Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Purbasari
"Merek mempunyai peran dalam sukses pemasaran. Pemosisian sebuah merek melalui pembangunan image yang jelas dan konsisten merupakan senjata andalan dalam praktek pemasaran merek. Merek sejati dicirikan oleh aribut khusus yang diposisikan ke benak konsumen. Mengelola citra merek memerlukan kerangka kerja strategis, Park dkk dalam Bath dan Reddy (1998;32) mengemukakan Brand Concept Management (BCM) yaitu rancangan dalam bentuk umumnya, sebuah konsep merek terdapat simbolik maupun fungsional, dan terdiri dari satu aspek citra sebuah merek. Landasan pikir bahwa merek bisa bersifat fungsional atau simbolik menimbulkan pertanyaan penelitian, yaitu apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap konsumen terhadap penilaian atribut fungsional dan simbolik dari suatu merek dan apakah ada perbedaan yang signifikan di benak konsumen terhadap nilai fungsional dan simbolik dari merek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor fungsionalitas dan simbolik dari merek dan mengetahui perbedaan penilaian fungsional dan simbolik dari merek di benak konsumen. Penelitian ini berlandaskan pada teori BCM oleh Park dkk dan teori Knapp (2001;8) bahwa "Salah satu sifat fundamental dari merek sejati dalam benak konsumen yaitu adanya manfaat-manfaat fungsional dan emosional yang dirasakan".
Metode penelitian bersifat deskriptif, peneliti berusaha untuk menguraikan karakteristik nilai fungsional dan simbolik suatu merek.. Dengan data hasil survei tentang karakteristik merek dan pengguna merek, dilakukan anaiisis faktor dan uji T. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pandangan tentang merek yaitu nilai fungsional use, simbolik prestige dan simbolik personality expression, dan ada perbedaan penilaian yang signifikan antara merek Nokia dan Siemens serta merek Seiko dan Guess.
Saran yang dapat disampaikan yaitu agar penelitian mendatang dapat membuat replikasi dengan merek-merek dan produk-produk lain, yang akan sangat berguna untuk penyempurnaan hasil penelitian ini. Perusahaan dapat membuat perencanaan pengelolaan merek dengan pertimbangan yang lebih jelas dan tepat untuk lebih memposisikan merek mereka pada satu nilai fungsional atau simbolik dalam benak konsumen sebagai upaya untuk mencapai target pasar dan memenangkan persaingan, tetapi untuk membuat merek dengan nilai simbolik lebih membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dan mahal dengan memasukkan berbagai atribut ke dalam merek produk dibandingkan apabila perusahaan lebih memilih nilai fungsional pada merek produknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ony Avrianto Jamhari
"Studi ini bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran ekuitas merek Universitas Bina Nusantara secara umum dan Program Internasional Universitas Bina Nusantara secara khusus yang dilakukan dengan cara menganalisa posisi kekuatan merek tersebut di tengah universitas lain serta memberikan alternatif strategi komunikasi pemasaran dalam usaha meningkatkan ekuitas merek tersebut.
Kornunikasi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan ekuitas merek. Hal ini disebabkan karena kesuksesan pesan merek akan membangun citra ekuitas merek yang positif di mata konsumen.
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui survey yang dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2005. Hasil dari survey ini diuji dengan mengunakan metode cross sectional analisis, correspondence analisis, serta CHAID analisis dengan software SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan ekuitas merek Universitas Bina Nusantara cukup tinggi. Hal ini terlihat dari brand awareness Universitas Bina Nusantara yang cukup tinggi dan Universitas Bina Nusantara menjadi Top of Mind dari universitas lainnya. Selain itu tingkat loyalitas serta kepnnasan responden juga tinggi terhadap Universitas Bina Nusantara.
Sedangkan ekuitas Program Internasional Bina Nusantara juga cukup tinggi. Hal ini terlihat dari brand awareness Program Internasional Universitas Bina Nusantara yang cukup tinggi, tingkat loyalitas responden yang tinggi serta kepuasan responden yang tinggi.
