Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pinem, Surian
"Paduan Nitinol adalah salah satu paduan yang paling banyak digunakan untuk pemakaian paduan ingat bentuk karena mempunyai sifat mekanik sangat baik dan efek ingat bentuk yang stabil. Telah dilakukan penelitian pengaruh laku panas terhadap struktur mikro dan karaktristik sifat ingat bentuk paduan Nitinol. Paduan Nitinol dengan komposisi Ti-50,04% at.Ni sebagai paduan ingat bentuk diberikan perlakuan pelarutan pada 1000°C selama 1 jam dan dicelupkan kedalam air kemudian dilakukan proses penuaan pada temperatur 500°C, 550°C, 600°C, 650°C dan 700°C selama 10 jam.
Struktur mikro diteliti dengan menggunakan Mikroskop Optik (MO) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Temperatur transformasi ditentukan dengan pengukuran resistansi dan sifat mekanik yaitu kekerasan diukur dengan metoda Vickers. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa fasa martensit yang terbentuk tersusun oleh pelat-pelat Iamelar yang cenderung menjadi besar sedangkan kekerasan menurun pada penuaan 600°C ---700°C. Temperatur transformasi martensit menunjukkan kenaikan sekitar 4 °C setelah penuaan pada 500°C selama 10 jam. Akan tetapi penuaan dari 500°C - 700 °C tidak menunjukkan perubahan yang berarti terhadap ukuran butir dan temperatur transformasi.

Nitinol is one of the most of alloys used for the shape memory applications because they have good mechanical properties and stable shape memory effect. In this investigation, the influence of heat treatment on the microstructure and characteristic of Nitinol shape memory alloy were studied.The shape memory Nitinol alloy with Ti-50.04 % at.Ni composition was solution treated at 1000°C for 1 hour and quenched in water, then aged at temperature 500°C, 550°C, 600°C, 650°C and 700°C for 10 hours, respectively.
Microstructures were investigated by using optical microscopy and Scanning Electron Microscopy (SEM). Transformation temperature were measured using resistance measurement technique, whereas the mechanical property such as hardness was measured by Vickers method. The results of observation show that martensitic phase were arranged by large lamellar plates which in addition the hardness values were found to decease within the temperature range of 600°C - 700°C of aging. The martensite transformation temperature increased about 4°C after aging process at 500°C for 10 hours. However, in the aging temperature of 500°C --700°C there were no significant change observed in the grain size and the transformation temperature.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Elman
"Penelitian presipitasi pada paduan logam ingat bentuk (shape memory alloy) TiNi dan pengaruhnya terhadap temperatur transformasi, telah banyak dilakukan. Hasilnya antara lain menyatakan bahwa terbentuknya presipitat T13Ni4 dapat mengakibatkan paduan ingat bentuk TiNi peka terhadap perubahan temperatur laku panas, tetapi apabila presipitat tumbuh hingga mencapai fasa kesetimbangan, yaitu presipitat TiNi3, paduan ingat bentuk tidak menunjukan adanya fasa antara saat terjadi transformasi.
Dalam penelitian ini, telah dilakukan penelitian pengaruh proses penuaan terhadap presipitasi dan temperatur transformasi ingat bentuk paduan Ti-50.04%at. Ni, dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik presipitat dan temperatur paduan Ti-50,04%at.Ni yang dituakan pada tempertaur 550 °C selama 1, 2, 5, 10, 20 dan 30 jam, pengamatan dilakukan menggunakan beberapa metoda yaitu mikroskop optik, mikroskop elektron transmisi (Transmission Electron Microscope - TEM) dan metoda tahanan listrik four probe.
Hasil penelitian menunjukan bahwa paduan Ti-50.04%at.Ni, akibat laku panas penuaan berfasa martensit dengan orientasi pelat yang acak. Presipitat yang terbentuk adalah TiNi3 yang tumbuh pada orientasi tertentu, yaitu sesuai dengan hubungan [2021]TmNi3 // [020]Matriks, sedangkan temperatur transformasi tidak menunjukan perubahan yang berarti sebagai akibat perlakuan penuaan.

Examination of precipitate of TiNi shape memory alloy on temperature transformation has been done by many scientists. They observed that Ti3Ni4 precipitate can affect the transformation temperature of the alloy by heat treatment. If precipitate grows into stability phase, i.e. TiNi3 phase, shape memory alloy failed to show intermediate phase. In this research work aging process on precipitation and transformation temperature of Ti-50.04%at.Ni shape memory alloy were carried out.
