Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193899 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aruna Wirjolukito
"Kapitalisasi biaya bunga merupakan suatu topik yang banyak menimbulkan polemik di kalangan akademisi, pelaku bisnis, dan kaum profesi. Pada tahun 1994, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan suatu standar yang mengatur mengenai perlakuan akuntansi, yang dianggap sesuai, terhadap biaya bunga. Sejauh ini Indonesia banyak mengadaptasi standar luar seperti misalnya IAS dan FASB. Khusus mengenai PSAK no.26 yang berjudul "Akuntansi Bunga untuk Periode Konstruksi" diadaptasi dari SFAS no.34 dan bukan dari IAS no. 23.
Dalam perkembangannya terkemudian, penerapan kapitalisasi atas biaya bunga disinyalir justru mendatangkan banyak permasalahan di dunia bisnis dan dianggap tidak mampu memberikan kontribusi positif terhadap para pengguna laporan keuangan. Hal yang banyak disorot, terutama terkait dengan keputusan calon investor dalam memilih investasi yang menguntungkan apabila metode NPV dipakai. Dari segi karakteristik kualitatif laporan keuangan, terjadi permasalahan serius dimana laporan keuangan produk penerapan kapitalisasi biaya bunga, cenderung menyalahi beberapa karakteristik utama. Sehingga laporan keuangan tersebut dipandang tidak akurat untuk dijadikan dasar penting dalam pengambilan keputusan.
Penyebab utama permasalahan tersebut adalah karena [1] laporan keuangan yang menerapkan kapitalisasi cenderung menjadi tidak relevan, akibat tidak adanya rincian mengenai penyebab timbulnya biaya bunga yang dikapitalisir. Akibatnya pengguna laporan keuangan tidak mengetahui bagian biaya bunga mana yang boleh dikapitalisasi, mana yang tidak. Selain itu [2] laporan keuangan menjadi tidak andal, akibat terkontaminasi oleh praktek semacam earnings management dan window dressing. Walaupun penerapan kapitalisasi atas biaya bunga membuka banyak peluang terjadinya manipulasi atas laporan keuangan, akan tetapi di lain pihak, karena kurang ketatnya standar yang ada, secara de jure perusahaan-perusahaan yang disinyalir melakukan manipulasi temyata tidak cacat secara hukum.
Terkait dengan perusahaan properti yang pada masa booming (sebelum krisis) sempat menjadi primadona, ternyata penerapan kapitalisasi biaya bunga dijadikan fasilitas yang sangat menguntungkan untuk praktek penggelembungan nilai aset, nilai modal, bahkan untuk mendongkrak nilai laba bersih secara signifikan. Dari pengamatan 15 perusahaan properti yang listing di BEJ, yang menggunakan kapitalisasi, ternyata semuanya melaporkan laba bersih yang cukup tinggi dan rasio keuangan yang bagus. Tentu saja hal tersebut tidak berlaku apabila perlakuan expense atas biaya bunga dipilih.
Dengan diijinkannya pengungkapan penerapan kapitalisasi biaya bunga yang minim seperti sekarang ini, maka banyak perusahaan properti yang menjadi cepat berkembang karena mudahnya kucuran kredit dari perbankan. Dengan tibanya masa krisis, dimana daya beli masyarakat menurun, kegiatan sektor properti kontan menjadi sektor pertama yang tersendat. Perbankan sendiri akhirnya menderita banyak kerugian akibat kredit macet dan lebih rendahnya nilai aset yang diagunkan dibandingkan yang tertera. Tentu saja ini diakibatkan praktek mark-up atas aset, yang dalam pencatatannya menyertakan biaya bunga di dalamnya.
Sampai saat ini, kritik mengenai topik ini masih banyak dilontarkan baik dari kalangan FASB sendiri maupun dari IASC yang tegas-tegas menolak perlakuan kapitalisasi atas biaya bunga. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, melalui IAI, memilih untuk merevisi PSAK no.26 1994. Islam edisi revisi tersebut, ternyata justru ditambahkan suatu item baru yang dapat dikapitalisir yaitu rugi selisih kurs. Tentu saja hal ini kemudian dipandang sebagai suatu kemunduran, dibandingkan praktek akuntansi negara-negara tetangga yang tidak menerapkan hal tersebut.
