Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19891 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wawan Setiawan
"Wajah merupakan salah satu bagian dari manusia yang bersifat unik. Namun demikian wajah memiliki sifat fleksibel. Secara psikologi, wajah manusia memiliki enam konfigurasi dasar : netral, gembira, sedih, marah, senyum, dan kaget. Seseorang dapat saja dikenali berdasarkan konfigurasi dasar dari wajah karena keunikannya. Dalam penelitian ini dirancang suatu sistem pengenalan wajah melalui jaringan neural buatan berbasis eigenfaces. Eigenfaces merupakan salah satu metode ekstraksi ciri dari wajah yang dapat dilakukan dengan Cara kroping holistik atau parsial. Ekstraksi ciri holistik merupakan cara pengambilan ciri wajah dengan suatu kroping yang meliputi seluruh komponen utama wajah, sedangkan ekstraksi ciri parsial merupakan cara pengambilan ciri wajah dengan kroping pada setiap komponen utama wajah. Komponen utama wajah dalam hal meliputi hidung, mata kanan, mata kiri, dan mulut. Melalui metode eigenfaces sebagai pra-prosesing, dapat diperoleh ciri wajah sebagai masukan bagi jaringan neural buatan. Sistem jaringan neural yang digunakan adalah jaringan perseptron lapis jamak dengan pembelajaran propagasi balik murni, dan gabungan swa-organisasi dan propagasi balik (hibrid). Penggunaan dua model pembelajaran ini dimaksudkan untuk membandingkan tingkat pengenalan diantaranya. Dengan melakukan perubahan metode dan pemilihan parameter tertentu seperti metode inisialisasi bobot dan bias, fungsi error, momentum, laju pembelajaran, dan jumlah neuron lapis tersembunyi, standar propagasi balik dapat ditingkatkan kemampuannya. Pembelajaran dengan jaringan hibrid meningkatkan kinerja jaringan, baik konvergensi maupun generalisasi dibanding propagasi batik murni. Namun demikian, untuk menggunakan jaringan hibrid, perlu pemilihan beberapa nilai parameter seselektif mungkin yaitu pemilihan nilai ambang, penyearah, laju pembelajaran, dan momentum. Hasil uji coba dengan kedua model pembelajaran menunjukkan bahwa eigenfaces merupakan cara yang cukup representatif untuk ekstaksi dan reduksi ciri pola wajah. Dengan mengambil eigenfaces yang besesuaian dengan nilai eigen 0.1, dengan perbandingan pola training dan testing 50% : 50%, sistem mampu mengenali sekumpulan wajah hingga di atas 90%, dan pengenalan dapat ditingkatkan lagi dengan memperbesar perbandingan poly training/testing.

