Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfanny Anwar
"ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan program D III Gizi, selain memperbaiki manajemen institusi pendidikan, juga perlu diketahui hal-hal lain yang berhubungan dengan mutu, antara lain karakteristik lulusan (jenis kelamin, status mahasiswa, status perkawinan, hasil ujian masuk, umur, cara belajar, dana, tempat tinggal, NEM, minat dan persepsi lulusan terhadap proses belajar mengajar). Dalam penelitian ini dilihat hubungan antara karakteristik lulusan dengan penguasaan pengetahuan gizi standar (mutu dari aspek kognitif) berdasarkan kemampuan lulusan menjawab pertanyaan-pertanyaan pengetahuan dimana pertanyaan yang diajukan adalah hal-hal standar yang hendaknya dikuasai oleh seorang ahli gizi.
Disain penelitian merupakan survei dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian adalah di DKI Jakarta dan Jawa Barat meliputi 3 institusi DIII Gizi yang terdiri dari 2 institusi D III Gizi Negeri dan 1 institusi D III Gizi swasta, dengan total populasi 212 orang dan sampel sebanyak 150 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden sedangkan data sekunder yang diperlukan diperoleh dari masing-masing institusi dan Pusdiknakes.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguaaaan pengetahuan gizi lulusan adalah 59.67 (nilai mutu D), sedangkan bila dilihat berdasarkan institusi, maka lulusan DIII negeri mempunyai rata rata yang lebih baik (61.36 atau nilai mutu C) dibanding D III Gizi swasta (49.89 atau nilai mutu E).
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bemakna (p<0.05) antara penguasaan pengetahuan gizi standar dengan jenis kelamin (laki-laki 62.61, perempuan 58.21), hasil ujian masuk (calon utama 63.47, calon cadangan 52.93), cara belajar (belajar teratur sesuai sistem SKS 66.15, belajar tidak teratur 53.54), NEM (semakin tinggi NEM, semakin tinggi skor mutu lulusan dengan r = 0.688), persepsi terhadap proses belajar mengajar (semakin tinggi nilai persepsi, semakin tinggi skor mutu lulusan, dengan r = 0.642). dan status institusi (institusi negeri institusi 63.66, dan institusi swasta 49.89 )
Dari analisis multivariat terlihat adanya hubungan bermakna antara penguasaan pengetahuan gizi dengan lima variabel bebas, masing-masing ( diurut sesuai keeratan hubungan) adalah cara belajar, status institusi, hasil ujian mosaic, persepsi terhadap proses belajar mengajar , dan NEM.
Disimpulkan bahwa kelima variabel tersebut dapat menjelaskan variabilitas nilai penguasaan gizi standar sebesar 75.3 %, sehingga perlu mendapat perhatian dalam usaha menghasilkan lulusan yang bermutu Sedangkan saran untuk perbaikan diberikan pada institusi D III Gizi, Pusdiknakes DepKes RI dan peneliti lain.

Relationship Between Characteristics Of D III Gizi Graduates in DKI Jakarta and West Java 1998 and The Mastering of Basic Nutrition Knowledge
To increase the quality of D III Gizi graduates, besides improving the management of the institutions it is important to know the other problems inparticular the student characteristics. This research aims to examine the relationship between students' characteristic and the quality of graduates which is measured through the score of the mastering basic nutrition knowledge, i.e from their answers to the questions on the standard knowledge about matters that they have to know as a nutritionist.
The research design is a cross sectional survey. It is carried out in 3 institutions of DIII Gizi i_e in DKI Jakarta and West Java with the total population of 212 students and the number sampel of 150 students. The collection of primary data is conducted by distributing questionaires to the respondents, while other data are taken from the respective institutions and Pusdiknakes.
From the univariat analysis it reveals that the mean score of the mastering basic nutrition knowledge is 59.67 (D). The comparison between government and private institusion showed that the government intitusion gets higher score than the private institusion. The mean score in the government institusion is 63.66 (C) while the mean score in private institusion is 49.89 (E).