Dari hasil analisa ini dapat disimpulkan bahwa secara umum baik Universitas Bina Nusantara maupun Program Internasional Universitas Bina Nusantara mempunyai ekuitas yang tinggi dimata para pengguna jasa pendidikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Fathurahman
"Perkembangan bisnis ritel global yang mempengaruhi bisnis ritel lokal tidak lepas dari pengaruh teknologi, gaya hidup dan aplikasi ilmu ekonomi. Industri tersebut mengalami proses perubahan seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup yang memberikan kontribusi bagi persaingan yang semakin ketat di sektro ritel. PT "XYZ" sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di usaha minimarket juga tidak lepas dari persaingan ketat di bisinis tersebut yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas toko kurang lebih 200 meter persegi. Sejak tahun 1997 telah diwaralabakan dan hingga November 2000 telah mengoperasikan 463 gerai di Jabodetabek, Bandung, dan Sureabaya. Strategi yang dijalankan oleh PT "XYZ" yaitu muncul di kawasan pemukiman, perumahan, perkantoran khusus untuk menjemput konsumen.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan ingin mengetahui sumber daya (resources) PT "XYZ", ingin mengetahui penilaian responden terhadap asosiasi merek (brand associations) PT "XYZ" dan ingin mengetahui apakah terdapat hubungan anatara pendidikan responden, penghasilan responden, pengeluaran responden, jarak tempat tinggal responden dengan penilaian responden terhadap asosiasi merek (brand association) minimarket "XYZ" dengan variabel kontrol usia respondedn dan jenis kelamin responden.Penelitian tentang asosiasi merek (brand associations) ini didasarkan atas teori brand equity dari David A. Aaker, teori brand knowledge dari Kevin Lane Keller, teori perluasan merek dari Philip Kotler dan teori-teori lain yang terkait dengan penelitian ini. Metode penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survey. Dalam penelitian ini dilakukan analisa univariat dan hubungan antar variabel dalam hubungan bivariat dan hubungan multivariat.
Karakteristik responden minimarket yang berhasil diperoleh dari penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, status pernikahan, domisili/ tempat tinggal, pekerjaan dan karakteristik responden yang menjadi variabel bebas yaitu pendidikan, penghasilan, pengeluaran dan jarak tempat tinggal. Adapun variabel terikat yaitu penilaian responden terhadap asosiasi merek minimarket "XYZ" yang terdiri dari penilaian responden terhadap atribut produk, atribut bukan produk dan brand attitudes.
Hubungan bivariat antara variabel bebas pendidikan, penghasilan, pengeluaran dan jarak tempat tinggal dengan penilaian respomnden terhadap asosiasi merek minimarket "XYZ" cenderung mempunyai kekuatan yang sangat lemah. Hubungan multivariat antara variable bebas penbdidikan, penghasilan, pengeluaran dan jarak tempat tinggal dengan penilaian responden terhadap asosiasi merek minimarket "XYZ" dengan variabel kontrol usia dan jenis kelamin cenderung juga mempunyai kekuatan yang sangat lemah.
PT "XYZ" perlu mempertimbangkan saran dari Komite Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) untuk menghentikan ekspansi toko "XYZ" di pasar-pasar tradisional yang berhadapan langsung dengan padangang/pengecer kecil."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Andre Oloan R.
"Brand atau merek merupakan sebuah kata yang tak terpisahkan dalam hidup kita. Merek adalah merupakan identitas sebuah produk yang notabene dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam kehidupan di kota-kota besar, merek bahkan seringkati sudah bertransformasi sebagi sebuah simbol kemapanan, kemewahan, bahkan status sosial yang membedakan seseorang atau ketompok. Dari semua produk yang ada di pasaran, tidak semua produk bisa dikatakan memiliki merek. Sebuah produk baru dapat dikatakan memiliki sebuah merek jika produk tersebut mempunyai persepsi khusus di benak konsumen yang disebut dengan manfaat fungsional dan emosional.