The aim was study the characteristics of precipitate and transformation temperature of Ti-50.04 %at.Ni alloy which were aged at 550 °C for 1, 2, 5, 10, 20 and 30 hours. The testing method use optical microscope, Transmission Electron Microscope (TEM) and four-probe electric resistance.
Experimental results show that Ti-50.04%at.Ni alloy, which were effected by aging treatment have martensite phase. This martensitic is arranged by fine-laths with random orientation. Type of precipitates observed is TiNi3 and they grow through fixed orientation, i.e. [2021]TiNi3 11 [020]Matrix. Furthermore in this study, the transformation temperature were not significantly affected by aging treatment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipin Aripin
"Biomassa merupakan energi alternatif yang dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis energi di Indonesia Torefaksi adalah proses pirolisa lambat tanpa oksigen yang memiliki rentang suhu 225 325oC Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh torefaksi terhadap distribusi ukuran partikel biomassa kemudahan biomassa menyerap moisture content dan kekerasan dari pellet biomassa yang berasal dari bagas tebu Bagas tebu merupakan hasil samping dari pertanian yang pemanfaatannya masih terbatas Analisis yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik tiap biomassa adalah daya serap moisture content dari biomassa distribusi ukuran partikel dan Brinell Hardness Semakin tinggi suhu torefaksi mengakibatkan semakin mudah biomassa di reduksi ukuran dengan persentase ukuran partikel kurang dari 125 m sebesar 43 55 pada suhu 325 C Torefaksi juga mengakibatkan kemampuan biomassa menyerap moisture content semakin kecil Pada suhu 325 C kandungan moisture content sebesar 2 92 Seiring kenaikan suhu torefaksi biomassa semakin sulit menyerap moisture content Namun torefaksi menyebabkan sifat kekerasan Hardness pellet biomassa rendah Kenaikan suhu torefaksi menyebabkan sifat kekerasan Hardness pellet biomassa semakin rendah dengan nilai tertinggi pada pellet biomassa tanpa torefaksi sebesar 1 20 kg mm2.

Biomass is an alternative energy that could become one of solution to overcome energy deficit in Indonesia Torrefaction is the process of slow pyrolysis without oxygen has a temperature range of 225 325oC The purpose of this research was to determine the influence on ease of torefaction of the particle size distribution of biomass biomass easily absorb moisture content and hardness of the pellet biomass derived from sugarcane bagasse Baggase a by product of agriculture which utilization is still limited Types of analysis to characterize the biomass as a result of torrefaction are absorptive capacity of the biomass moisture content particle size distribution and Brinell Hardness The higher temperatures result in more easily with the size reduction of biomass in the percentage of particle size less than 125 m was 43 55 at a temperature of 325 C Torrefaction also resulted in the ability to absorb moisture content of biomass is getting smaller At temperatures of 325 C the content of moisture content of 2 92 As the temperature rises biomass is increasingly difficult to absorb moisture content But the torrefaction of biomass pellets causes the hardness decreases Rising temperatures cause the hardness properties hardness the lower biomass pellets with high scores on biomass pellets of 1 20 kg mm2 "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syarah Khayrun Nisa
"ABSTRAK
Paduan Ingat Bentuk Cu-Zn-Al memiliki sifat ingat bentuk yang baik dimana lebih ekonomis dibandingkan paduan ingat bentuk lainnya. Pada penelitian ini, paduan Cu-26,5Zn-5,15Al wt. % hasil pengecoran gravitasi yang dihomogenisasi pada 850 oC selama 2 jam diberikan laku pelarutan di 850 oC selama 30 menit diikuti tiga metode pencelupan yaitu pencelupan langsung (DQ) ke dalam media air + es kering, pencelupan naik (UQ) ke dalam media air + es kering lalu dicelupkan lagi ke air 100 ℃ selama 30 menit, dan pencelupan bertahap (SQ) yang dicelupkan ke air 100 ℃ selama 30 menit lalu pencelupan ke air + es kering selama 30 menit. Karakterisasi yang dilakukan adalah pengujian OES, pengamatan mikroskop optik, SEM-EDS, pengujian kekerasan microvickers, XRD, dan DSC. Struktur mikro as-cast dan as-homogenized terdiri dari matriks β [BCC] dengan fasa kedua α [FCC] berbentuk lath dengan rasio fraksi fasa α:β sebesar 7:93. Sementara, struktur mikro DQ terdiri atas fasa martensit βʹ [M18R]. Struktur mikro UQ dan SQ tersusun atas fasa austenit β [D03]. Nilai kekerasan bervariasi, sampel DQ memiliki nilai kekerasan tertinggi 241,63 HVN, sementara UQ dan SQ sebesar 192,93 dan 165,4 HVN. Pemulihan regangan tidak dapat diketahui karena ketiga sampel patah saat pemotongan dan pembengkokkan karena sifat getas
