Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iih Supiasih
"IRIN Utama RSUP Persahabatan merupakan tempat pelayanan rawat inap bagi pasien mampu, diharapkan dapat menjadi unit revenue yang potensial, dengan meningkatkan pendapatan melalui peningkatan jumlah pasien. Untuk itu perlu dilakukan analisis guna menentukan strategi pengembangan bisnis yang sesuai dan dapat diterapkan di IRIN Utama.
Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan langsung, pengumpulan data sekunder, mengadakan wawancara mendalam dan group diskusi, serta mengidentifikasi faktor-faktor eksternal & internal, sehingga diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi kegiatan yang ada di IRIN Utama,?(Abstrak tidak lengkap ter-scan).

Analyze of Situation on Determining Business Strategic Development in Overnight First Installation at RSUP Persahabatan, 2000Overnight First Installation on RSUP Persahabatan as overnight service place for wealthy patient, hopefully able to be potential revenues center with increasing the hospital income by increasing number of patient.
As an effort to get that, the situation analyze to determine a suitable business development strategy and able to implement on Overnight First Installation will be necessary to do.
This research done by direct research, collected secondary data, interview, discussion group and identified external & internal factor to see the strength, weakness, opportunity and also threat that could influence the activity at Overnight First Installation.
The result of this research shows position of Overnight First Installation could be known by TOWS Matrix and IE Matrix on Internal fix-it quadrant and cell V (Hold & Maintain), and also appropriate strategy is internal strength strategy and product development. And also by QSPM Matrix, related strategy order known by developing appropriate business.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minah Sukri
"Pada era transisi otonomi yang sedang terjadi pada saat ini, perusahaan-perusahaan termasuk organisasi rumah sakit di Indonesia juga mengalami tantangan yang cukup besar. Rumah Sakit pemerintah perlu melakukan berbagai perubahan untuk menyesuaikan organisasinya sehingga dapat bertahan hidup dan bersaing.
Beban pembiayaan pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit semakin meningkat dengan adanya krisis ekonomi. Rumah sakit harus mencari peluang untuk meningkatkan penerimaan dari masyarakat golongan ekonomi atas. Salah satu jalan keluar dengan mengembangkan perencanaan strategik ruang paviliun RSUD.Prof.DR.WZ.Johanes Kupang yang merupakan tempat pelayanan rawat inap bagi pasien mampu. Oleh karena itu diperlukan analisis strategi pengembangan di instalasi tersebut.
Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan langsung, pengumpulan data sekunder, mengadakan wawancara mendalam dan Consensus Decision Making Group (CDMG). Analisis penelitan dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi ruang paviliun dengan menggunakan alat formulasi strategi berupa matrik Internal-Eksternal, dan matrik BCG.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa matrik IE berada pada kuadran V (Hold & Maintain) dan Matrik BCG pada kuadran Stars serta Matching alternatif strategi yang dianjurkan ke dua matrik menunjukkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Perumusan strategi pengembangan terhadap ruang paviliun RSUD Prof.DR.WZ. Johannes Kupang didapatkan dengan matrik QSPM yaitu pengembangan poduk.

Analyze of Situation on Determining Strategic Development in Overnight Paviliun Instalation at RSUD.Prof.DR.WZ.Johannes Kupang, 2001At the moment, mostly companies including hospitals in Indonesia have to face a great challenge. Government hospital need to make changes so that can survive and competitive.
The cost of health care especially hospitals have increased due to the current economic crisis. Hospitals have to get a chance to increase the revenue from more affordable patient. One of the solutions is to develop strategic planning for Paviliun room at RSUD Prof.DR.WZ.Johanes which its target market is for more affordable patient. Hence we need to analyze develop strategic for those installation.
This research done by direct research, collected secondary data, interview, Consensus Decision Making Group (CDMG). Analyzing external and internal factor of paviliun room using strategic formulation such as Internal-External matrix and BCG matrix.
The result has shown us that the hospital position using IE matrix is on quadrant V (Hold & Maintain) and by Matrix BCG is at Stars and the result of matching alternative strategic for both matrix is market penetration and development product.