The result of bivariate analysis showed that variables which have significant relationship with the mastering basic nutrition knowledge are sex, admission test, method of study, NEM, perception of learning and teaching process, and institution status ( with the value of p < 0.05). The different mean score is caused by sex ( male students 62.61 and female students 58.21 ), admission test (prime candidate 63.47 and reserve candidate 52.93), method of study ( good method of study 66.15 and bad method of study 53.54), NEM ( r 0.633), the perception of' learning and teaching process ( r = 0.642), and institution status ( government institution 63.66 and private institution 49.89).
The multivariate analysis shows that five variables are proved to be significantly related with mastering basic nutrition knowledge. They are method of study, institution status, admission test, perception of learning and teaching process, and NEM.
It is concluded that five variabels give contribution of 75.3 % to increase the mastering basic nutrition knowledge, and have to be considered in the efforts to produce the high quality graduates. It is suggested that to improve the basic knowledge of the students of D III Gizi some measures should be taken by teaching institutions, Pusdiknakes DepKes RI and also interested researchers.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pemberton, Cynthia Lee A.
"This book chronicles the lived experience/educational journeys of women who found themselves moving forward together pursuing doctoral degrees in educational leadership. Grounded in the realities of women’s lives these inspirational first-person narratives have the potential to raise awareness regarding women’s socialization, expectations, and the role interpersonal and community connections play in the lived female experience. "
Rotterdam: Sense, 2012
e20400071
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 199.
158.7 LAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vary Prameswari
"Kenaikan angka turnover pada Generasi Y dibandingkan generasi sebelumnya menjadi perhatian bagi perusahaan.Work values terbukti secara teoritis memiliki hubungan dengan turnover karyawan (Steers danMowday, dalam Lyons 2004). Saat ini Generasi X dan Generasi Y adalah kelompok yang mendominasi ketenagakerjaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan work values antara Generasi X dan Generasi Y, mengingat setiap generasi memiliki nilai-nilai tertentu. Work values terdiri dari tiga dimensi yaitu kognitif, instrumental, dan afektif.
Teknik analisis penelitian ini adalah dengan independent sample t-test. Sampel penelitian ini adalah karyawan Generasi X dan Generasi Y. Total responden berjumlah 273 (Generasi X = 105; Generasi Y=168). Alat ukur yang digunakan adalah Work Values Questionnaire(WVQ) (Elizur et al., 1991). Hasil ditemukan dimensi kognitif berbeda signifikan antara Generasi X dan Generasi Y dan dimensi instrumental dan afektif tidak berbeda signifikan dan afektif antara Generasi X dan Generasi Y.

The increase in turnover among Generation Y as compared to the previous generations caught the attention of companies. Work values was proven theoretically to have a correlation with employee turnover ( Steers dan Mowday, in Lyons 2004). Concurrently Generation X and Generation Y dominates the workforce. This research purposed to identify work values differences among Generation X and Generation Y, with regards to each of them having distinct characteristics. Work values consists of three dimension which are cognitive, instrumental and affective.
This research used independent sample t-test to analyze the data. The sample were Generation X dan Generation Y employees. The total respondents in this study were 273 whereby 105 of them were Generation X and the remaining 168 were Generation Y. Data was collected using the Work Values Questionnaires developed by Elizur et al. (1991). The results concluded that there is a significant difference in cognitive dimension among Generation X and Generation Y. However, it was found that there was no significant difference between the instrumental dimension and affective dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"ABSTRAK
Aktivitas pengambilan keputusan hampir setiap saat kita lakukan ketika
kita dihadapkan pada suatu masalah atau alternatif pilihan. Untuk situasi
keputusan yang sifatnya kurang penting dan rutin sehari-sehari, kita dapat
menentukan alternatif melalui judgment yang sederhana. Namun untuk situasisituasi
yang memiliki kompleksitas lebih tinggi dan sifatnya jangka panjang,
seperti memilih jurusan dalam pendidikan atau menentukan bidang pekerjaan
dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis agar diperoleh hasil optimal.