.Cu-Zn-Al shape memory alloy has good memory effect which became an economical option. In this study, Cu-26.5Zn-5.15Al wt. % alloy was produced by gravity casting and homogenized (850 oC, 2 hours). Samples were β solutionized (850 oC, 30 minutes) followed by three methods of quenching. First is direct quenching (DQ) to cold water (water + dry ice). Second is up quenching (UQ) to cold water followed by heating at 100 ℃ for 30 minutes. Third is step quenching (SQ) into the boiling water for 30 minutes, and then into cold water. Characterization included microstructures analysis using optical microstructures and SEM–EDS, Vickers microhardness, XRD, and DSC testing. The microstructures of as-cast and as-homogenized consisted of β [BCC] matrix and α [FCC] second phase with α:β phase fraction ratio of 7:93. The microstructures of DQ showed βʹ [M18R] martensite phase. Meanwhile, the microstructures of UQ and SQ consisted of β [D03] austenite phase. Hardness of DQ was the highest due to the M18R phase. While the UQ and SQ had lower hardness because of the formation of β [D03] phase. The strain recovery value could not be observed because the three samples fractured during cutting and bending caused by brittleness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brady, James E.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1999
540.2 BRA g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Brady, James E.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1999
540.2 BRA g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adang H. G
"PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99mTc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON. Melalui kerjasama antara PTRR-BATAN, Chiyoda dan JAEA Jepang telah dilakukan pemurnian 99mTc dari 99Mo hasil aktivasi neutron dengan menggunakan metode kromatografi kolom alumina asam terhadap hasil ekstraksi MEK (Metil Etil Keton). Pemurnian 99mTc dengan metode kolom alumina asam hanya dapat digunakan satu kali dan pemurnian berikutnya harus diganti dengan kolom baru. Hal ini dinilai kurang praktis dan juga memerlukan biaya yang mahal. Dalam penelitian ini dicoba penggunaan kolom alumina asam untuk pemurnian 99mTc lebih dari satu kali dengan melakukan proses regenerasi dengan cara melewatkan larutan HNO3 0,1N setiap kali proses pemurnian selesai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan larutan 99mTc yang dapat digunakan untuk penandaan kit radiofarmaka. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah recovery, profil elusi, pH, kemurnian radiokimia dan kemurnian radionuklida (lolosan 99Mo). Hasil penelitian yang dilakukan selama 5 hari telah diperoleh pH ~5, recovery > 60 %, kemurnian radiokimia > 95 % dan lolosan 99Mo tidak terdeteksi. Dari hasil perlakuan terhadap kolom alumina asam dengan larutan HNO3 0,1 N disimpulkan bahwa kolom alumina asam tidak perlu diganti setiap hari.
Purification of 99mTc from 99Mo activation using acidic alumina column chromatography system from MEK (Methyl Ethyl Keton) extraction has been carried out through cooperation between PTRR - BATAN, Chiyoda and JAEA Japan. This method has a limitation that acidic alumina column for purification of 99mTc can be used only once, for the next purification acidic alumina column should be replaced with new column, so it is less practical and also requires high cost. This study aims to obtain a 99mTc solution can be use for labelling of a radiopharmaceutical kit. In this study, the used of acidic alumina column for 99mTc purification was tried more than once by regeneration using 0.1N HNO3 solution after purification process is completed. Parameters observed in this study are the percent recovery, elution profile, pH, radiochemical purity and radionuclida purity. The results of observational studies conducted over 5 days has been obtained pH ~ 5,% recovery > 60%, radiochemical purity of > 95% and 99Mo leakage not detected. The treatment of acidic alumina column with 0,1 N HNO3 solution concluded that acidic alumina column does not need to be replaced every day."