Strategic formulation for development of overnight Paviliun instalation RSUD Prof DR WZ Johannes Kupang QSPM matrix is product development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 7835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhtar Ikhsan
"Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan kunjungan di Poliklinik Khusus
RSUP Persahabatan maka perlu dilakukan analisis situasi guna pengembangan strategi
bisnis.
Dilakukan penelitian melalui tiga tahap yaitu:
l. lnput Stage melalui proses identifikasi External Factor Evaluation (EFA) dan
Internal Factor Evaluation (IFE)
2. Matching Stage dengan m enggunakan tool SWOT matrix Internal-External
Matrix.
3. Decision Stage dengan Grand Strategy.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan data sekunder, mengidentifikasi
berbagai faktor eksternal dan internal melalui wawancara mendalam serta CDMG
(Concensus Decision Making Group). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Poliklinik
Khusus RSUP Persahabatan mempunyai posisi pada sel V dan kuadran lnternal Fix-it.
Sedangkan sebagai SBU, pada saat ini belum mencapai break even point.
Guna tercapainya visi dan misi Poliklinik Khusus RSUP Persahabatan perlu
melakukan Strategi Penguatan (Enhancement) dan Pengembangan Produk (Product
Deveiopment).

Abstract
In order to increase the service quality and visit number in Spesial Polyclinic of
Persahabatan Hospital, it is necessary to make situational analysis to develop the bussines
planning.
Study has been done through three steps :
l. The input stage using of External Factors Evaluation (EFE) and lnternal Factors
Evaluation (IFE)
2. The matching stage using TOWS Matrix and Internal-External Matrix.
3. The Decision Stage using Grand Strategy
Data collecting has been done using observation of secondary data, indepth interview
and Concensus Group Decision Making.
The result of this study are : By using Internal-External Matrix is in Internal Fix-it
Quadran and by using TOWS matrix is in V cell means Hold and Maintain. As a
Strategic Business Unit until now is still not gain the break even point.
To get the vision and mision it is suggested for Special Polyclinic to perform strategy
using Enhancement and Product Development."
2001
T3123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Desy N.
"Sesuai surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 861/Menkes/VI/2005 tanggal 16 Juni 2005, Rumah sakit Persahabatan merupakan salah satu rumah sakit yang beralih statusnya menjadi PPK-BLU (Pola Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan.
Maka pengelolaan Rumah Sakit Pemerintah akan mengarah kepada operasional pelayanan secara mandiri dan otonom. Dengan adanya issue kemandirian, Rumah sakit terus didorong untuk melakukan upaya pembenahan dan peningkatan kinerja di setiap unitnya. Untuk dapat mengukur kinerja pada setiap instalasi di Rumah sakit, diperlukan suatu tolok ukur yang tidak hanya bertumpu pada aspek keuangan, tetapi juga non keuangan. Balanced Scorecard merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur secara seimbang aspek keuangan dan non keuangan secara terintegrasi melalui 4 (empat) perspektif, yaitu: pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan, keuangan, dan proses bisnis internal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif, yang bertujuan memotret kinerja Instalasi Rawat Inap di RSUP Persahabatan pada kurun waktu tertentu bila di ukur dengan Konsep Balanced Scorecard. Untuk pengambilan data primer, dilakukan wawancara dan survei kepada 90 pasien rawat inap dan 100 karyawan Instalasi Rawat Inap. Sedangkan, data sekunder diambil dari laporan keuangan dan petunjuk dan pelaksanaan Rumah sakit.
Pada bab 4, merupakan hasil analisa penelitian kinerja Instalasi Rawat Inap di RSUP Persahabatan dengan konsep Balanced Scorecard. Pada umumnya, kinerja Instalasi Rawat Inap dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik. Namun, ada baiknya bila RSUP Persahabatan dapat menerapkan konsep Balanced Scorecard ini agar proses dan kinerja serta tujuan dari masing-masing perspektif dalam Balanced Scorecard dapat tercapai secara maksimal. Ketika tujuan dari keempat perspektif Balanced Scorecard sudah dapat tercapai dengan baik, maka visi dan misi yang dimiliki RSUP Persahabatan dapat tercapai.

