Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didin Sahidin
"Aktivitas manusia selalu dipengaruhi oleh kondisi alam dan hal sebaliknya berlaku bahwa kondisi alam dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Penelitian-penelitian mengenai kondisi alam yang akan mempengaruhi kehidupan manusia sangat penting karenanya. Dinamika suhu sebagai salah satu parameter kondisi alam mempunyai kaitan langsung dengan jenis penggunaan tanah, di mana jenis penggunaan tanah tersebut merupakan hasil dari aktivitas manusia.
Tiap-tiap jenis penggunaan tanah memiliki dinamika suhu harian tersendiri sesuai dengan karakter ruang dan aktivitas social tiap jenis penggunaan tanahnya. Perubahan penggunaan tanah diduga akan menyebabkan pula perubahan-perubahan pada dinamika suhu hariannya, sehingga pengetahuan mengenai dinamika suhu harian masing-masing tipe penggunaan sangat penting.
Jalur Cipanas - Puncak merupakan salah satu daerah tujuan utama pariwisata di Propoinsi Jawa Barat, oleh karenanya aktivitas manusia semakin lama semakin tinggi di daerah tersebut. Selain itu daerah ini juga merupakan bagian dari kawasan konservasi BOPUNJUR (Bogor-Puncak-Cianjur) yang antara lain berfungsi sebagai daerah resapan air. Dengan adanya tekanan aktivitas manusia di Jalur Puncak - Cipanas akan menyebabkan perubahan jenis penggunaan tanah yang ada di daerah tersebut. Implikasi yang timbul dari perubahan penggunaan tanah tersebut diduga akan mempengaruhi fluktuasi suhu hariannya. Hal ini akan mempengaruhi kondisi meteorologis laical yang baik secara langung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kenyamanan suasana wisata dan ekologi daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Kelompok Studi Geografi (KSG) Universitas Indonesia bermaksud mengadakan penelitian ini. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat diperoleh gambaran dan kaitan antara karakteristik fisik dan sosial ruang dengan kondisi meteorologis, yang nantinya dapat bermanfaat untuk kajian lebih lanjut.
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fluktuasi suhu harian pada masing-masing jenis penggunaan tanah di jalur Puncak-Cipanas.
1.3 Masalah
Bagaimana fluktuasi suhu harian masing-masing jenis penggunaan tanah di jalur Puncak-Cipanas?
Bagaimana pola fluktuasi suhu harian pada masing-masing jenis penggunaan tanah di Jalur Puncak-Cipanas?
1.4 Hipotesa
Fluktuasi suhu harian dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan, semakin terbuka lahan tersebut akan semakin besar fluktuasi suhu hariannya. Perbedaan dan persamaan jenis tutupan lahan akan membentuk pola fluktuasi suhu harian yang beragam sesuai dengan faktor-faktor yang membedakan dan yang menyamakannya."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Rahardjo
"Dinamika suhu sebagai salah satu parameter cuaca telah diyakini memiliki kaitan erat dengan berbagai macam aktivitas manusia, yang antara lain tercermin dari jenis penggunaan tanahnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh 0lgyay, 1963, tiap-tiap jenis tutupan permukaan tanah terbukti memiliki dinamika suhu harian tersendiri sesuai dengan karakter ruang, baik kondisi fisik maupun aktivitas sosial tiap jenis penggunaan tanahnya. Perubahan penggunaan tanah diduga akan menyebabkan pula perubahan pada dinamika suhu udara hariannya,sehingga pengetahuan mengenai dinamika suhu udara harian masing-masing tipe penggunaan tanah perlu dikaji lebih spesifik untuk masing-masing daerah.
Dari latar belakang tersebut, terdapat 2 (dua) permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana fluktuasi suhu harian dan pola fluktuasi suhu harian pada masing-masing jenis penggunaan tanah di jalur Puncak ? Cipanas.
Lokasi penelitian berada pada koordinat 107°00'00" - 107°03'40'° BT dan 06°42'00" - 06°45'00" LS, dengan luas wilayah penelitian kurang lebih 1.350 Ha. Wilayahnya meliputi desa Sindang Jaya, Ci Macan dan Sindang Laya yang termasuk ke dalam kecamatan Pacet, kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur. Wilayah penelitian ini merupakan jalur Puncak - Cipanas dengan radius 1 kilometer dari jalan raya Puncak.