The Brandmindset adalah salah satu cara yang dapat digunakan sebagai sebuah kerangka berpikir untuk mengembangkan sebuah strategi pengelolaan merek yang tepat untuk memberikan manfaat emosional dan fungsional bagi konsumennya. Konsep ini mempunyai lima variabel sebagai proses kerja, yaitu Brand Assessment, Brand promise, Brand Blueprint, Brand Culturalization, dan Brand Advantage. Kelima variabel yang merupakan proses kerja dari kerangka berpikir The Brandmindset ini mempunyai keterkaitan sinergis antara satu dengan yang lain, dimana untuk itu dibutuhkan pemahaman yang bersifat komprehensif menyangkut konsep ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan model analisa data tematik guna melihat dan mengevaluasi strategi serta implikasi dari manajemen pengelolaan merek pada harian Republika. Data dari penelitian ini diperoleh dari dua macam sumber. Yang pertama adalah informan penelitian sebagai sumber data primer, serta brosur company profile harian Republika sebagai sumber data sekunder. Sedangkan sebagai informan penelitian yaitu Bapak Radityo Gambiro dan Bapak Daniel Dhakidae masing-masing sebagai Direktur Utama dan Corporate Secretary dari PT. Abdi Bangsa Tbk.
Temuan-temuan yang bisa diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah seluruh kebijakan dan implikasi dari harian Republika di dalam mengelola manajemen mereknya. Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi prinsip-prinsip merek, budaya merek, janji-janji merek, kajian pasar, strategi persaingan, diferensiasi, dan aliansi. Sedangkan implikasi yang ditemukan antara lain berupa analisa tinjauan pasar, visi dan misi harian Republika, grafis atau lay out, nama merek, logo merek, Byline, Tag Line, serta aliansi-aliansi strategis merek. Kebijakan-kebijakan serta implikasi-implikasi tersebut yang akan dievaluasi oleh peneliti sebagai sebuah hasil kesimpulan dan rekomendasi dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliati Syarief
"ABSTRAK
Bagi perusahaan yang telah maju peranan yang penting dalam meningkatkan citra adalah mengoptimalisasikan pelayanan bagi pelanggannya. Salah satu upaya yang dilakukan bagi perusahaan besar tersebut Public Relations TELKOMSEL dengan mendekati dirinya kepada pelanggan, guna mengetahui sejauhmana Pelanggan melihat institusi TELKOMSEL berkiprah.
Sebagai operator telephone selular yang berkembang pesat TELKOMSEL dituntut untuk lebih menfokuskan terhadap jasa pelayanan perangkat teknologi komunikasi, yakni simcard KartuHALO dan simPATI.
Berdasarkan temuan yang ada keluhan yang didapat menggambarkan bahwa citra TELKOMSEL masih perlu di perbaiki mengingat, masukkan yang ada sangat terkait pada produknya.
Kendala yang timbul dari keluhan tersebut hendaknya ditanggapi sebagai masukan input guna mencapai satu solusi yang baik tepat.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan guna memperhatikan pelanggannya dengan mengadakan/mengeluarkan Press Release sebagai jembatan komunikasi bagi perusahaan terhadap publiknya disamping upaya untuk mendekati diri perusahaan didalam citra pelanggan. Disamping memperhatikan keluhan didalam surat pembaca baik melalui media massa atau secara langsung melalui surat pengaduan ke TELKOMSEL.
