Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiawati Darmojuwono
"ABSTRAK
Penelitian ini memusatkan perhatian pada citra wanita Indonesia yang tercermin dalam iklan kontak jodoh. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, bagaimanakah citra wanita Indonesia yang tercermin dalam iklan kontak jodoh ? Apakah perubahan dan pergeseran peran sosial wanita dalam keluarga dan masyarakat mengubah citra wanita Indonesia sesuai dengan peran barunya, ataukah citra wanita Indonesia tetap dipengaruhi oleh stereotip tentang perempuan yang ada dalam masyarakat dan mungkin telah sesuai dengan citra wanita Indonesia.
Dari aspek linguistis penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori linguistik yang berkaitan dengan fungsi teks iklan yang dianggap memiliki fungsi informatif, apelatif dan persuasif. Permasalahan ini diteliti dari aspek linguistis dan sosiologis. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 125 iklan kontak (jodoh) yang terbit dalam tahun 1997, 1998, 1999. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, citra wanita Indonesia yang diungkapkan oleh kaum perempuan berbeda dengan stereotip perempuan yang hidup dalam masyarakat. Sebagian besar informan telah mampu melepaskan diri dari stereotip perempuan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, namun tidak sesuai dengan citra mereka.
Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa, teks iklan kontak jodoh merupakan indikator sosiologis pengirim pesan. Fungsi informatif tidak terbatas pada penggambaran sesuatu yang diiklankan, namun juga merupakan pengungkapan perasaan, keinginan dan harapan subyek yang diiklankan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Yulfan
"Sebagai bagian dari masyarakat Aceh, masyarakat Alas Kabupaten Aceh Tenggara mempunyai kebiasaan yang agak berbeda dengan daerah lainnya dalam melegalkan hubungan muda - mudi untuk mencari jodoh, yaitu kebiasaan mepakhur. Akan tetapi seiring dengan pergeseran waktu adat mepakhur sudah banyak mengalami pergeseran nilai - nilai dan norms - norma adat yang berlaku. Mepakhur telah mengalami pergeseran nilai - nilai dan norma - norma. Remaja sudah tidak lagi membiasakan dirinya untuk belajar untuk menyesuaikan diri bagaimana pentingnya kebiasaan ini di mata masyarakat setempat. Mereka sudah terpengaruh dengan kuatnya arus modernisasi sehingga sudah mencontoh pergaulan dan kebiasaan orang - orang kota dalam hubungan muda - mudi ini, kenyataan ini mengkhawatirkan banyak pihak, terutama para orang tua, sentuwe, sesepuh adat dan masyarakat setempat. Maka dari pada itu perlu adanya sebuah sosialisasi bagi para remaja setempat tentang pentingnya nilai yang terkandung dalam adat mepakhur pada masyarakat Alas di kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara.
Tujuan dari penetitian adalah untuk mengetahui perkembangan kegiatan mepakhur sebagai sebuah kegiatan yang resmi dalam sebuah pasta perkawinan atau pun khitanan masyarakat Alas, sehingga sosialisasi dalam arti sebagai fungsi pendidikan dalam arti lugas mepakhur di antara para remaja dapat berjalan sesuai dengan keinginan seluruh masyarakat dan juga untuk mengetahui bentuk perkembangan dan pergeseran nilai - nilai adat mepakhur di era modemisasi saat sekarang ini.
Penelitian menggunakan metode penelilian kualitatif dan dilakukan di kecamatan Babussalam dengan alasan, karena di duga masih kuat memegang tradisi dan adat istiadat Alas yang berlaku, Berdasarkan hasil penelitian di daerah ini terlihat bahwa tradisi mepakhur hanya dianggap sebagai pelengkap sebuah pesta raja dan bahkan tradisi mepakhur ini sudah mulai mengalami pergeseran nilai dan norma - norma agama yang berlaku di masyarakat Alas oleh para remaja setempat.
Dengan adanya proses modemisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi, tradisi mepakhur oleh para remaja sudah mulai berkurang. Fungsi dan makna mepakhur itu sendiri oleh para remaja sudah mulai luntur, yang disebabkan adanya sikap, mental dan perilaku remaja itu sendiri yang sudah mulai terpengaruh oleh masuknya budaya asing yang masuk ke Tanah Alas. Pengaruh kemajuan zaman yang ada pada masyarakat saat sekarang ini dihadapkan pada transformasi struktur sosial melalui sistem pendidikan daiam arti luas yang mengajarkan norma - norma dan nilai - nilai baru banyak sekali mempengaruhi terhadap kegiatan mepakhur itu sendiri. Bukan hanya itu saja, diharapkan melalui proses sosialisasi kepada remaja - remaja suku Alas diharapkan timbulnya suatu bentuk keterampilan sosial bagi mereka. Mereka diharuskan mampu untuk belajar cara - cara mengatasi untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain.