Pursuant to the Ministerial Decree of RI?s Health Minister No. 861/Menkes/VI/2005 dated 16 June 2005, General Hospital (RSUP) ?Persahabatan? is one of hospitals which the status is changed into PPK-BLU (Financial Management Pattern ? for Public Service Body) as a Technical Implementation Unit (UPT) of the Ministry of Health. In light of that, the management of Public General Hospital shall be directed towards operational service delivery of self-reliant and autonomous characters.
With the introduction of such ?self-reliance?, Hospitals are advocated to make restructuring and performance improvement within their units. To assess the performance of every installation in hospital, a measure that not only relies on financial aspect, but non-financial aspect will be deemed necessary. Balanced Scorecard is a tool that can be used to make balanced assessment of both financial and non-financial aspects in integrated manner through 4 (four) perspectives, i.e.: growth and learning, customers, finance, and internal business process.
This study adopts quantitative approach with descriptive research method aiming to portray the performance of In-Patient Installation in RSUP ?Persahabatan? during particular period using Balanced Scorecard Concept. To collect primary data, interviews and surveys to 90 (ninety) inpatients and 100 employees of In-Patient Installation have been conducted. For secondary data, they are acquired from financial reports and Hospital Standard Operation Procedure.
Chapter 4 points out the output of performance assessment to In-Patient Installation of RSUP ?Persahabatan? using Balanced Scorecard Concept. Generally speaking, the surveyed In-Patient Installation demonstrates relatively sound performance. However, it is advised that RSUP ?Persahabatan? apply this Balanced Scoreboard Concept so as to maximally achieve the process, performance and goals of each perspective within Balanced Scoreboard. Until the goals of four perspectives in Balanced Scoreboard are realized, then the vision and mission of RSUP ?Persahabatan? shall be materialized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
hapus3
"Pelayanan Farmasi di RSUP Persahabatan sebagai salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam meningkatkan pelayanan di RS, terutama dalam pengobatan dan pelayanan pasien, baik dilihat dari sudut kepentingan pasien maupun kepentingan RS sendiri.
Perkembangan layanan farmasi di RSUP Persahabatan , saat ini menuju pelayanan farmasi dengan menggunakan Unit Dose. Apoteker memastikan bahwa pasien menerima obat dalam waktu singkat, tersedia lengkap, dengan kualitas dan mutu yang baik. Hal ini sangat berhubungan dengan proses distribusi obat dan alkes dari gudang ke unit pemakai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendistribusian obat dan alkes yang dilaksanakan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif, menggunakan design suatu telaah kasus karena hanya melakukan penelaahan terhadap proses yang sedang berjalan.
Analisa data dilakukan dengan menelaah data melalui triangulasi data wawancara, observasi dan data sekunder berupa dokumen, kemudian dianalisis sesuai kebutuhan berdasarkan teori yang berkenaan dengan materi penelitian dan pelaksanaan di Rumah sakit. Data disajikan dengan tertular dan tabulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendistribusian obat dan alkes belum optimal. Hal ini disebabkan perencanaan, pengadaan , penyimpanan, dan pendistribusian serta pengawasan yang kurang baik.
Disimpulkan bahwa untuk menigkatkan pelayanan farmasi di RSVP
Persahabatan perlu peningkatan dari komponen SDM, Sarana dan Prasarana serta kebijakan manajemen Rumah Sakit. Saran yang diusulkan ; perlu ada kebijakan tertulis dari manajemen Rumah Sakit, meningkatkan kemampuan manajemen dari Apoteker Rumah Sakit, perlu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas pelaksana di lapangan.

Analysis Factor's to Influence Drugs and Health Tools Distribution From Pharmaceutical Logistics to Stay Care Department, Walk Care Department and Emergency Department in RSUP Persahabatan Jakarta in 1999.Clinical pharmacy in RSUP Persahabatan hold an important role in developing hospital service, especially in treatment and medication to the patients, this can be seen whether from patient?s need point of view or hospital `s need point of view.
