan Pengawas dengan derajat otonomi rumah sakit. Kesimpulan yang di dapat adalah: Dewan Pengawas merapakan unsur penting dalam menentukan derajat otonomi suatu RS; Menurut kerangka model otonomi Chawla, derajat otonomi RS Fatmawati tinggi pada Manajemen Strategis, Administratir'manajemen operasioral, Manajemen SDM non PNS, manajemen keuangan bersumber pendapatan fungsional dan Pengadaan untuk pendanaan bersumber dari RS. Untuk itu peneliti menyarankan kepada Depkes untuk memilih Dewan Pengawas yang profesional dan mewakili simbol masyarakat. Mengobah pandangan terhadap rumah sakit ke model RS dengan Pandangan Pihak Berkepentingan (Stakeholders View). Untuk RS Fatmawati disarankan untuk mengkaji UU NO.19 tahun 2003 tentang BUMN, mengembangkan analisis jabatan berdasarkan Rencana Strategik dan penyusunan sistem insentif yang lebih baik, menyusun tariff berdasarkan unit cost. Disamping juga melakukan diversifikasi produk serta melakukan proses sosialisasi intern RS.

Analysis of the Implementation of Policy on Hospital Autonomy A Case Study at the Fatmawati Hospital, Jakarta 2003In the future, Government's Hospitals are facing to several challenges in shoulder it social function. It is obviously seen that government's capacity in subsidizing hospital only reach about 50-60% of real needs of a hospital. Therefore, it is a raising expectation to have a self sufficient or autonomous hospital but at the same time is still running government's missions. This research aimed at evaluating the autonomy of Fatmawati Hospital in the scope of: strategic management, management/administration, human resources management, management of finance, and procurement by using the concept of Chawla (1996) and the concept of state owned enterprise (Perjan) hospital. The design of study is a case study using quantitative and qualitative approach. The results of research show a significant relationship between the role of Board of Supervisor and the degree of autonomous. The conclusion of the research are: Board of Supervisor is an important component that determining the degree of autonomus of a hospital; according to the concept of Chawla. The degree of autonomy of Fatmawati Hospital is high interms of strategic management, operational managementladministration, non-civil servant human resources management, management of finance based on functional income, and procurement of hospital. Therefore, it suggested to the department of Health to choose professional and publicly representative Board of Supervisor. Change the paradigm of hospital to a model of hospital that using stakeholders' view. For the Hospital of Fatmawati it suggested to analysis the Law No. 1912003 about State Owned Enterprise, developing job analysis based on stategic planning, developing a better incentive system, and developing pricing based on unit cost analysis, and also diversify the produk and socialized it at the internal hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulina Putry
"Merupakan langkah tepat yang sangat strategic telah dilakukan Pemerintah DKI Jakarta yang memberikan kesempatan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih untuk beroperasi sebagai unit Swadana. Pemberlakuan RSUD Budhi Asih sebagai unit swadana merupakan salah satu upaya pelaksanaan dari Otonomi Daerah sehingga rumah sakit dapat dikelola secara mandiri dan profesional. Pemberlakuan unit swadana ini telah menempatkan kualitas pelayanan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan rumah sakit lainnya. Kemampuan keuangan, kualitas hidup dan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi, menimbulkan adanya tuntutan masyarakat pengguna Layanan kesehatan yang semakin tinggi. Oleh karena itu, hanya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan lebihlah yang akan mendapat hati di masyarakat.
Tingginya tuntutan dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit, khususnya di RSUD Budhi Asih Pemerintah DKI Jakarta. mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut.
Mengingat banyaknya jenis layanan kesehatan yang diselenggarakan di RSUD Budhi Asih Pemerintah DKI Jakarta, sementara adanya kendala dan keterbatasan waktu, maka penelitian yang dilakukan sebatas hanya pada unit pelayanan medik rawat inap. Dipilihnya unit pelayanan medik rawat inap, dengan pertimbangan pasien rawat inaplah yang terlama berada di lingkungan rumah sakit.
Faktor-faktor yang diteliti adalah variabel yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan pada unit pelayanan rawat inap. Varibel penelitian tersebut meliputi motivasi kerja dan budaya organisasi sebagai variabel bebas dan kualitas pelayanan sebagai variabel terikat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pendekatan teknik korelasi.
Teori yang diajukan dalam penelitian ini yaitu kualitas pelayanan yang diartikan sebagai kemampuan memberikan pelayanan yang berkualitas dengan indikator reliability, responsiveness, assurance, emphathy dan tangible.
Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel motivasi kerja merupakan faktor terbesar yang dapat mempengaruhi kualitas pelayan, sedangkan budaya organisasi merupakan faktor kedua yang berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi manajemen dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksono Trisnantoro, 1961-
Yogyakarta: Andi , 2005
362.173 068 LAK a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Indra Gotama
"Rumah Sakit Pemerintah mengalami berbagai tantangan antara lain masalah keterbatasan penyediaan dana operasional. Sementara itu pendapatan yang diperoleh rumah sakit tidak dapat digunakan secara langsung sehingga menyebabkan pelayanan rumah sakit cakupannya rendah, kurang pemerataan dan kurang bermutu.
Adanya Kebijaksanaan Unit Swadana memberikan otonomi bagi instansi Pemerintah untuk menggunakan langsung pendapatan fungsionalnya guna peningkatan dan kelancaran melayani kepentingan masyarakat. Dengan tujuan untuk mengetahui proses implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana Berta dampaknya terhadap pelayanan rumah sakit, maka dilakukan penelitian evaluasi yang merupakan studi kasus di RSUD Tangerang.
Implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit telah dilaksanakan secara bertahap melalui pendekatan legalistik, pendekatan edukatif, pendekatan ekonomi, pendekatan administratif dan telah memberikan dampak yang positif terhadap perbaikan kuantitas dan kualitas ketenagaan, perbaikan sarana, dan peningkatan pendanaan serta telah dapat meningkatkan cakupan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit perlu dilanjutkan dan diperluas secara selektif pada Rumah Sakit Pemerintah Daerah lainnya yang memiliki kondisi internal dan eksternal setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T 1997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>