The face is one of the unique parts of a human being. However, the face has a flexible nature. Psychologically, the human face has six basic configurations: neutral, happy, sad, angry, smiling, and surprised. A person can be recognized based on the basic configuration of the face because of its uniqueness. In this study, a facial recognition system was designed through an artificial neural network based on eigenfaces. Eigenfaces is one of the methods of extracting facial features that can be done by holistic or partial cropping. Holistic feature extraction is a method of taking facial features with a cropping that includes all the main components of the face, while partial feature extraction is a method of taking facial features with cropping on each main component of the face. The main components of the face in terms of nose, right eye, left eye, and mouth. Through the eigenfaces method as pre-processing, facial features can be obtained as input for the artificial neural network. The neural network system used is a multi-layer perceptron network with pure backpropagation learning, and a combination of self-organization and backpropagation (hybrid). The use of these two learning models is intended to compare the level of recognition between them. By changing the method and selecting certain parameters such as the weight and bias initialization method, error function, momentum, learning rate, and the number of hidden layer neurons, the standard backpropagation can be improved. Learning with a hybrid network improves network performance, both convergence and generalization compared to pure batik propagation. However, to use a hybrid network, it is necessary to select several parameter values ​​as selectively as possible, namely the selection of threshold values, rectifiers, learning rates, and momentum. The results of the trial with both learning models show that eigenfaces are a fairly representative way for the extraction and reduction of facial pattern features. By taking eigenfaces that correspond to an eigenvalue of 0.1, with a training and testing pattern ratio of 50%: 50%, the system is able to recognize a group of faces up to above 90%, and recognition can be improved again by increasing the poly training/testing ratio.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Lionnie
"Sistem pengenalan wajah yang menggunakan pendekatan klasik sejauh ini belum dapat memberikan hasil optimal jika dihadapkan pada tantangan oklusi. Tantangan oklusi yang dikaji pada penelitian ini adalah saat wajah menggunakan masker. Jika seseorang menggunakan aplikasi sistem pengenalan wajah dengan harus membuka masker terlebih dahulu di tempat umum tentunya sangat berbahaya untuk keselamatan dan kesehatan semua pihak. Sehingga dibutuhkan sistem pengenalan wajah yang memiliki performa sistem yang tinggi dengan tantangan oklusi masker. Penelitian ini membangun sistem pengenalan wajah bermasker dengan pendekatan holistic dan partial face. Metode ekstraksi fitur yang digunakan adalah penggabungan metode kurvatur yang menggunakan turunan parsial orde satu dan dua dengan metode analitik seperti gray level co-occurrence matrix (GLCM) dan multi-resolution analysis (MRA) seperti transformasi wavelet diskrit (DWT), scale-space (SS) dan wavelet packet transform (WPT). Pada penelitian ini juga ditemukan kriteria baru (keterbaruan penelitian) yang dinamakan curvature best basis (CBB) untuk memilih basis pada algoritma best basis di dalam WPT. Kriteria baru pemilihan basis terbaik bersifat dinamis dan menggunakan nilai tertinggi dari ukuran statistik standar deviasi dari kurvatur rerata pada koefisien wavelet. Basis terbaik bekerja sebagai fitur terekstraksi yang bekerja di dalam sistem pengenalan. Penelitian ini dievaluasi menggunakan dataset RFFMDS v1.0, RFFMDS v2.0 EYB, dan UBIPr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengenalan wajah dengan tantangan oklusi masker berhasil dibangun menggunakan pendekatan holistic dengan akurasi pengenalan sistem sebesar 98,11% dan dengan pendekatan partial face dengan akurasi sebesar 98,80%. Kedua hasil akurasi terbaik ini diperoleh dengan metode curvature best basis. Performa sistem pengenalan yang menggunakan metode curvature best basis dengan pendekatan holistic maupun partial face menunjukkan performa tertinggi dibandingkan dengan performa penelitian sebelumnya.

The face recognition system has not been able to produce satisfactory results when it applies classical approach to handle occlusion problems. This research evaluated masked face as the occlusion problem. If someone wants to use the face recognition system, he or she needs to take off the mask to accurately use the device. This becomes a risk for the safety to all party. The needs to have a stable high performance face recognition system has arisen. This research built the face recognition system with two approaches, holistic approach and partial face approach. The feature extraction method was combination of curvature of the first and second order of partial derivative and analytical methods such as gray level co-occurrence matrix (GLCM) and multi-resolution analysis (MRA) of discrete wavelet transform (DWT), scale-space (SS), and wavelet packet transform (WPT). A new dynamic criterion inside WPT has been proposed using the highest standard deviation from the mean curvature of wavelet coefficients. The single selected best basis works as extracted feature inside recognition system and it is called curvature best basis. The recognition system was evaluated using RFFMDS v1.0, RFFMDS v1.0 EYB, and UBIPr datasets. The results showed that the accuracy of the holistic approach was 98,11% and the accuracy of the partial face approach was 98,80% for the masked face recognition system. Both results derived from the proposed curvature best basis. The recognition system’s performance with curvature best basis overcome the results from previous works."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Habibah Pramesti
"Latar Belakang: Estetika wajah merupakan hal penting yang dapat meningkatkan daya tarik dan kepercayaan diri seseorang. Salah satu indikator estetika wajah adalah profil wajah yang harmonis dan proporsional. Profil wajah merupakan salah satu hal yang pertama kali dilihat oleh ortodontis. Penilaian terhadap hal tersebut bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi. Ortodontis perlu mempertimbangkan parameter dan persepsi pasien dalam melakukan perawatan ortodonti. Tujuan: Memperoleh nilai rerata profil wajah yang masih dikatakan lurus menurut orang awam di Indonesia berdasarkan analisis Legan dan Burstone. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ini adalah orang awam laki-laki dan perempuan yang masing-masing berjumlah 78 orang. Data diuji menggunakan uji Mann-Whitney U. Hasil: Persepsi orang awam terhadap perubahan titik Sn dan Pg’ pada model laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna (p<0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna persepsi orang awam laki-laki terhadap profil wajah model laki-laki dan perempuan dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna persepsi orang awam perempuan terhadap profil wajah model laki-laki dan perempuan dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara persepsi orang awam laki-laki dan perempuan terhadap profil wajah model laki-laki dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara persepsi orang awam laki-laki dan perempuan terhadap profil wajah model perempuan dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Kesimpulan: Rentang rata-rata profil wajah yang dikatakan lurus menurut orang awam di Indonesia berdasarkan analisis Legan dan Burstone adalah 9,23°-14,87° untuk variasi titik Sn dan 8,97°-13,96° untuk variasi titik Pg’.