Penggunaan tanah daerah pengamatan termasuk jenis penggunaan tanah pedesaan dengan dominasi ladang. Dalam hal ini penggunaan tanah wilayah penelitian dibagi ke dalam 5 region, yaitu: ladang, pemukiman, kebun, sawah, semak dan hutan.
Secara umum wilayah penelitian mempunyai suhu harian yang relatif sejuk, berkisar antara 19°C sampai 28°C. Rata-rata suhu udara tertinggi berada pada jenis penggunaan tanah pemukiman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai fluktuasi tertinggi pada jenis penggunaan tanah pemukiman dan ladang, sedangkan nilai fluktuasi terendah terjadi pada jenis penggunaan tanah semak dan hutan. Pola fluktuasi yang cenderung lambat dan tidak terlalu besar (konstan) terjadi pada jenis penggunaan tanah semak dan hutan, sedangkan pola fluktuasi yang dinamis (fluktuasinya besar) terdapat pada jenis penggunaan tanah ladang dan pemukiman. Sifat permukaan yang terbuka dan banyak menerima pengaruh dari luar memiliki sifat fluktuasi yang dinamis, sedangkan sifat permukaan yang tertutup oleh vegetasi dan sedikit sekali menerima pengaruh dari luar, memiliki sifat fluktuasi yang konstan."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Hidayat
"ABSTRAK
Tinggi rendahnya nilai suhu permukaan tanah dipengaruhi oleh sesuatu diatas permukaan bumi, yaitu penutup lahan, wilayah penelitian ini dalam skala regional, yaitu pulau Jawa. Suhu permukaan tanah secara spasial dapat diketahui menggunakan data penginderaan jauh dengan kanal thermal pada citra MODIS. Dari pengolahan citra ini didapatkan sebaran suhu permukaan tanah baik siang dan malam hari yang kemudian dihubungkan dengan penutup lahan. Hasilnya adalah rata-rata suhu permukaan tanah baik siang maupun malam hari pada bagian utara memiliki nilai tertinggi dibandingkan bagian tengah dan bagian selatan. Selanjutnya nilai rata-rata suhu permukaan tanah dari tertinggi sampai terendah berturut-turut yaitu bagian selatan dan bagian tengah. Adapun hubungan suhu permukaan tanah dengan penutup lahan menggunakan uji statistik ANOVA yaitu rata-rata suhu permukaan tanah tertinngi pada siang hari adalah lahan terbangun (36.43℃) selanjutnya diikuti oleh tegalan/ladang (34.74℃), sawah (33.75℃), kebun/perkebunan (33.44℃), semak belukar (30.95℃), dan hutan (23.43℃) tetapi antara kebun/perkebunan, sawah, dan tegalan/ladang tidak mempunyai perbedaan rata-rata secara nyata, sedangkan rata-rata suhu permukaan tanah tertinggi pada malam hari adalah lahan terbangun (22.78℃) selanjutnya diikuti oleh sawah (22.50℃), tegalan/ladang (21.32℃), kebun/perkebunan (21.19℃), semak belukar (20.28℃), dan hutan (15.16℃) tetapi antara kebun/perkebunan dan tegalan/ladang tidak mempunyai perbedaan rata-rata secara nyata begitupun antara sawah dan lahan terbangun. Sehingga sebaran dan pola suhu permukaan tanah mengikuti pola penutup lahan.

ABSTRAK
High and low value of land surface temperature (LST) is influenced by a matter above the surface of the earth, ie land cover. The area of research is regional, the Island of Java. Spatially, LST can be obtained by using remote sensing data with thermal channel on MODIS imagery. This image is processed to obtain LST distribution both day and night, then correlated with land cover. The result is an average LST both day and night in the north have the highest value compared to the middle and southern parts. Furthermore, the second highest average value of LST is the southern, followed by the middle part as the lowest. The relationship between LST and land cover (is analysed/obtained by) using ANOVA statistical test. From the test, the highest average LST during the day is built-up land (36.43℃), followed by cropland (34.74℃), paddy field (33.75℃), plantations (33.44℃), underbrush (30.95℃) and forest (23.43℃). There is no significant average difference between plantations, paddyfield and cropland. Meanwhile, the highest average LST at night is built-up land (22.78℃), paddy field (22.50℃), cropland (21.32℃), plantations (21.19℃), underbrush (20.28℃), forest (15.16℃). There is no significant average difference between plantation and cropland as well as paddy field and built-up land. In conclusion, the distribution of LST follows the pattern of land cover.