Sejauh ini pelanggan lebih cenderung melihat aspek keberadaan fungsi atas simcard dari KartuHALO dan simPATI sebagai sarana komunikasi, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi yang makin maju, tuntutan atas fasilitas yang diberikan harus juga disesuikan dengan kebutuhan zaman. Sehingga tidaklah berlebihan bila harapan tersebut sebagai bagian dalam upaya menonjolkan kelebihan atas produk TELKOMSEL terhadap produk telelphone selular lainnya.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fayyat Shelby
"LAPAN sebagai organisasi tidak berada dalam ruang yang hampa. Banyak faktor yang berada di luar dan di dalam oraganisasi LAPAN yang berpengaruh. Faktor-faktor lingkungan selalu mengalami perubahan yang cepat, sehingga perlu dipertimbangkan dalam penyusunan strategi bisnis LAPAN dalam produk inderaja . Penelitian ini terpusat pada analisis startegi LAPAN dengan menganalisis berbagai faktor lingkungan untuk penyusunan alternatif strategi yang dianut LAPAN di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini ditelaah teori strategi dan strategi manajemen untuk membangun kerangka pemikiran penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode diskriptif dan analisis kualitatif. Namun penelitian ini menghadapi keterbatasan dan kelemahan. baik yang berakar pada metodologi maupun bertumpu pada kualitas peneliti.
Hasil analisis strategi dengan fokus pada faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal LAPAN, menunjukkan organisasi sumber daya manusia dan sumber keuangan LAPAN kurang kondusif untuk mengembangakan resourced based strategy. Namun di luar faktor pesaing yang posisinya kuat, sejumlah faktor ekternal lain sangat mendukung untuk pengernbangan bisnis inderaja LAPAN di masa depan.
Berdasarkan analisis strategi tersebut disarankan untuk memformulasikan strategi dalam berbagai aspek. Dalam aspek organisasi, organisasi Deputi Inderaja Lapan menjadi BUMN atau persero Sumber daya manusia perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan keprofesionalannya. Disamping itu perlu diintensifkan komunikasi pemasaran dan networking dengan instansi-instansi terkait."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.S. Anthes
"Karya akhir ini memiliki tujuan utama yaitu menganalisis positioning PT. Cipta Busana Jaya studi kasus produk Accent. Analisis difokuskan dengan melihat alasan atau perilaku belanja pclanggan serta pandangannya terhaclap positioning Accent. Beberapa literatur dalam beberapa buku sumber, antara lain seperti yang dinyatakan oleh David W. Craven dan Nigel F. Piercy dalam Strategic Marketing mengkonfirmasi bahwa efektivitas positioning dapat dievaluasi dengan melakukan analisis terhadap pelanggan, pesaing serta internal perusahaan.
Analisis terhadap pelanggan diperoleh melalui pengolahan hasil survey dengan mengumpulkan informasi tentang profil serta berbagai motif yang melatarbelakangi mereka dalam membeli Accent. Disamping itu mereka diminta menyatakan pandangannya mengenai sejumlah faktor yang dirasakan merupakan competitive advantage dari produk Accent termasuk pandangannya terkait dengan apakah tag line "Speak fashion with an Accent? mewakili seluruh faktor dalam competitive advantage tersebut. Secara deskriptif mereka rata-rata menyatakan ?setuju? bahwa Accent memiliki seluruh competitive advantage yang ditanyakan kepada mereka dan juga menyatakan ?setuju? bahwa tagline "Speak fashion with an Accent? rnewakili seluruh competitive advantage tersebut. Namun ada hal lain yang cukup penting yaitu dimana terdapat sejumlah temuan yang mengindikasikan adanya perbedaan dengan persepsi yang selama ini dipahami perusahaan terhadap profil pelanggan.
Analisis terhadap kompetitor diperoleh melalui pengolahan terhadap hasil survey serta data-data faktual tentang performance penjualan, market share dan outlet pesaing. Analisis ini menyajikan beberapa pemahaman baru yakni adanya indikasi bahwa pelanggan Accent memiliki ingatan yang cukup baik terhadap sejumlah merek yang menjadi kompetitor terdekat Accent. Mereka juga selalu melakukan evaluasi kritis terhadap produk Accent yakni membanding-bandingkan Accent dengan merek-merek kompetitor tersebut, dalam hal ini terkait kualitas fabric. harga, mncangan dan corak serta layanan yang mereka terima pada saat berbelanja.