Carrel dkk.(1992), Hom & Griffeth (2001), Harvey & Stalker (2002)
menyatakan bahwa keputusan individu untuk pindah kerja (turnover) merupakan
suatu proses yang kompleks. Penyebab-penyebab yang mendasari keputusan
pindah kerja ini melibatkan faktor internal dan eksternal. Mobley (1982),
mengelompokkan faktor-faktor penentu dari pindah kerja ke dalam 4 faktor
umum, yaitu: faktor ekonomi eksternal, faktor keorganisasian, faktor individual
yang berkaitan dengan pekerjaan, dan faktor individual yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan. Dalam pandangan Mobley (1982) keputusan pindah kerja
merupakan hasil dari rangkaian proses kognitif dimana faktor ketidakpuasan
terhadap pekerjaan turut menentukan keputusan individu untuk pindah kerja. Ia
mengembangkan model teoritis dari proses pengambilan keputusan pindah kerja
yang tersusun dalam tahapan-tahapan. Model teoritis ini mengasumsikan bahwa
individu secara rasional mengikuti proses (tahapan-tahapan) yang berurutan ketika
mereka memutuskan pindah kerja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
faktor-faktor yang dipertimbangkan individu dalam memutuskan pindah kerja,
proses (tahap-tahap) yang dilalui individu dalam pengambilan keputusan pindah
kerja, dan hasil pengambilan keputusan pindah keija, Peneliti menggabungkan 2
pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel
penelitian ini adalah karyawan dari perusahaan yang pernah melakukan pindah kerja, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Occidental sampling.
Jumlah sampel penelitian kuantitatif sebanyak 40 orang, sementara itu untuk
penelitian kualitatif 3 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Kuesioner penelitian
terdiri dari 3 bagian, yaitu: bagian A, mengukur faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam memutuskan pindah kerja; bagian B, mengukur tahaptahap
pengambilan keputusan pindah kerja, dan bagian C yang mengukur hasil
pengambilan keputusan pindah kerja. Untuk mengukur tahap kepuasan kerja,
digunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) di kuesioner bagian BI.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor keorganisasian menjadi
pertimbangan pertama dalam memutuskan pindah kerja, disusul dengan faktor
ekonomi eksternal, faktor individual yang berkaitan dengan pekerjaan, dan faktor
individual yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Terdapat 55,0% subyek yang
cenderung melalui tahap-tahap pengambilan keputusan pindah kerja yang rasional
sesuai dengan model teori Mobley (1977). Saat bekeija di perusahaan yang
terakhir, mayoritas subyek mengalami kepuasan kerja yang rendah terhadap aspek
ekstrinsik dari pekerjaan. Sementara itu terhadap pekerjaan secara menyeluruh
dan aspek intrinsik dari pekerjaan, tingkat kepuasan keija subyek tergolong
sedang. Ketidakpuasan ini bagi 80% subyek cenderung menimbulkan pikiran
untuk pindah kerja. Terdapat 75% subyek yang cenderung mencari pekerjaan
alternatif saat memutuskan pindah kerja dan 85% subyek cenderung mengevaluasi
pekerjaan alternatif ketika mengambil keputusan pindah kerja. Sementara itu,
subyek yang cenderung membandingkan pekerjaan alternatif dengan pekerjaannya
yang terakhir sebanyak 82,5%. Keputusan pindah kerja yang telah dilakukan
subyek menghasilkan keputusan yang memuaskan. Artinya keputusan pindah
kerja dari perusahaan terakhir ke perusahaan alternatif memberikan hasil yang
cenderung cukup tepat, cukup sesuai dengan harapan, cukup benar dan cukup
menguntungkan bagi subyek penelitian.
Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa 3 subyek melalui proses-proses,
dan rentang waktu yang berbeda dalam mengambil keputusan pindah kerja. Dua
subyek cenderung rasional saat memutuskan pindah kerja dengan melalui tahaptahap
model pengambilan keputusan pindah kerja Mobley (1977). Sementara itu 1
subyek cenderung tidak melalui. Ketiga subyek mengalami ketidakpuasan
terhadap pekerjaan saat bekerja di perusahaan terakhir, namun ketiganya
mempunyai intensitas yang berbeda untuk melakukan pindah kerja. Keputusan
pindah kerja pada subyek yang tidak melalui tahap-tahap pindah kerja dari
Mobley (1997), menghasilkan keputusan yang kurang optimal. Sementara itu,
bagi 2 subyek yang melalui, keputusan pindah kerja ke perusahaan alternatif
menghasilkan keputusan yang memuaskan,
Untuk memperoleh hasil optimal dalam mengambil keputusan pindah
kerja, disarankan individu melalui prosedur-prosedur yang lebih rasional yaitu
dengan mengumpulkan informasi yang relevan, mempertimbangkan faktor-faktor
yang berkaitan, serta menilai dan membandingkan keuntungan-keuntungan
maupun kerugian-kerugian dari setiap aspek pekerjaan."
2004
S3322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlinda Priyono
"Pendidikan Tenaga Kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu, mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, peningkatan dan pembaharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat secara optimal.
Politeknik Kesehatan Jurusan Gizi mendidik mahasiswa dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu di bidang Gizi sesuai dengan fungsi dan kompetensinya.
Salah satu upaya peningkatan ketrarnpilan dapat dilakukan dengan memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa melalui latihan kerja yang disebut dengan Praktek Kerja Lapangan. Praktek Kerja Lapangan dapat digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan, sehingga pendidikan kesehatan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap Koordinator I, Ketua Penyelenggara Praktek Kerja Lapangan, Dosen Pengajar dan Supervisor, sedangkan terhadap mahasiswa dilakukan dengan Diskusi Kelompok Terarah.
Hasil penelitian Input, Proses dan Output menunjukkan bahwa Praktek Kerja Lapangan belum dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Praktek Kerja Lapangan yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Pengalaman belajar dilahan praktek harus diorganisasikan dan dinilai sehingga hubungan dan kesinambungan antara pengalaman belajar di ruang kuliah dan di tempat Praktek Kerja Lapangan terlaksana, sehingga PKL menjadi efektif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Lokasi PKL yang dilaksanakan di luar Propinsi menyebabkan biaya dibebankan tinggi pada mahasiswa, jika PKL dilakukan didalam Propinsi biaya dapat lebih diefisienkan.
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Institusi belum di evaluasi, keterlibatan staf pendidikan dalam pelaksanaan perencanaan Praktek Kerja Lapangan belum dilibatkan secara optimal.

Education for human resources in health sector is being provided to-obtain qualified human resources in health sector, improve their capability to make changes and development, as well as to improve the public health services.
Department of Nutrition at Polytechnics for Health in Palembang provide the education for their students in order to improve the health service especially in nutrition sector, based on their expected functions and competences.
One of the efforts to enhance the skill of the students, is by giving them the work experiences which is called field work. Field work can be used as information media for education sector, so that education of health can improve the human resources according to needs of society.
The study had been done using a qualitative approach, by interviewing The Coordinator Education I, Head of field work, Lecturer and Supervisors, while the observation to the students was held by conducting a Group Discussion.
Research result of input, process and output indicated that the field work had not been done based on manual of field work developed by The Center Of Health Man Power Education, Ministry of Health.
The work experiences in the work field had been organized and evaluated to achieve the relationship and continuity between learning activities at campus and doing the field work outside the campus, so that the field work could be effective to reach the aim. The field work's location outside the province of South Sumatera seems to be too costly for the students. Undertaking the field work in the province could be considered as an alternative to increase the efficiency.