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, 2016
621 URANIA 22:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Kusumo Adi Buwono
"Akibat pembangunan serta eksploitasi alam secara besar-besaran ekosistem mengalami perubahan suhu secara dramatis dari tahun ketahun, suhu permukaan bumi, dan ketinggian permukaan air laut mengalami peningkatan akibat terjadinya pemanasan global. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi hams terus dilakukan, dalam hal ini standar yang berlaku dalam perencanaan strukturjalan. Elemen-elemen yang ada harus di kaji kembali dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan penyesuaian terhadap perubahan. Perkembangan teknologi dalam meningkatkan kinerja perkerasan jalan makin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam inovasi dalam meningkatkan mutu perkerasan jalan, seperti penggunaan material aspal dengan jenis yang telah disempurnakan, perbaikan sistemasi dalam peningkatan efisiensi pekerjaan jalan, serta penggunaan bermacam material aditif. Pada dasamya teknologi serta material yang baik akan menjadi buruk apabila tidak dilaksanakan dengan metode pengerjaan yang tepat, mutu perkerasan dapat turun dengan drastis apabita terjadi kesalahan dalam pekerjaan lapangan. Jenis perkerasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan lentur (flexible pavement) dengan lapis aspal beton (laston) II dan laston IV sebagai perbandingan. Laston adalah suatu lapisan pada konstruksijalan,yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat gradasi menerus, dicampur, dihampar, lalu dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu, sedangkan campuran no. II adalah gradasi agregat yang digunakan. Campuran no.II adalah campuran yang memiliki struktur gradasi/tekstur agregat kasar yang memiliki nilai stabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang lain. Aspal yang digunakan terdiri dari dua jenis aspal penetrasi 60/70 milik Pertamina dan aspal SuperPhalt, sedangkan agregat yang digunakan berasal dari AMP Cikunir milik PT. Hutama Karya dengan Quarry berasal dari Sudamanik. Hasil penelitian ini adalah pengaruh penggunaan aspal superphalt yang menggunakan laston II dan laston IV (sebagai reference) dibandingkan dengan menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70, yang suhu perendaman divariasikan dengan rentang 60-80°C dengan interval 15°C sehingga didapatkan hubungan antara, stabilitas, kelelehan, dan kekakuan (MQ) dari campuran terhadap perubahan suhu perendaman. Berdasarkan hasil pengujian kenaikan temperatur perendaman menyebabkan stabilitas menjadi lebih menurun. Hal ini disebabkan semakin naiknya temperatur, maka kemampuan aspal untuk mengikat agregat menjadi lemah, ditandai dengan kekentalan aspal menjadi berkurang. Untuk laston II kemampuan campuran bertahan terhadap perubahan temperatur, iebih karena gaya mengunci antara agregat kasar, dan dengan kadar aspal yang sedikit kelelehannya menurun seiring pertambahan temperatur, berbeda dengan laston IV yang kelelehannya makin meningkat karena jumlah kadar aspalnya yang lebih banyak. Kenaikan temperatur pada rentang (60°-80°C) mengakibatkan penurunan stabilitas pada laston II (aspal Pertamina) sebesar _40,6% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt pada campuran laston II hanya meningkatkan stabilitas sebesar _7,8%. Jika dibandingkan dengan laston IV (aspal Pertamina) laston II stabilitasnya lebih tinggi _8,2% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt penggunaan aspal Superphalt hanya meningkatkan stabilitas sebesar _5,8% pada laston IV."
2005
S35125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Supono
"Hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil pirrolidon) telah disintesis melalui teknik polimerisasi radikal bebas. Dalam penelitian ini, monomer N-vinil pirrolidon (NVP) dicangkokkan pada kitosan menggunakan inisiator ammonium persulfat (APS) dan agen pengikat silang N,N’-metilen bisakrilamida (MBA) dalam sistem larutan. Untuk membuktikan bahwa monomer itu telah tercangkok, dilakukan karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC), dan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui bentuk morfologi hidrogel. Pengaruh komposisi monomer NVP, agen pengikat silang, dan waktu polimerisasi terhadap kemampuan swelling telah diamati. Swelling optimum diperoleh sebesar 54,6% pada waktu polimerisasi 3 jam dengan komposisi monomer NVP 0,8 mL dan konsentrasi pengikat silang 2%.

Hydrogels of chitosan-graft-poly(N-vinylpyrrolidone) had been synthesized via free radical polymerization technique. In this research, monomer N-vinylpyrrolidone (NVP) was grafted onto chitosan by using APS as initiator and N,N '-methylene bisacrylamide (MBA) as crosslinking agent in the solution system. In order to prove that the monomers were grafted, FTIR spectroscopy, DSC analysis were used, and Scanning Electron Microscope (SEM) to determine the morphology of hydrogels. The influence monomer compositions, concentration of crosslinking agent, and polymerization time on the ability of swelling was observed. The optimum swelling was obtained at 54,6% in the polymerization time of 3 hours with 0.8 mL NVP monomer composition and concentration of crosslinking of 2%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>