The developing of pharmaceutical services in RSUP Persahabatan nowadays is aiming the pharmaceutical service with use Unit Dose System. This service is given by a pharmacist for assuring that the patients get drugs in short time, completely ready stock with well quality.
This research is aimed to get the description of drugs and health tools distribution in RSUP Persahabatan. This observation is an analytical description using the design of studying the case that is taking place right now.
Data was analyzed by using the interview, observation and secondary data, document, based on the theory that suitable with the research material, practice in this hospital , data text and table,
These results showed that drugs and health tools distribution haven't been optimum. This condition because planning, buying, storage, distribution and controlling haven't been good.
The conclusion by developing the components of the service, Manpower, facilities, the system and regulation of hospital management, will develop the pharmacy service in RSUP Persahabatan.
The suggestion is a need for written regulation from the hospital management, augmenting the management capability of Hospital Pharmacist, and augmenting knowledge and skill of Pharmaceutical Department Officers."
2000
T1011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryati
"Prestasi kerja perawat pelaksana merupakan penampilan kerja perawat, baik kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi kerja perawat dapat dinilai dari kualitas pelayanan keperawatan, kualitas personil perawatnya, kepuasan kerja, dan disiplin kerja. Prestasi kerja perawat yang tinggi merupakan cerminan kualitas pelayanan keperawatan yang dapat memenuhi kepuasan klien. Prestasi kerja perawat diprediksi dapat dipengaruhi oleh peran kepala ruangan meliputi peran interpersonal, informasional dan peran pengambilan keputusan. Dalam proses pelayanan keperawatan ketiga sub variabel secara bersama-sama mempunyai kontribusi terhadap prestasi kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara peran kepala ruangan dengan prestasi kerja perawat pelaksana dalam periode waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Persahabatan dengan populasi 245 orang dan sampel 156 orang perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap, pada tanggal 19 Juni s/d 5 Juli 2002. Instrumen penelitian ini terdiri dari 25 pernyataan untuk mengukur peran kepala ruangan dan 30 pernyataan untuk mengukur prestasi kerja perawat pelaksana.
Hasil analisis statistik bivariat dengan uji kai kuadrat didapatkan peran kepala ruangan (interpersonal, informasional dan pengambil keputusan), semuanya berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sedangkan untuk variabel confounding ( usia, pendidikan, lama kerja, jenis kelamin, status perkawinan ), ternyata tidak ada yang berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Hasil analisis statistik multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan peran interpersonal dan informasional kepala ruangan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Untuk variabel confounding, hanya pendidikan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sub variabel informasional mempunyai kontribusi paling besar terhadap prestasi kerja perawat pelaksana setelah dikontrol dengan sub variabel interpersonal dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUP Persahabatan, kiranya dapat meningkatkan penampilan kepala ruangan dalam melaksanakan perannya melalui pelatihan atau pendidikan manajemen keperawatan serta meningkatkan prestasi kerja perawat pelaksana melalui pendidikan baik formal maupun informal. Bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metoda observasi dan wawancara mendalam, terhadap populasi dan sampel yang lebih luas.

The Correlation between the Role Appearances of the Head Nurse with the Performance of Nursing Associate in The Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan Jakarta, 2002The performance of nursing associate is an appearance of nurses, either quantity or quality in caring for their patients who have become their responsibility. The performances of nurses consist of to their applying for their good services, qualified skill, satisfying work and disciplinary work. The high performance of nurses is the reflection of nursing services quality. This can fulfill the patients? satisfaction. The performance of nurses is predicted can be influenced by the role of head nurse. Which consist of interpersonal, informational, and decisive roles. In the process of nursing, the three sub variables contribute to the performance of nurses.
This research was quantitative research with the approach of cross sectional, whose purpose is to observe the correlation between head nurse role and the performance of nursing associate at the same period. The research conducted in RSVP Persahabatan with population 245 and sample 156 nursing associates in Instalasi Rawat Imp, from June 19 until Juli 5 2002, The instruments include 25 questionnaires to survey the head nurse and 30 questionnaires to performance of nursing associate.