Kegiatan mepakhur dalam lingkungan masyarakat Alas merupakan lambang identitas kelompok (group identity) masyarakat setempat. Masyarakat saat sekarang ini telah membuka diri terhadap lajunya pembangunan di segala bidang yang akhirnya berujung kepada perwujudan kesejahteraan sosial masyarakat Alas. Nilai - nilai kultural yang terkandung dalam kegiatan mepakhur sudah dianggap sebagai sebuah norma - norma yang ada dalam kehidupan masyarakat untuk tidak mau menutup diri dan keterbukaan dunia luar.
Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa tradisi mepakhur yang berlaku di tengah - tengah masyarakat sudah mulai mengalami pergeseran nilai dan hanya dianggap sebagai lambang atau pelengkap sebuah pesta, sehingga dengan demikian kegiatan mepakhur harus disosialisasikan kembali kepada para remaja agar mereka diharapkan bisa belajar dengan adat - istiadat yang berlaku di lingkungan masyarakat Alas setempat. Bukan hanya itu saja diharapkan adanya pembentukan lembaga - lembaga baru untuk menggantikan kegiatan mepakhur di masa mendatang. Dengan demikian segi positif yang dapat di petik hikmahnya oleh para remaja khususnya dan masyarakat pada umunya, sehingga kegiatan ini dapat terns dilestarikan dan dipertahankan sebagai aset kebudayaan daerah Kabupaten Aceh Tenggara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhillon, Sharanjit Kaur
" ABSTRAK
Hubungan berpacaran jarak jauh membatasi para pelakunya untuk bertemu dan berinteraksi secara langsung Perbedaan jarak menjadi penghalang utama untuk melakukan komunikasi dengan bertatap muka Namun seiring berkembangnya inovasi baru dalam teknologi komunikasi menjadi lebih mudah dan cepat Komunikasi jarak jauh yang dahulu dilakukan dalam hitungan minggu dengan surat menyurat sekarang dapat dilakukan dalam hitungan detik dengan instant messenger Kehadiran instant messenger memberi pengaruh besar bagi aktivitas komunikasi khususnya untuk komunikasi jarak jauh Skype merupakan satu dari berbagai instant messenger yang ada saat ini Selain memfasilitasi para penggunanya untuk melakukan komunikasi secara real time Skype juga memperkenankan para penggunanya untuk melakukan video call secara real time Di samping kelebihan yang dimiliki Skype juga mempunyai kekurangan yang salah satunya ialah kualitas video yang dihasilkan sangat bergantung pada kecepatan koneksi internet Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana para pelaku hubungan berpacaran jarak jauh melihat keberadaan Skype sebagai instant messenger berbasis video call bagi hubungan mereka Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara terhadap 3 orang informan yang memiliki pengalaman menggunakan Skype saat mereka melakukan hubungan berpacaran jarak jauh Hasil penelitian yang ditemukan ialah Skype dilihat sebagai media komunikasi yang sangat berarti namun bukan satu satunya yang dapat diandalkan Keywords Hubungan Berpacaran Jarak Jauh Skype dan Studi Kualitatif

ABSTRACTAbstractLong distance relationship restricts couple to meet and interact directly Distance is a main barrier for face to face communication However with the development of new innovations in technology communication becomes easier and faster Long distance communication which used to take weeks through correspondence can now be done in seconds with instant messenger The presence of instant messengers have a huge impact on communication especially for long distance communication Skype is one of the various instant messengers available today Besides facilitating users to communicate in real time Skype also allows users to make video calls in real time In addition to the advantages Skype also has shortcomings one of which is the quality of the resulting video is highly dependent on the speed of the internet connection The purpose of this study was to identify the view of long distance couple on Skype as a video call based instant messenger for their relationship This study used a qualitative approach with descriptive research method The data collection technique used was interviews with three informants who had experience in using Skype for long distance relationships The study found that Skype is considered as a significant medium of communication but not the only one that can be relied upon "
Depok: [Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, ], 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ulya Hanif Maulida
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran disclosure sebagai mediator dalam hubungan antara status hubungan dan subjective well-being, dengan menggunakan metode kuantitatif. Partisipan yang mengikuti penelitian ini terdiri dari 314 individu yang berusia 18- 25 tahun, menggunakan aplikasi kencan daring dalam enam bulan terakhir, atau bertemu dengan teman atau pasangan melalui aplikasi kencan daring atau jaringan sosial, dengan partisipan perempuan berjumlah 189 (60,2%). Pengukurun self-disclosure dilakukan dengan menggunakan Self-Disclosure Index (SDI), sementara subjective well-being diukur berdasarkan skor. The Satisfaction With Life Scale Positive and Negative Affect Schedule(PANAS) yang dijumlahkan menjadi satu skor subjective well-being yang sudah terstandarisasi. Hasil analisis dengan teknik regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat peran mediasi self-disclosure dalam hubungan antara status hubungan dan subjective well-being. Perbedaan tingkat subjective well-being yang ditemukan antara kelompok status lajang dan berkencan signifikan dimediasi dengan self-disclosure indirect effect  = [0,914, - 5,005]). Perbedaan tingkat subjective well-being yang ditemukan antara kelompok status lajang dan berpasangan juga signifikan demediasi dengan  self- disclosure  CI = [1,833, - 8,056]).