Analisis internal difokuskan pada analisis terhadap berbagai kebijakan korporasi dan divisi penjualan yang terkait dengan proses bisnis Accent serta performance Accent untuk kurun waktu tertentu. Secara umum, dapat dikatakan bahwa PT. Cipta Busana Jaya telah melakukan berbagai upaya yang diyakini memperkuat performance Accent untuk jangka pendek maupun jangka panjang meski hingga saat ini Accent belum memperlihatkan dominasinya pada segmen ladies.
Merek Accent, saat penulisan ini dibuat merupakan sebuah produk busana bagi wanita karir yang dimiliki oleh PT. Cipta Busana Jaya. Merek ini merupakan hasil akuisisi oleh perusahaan saat ini dari pemilik lamanya., yakni PT. Texmaxo Graha Busana. Pada tahun 2005, produktivitas Accent jatuh pada titik yang rendah, dan hal ini dianggap sebagai titik kritis dari produktivitas Accent. Namun, pada akhir 2005 secara perlahan-lahan produktivitas Accent mulai menunjukkan angka yang lebih baik. Bahkan pada tahun 2006, angka produktivitas Accent mencapai angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelum proses akuisisi dilakukan dan terus meningkat hingga semeseter I 2007. Perusahaan optimis bahwa tahun ini mereka akan dapat mencapai angka produktivitas yang lebih tinggi lagi.
Dari studi ini didapat beberapa masukan bagi perusahaan, terutama terkait dengan langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan performance Accent melalui upaya mengevaluasi kembali segmentasi pelanggannya, memperjelas positioning Accent, mempertegas representasi positioning ke dalam suatu tag line, misalnya ?Speak fashion with an Accent? serta upaya yang berkelanjutan untuk lebih meningkatkan kinerja setiap saluran distribusinya.

This research has been analyzed customer behavior and the efectivity of Accent positioning as primary objectives. Some references like David W. Craven and Nigel F. Piercy stated in Strategic Marketing confirm the positioning efectivity can be evaluated by analyzing the three factors which are the customers, competitors and internal company.
The customers behavior and their perceptions to Accent positioning are explored by survey with collects infomation related to customer buying motives, demographically segmentation and the tag line "speak fashion with an Accent? that company believes as Accent positioning. The descriptive result shows the customers generally agreed to some statement that describe Accent competitive advantages and its repesentative in the tag line. However, there are important issues that indicate some facts are different than what company perceives to their customer profile and behavior.
Competitors analyzing based on sales and outlets perfomtances, market share and customer survey. Related to survey results, Accent customers have strong association to some others brand and critize attitude for product evaluation like quality of fabric, design and style, price, store image and its services.
Internal analyzing has been focused to all corporate policy and sales division marketing program for some periods. Generally the company has been implemented several strategy and methods to improve the Accent performance for long and short terms even actually Accent did not perform yet as a dominant player in the ladies segment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meri Suhartini
"ABSTRAK
Karet tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini dan yang akan datang. Barang yang berbahan dasar karat diperlukan di seluruh negara di dunia baik untuk kehidupan sehari-hari, maupun keperluan khusus yang berkaitan dengan teknologi tinggi. Penggunaan karet alam untuk berbagai keperluan yang semakin meningkat seiring dengan kemajuan industri, di sisi lain menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran. Salah satu dampak negatif tersebut adalah menumpuknya/tidak terolahnya limbah padat karet alam. Limbah padat karat alam adalah produk jadi atau setengah jadi berbahan baku karet alam, yang telah kadaluwarsa, cacat atau tidak dipergunakan lagi karena tidak dikehendaki.