Kontribusi solusi yang sejauh ini dipandang berarti ialah mengenai aspek pengungkapan penuh. Untuk mempertahankan konsep kapitalisasi, PSAK no.26 perlu ditambah beberapa item pengungkapan selain yang sudah ada sekarang. Walaupun ini bukan solusi yang paling akurat, tetapi setidaknya cukup mampu untuk membendung terjadinya asimetri informasi, antara penyaji dan pengguna laporan keuangan. Pendekatan teoretis yang terstruktur dipandang kurang tepat, karena adanya gap yang lebar antara teori dan praktek di lapangan. Akan tetapi jika tidak dan ingin mengadopsi standar internasional, yang tentu saja banyak keuntungannya, maka IAS no.23 merupakan suatu alternatif yang cukup baik dan direkomendasikan."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Hardiatmoko
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S17010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ans. Saribanon Sapiie
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Alit Juli Surasmi
"Laporan magang ini menganalisis perlakuan akuntansi Aset Tetap PT MFG berdasarkan PSAK 16. Selain itu, laporan ini juga membahas prosedur audit yang dilakukan oleh KAP KSS atas akun Aset Dalam Penyelesaian ADP PT MFG untuk laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2017. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, perlakuan akuntansi atas akun Aset Tetap PT MFG telah sesuai dengan aturan yang berlaku pada PSAK 16. Sementara itu, berdasarkan prosedur audit yang telah dilakukan yang mengacu pada KSS Audit Guide, auditor menemukan 22 proyek pembangunan Aset Dalam Penyelesaian ADP yang sudah mencapai tahap penyelesaian 100 namun belum direklasifikasi menjadi Aset Tetap oleh PT MFG, sehingga mempengaruhi nilai beban penyusutan di tahun 2017 menjadi understated dan bernilai material. Berdasarkan rekomendasi yang diberikan auditor KAP KSS, manajemen PT MFG pada akhirnya melakukan reklasifikasi ADP menjadi Aset Tetap dan mencatat penyesuaian atas beban depresiasi yang belum tercatat.

This internship report analyze the accounting practice for fixed asset of PT MFG based on PSAK 16. Beside that, this report also discuss about audit procedure performed by KAP KSS for construction-in-progress CIP of PT MFG for the financial report ended 31 December 2017. Based on the analysis that has been done, the accounting practice for fixed asset account of PT MFG has been accordance with the rules on PSAK 16. Meanwhile, based on audit procedures that have been conducted which refer to the KSS Audit Guide, the auditor has found 22 projects of construction-in-progress CIP that have been reached 100 completion stage but have not been reclassified to fixed asset account by PT MFG, thus affecting the depreciation expenses in 2017 to be understated and have material value. Based on reccomendation that given by auditor, the management of PT MFG has reclassified the CIP project to fixed asset and has made adjustment for unrecorded depreciation expense."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Muhammad
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pelaporan segmen operasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), faktor-faktor dari karakteristik perusahaan yang mempengaruhi, dan dampaknya terhadap biaya modal ekuitas. Penelitian ini menganalisis tingkat pelaporan segmen operasi pada tahun 2010 dan 2011 dari sampel 100 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata tingkat pengungkapan informasi segmen perusahaan di BEI pada tahun 2010 dan 2011 bernilai 65% dari total pengungkapan yang diwajibkan oleh PSAK 5.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan adanya pengungkapan informasi segmen yang lebih luas dari perusahaan yang besar, diaudit oleh KAP Big-4, memiliki tingkat kepemilikan publik yang tinggi, serta tingkat leverage dan likuiditas yang tinggi. Akan tetapi, penelitian ini belum dapat membuktikan adanya pengaruh yang signifikan pengungkapan informasi segmen terhadap biaya modal ekuitas.