Background: Facial aesthetics is an important thing that can increase a person's attractiveness and confidence. One key indicator of facial aesthetics is a harmonious and proportional facial profile, which is often the first feature assessed by orthodontists. The assessment of this is subjective and depends on perception. Orthodontists need to consider the patient's parameters and perceptions in performing orthodontic treatments. Objectives: To determine the average range of facial profiles perceived as straight by the laypeople in Indonesia based on Legan and Burstone's analysis. Methods: This study was an observational analytic with a cross-sectional design. The subjects of this study are 78 male and 78 female participants. Data were analyzed using the Mann-Whitney U test. Results: Laypeople’s perception regarding variations in Sn and Pg’ points on male and female facial models showed statistically significant differences (p<0.05). There was no statistically significant differences in male participants' perceptions of male and female facial profiles across Sn and Pg’ variations (p>0.05). There was no statistically significant differences in female participants' perceptions of male and female facial profiles with Sn and Pg’ variations (p>0.05). There was no statistically significant differences between male and female participants' perceptions of male facial profiles with Sn and Pg’ variations (p>0.05), nor of female facial profiles with Sn and Pg’ variations (p>0.05). Conclusion: The average range of facial profiles perceived as straight by the laypeople in Indonesia, based on Legan and Burstone's analysis, is 9.23°-14.87° for Sn variations and 8.97°-13.96° for Pg’ variations."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Researches on computer vision are greatly developed today. The main idea is to make machine be able to recognize an object. One of practical application on computer vission for example is real time face recognition system...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Mukty
"Tugas Akhir ini membahas pengembangan sistem pengenalan wajah yang menggunakan metode Voting. Pada sistem ini digunakan metode Eigenface untuk melakukan ekstraksi ciri wajah, dan metode Jarak Euclidean untuk mengukur tingkat kemiripan antar citra wajah. Berdasarkan hasil pengamatan dari penggunaan metode Eigenface dan Jarak Euclidean tersebut, belum tentu citra wajah yang memiliki Jarak Euclidean terkecil adalah milik subyek yang sama dengan citra wajah input.
Pada tugas akhir ini dikembangkan metode Voting untuk mengolah n-top citra wajah hasil. Melalui metode Voting, setiap citra wajah pada n-top citra wajah hasil akan memberikan kontribusi nilai pada subyek, dan subyek yang memiliki nilai terbesar akan keluar sebagai hasil.