Beberapa akibat merugikan yang disebabkan oleh adanya limbah produk karet alam adalah : 1. Gangguan terhadap kesehatan; 2. Gangguan terhadap kehidupan biotik; 3. Gangguan terhadap keindahan dan kenyamanan.
Limbah padat ini karena tidak dapat didaur-ulang, maka biasanya dibiarkan menumpuk begitu saja, ditimbun atau dibakar. Hal ini disebabkan karena karat alam merupakan bahan polimer yang bersifat termoset atau bahan polimer yang tidak dapat diolah kembali dengan cara pemanasan dan pengepresan. Selain itu karat alam juga merupakan bahan polimer yang sulit terdegradasi dialam, sehingga limbah karet alam tersebut akan menumpuk di permukaan bumi.
Dalam mengatasi limbah produk karat alam, beberapa upaya telah dilakukan antara lain pembakaran ataupun penimbunan, di mana hat ini menimbulkan masalah baru karena dengan pembakaran (insenerasi) selain biayanya cukup mahal juga menghasilkan asap hitam yang mengganggu pernafasan dan mengganggu kenyamanan. Sedangkan bila ditimbun di dalam tanah, akan mengganggu masuknya unsur hara dan menghambat resapan air kedalam tanah.
Untuk mengantisipasi semakin menumpuknya limbah karat, saat ini sedang dikembangkan bermacam-macam penelitian untuk menanggulangl limbah tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Pedoman Minimisasi Limbah (BAPEDAL,1992). Di antaranya yang penulis lakukan yaitu studi pendaur-ulangan produk dan limbah karat alam (Moditikasi dengan cara ''blending" polietilen dalam karet alam stiren). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium Bidang Proses Radiasi, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN, jl. Cinere Pasar Jumat.
Tujuan dari penelitian MI adalah untuk mendapatkan bahan karet yang dapat didaur-ulang guna mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan penumpukan limbah karat alam. Sedangkan manfaat dari penelitian inl adalah sebagai bahan informasi penunjang bags penelitian lanjutan tentang bagaimana memperoleh karat atam yang dapat didaur ulang.
Sampel berupa lateks karet alam berasal dari Perkebunan karat Pasir Waringin Jawa Barat (PTP XI). Prinsip dasar dari penelitian ini adalah mengubah sifat karat yang semula bersifat elastomer termoset menjadi elastomer termoplastis dengan cara menambahkan stiren (monomer) dan polietilen (LDPE), dengan adanya penambahan tersebut diharapkan bahan karat modifikasi yang dihasiikan dapat didaur-ilang dengan cara sederhana. Penambahan stiren dilakukan setelah iradiasi dengan dosis 2 Mrad, di mana setelah ditambah stiren lateks kembali diiradiasi dengan dosis 1 Mrad, sefanjutnya dikeringkan dan di?blending?dengan polietilen. Data hasil percobaan dianalisis secara deskriptif menggunakan grafik, selain untuk mendapatkan kondisi optimal dan konsentrasi optimal dari polletilen yang ditambahkan, juga untuk mengetahui dapat tidaknya karet hasil modifikasi didaur-ulang. Hasil eksperimen dapat disimpulkan sebagal berikut Bahan karat modifikasi yaltu ?blending? karat alam stiren dan polietilen dapat didaur ulang dengan penurunan kekuatan tarik sebesar rata-rata 3,71%; perpanjangan putus 2,13%; rasio pengembangan volume 0,74% dan kekerasan 6,06% pada daur ulang langsung tanpa proses pengusangan. Sedangkan pada daur ulang yang dilakukan setelah proses pengusangan terjadi penurunan kekuatan tarik sebesar rata-rata 26,11%, perpanjangan putus 14,91%, rasio pengembangan volume 36,03% dan kekerasan 13,64%. Campuran karet alam stiren dan 20 psk polietilen merupakan komposisi campuran yang optimal, karena pada komposisi campuran tersebut sifat fisik mencapai maksimum dengan kekuatan tarik 110,62 kg/cm2; perpanjangan putus 416,7%; rasio pengembangan volume 4,07 dan kekerasan 66 shore. Sedangkan kondisi operasi optimum dicapai pada jumlah mastikasi sebanyak 60 kali dengan suhu 140°C, dan pada tekanan pengepresan 200kg/cm2 dengan suhu 160 °C selama 5 menit.