We conclude that the field work provided by the institutions, had not been evaluated, the involvement of education staff in the work field planning had also not been entangled yet.
References : 41 ( 1994-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmina Kamalia N.
"Tesis ini membahas beban kerja dan kebutuhan tenaga verifikator klaim kontrak di Unit Penyelenggara Jamkesda Pemerintah Daerah DKI Jakarta Tahun 2012 dengan melakukan observasi dan data klaim rumah sakit tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif dan cross sectional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Metode Ilyas yaitu dengan pendekatan demand, dimana metode ini menghitung beban kerja yang harus dikerjakan atas dasar permintaan untuk menghasilkan unit produksi atau jasa per waktu yang dibutuhkan.
Hasil penelitian ini adalah beban kerja tenaga verifikator klaim adalah 132 jam/unit/hari, sedangkan kebutuhan tenaga sebanyak 23 orang/hari. Hasil penelitian menyarankan bahwa Unit Penyelenggara Jamkesda Propinsi DKI Jakarta perlu menambah tenaga verifikator klaim; meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam verifikasi klaim; menggunakan teknologi dan sistem informasi; dan menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dalam proses verifikasi klaim.

The focus of this study is to analysis of workload and to count of contract staff needed claim verification on Health Insurance Administration Unit of The Government DKI Jakarta Province in 2012. The purpose of this study is to know how much the workload, staff needed, and the barrier factors of claim verification. Knowing this will help the administration unit to identify changes that should be made to improve the quality services. This research is qualitative and quantitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep interview and use claim data. The method used in this study using the Ilyas?s Method which is a demand approach, where the method is to calculate the workload to be done on the basis of a request for production or services produced per unit of time is needed.
The result of this study is the workload of verifier claim personnel is 132hours/unit/day, while the staff needed is 23person/day. The researcher suggests that The Health Insurance Administration Unit should add the verifier claim staff; improve the knowledge and the skill of verifier claim staff; use the technology and information system; and administer Standard Operational Procedure (SOP) in the process of verification of claims.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31115
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heny D. Mayawati
"Stres terjadi pada hampir semua pekerja, baik tingkat pimpinan maupun pelaksana. Tempat kerja yang lingkungannya tidak baik, sangat potensial untuk menimbulkan stres bagi karyawannya. Slres di Iingkungan kerja memang tidak dapat dihindarkan, yang dapat dilakukan adaiah bagaimana mengclola, mengatasi atau menoegah tenjadinya stres tersebut sehingga tidak mengganggu pekerjaan. Untuk dapat mengelola dan mengatasi stres, perlu dilakukan identifikasi terhadap sumber atau penyebab stres atau stressor. Maka dalam penelitian ini ditujukan untuk mengctahui pengamh strcsor faktor fisik di lingkungan kerja terhadap stres kezja. Tujuan penelitian ini untuk diketahuinya hubungan Pajanan faktor Hsika di Iingkungan kerja dengan stnes kerja pada karyawan di bagian Spining PT. SCTI. Populasi penclitian ini meliputi karyawan di PT. SCTI, dan sebagai sampel yaitu karyawan yang bekenja di bagian spinning PT. SCTI dengan masa keja kurang dari 6 bulan dan berumur lebih dari 20 tahun berjumlah 95 responden, sampel diambil secara .Sjrsrem Random Sampling (SRS). Rancangan desain studi yaitu cross-sectional dengan menggunakan deskriptif analitik. Data diambil dengan 2 (dua) cara yaitu melakukan pengukuran dan wawancara dengan kuesioner. Analisa data pada penelitian ini menggunakan program analisis yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini adalah Prevalensi stres kerja 64,7 %, Pajanan intensitas kebisingan lebih dari 90 dB berhubungan bermakna dengan stress kerja dan tidak menggunakan Alat Pelindung telinga berhubungan bermakna terhadap pcningkatau stres keda. Model akhir regresi Iogistik ganda menunjukkan kebisingan Iebih dari 90 dB mempunyai potensi 4 (empat kali) terhadap kejadian stres kerja dan tenaga kelja yang tidak menggunakan alat pelindung telinga mempunyai potensi 2 (dua kali) terhadap