The results of bivariate statistic with chi-square are gained from the role of head nurse (interpersonal, informational and decisive), all are significantly related with the performance of nursing associate, while for confounding variables ( age, education, work length, sex and marriage status ), are not obviously correlated significantly with the nursing associate performance. The result of multivariate statistic with the regression test of double logistic is found the role of interpersonal and informational of head nurse, has a significant correlation with the performance of nursing associate, for confounding variable only sub educational variables have a significant with the performance of nursing associate, while the sub-informational variable has the greatest contribution to the achievement of nurses after being controlled with interpersonal and educational sub variable. Based on result of the research is suggested to the director of RSVP Pesahabatan, the develop both of appearance of head nurse on duty through nursing management education or training and informal. For others researchers to continue this research with observation and interview methods deeper for population and sample wider than research."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Mardiana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan dan tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dokter spesialis penyakit dalam pada poliklinik penyakit dalam instalasi rawat jalan RSUP Persahabatan di Jakarta, Indonesia.
Jenis penelitian berupa kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sampel dipilih secara acak. Jumlah sampel sebanyak 198 pasien. Responden terdiri dari 63 kunjungan baru dan 135 kunjungan lama. Metode pengukuran kepuasan dengan menggunakan Importance Performance Analysis.
Tingkat kepuasan responden umur tua (>= 55 tahun) lebih puas dibandingkan responden dengan umur muda ( < 55 tahun). Responden yang belum menikah kurang puas dibandingkan responden yang telah menikah. Responden yang tidak bekerja / non karyawan contoh lebih puas dibandingkan karyawan. Responden berjenis kelamin perempuan lebih puas dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan SMP paling puas dibandingkan tingkat pendidikan SMA kebawah maupun D3/Perguruan tinggi. Responden dengan cara bayar tunai kurang puas dibandingkan dengan resonden cara bayar jaminan. Responden yang merupakan pengunjung lama lebih puas dibandingkan pengunjung baru. Responden dengan waktu tunggu lama (>= 60 menit) sangat tidak puas dibandingkan responden dengan waktu tunggu singkat (< 60 menit).
Responden yang diperiksa dokter >= 15 mnt lebih puas dibandingkan responden yang diperiksa singkat < 15 menit. Untuk tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan didapatkan hasil : untuk variabel kecepatan pelayanan kepuasan 38,4 %. Untuk variabel ketrampilan pelayanan kepuasan hanya 47,5 %. Untuk perhatian pelayanan, kepuasan hanya 44,4 %. Namun untuk penampilan pelayanan, kepuasan 58,6 %. Secara keseluruhan, tigkat kepuasan terhadap variabel pelayanan yang diteliti sebesar 37,4 %.
Karakteristik responden yang merasa puas dengan pelayanan dokter spesialis penyakit dalam di instalasi rawat jalan RSUP Persahabatan adalah responden yang berumur tua, berjenis kelamin perempuan, kawin, bukan karyawan, pendidikan SMA, pengunjung lama, cara bayar jaminan, waktu tunggu yang singkat dan diperiksa lama oleh dokter. Dari sisi mutu pelayanan, kepuasan responden pada penampilan pelayanan. Secara keseluruhan, tingkat kepuasan responden terhadap mutu pelayanan dokter spesialis penyakit dalam masih sangat rendah.

The purpose of this research was to discover expectations and satisfaction levels of internist service quality at Persahabatan out-patient department.
This is a cross sectional quantitative research in obtaining the instrument, through a random sampling, and involved 198 patients as samples. 63 patients were new patients and the rest of them were regular ones. The application of the Importance Performance Analysis, measurement of satisfaction is carried out.
Satisfaction level of more or less than 55 years old patients were higher than the younger patients (less than 55 years old). Unmarried respondents have lower satisfaction levels than the married ones. Unemployed respondents, have higher satisfaction level than employed respondents. Female respondents were more satisfied than male respondents. High school graduated respondent were the most satisfied respondents than junior high school graduated respondents and also diploma graduated respondents. Fee for service patients were less satisfied than insured patients.