The purpose of this study is to analyze the level of operating segment disclosure for firms listed in Indonesia Stock Exchange (BEI), the factors of firm`s characteristic that can influence their disclosure level, and the implication of segment disclosure to firm`s cost of equity capital. This study analyzes firm`s segment disclosure in year 2010 and 2011 from 100 sample of manufacturing firms that listed in BEI.
The results show that the average level of segment disclosure in sample firms in 2010 and 2011 was 65% from total mandatory disclosures based on PSAK 5. This study also finds that there are greater segment disclosures from larger firms, as well as firms audited by Big-4 Audit firm, firms that have more public sharesholders, highly leverage and highly liquidity. However, this study cannot find the evidence that segment disclosures can significantly influence BEI-firm`s cost of equity capital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deded Purnawan Ratma
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui koperasi dan cermin kesejahteraan anggotanya melalui laporan keuangan dan fungsi koperasi. Penelitian dilakukan pada satu Koperasi yang didirikan pada tahun 1961 dan jumlah anggota pada tahun 1994 berjumlah 412 anggota. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Deskriptif.
Dari hasil penelitian dapat dikemukakan, bahwa koperasi dapat melaksanakan fungsinya seperti yang dimuat dalam undang-undang perkoperasian tahun 1992 tetapi selain itu selama empat tahun dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1994 laporan keuangan menujukan kurang benar dan kurang tepat. Kondisi seperti ini disebabkan ada beberapa pola perhitungan dalam Buku Besar yang tidak mengikuti prinsip akuntansi namun demikian posisi keuangan koperasi cukup baik, petunjuk ini diperoleh melalui analisa keuangan. Cermin kesejahteraan anggota ternyata tidak dapat digambarkan melalui laporan keuangan khususnya Neraca dan Sisa Hasil Usaha tetapi dapat diperoleh melalui lampiran-lampiran perhitungan sehingga pada suatu waktu dapat terjadi koperasi mengalami kerugian dan anggota mendapatkan laba. Situasi ini dapat terjadi dikarenakan anggota koperasi dan koperasi dalam posisi yang sama, dimana anggota adalah pengusaha sapi perah dan koperasi memberikan fasilitas usaha ternak yang orientasinya kesejahteraan untuk anggotanya. Dalam menjalankan fungsinya itu koperasi tetap harus mampu memperoteh laba agar aktivitas usaha dapat terus berjalan.
Dari Penelitian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Koperasi yang dahulu didirikan oleh para anggotanya sekarang, mampu melaksanakan fungsi koperasi bagi para anggotanya yaitu kesejahteraan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand I.G. Dunais
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Alif
"Laporan Magang ini membahas perlakuan akuntansi untuk aset tetap di PT TKP yang merupakan perusahaan yang menjalankan usaha di bidang jasa pelayaran. Laporan ini juga membahas prosedur audit yang dijalankan KAP RES untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017. Proses audit dilaksanakan berdasarkan RAS Global Audit Guide yang telah disesuaikan dengan ISA. Selama melakukan audit, auditor melihat kesesuaian kebijakan akuntansi terkait aset tetap dengan PSAK 16 sebagai standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Hasil audit menunjukkan beberapa temuan terkait reklasifikasi aset sewa pembiayaan dan penurunan nilai aset tetap. Namun, kedua temuan tersebut dinilai tidak material sehingga tidak dilakukan penyesuaian. Secara keseluruhan, aset tetap pada PT TKP dinyatakan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material.

This internship report examined the accounting treatment for fixed assets in PT TKP, a company engages in shipping services. This report also discusses the audit procedure carried out by KAP RES for the period ended 31 December 2017. Audit process are implemented based on RAS Global Audit Guide which is adopted from ISA. During audit process, auditor analyses the conformity of accounting treatment related to fixed assets using accounting standard that applicable in Indonesia, which is PSAK 16. The audit result shows that there are some findings related to reclassification of finance lease assets and impairment of fixed assets. But, since the amount those two findings are considered immaterial, no audit adjustment was made. In conclusion, fixed assets of PT TKP is presented fairly in all material respects."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prajitno Djojopawiro, adapter
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1982
657.42 Djo a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Sahat
Jakarta: Karya Utama, 1986
657 SIA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>