kejadian stres kenja. Simpulan dari penelitian ini adalah, pekerja yang terpajan kebisingan lebih berisiko terhadap stress kerja dari pada yang terpajan panas maupun yang pencahayaan di tempat kerjanya kurang. Penggunaan Alat Pelindung Telinga mampu mengurangi stres keja akibat kebisingan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membanw perusahaan untuk mengambil kebiiakan terutama bidang kesehatan kerja, khususnya penyediaan sarana penunjang lingkungan kexja yang nyaman dan aman sehingga mampu mengurangi dampak akibat pajanzm faktor fisika di lingkungan kelja, memberikan masukan kepada pemerintah terutama pengaruh pajanan kebisingan, pencahayaan dan iklim kerja panas bagi tenaga kerja sehingga dapat digunakan sebagai tambahan acuan dalam penyusunan program perlindungan terhadap tenaga kerja dan pengawasan pelaksanaan peraturan perundangan ketenagakerjaan.

Stress has occurred almost in all workers, from executive level to administrative level. A work place having unstable environment may be potential to cause stress for its workers. Stress occurred in a work environment indeed cannot be avoided, something that can be done is how to manage, cope with or avoid stress in order not to impinge on any work. To manage and cope with such stress, it requires the identification of stress sources or causes or stressor. ln this research, it is aimed at the knowledge of stressor effect to physical factors in the work environment towards the work stress. The intention of this research is to know the existence of Physical Factors Exposure relation in the work environment with occupational sttrw to the workers of Spinning division at PT. SCTI. The population of this research involves workers of PT. SCH, and the samples are workers of Spinning division, PT. SCTI. The respondents totaled ninety-five must have worked more than six (6) months and be more than twenty (20) years of age. Samples were drawn by System Random Sampling (SRS). The study design is cross-sectional by means of analytic description. Data was gathered by two methods, viz. carrying out measurement and interview by questionnaires. Data analysis to this research used analysis program existing in Faculty of Publich Health The results of research are as follows Prevalence stress at work 64,7 %, the noise intensity of more than 90 dB is in significant relation with work stress and the use of car Protective Equipment is in significant relation with the reduction in work stress. The latest model of double logistic regression indicating the noise of more than 90 dB has a four-time potency to work stress and workers who do not use ear protectors have a two- time potency to work stress. The conclusion of this research is workers exposed by noise have more work stress risks than that exposed by heat and less illumination. The use of Ear Protective Equipment is able to reduce work stress caused by noise. The result of this research can aid the company to take a policy in the field of work health, especially providing the support equipments for comfortable and peace working environment, therefore it can decrease the impact of exposure effect on physical factor at work environment, to give input to the govemment mainly the influence of noise exposure, shining and heat for the workers, then it can be used as the additional reference in arranging the protection program towards the workers and inspecting the performance of the rules and regulation of the workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Fokus penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi remaja. Pada usia remaja, kawan memiliki peran penting terhadap kehidupan remaja. Populasi penelitian yang dipilih yaitu alumni siswa-siswi SMAN 38 Jakarta lulusan tahun 2011 dengan sampel sebanyak 73 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi dengan korelasi keeratan sedang.

This research is a quantitative research with descriptive design. This research focus on how the relationship between peer social support with adolescent achievement motivation. At the age of adolescent, peers have major role on their lives. This study population are students who recently graduated from SMAN 38 Jakarta which graduated in 2011. Sample of this research is 73 respondents. The results showed that there is a positive correlation between peer social support with achievement motivation with correlation strength is moderate."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>