The focus of this study is the development of face recognition system using Voting method. This system use Eigenface method to exctract face feature, and Euclidean Distance method to meassure the similarity level between face images. According to the result of the implementation of Eigenface method and Euclidean Distance method, face image with the smallest Euclidean Distance to face image input is not always represent the same subject.
In this study Voting method is developed to process n-top face image result. In Voting method, every face image on n-top face image result will give added value for subject, and the subject with the biggest value will becoming the result."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Arti
"Sistem pengenalan wajah dapat memberikan hasil yang tepat pada kondisi wajah normal, tetapi dalam lingkungan yang tidak dibatasi menyebabkan hasil pengenalan wajah menjadi tidak akurat, baik pada verifikasi maupun identifikasi. Salah satu masalah yang sering ditemui dalam sistem pengenalan wajah dan terkait dengan sifat intra-class variance pada wajah adalah pose. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengenalan wajah berdasarkan pose invariant dengan mengimplementasikan Spatial Transformer Netwok (STN) pada arsitektur jaringan ringan MobileFaceNet. STN digunakan sebagai metode penyelarasan wajah untuk menangani variasi pose pada citra input. Berdasarkan evaluasi model, model Single-STN MobileFaceNet memberikan akurasi, AUC dan EER berturut-turut 73.64%, 82.18%, dan 0.2636. Kenaikannya sebesar 1.21% untuk akurasi, 1.56% untuk AUC dan untuk EER turun sebesar 0.0121 dari model Baseline. Penambahan STN pada jaringan ringan MobileFaceNet mempengaruhi hasil verifikasi wajah, tetapi kurang signifikan. Akan tetapi, berdasarkan hasil uji signifikansi McNemar, tidak ada perbedaan yang signifikan dengan adanya metode penyelarasan wajah STN pada model Single-STN MobileFaceNet. Terdapat beberapa kasus pose yang tidak dapat ditangani dengan baik oleh model, seperti pose menengadah atau menengok ke kanan/kiri. Berdasarkan evaluasi robustness model, nilai akurasi, AUC dan EER yang dihasilkan model Single-STN MobileFaceNet berturut-turut 96.86%, 98.51%, 0.0314. Model Single-STN MobileFaceNet termasuk model yang memiliki kinerja baik dalam pengenalan wajah, model mampu membedakan pasangan citra match dan non-match dengan baik pada dataset CFP

The face recognition system can give precise results in normal facial conditions, but in an unconstrained environment it can result inaccurate face recognition, both in verification and identification. One of the problems that are often encountered in face recognition system and related to intra-class variance on the face is pose. This study aims to perform face recognition based on pose invariant by implementing Spatial Transformer Netwok (STN) on MobileFaceNet lightweight network architecture. STN is used as a face alignment method to handle pose variations in the input image. Based on the evaluation of the model, the Single-STN MobileFaceNet model provides accuracy, AUC and EER of 73.64%, 82.18%, and 0.2636, respectively. The increase is 1.21% for accuracy, 1.56% for AUC and for EER it is down by 0.0121 from the Baseline model. The addition of STN to the MobileFaceNet lightweight network affects the face verification results, but is less significant. However, based on the results of the McNemar significance test, there is no significant difference with the STN face alignment method in the Single-STN MobileFaceNet model. There are some cases of poses that cannot be handled well by the model, such as looking up or looking to the right/left. Based on the evaluation of the robustness of the model, the values ​​of accuracy, AUC and EER generated by the Single-STN MobileFaceNet model are 96.86%, 98.51%, 0.0314, respectively. The Single-STN MobileFaceNet model includes a model that has good performance in face recognition. This model is able to distinguish match and non-match image well on the CFP dataset."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sepritahara
"Sistem pengenalan wajah manusia merupakan salah satu bidang yang cukup berkembang dewasa ini, dimana aplikasi dapat diterapkan dalam bidang keamanan (security system) seperti ijin akses masuk ruangan, pengawasan lokasi (surveillance), maupun pencarian identitas individu pada database kepolisian. Tujuan Penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk membangun sebuah perangkat lunak pengenalan citra wajah manusia menggunakan metode Hidden
Markov Models (HMM) dengan input database Pain Ekspression Subset dan database Hasil Foto Sendiri dengan memanfaatkan aplikasi GUI. Hasil pengujian sistem menunjukkan bahwa sistem pengenalan wajah (face recognition) membandingkan percobaan pengenalan sesuai dengan codebook (32, 64,128, 256) dan iterasi (5, 10). Sistem pengenalan wajah manusia menggunakan metode Hidden Markov Models (HMM) mencapai tingkat akurasi pengenalan sebesar
84,28%, dengan database 70 gambar yang terdiri dari 10 individu dengan masing-masing individu memiliki 7 variasi ekspresi yang berbeda.