"
2015
S60426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukian Mulyadi
"Hakekatnya pola penggunaan tanah merupakan gambaran di atas ruang daiipada gabungan basil jenis usaha manusia, tingkat teknologi dan jwnlahnya. Adanya penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata dan seimbang akan mengakibatkan perbedaan perkembangan penggunaan tanah yang ada. Perkembangan penggunaan tanah yang dijumpai di setiap wilayah akan mencapai suatu tahapan perkembangan tertentu, sebagaimana yang dikemukakan Prof. I Made Sandy dan skema A sampai dengan skema I.
Kabupaten Sleman path tahun 1994 terdiri dan 17 kecamatan dengan luas 57.482 ha dan berpenduduk 788.340jiwa. Dan Kabupaten Kulonprogo path tahun 1994 terdiri dan 12 kecamatan dengan luas 58.628 ha dan berpenduduk 424.75 1 jiwa. Kabupaten Sleman memiliki wilayah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dan diantara wilayah tersebut terdapat lereng 0% sampai lereng lebih dan 40%. Kabupaten Kulonprogo memiliki juga wilayah dataran rendah sampai wilayah dataran tinggi, namun dibandingkan dengan Kabupaten Sleman, lereng di Kabupaten Kulonprogo relatiflebih terjal.
Masalah: 1. Perkembangan penggunaan tanah path tahun 1994 di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo sudah mencapai tahap apa berdasarkan skema yang dikemukakan oleh Prof I Made Sandy? 2. Dimanakah letak perbedaan penggunaan tanah path Wilayah Tanah Usaha tertentu di kedua kabupaten tersebut ? 3. Bagaimanakah kaitannya dengan faktor yang mempengaruhi penggunaan tanah?
Kesimpulan:
1. Pola penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo berbeda, yakni setelah perkainpungan, terdapat sawah, kebun campuran, tegalan dan terakhir hutan. Perbedaannya path Kabupaten Kulonprogo setelah perkampungan terdapat sawah, kebun campuran, lalu perkebunan, tegalan dan terakhir hutan.
2. Path Kabupaten Sleman keathan pemanfaatan untuk lahan persawahan sudah berkembang ke arah pegunungan, akan tetapi luas persawahan yang dibuat ke arah pegunungan relatif kedil luasnya, sehingga tahapan penggunaan tanah di kabupaten mi telah berada path skema G. Pada Kabupaten Kulonprogo wilayah yang lebih tinggi terdapat kebun campuran dan tegalan sedangkan pemanfäatan tanah untuk lahan persawahan dan perkampungan sudah terthpat path wilayah sekitar pantai, sehingga tahapan penggunaan tanah di kabupaten mi telah berada path skema H.
3. Pengusahaan tanah di Kabupaten Sleman didominasi oleh pengusahaan tanah intensif yang berupa lahan persawahan, sedangkan pengusahaan tanah di Kabupaten Kulonprogo didominasi oleh pengusahaan tanah kurang intensif yang berupa kehun campuran.
4. Penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo tahun 1994 sudah tidak sesuai lagi dengan konsepsi Wilayah Tanah Usaha.
5. Perbedaan penggunaan tanah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo 'dipengaruhi oleh faktor ketinggian, lereng dan kepathtan penduduk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Santoso
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simandjuntak, Sahat Hasudungan
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triarko Nurlambang
"Air sebagai kebutuhan utama manusia tentunya harus dapat dilestarikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Secara alamiah sumber daya air ini merupakan komponen utama dari satuan ekosistem yang disebut DAS (Daerah Aliran Sungai). Ketidak seimbangan, serasiari dan selarasan dalam pengelolaan DAS dapat menyebabkan ekosistem daerah tersebut terganggu dan bahkan dapat menimbulkan sumber malapetaka bagi penduduk setempat. Salah satu malapetaka tersebut adalah banjir. Demikian pula banjir yang terjadi di Bandung Selatan yang terletak pada Daerah Aliran Ci Tarum Wilayah Hulu.