ABSTRACT
This study aims to determine the role of self-disclosure as a mediator in the relationship between relationship status and subjective well-being, using quantitative methods. Participants who participated in the study consisted of 314 individuals aged 18-25 years, has used an online dating application in the last six months or had met a friend or partner through an online dating or social networking application, with a total of 189 (60.2%) female participants. Self-disclosure was measured by using the Self-Disclosure Index (SDI), while subjective well-being was measured based on the scores of The Satisfaction With Life Scale (SWLS) and Positive and Negative Affect Schedule (PANAS), which were then summed up to create standardized subjective well-being scores (t-score). Results using linear multiple regression statistical analysis indicated that there is a mediating role of self-disclosure in the relationship between relationship status and subjective well-being. Differences in the levels of subjective well-being found between single and mingle individuals were significantly mediated by self- disclosure (indirect effect = 2.68, SE = 1.041, CI = [0.914, - 5.005]). Differences in the levels of subjective well-being found between single and partnered individuals were also significantly mediated by self-disclosure (indirect effect = 4.75, SE = 1.598, CI = [1,833, - 8,056])."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Adhianingsih
"Skripsi ini merupakan salah satu dari sedikit banyak hasil penelitian atas iklan radio berbahasa Indonesia. Penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik untuk menganalisis tuturan yang dituturkan oleh penuturnya. Di samping itu, penulis juga menganalisis partikel-partikel fatis yang ada di dalam tuturan. Daya ilokusi yang muncul dalam penelitian ini berjumlah empat belas jenis, yaitu memberitahu, berargumentasi, meminta penjelasan, memerintah, meminta, mengusulkan, meminta informasi, memberi nasihat, menjamin, memuji, mengeluh, menyindir, memutuskan, dan membuktikan, sedangkan partikel fatis yang muncul adalah ayo, deh, dong, halo, kan, kok, lho, nah, nih, sih, toh, tuh, dan ya. Salah satu hal yang menarik dari penelitian ini adalah daya ilokusi dan partikel-partikel fatis dapat saling berkombinasi.
Hasil dari penelitian sederhana ini, penulis menemukan pemakain daya ilokusi memberitahu yang lebih dominan dibandingkan dengan memuji dan menjamin. In iterjadi mungkin disebabkan oleh kebudayaan orang Indonesia, umumnya, dan pengkilan khususnya, yang malu menunjukan kelebihan produknya dibandingkan produk lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus. Friyanka H. D.
"Skripsi ini membahas tentang hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan keterampilan sosial pada mahasiswa laki-laki. Subyek penelitian berjumlah 87 mahasiswa laki-laki berusia 19 sampai 25 tahun. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara frekuensi kekerasan yang dilakukan dalam pacaran dan keterampilan sosial, dengan nilai korelasi (r) sebesar 0.290 (p < 0.01). Kemudian, didapati juga hubungan negatif yang signifikan antara frekuensi kekerasan yang dialami dalam pacaran dan keterampilan sosial, dengan nilai korelasi (r) sebesar 0.219 (p < 0.05). Dimensi - dimensi keterampilan sosial yang paling berkontribusi dalam kekerasan adalah emotional control dan social control.