ABSTRACT
Human face recognition system is one area that is developing now, where applications can be applied in the field of security (security system) such as permit access into the room, monitoring locations (surveillance), or search for individual identity in the police database. Purpose of this final report is to build a software image of human face recognition using Hidden Markov Models method (HMM) with input Pain Ekspression Subset database and Image itself database applications of GUI. Test results show that the system of face recognition systems
trial comparing the introduction according to the codebook (32, 64.128, 256) and iteration (5, 10). Human face recognition system using Hidden Markov Models (HMM) reached the level of recognition accuracy of 84,28%, with 70 database that consists of 10 individuals with each individual has 7 variations of expressions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1373
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kushi, Michio
Jakarta: Arcan , 1998
612.92 KUS yt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Agastya Tarumawijaya
"

Berbagai metode pengembangan rekognisi citra wajah telah banyak dilakukan, berbagai metode seperti Deep Learning, Multilayer Perceptron sudah dilakukan. Metode Convolutional Neural Network juga sudah banyak dikembangkan untuk melakukan klasifikasi citra seperti rekognisi jenis bunga, hewan, hingga pendeteksian kecacatan sel. Convolutional Neural Network diharapkan mampu melakukan rekognisi citra wajah secara tiga dimensi. Operasi konvolusi sebagai bagian ekstraksi fitur pada Convolutional Neural Network, diharapkan dapat membantu bagian klasifikasi untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik. Rekognisi citra wajah secara tiga dimensi ini sangat dibutuhkan, karena ketika kita ingin mendeteksi seseorang tanpa diketahui orang tersebut, maka dengan berbagai macam sudut hadap wajahnya sistem harus dapat mengidentifikasi orang tersebut. Untuk penelitian kali ini saya akan menggunakan dataset gambar wajah tiga dimensi yang akan digunakan sebagai klasifikasi parameter biometrik seseorang. Pada penelitian ini akan menganalisa tiap-tiap lapisan pada Convolutional Neural Network, serta melakukan perbandingan dengan Backpropagation Neural Network. Dan juga akan melakukan analisa dengan menggunakan citra wajah berderau.


Various methods of developing facial image recognition have been carried out, various methods such as Deep Learning and Radial Basis Function Neural Network have been carried out. Convolutional Neural Network methods have also been developed to carry out image classifications such as recognition of types of flowers, animals, and detection of cell defects. Convolutional Neural Network is expected to be able to recognize facial images in three dimensions. Convolution operations as a feature extraction part of the Convolutional Neural Network are expected to help the classification section to do their job better. Three-dimensional face image recognition is needed, because when we want to detect someone without knowing by the person, then with a variety of face angles, the system must be able to identify that person. For this research I will use a three-dimensional face image dataset that will be used as a classification of a persons biometric parameters. In this study, we will analyze each layer in the Convolutional Neural Network, do a comparison with Backpropagation Neural Network. And also will do the analysis by using a noisy face image.

"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Diah Kusumaningrum
"ABSTRAK
Deteksi dan pengenalan wajah merupakan salah satu pengolah citra yang dapat digunakan untuk surveillance pada UAV. Namun kasus pengenalan wajah dan deteksi wajah ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit dilakukan karena komputer harus dapat melakukan lokalisasi wajah dengan baik kemudian melakukan klasifikasi wajah. Tesis ini membahas penelitian metode deep learning yaitu deteksi wajah dengan menggunakan metode RCNN dan pengenalan wajah dengan menggunakan metode CNN. Eksperimen dengan menggunakan variasi sudut wajah dan jarak wajah terhadap kamera dilakukan untuk mengamati pengaruh parameter terhadap performa model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model RCNN dengan menggunakan satu wajah subjek dapat digunakan untuk melakukan deteksi wajah pada subjek dengan recognition rate sebesar 74% pada parameter IoU > 0.5. Nilai recognition rate pada sistem terintegrasi deteksi dan
pengenalan wajah sangat tergantung dari hasil prediksi area wajah yang dihasilkan dari model RCNN. Percobaan membuktikan bahwa jarak subjek kamera mempengaruhi recognition rate dari model deteksi wajah.

ABSTRACT
Face detection and recognition is an image processor that can be used for surveillance on UAVs. However, the case of face recognition and face detection is a very difficult job to do because the computer must be able to do localization of the face well then do face classification. This thesis discusses the research of deep learning methods, namely face detection using the RCNN method and face recognition using the CNN method. Experiments using variations in face angle and face distance to the camera were conducted to observe the effect of parameters on the performance of the model. The results showed that the RCNN model using one subject's face could be used to detect faces on subjects with a recognition rate of 74% on the IoU parameter > 0.5. The value of recognition rate in the integrated detection and face recognition system is highly dependent on the results of the prediction of face areas generated from the RCNN model. Experiments prove that the distance of the camera subject affects the recognition rate of the face detection model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>