Atas dasar pemikiran di atas penelitian ini bertujuan membahas terjadinya perubahan luas areal banjir yang disebabkari oleh perubahan penggunaan tanab sebagai faktor dinamis Daerah Aliran Ci Tarum Hulu (DA Ci Tarum RH).
Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :
- Bagaimana perubahan penggunaan tanah di DA Ci Tarum WH ?
- Bagaimana perubahan luas banjir di DA Ci Tarum WH ?
- Bagaimana pengaruh perubahan tanah terhadap perubahan luas banjir ?
Sebagal hipotesa untuk mengarah jawaban masalah di atas yaitu dengan menurunnya fungsi vegetatif-hidrologisnya yang tercermin dari pengguriaari tanah maka daerah yang relatif rendah dan datar dengan curah hujan rata-rata yang intensitasnya sama akan mudah terjadi banjir dan banjir bertambah luas.
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka digunakan analisa geografi dan hidrologi serta. ditunjang analisa statistik sederhana melalui teknik scatter diagram untuk tahun pengamatan 1980 dan 1986."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subur Kurniawan
"Tanah dalam arti ruang mempunyai kedudukan yang strategis bagi kehidupan manusia,
terutama untuk pembangunan.Salah satu bentuk pembangunan itu adalah pembangunan
dibidang pertanian, baik oleh pemerintah, swasta maupun perorangan.Transniigrasi
lazimnya diartikan sebagai kegiatan sehubungan dengan tanaman pangan, sehubungan
dengan itu kualitas tanah yang dicari adalah yang baik untuk tanaman pangan dan
penetapan suatu daerah transmigrasi hams benar-benar dinilai kemampuan
tanahnya.Keberhasilan suatu daerah transmigrasi mengakibatkan peningkatan jumlah
penduduk.
Penggunaan tanah tidak statis melainkan berkembang kearah peningkatan kualita dan
peningkatan luas, karena jumlah manusia meningkat. Pengaruh tekanan penduduk dapat
meningkatkan teknologi pertanian di suatu daerah, misalnya merubah tanah alang-alang
menjadi sawah.
Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Panaragan Jaya dan UPT Mulyo Kencono secara
administrasi masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tulang Bawang Tengah, sedangkan UPT
Kartasari masuk wilayah Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Lampung Utara.
Ketiga UPT mi memiliki persamaan yaitu kondisi fisik yang relatif sama, penempatan
penduduk pada waktu sama, yaitu pada tahun 1974 dan penyerahan UPT kepada
pemerintah daerah pada tahun yang sama pula, yaitu tahun 1981.
Masalah dalam penelitian mi adalah bagaimana pola perubahan penggunaan tanah di tiga
UPT tahun 1981 dan tahun 1996, dan bagaimana persamaan dan perbedaan dal pola
perubahan penggunaan tanah di tiga UPT tersebut tahun 1981 dan tahun 1996 ? (Pola
perubahan yang dilihat adalah sejauh 5 km dari pusat UPT dari tiap-tiap UPT)
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola penggunaan tanah di UPT Panaragan Jaya
relatif tidak mengalami perubahan, yaitu didominasi oleh penggunaan tanah tegalan.
Sedangkan di UPT Mulyo Kencono mengalami perubahan dan penggunaan tanah tegalan
menjadi sawah sampai dengan 3 km dari pusat UPT. Di UPT Kartasani mengalami
perubahan penggunaan tanah padang menjadi sawah. Persamaan dari penubahan penggunaan tanah pertanian di tiga UPT adalah pada
penggunaan, tanah perkebunan yang mengalami peningkatan luas: Sedangkan dan
persentase penggunaan tanah intensif (sawali dan tegalan) makin jauh dan pusat UPT
persentase relatif makin. berkurang. Perbedaan perubahan penggunaan tanah terdapat pada
perubahan luas perkebunan dan sawah. Peningkatan jumlah penduduk, kepadatan, dan
persentasejumlah petani sejalãn dengan peningkatan penggunaan tanah pertanian"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
306 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>