Dengan diperolehnya karat alam modifikasi yang dapat didaur ulang, akan memberikan banyak keuntungan di antaranya mengurangi limbah karet bekas pakai yang selama ini pengolahannya hanya dibakar, ditumpuk dan ditimbun begitu saja. Selain itu akan membuka lapangan usaha baru bagi pengusaha kecil, karena pendaur-ulangan bahan karet modifikasi dapat dilakukan dengan mudah.

ABSTRACT
Product Modification and Waste Recycle of Natural RubberNatural Rubber had been used in many purposes. It was increased every year following the development of industrial technology. One of by product of increasing natural rubber usage was increasing solid waste. It was due to natural rubber as an termoset elastomer polymer material, it could not be recycled by heating and pressing, besides that it is not a degradable polymer material. Therefore, used natural rubber became solid waste that accumulate on the earth.
To anticipate solid waste as by product from natural rubber use, many efforts have been done, for examples are incineration or ground pilling.
But this solution makes new pollution. The by product of incineration is black gas that may cause environmental pollution. This kind of pollution is causing health disturbance. If it were piled in the ground it will disturb important element and water cannot through the ground. Based on that reason, recently some experiment have been done to tackle the problems.
Study of product modification and waste recycle of natural rubber, was an experimental research, done in radiation processing laboratory (Polymer group), Center for the Application of Isotopes and Radiation, jl. Cinere, Pasar Jumat, South Jakarta, Indonesia.
Natural rubber latex concentrate was obtained from PTP Xl Pasir Waringin, West Java. Basic principal of the experiment was modification natural rubber latex that have thermoset elastomer characteristic to thermoplastic elastomer characteristic by blending polyethylene (Low Density Polyethylene) in styrene natural rubber. it was expected new rubber material that have such characteristic can be recycle.
Styrene was added after the first irradiation (dose 2 Mrad) and then continued irradiated for the second lime (dose 1 Mrad). After irradiation, latex styrene was dried and then blended with low density polyethylene.
The data from the experiment was analysed in a description manner using graph. This method, besides to carry out optimal condition and optimal concentration from added polyethylene is to understand whether the modification rubber can or cannot be recycled.
Conclusion of the experiment and analysed : Modification rubber material by blending polyethylene (Low Density Polyethylene) In styrene natural rubber can result in rubber that has elastomer thermoplastic characteristic. This makes the material can be recycled, with decrease in Tensile Strength average of 3.71%; in Elongation at break average of 2.13%; In Swelling ratio average of 0.74%; in Hardness average of 6.06% for direct recycle, and decrease In Tensile Strength average of 26.11%; Elongation at break average of 14.91%; Swelling ratio average of 36.03%; Hardness average of 13.64% for recycle after drying process.
Optimal blending concentration of styrene natural rubber and polyethylene (Low Density polyethylene) was reached on polyethylene concentration of 20 91100 g rubber styrene, ft has physical quality as tensile strength of 110.62 kg/ cm2; Elongation at break of 416.7%; swelling ratio of 4.07; hardness of 66 shore. Optimal operation condition was reached on mastication number of 60 times and temperature of 140°C, pressing at 200 kg/cm2 and temperature of 160 °C for 5 minutes.