The focus on this study is whether there is correlation between dating violence and social skills in male university students. Subjects were 87 male university students with age ranging from 19 to 25. This is a quantitative study with correlational design. The result of this study suggested that perpetration of dating violence have significantly negative correlation with social skills, in which r = 0.290 (p < 0.01). There is also found significantly negative correlation between victimization of dating violence and social skills, in which r = 0.219 (p < 0.05). Finally, the dimensions of social skills which have the biggest contribution to dating violence are emotional control and social control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Wandansari
"Skripsi ini membahas tentang hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan keterampilan sosial pada perempuan yang berada dalam masa dewasa muda, yaitu sekitar 18 – 40 tahun. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara frekuensi kekerasan dalam pacaran dan keterampilan sosial, dengan nilai korelasi (r) sebesar -0.235 (p < 0.05). Bentuk kekerasan yang berhubungan secara signifikan adalah kekerasan psikologis dan kekerasan fisik. Dimensi-dimensi dari keterampilan sosial yang memiliki hubungan paling kuat dalam kekerasan adalah social expressivity dan social control.

The focus on this study is whether there is correlation between dating violence and social skill in young adulthood women, which is 18 – 40 years old. This is a qualitative study with correlational design. The result of this study is there is a significant correlation between dating violence and social skill, in which r = -0.235 (p < 0.05). Psychological aggression and physical assault have significant correlation with social skills. In other hand, social expressivity and social control have the strongest correlation to violence in the dimensions of social skills."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Mutiara
"Seiring dengan mendunianya bahasa Inggris, kebutuhan untuk belajar bahasa Inggris pun meningkat. Hal ini kemudian mendasari pendirian lembaga bahasa Inggris yang menggunakan bahasa Inggris dalam iklan mereka meskipun ditujukan kepada masyarakat lokal yang tidak berbahasa Inggris. Banyak studi yang menunjukkan seringnya penggunaan bahasa Inggris dalam iklan, tetapi hanya sedikit yang meneliti tentang alasan pemilihan bahasa Inggris dibanding bahasa lokal dalam iklan oleh masyarakat, terutama yang digunakan oleh lembaga bahasa Inggris.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan bahasa Inggris dalam iklan sebagai penentu kemungkinan preferensi masyarakat terhadap lembaga bahasa Inggris tertentu. Melalui sebuah wawancara, para peserta yang terdiri dari mahasiswa/i Indonesia menilai sejumlah iklan lembaga bahasa Inggris dalam bahasa Inggris dan padanan Indonesianya. Mereka kemudian diminta untuk mengungkapkan preferensi mereka terhadap bahasa Inggris atau padanan Indonesianya, alasan preferensi, dan ada atau tidaknya perbedaan persepsi mengenai profesionalisme lembaga yang bersangkutan dari kedua versi iklan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan dalam bahasa Inggris lebih diapresiasi daripada padanan Indonesianya, dan peserta menganggap penggunaan bahasa Indonesia kurang menarik dan tidak cocok untuk mengiklankan lembaga bahasa Inggris. Mereka memilih iklan yang menggunakan bahasa Inggris dengan tingkat kesulitan tertentu, yang kemudian mempengaruhi pendapat mereka tentang kualitas lembaga bahasa Inggris yang diiklankan. Temuan dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagai dukungan empiris untuk penelitian lebih lanjut mengenai daya tarik bahasa Inggris dan dampak penggunaan bahasa lokal dalam iklan pada kalangan masyarakat tidak berbahasa Inggris.

As English has become a universally spoken language, the necessity to learn English has also increased. This translates to the establishment of English language centers that employ English on their advertisements despite being displayed among local people. Studies have demonstrated frequent use of English in advertising, but little is known about people’s preference for English versus local languages, particularly as utilized by English language centers.
The purpose of this study is to identify the use of English in advertising as a possible determinant of people’s preference for certain English language centers. Through an interview, Indonesian participants that consisted of college students judged a number of ads of English language centers in English and the Indonesian equivalent. They were subsequently asked to express a preference for the English or the Indonesian equivalent, the respective reasons, and whether or not there were differences in perception of both versions of ads regarding the professionalism of advertised language centers.