Regular patient respondents have higher level of satisfaction than the new ones. Respondents with longer waiting period (more than 60 minutes) truly unsatisfied if they compared to respondents with shorter waiting period. Respondents with longer examination period (more or less than 15 minutes) were more satisfied than the shorter ones (less than 15 minutes). The result of suitability level between expectation and reality were: services skill variable was only 47.5%. For service attention was only 44.4% but for service packaging the satisfaction was reached 58.6%. Over all, satisfaction level against researched service variables was 37.4%.
characteristics of satisfied respondents on internist service at outpatient department of Persahabatan Hospital were geriatrics, females, married, unemployed, high school graduated, regular patients, insured patients, short waiting period, and longer examination period. Based on service quality, highest satisfaction level was on service packaging. Generally, respondent satisfaction level against internist service quality was very poor/low.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31236
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riati Anggriani
"Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya keadaan sosia! ekonomi dan pendidikan, mengakibatkan perubahan sistem penilaian masyarakat yang menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu. Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di namah sakit adalah data/informasi dari rekam medis. Indikator mutu rekam medis adalah kelengkapan isiannya, akurat, tepat waktu dan pemenuhan aspek persyaratan hukum.
Ada 9 peraturan yang mengatur rekam medis terdiri dari Undang-undang ( 1 buah) , Peraturan Pemerintah (2 buah ), Permenkes/ Kepmenkes (4 buah ), Keputusan Direktur Jenderal ( Ibuah ) dan Keputusan Direktur Rumah Sakit (1 buah ).
Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan pada bulan Mei sampai Juli 2001 dengan pendekatan penelitian hukum kesehatan secara normatif dan sosiologis menggunakan metode penelitian kualitatif ekploratoris deskriptif , pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diskusi kelbmpok terarah, dan studi dokumen serta analisa kelengkapan pengisian rekam medis.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pelaksanaan peraturan rekam medis dalam pengisian rekam medis di Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti dalam tuntutan hukum, bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan perlindungan hukum.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/1989 tentang Rekam Medis, isi rekam medis untuk pasien rawat inap memuat :
a. Identitas pasien.
b. Anamnese.
c. Riwayat penyakit.
d. Hasil pemeriksaan laboratorik.
e. Diagnosis.
f. Persetujuan tindakan medik.
g. Tindakan/pengobatan.
h. Catalan perawat.
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.
j. Resume akahir dan evaluasi pengobatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan sebenarnya mengetahui ada peraturan perundang-undangan rekam medis namun isinya belum begitu dipahami sehingga penerapan di lapangan berdasarkan pengalaman selama dan masih ada ketentuan yang belum dapat terlaksana dengan baik . Peraturan perundang-undangan yang ada sekarang masih cukup memadai, namun ke depan dalam mengantisipasi perkembangan teknologi perlu dibuat aturan yang baru baik hasil revisi peraturan yang sudah ada maupun membentuk peraturan yang baru.
Salah satu kegunaan rekam medis adalah aspek legal. Rekam medis dapat menjadi alat bukti bagi dokter dan perawat yang terkena tuntutan kelalaian. Dokter dapat melindungi diri sendiri dari tuntutan ataupun gugatan melalui apa yang dia tulis.Rekam medis dapat menjadi alat bukti yang kuat bagi dokter dan perawat apabila rekam medis diisi secara tengkap, akurat, tepat waktu dan memenuhi persyaratan hukum.
Perlu disarankan untuk mengisi rekam medis yang lengkap, akurat, tepat waktu dan memenuhi persyaratan hukum yang akan meningkatkan mutu rekam medis.Selain itu perlu disefenggarakan pelatihan dan tambahan pengetahuan rekam medis yang berkelanjutan, penghargaan dan sanksi terhadap tenaga pengisi rekam medis perlu dlbudayakan, dan pemantauan pengisian rekam medis perlu ditingkatkan.
Daftar bacaan: 35(1966-2000)

The medical record science and technology and the improvement in sosial economic conditions and education increase public awareness for high quality of health care. Good health care quality in hospital is reflected by good medical records. Good medical records must be complete, accurate, timely and must comply with the legal requirements.