Some benefit can be obtained with modification of natural rubber, besides can be recycle, It has a good price of about 3 to 5 times from before modification.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmanti Prameswari
"Tesis ini meneliti tentang pengaruh informasi (misalnya iklan) yang disampaikan melalui televisi terhadap kecenderungan terjadinya pembelian impulsif. Semakin banyak iklan tentu diharapkan akan semakin banyak pula pembelian impulsifnya. Namun di dalam teori juga disebutkan bahwa semakin tinggi informasi yang diberikan akan menyebabkan semakin tinggi pula pengetahuan konsumen akan produk tersebut, dan pengetahuan produk akan membuat konsumen menjadi pembeli yang rasional (bukan impulsif). Dengan menggunakan informasi sebagai variabel independen, pengetahuan produk sebagai variabel intervening, dan pembelian impulsif sebagai variabel dependen (serta ditambahkan dengan empat variabel kontrol yaitu gender, usia, kesensitifan harga, dan kecenderungan pada promosi), hasil dari penelitian ini ternyata memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan apapun diantara ketiga variabel yang diujikan. Beberapa hal yang dapat dianalisis mengenai penolakan hipotesis itu antara lain disebabkan oleh adanya perbedaan tipe produk dan profil responden yang diteliti.

This thesis examined the influence of information exposure (example: advertising) delivered via television to the likelihood of impulse purchasing behavior. More and more ads are expected of the more impulsive purchases. But in theory also says that the higher the information given will cause the higher the consumer's knowledge of these products, and knowledge will make consumer products into a rational buyer (not impulsive). By using the information as an independent variable, product knowledge as intervening variables, and impulse purchasing behavior as the dependent variable (and added to the four control variables of gender, age, price consciousness, and deal proneness), the results of this study was to show that there is no relationship Any of the three variables tested. Some things that can be analyzed on the rejection of the hypothesis that among other things due to the differences in product type and profile of respondents in the study."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wibisono
"ABSTRAK
Persaingan pasar yang makin keras, membuat pelanggan memiliki banyak
altematif dalam membeli produk-produk yang di tawarkan produsen. Agar dapat
memenangkan pangsa pasar atau setidaknya mempertahankan diri terhadap situasi
tadi, maka produk yang di buat harus disesuaikan dengan keinginan pelanggarn
Dengan kata lain mutu dari suatu produk, harus dilihat dari sudut pandang
pelanggan sehingga orientasi berproduksi saat ini di arahkan kepada upaya,
bagaimana cara agar dapat memenuhi atau memuaskan keinginan pelanggan.
Sebagai pengguna akhir produk, pelanggan memiliki kebutuhan yang amat
beragarn. Memahami secara baik keinginan pelanggan terhadap suatu pmduk, alcan
memudahkan produsen untuk merancang produk yang sesuai dengan persyaratan
mereka Dilain pihak produsen memilild keterbatasan-keterbatasan guna memenuhi
seluruh keinginan pelanggarmya. Karena keterbatasan tersebut, maka seluruh
departemen terkait yang ada harus dilibatkan, agar dapat memenuhi keinglnan
pelanggan. Hal ini sesuai dengan konsep Total Quality Management, yang menitik
beratkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan, melalui perbaikan proses
yang bersinambung serta menyeluruh (melibatkan seluruh sumber daya yang ada di
perusahaan).
Salah satu alat bantu dalam Total Quality Management, untuk mendapatkan
keselarasan rerbaik, antara keinginan pelanggan dengan kemampuan proses
produksi yang ada pada produsen, di kenal dengan nama Quality Function
Deployment (QFD). Penerapan konsep ini, terutama sekali di peruntukkan pada
proses perancangan produk baru. Dimana di harapkan produk akhir yang nantinya
terbentuk, lebih terjamin kesesuaiannya dengan kehendak pelanggan.
Penerapan lain dari konsep ini dapat pula di terapkan pada produk yang
telah di produksi. Yakni untuk upaya perbaikan mutu produk, melalui penjabaran
kembali keinginamkeinginan pelanggan atas produk tersebut. Dengan demikian
bagian dari produk yang belum sesuai dengan kehendak pelanggan, dapat di
sempumakan oleh produsen, sesuai bentuk perbaikan yang mereka inginkan.

"
1996
S36672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>