Results showed that the English ads were appreciated better than the Indonesian ones, and participants considered the use of Indonesian unappealing and unsuitable to advertise English language centers. They chose advertisements that made use of English with a certain degree of sophistication, and that influenced their opinions about advertised English language centers. The findings may serve as empirical support for the persuasiveness of English and the impact of the use of local languages in advertising among a non-English-speaking society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Citrawati Pusporini
"Salah satu tugas perkembangan dewasa muda adalah memilih pasangan
hidup setelah sebelumnya individu melibatkan diri dalam hubungan cinta dan
membina perasaan cinta (Duval & Miller, 1985). Hubungan cinta ini akan
berhubungan dengan pemijihan pasangan hidup yang biasanya dilalui pada masa
pacaran, yang merupakan bentuk hubungan heteroseksual antar individu. Sejalan
dengan berkembangnya waktu, banyak dijumpai pria yang berpacaran dengan
wanita yang berusia lebih tua dan bahkan berpendidikan lebih tinggi. Sementara
di tahun-tahun terdahulu, masyarakat kebanyakan berpandangan tradisional dan
menganggap tabu wanita yang berpacaran/ menikah dengan pria yang berusia
lebih muda (Houston, 1987). Salah satu masalah yang mungkin timbul jika
pasangan pria dan wanita yang berusia lebih tua memutuskan untuk menikah
adalah apabila pria tersebut belum menyelesaikan studinya. Maka dari itu penulis
tertarik untuk meneliti ada tidaknya pengaruh pacaran antara pria dengan usia
lebih muda dari pasangan wanitanya terhadap motivasi pria tersebut agar dapat
segera menyelesaikan studi.
Penelitian dilakukan secara kualitalif dengan menggunakan teknik
wawancara pada tiga subyek pria dewasa muda dengan rentang usia 22 - 25
tahun, yang dianggap peneliti memenuhi karakteristik subyek yang diperlukan
berdasarkan teori dan konstruk operasional agar benar-benar mewakili fenomena
yang akan diteliti.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi berprestasi dari subyek
yang diteliti dipengaruhi oleh pasangannya masing-masing. Pada subyek 1, yang
mempengaruhinya adalah perbedaan umur pasangan dan tahun angkatan
perkuliahan. Pada subyek 2, motivasi berprestasinya dipengaruhi oleh kecerdasan
pasangan wanitanya. Sementara motivasi berprestasi subyek 3 dipengaruhi oleh
keberadaan pasangan yang membuat subyek 3 selalu ingin membahagiakan
pasangannya.
Saran unluk penelitian selanjutnya, rentang usia pasangan dari subyek
sebaiknya ditetapkan minimal 2 tahun/ 2 angkatan di atas subyek, sehingga pengaruh pasangan terhadap motivasi berprestasi subyek dapat terlihat benar-
benar dipengaruhi oleh perbedaan usia. Hendaknya penelitian dilakukan pada
jumlah subyek yang lebih besar dan pasangan wanitanya pun dapat juga
diwawancarai."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Tania Amarilis Amry
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motif berkorban mendekat memediasi hubungan komitmen dan kepatuhan seksual pada perempuan dewasa muda yang sedang dalam hubungan romantis dengan lawan jenis. Penelitian ini menggunakan alat ukur The Investment Model Scale untuk mengukur tingkat komitmen yang dikembangkan oleh Rusbult, Martz, dan Agnew, 1998. Motives of Sacrifice oleh Impett, Gable, dan Peplau 2005 digunakan untuk mengukur motif berkorban mendekat. Pengukuran kepatuhan seksual diukur menggunakan alat ukur Sexual Compliance Scale yang dikembangkan oleh Impett dan Peplau 2002.
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 235 perempuan berusia 20-40 tahun M= 22,22; SD= 2,434 yang sedang berada dalam hubungan romantis heteroseksual. Hasil analisis mediasi yang dilakukan menggunakan PROCESS HAYES versi 21 menunjukkan bahwa motif berkorban mendekat memediasi hubungan antara komitmen dan kepatuhan seksual, di mana komitmen memengaruhi seseorang untuk berkorban dengan motif menjauh, dan motif mendekat membuat individu melakukan kepatuhan seksual.

The purpose of this study is to examine the role of approach motives of sacrifice as mediator in the relationship between commitment and sexual compliance on young adult women in a heterosexual relationship. The Investment Model Scale is used to measure the level of commitment Rusbult, Martz, Agnew, 1998. Approach motives of sacrifice was measured by Motives of Sacrifice Impett, Gable, Peplau, 2005 and for sexual compliance were measured using Sexual Compliance Scale developed by Impett and Peplau 2002.
The partisipant of this study were 235 women in a romantic relationship heterosexual , with a mean age M 22,22 SD 2,434. Analysis mediation conducted using PROCESS HAYES version 21 revealed that approach motive of sacrifice mediated the relationship between commitment and sexual compliance, in which commitment increases the tendency of using approach motive of sacrifice, which in turn increases sexual compliance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>