There are 9 ( nine ) regulations that manages medical records, who consist of Act (1 pcs ) Goverment Regulations (2 pcs ), Minister of Health Decrees ( 4 pcs ), Director General Decree ( 1 pcs) and Director of Hospital Decree ( 1 pcs ).
The research tookplace at Inpatient Ward of Persahabatan Hospital, Jakarta during May untill July 2001with the approaching legal of health normatively and sosiologic by using qualitative method exploratories discriptive. Data collecting was carried out by indept interview, document study as well analysis to determine the completeness of medical records.
The purpose of this research was to analysis regulations of medical records in the fullfilt of medical records Inpatient Ward Persahabatan Hospital so that its can be useful! as evidence tool in legal claim, to increase quality hospital services and to give law protecting both for health personnel and hospital.
Based on Regulation of Minister Of Health Number 749a/1989 concerning Medical Record the standard of inpatient health or medical record require the records include the following information:
a. patient identification data;
b. anamnesis.
c. relevant history of the illness;
d. record and finding's of the patient's assesment
e. diagnosis;
f. evidence of appropriate informed consent;
g. treatment / theraupetic order.
h. nursing record;
i. clinical observation including the results of treatment;
j. conclutions at termination of hospital izati on or evaluaations/ treatment.
The result from the researh showed that most of all informen actually knows threre are regulations concerning medical records but the contain they did not understand yet so implementation the regulations based on they experience and there are still many more stipulations could not effective yet. The regulation that exist already sufficient, however in the future of anticipating technology development it is necessary to make new regulations both the already revision or to form new regulations.
One of purposes medical records is legal aspect. Medical records is be able to be evidence tool for phisician and nurse who have negligence issues. A physician can protect himself from the appearance of negligence by the care and deligence which he writes his note. The medical records can be strong evidence tool for phisician and nurse if the medical records are fill up complete, accure and. timely and to comply with the legal requirements. It is recomanded that there should be fullfill medical records in complete, accure and timely as well comply with legal requirement to improve the quality of the medical records. Additionally there shoud be a continous training and transfering of knowledge on medical records. Adequate reward and punishment shoul be give to personnel who is responsible for the filling medical records, and monitoring of the medical records should be increased. Bibliography : 35 ( 1966-2000)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Rubiani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Palupi Muchtar
"Tujuan penelitian menganalisis perbedaan waktu tunggu pelayanan kefarmasian (yanfar) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Jaminan dan Tunai RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2015. Desain penelitian mix method. Besar sampel 150 pasien (@75 pasien di Jaminan dan Tunai).
Hasil penelitian:
1. Waktu tunggu yanfar di Jaminan tidak sesuai SPM, sedangkan di Tunai sudah sesuai.
2. Ada hubungan jenis resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai.
3. Ada hubungan jumlah item resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan.
4. Ada perbedaan signifikan antara waktu tunggu yanfar di Jaminan dengan Tunai.
5. Perbedaan waktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai dipengaruhi oleh SOP, SDM Kefarmasian (jumlah tenaga, beban kerja, lama kerja, dan keterampilan) dan SIM RS.

This research aims to analyse waiting time comparasion of pharmacy service at RSUP Persahabatan Jakarta Pharmacy Installation of Guaranteed Outpatient and Cash Outpatient in 2015. This research applies mixed methods design. There are 150 patients as samples for this research (75 patients in Guaranteed and Cash).
The results of the research:
1. Waiting time at pharmacy service at Cash Outpatient Pharmacy Installation is in line with SPM for Pharmacy, and it isn?t in Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
2. There is correlation between types of prescription with waiting time at pharmacy service in Cash and Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
3. There is correlation between amount of items in the prescriptions with waiting time at pharmacy service in Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
4. There is a significant difference between waiting time at the two places.
5. Differences of waiting time in Cash and Guaranteed Outpatient influenced by SOP in Pharmacy Service, Number of Staff, Work Load, Working Hours, Skills, and Hospital Management of Information System.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>