Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219801 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meifaliana Osman
"Penelitian ini membahas proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam kegiatan belajar-mengajar, melihat bagaimana cara yang dilakukan guru ketika memberikan berbagai informasi kepada siswanya. Melalui penjelasan yang terarah, guru dapat memperkecil kesalahpahaman atau ketidakmengertian siswa dalam menerima/menguasai materi pelajaran yang dapat menghambat prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan melalui metode Pengamatan dan Wawancara dengan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Melalui komunikasi dua arah, Interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dapat mengetahui sejauhmana materi pelajaran dapat diterima dan dimengerti siswa. Analisis data dilakukan terhadap cara penyampaian materi pelajaran oleh guru dan proses penerimaan materi yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, harapan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat memperkecil kesalah pahaman antara pesan yang disampaikan dan interpretasi pesan yang diterima siswa. Proses Belajar Mengajar (PBM) sebagai media dalam proses penyampaian dan penerimaan pesan dimana guru bertindak sebagai sumber informasi/komunikator dan siswa sebagai penerima informasi/komunikan. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah sama (ceramah/instruksional) tetapi perbedaan sikap guru mempengaruhi proses penerimaan pesan bagi siswa.
Hasil penelitian dari pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dari cara dan sikap guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pada dasarnya cara yang dilakukan guru "lama" yaitu ceramah/ instruksional. Bila cara yang dilakukan guru lebih variatif dalam penyampaiannya serta sikap guru lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpikir kreatif ( tidak textbook) maka siswa dapat lebih konsentrasi dalam proses penerimaan pesan/materi pelajaran. Pada tingkat pemahaman materi, penyampaian materi yang abstrak dijelaskan ke dalam hal yang lebih kongkrit. Penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti (memperjelas kata-kata kiasan), membantu siswa untuk lebih memahami materi. Sehingga kesalahpahaman atau ketidak mengertian siswa dalam menjawab pertanyaan guru, bukan karena siswa mempunyai kemampuan menghafal.
Dari hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan untuk diadakan penelitian lanjutan mengenai kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide atau gagasan yang lebih kreatif baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama maupun di Sekolah Menengah Atas/ umum untuk lebih mengembangkan diri dan mempunyai kemampuan berkomunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Gloria M.U.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini pendidikan nilai menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan. Adanya globalisasi mengakibatkan banyak sekali pembahan dan pergeseran dalam hidup sehingga membentuk manusia yang memiliki nilai-nilai kehidupan yang positif menjadi sebuah kebutuhan. Hal ini terjadi karena nilai dipandang sebagai sebuah panduan yang digunakan oleh seseorang dalam berperilaku di kehidupannya sehari- hari. Oleh karenanya, Depdiknas melalui mata pelajaran PPKn berusaha untuk membantu mempersiapkan manusia yang memiliki nilai-nilai kehidupan positif sejak dini. PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan oleh Depdiknas untuk mengajarkan nilai di sekolah. Pendekatan belajar yang digrmakan dalam pelajaran ini merupakan pendekatan kontekslual yaitu dimana seorang siswa belajar melalui permasalah-permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari (woolfolk, 1998). Melalui pendekatan ini diharapkan nantinya siswa menjadi mampu untuk menerapkan pengetahuan yang didapatnya dari sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai yang dimilikinya tidak hanya menjadi pengetahuan kognitif tetapi mampu menjadi perilaku yang menetap dalam diri siswa. Oleh karenanya peneliti tertarik untuk melihat gambaran pendekatan pembelajaran nilai yang dilakukan oleh guru PPKn di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitalif, dimana pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, guru PPKn SD Tarakanita III masih belum secara sepenuhnya mengaplikasikan pendekatan kontekstual sebagai bagian dari proses belajar mengajar di kelasnya. Hal ini dikarenakan guru masih belum menyadari pentingnya pemberian rangsangan melalui pemecahan masalah sehari-hari agar siswa menjadi lebih mampu untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga belum menyadari sepenuhnya bahwa perkembangan siswa bukanlah sepenuhnya tanggung jawab ruah tetapi juga merupakan tanggung jawab sekolah. Oleh karenanya, Depdiknas diharapkan memberikan panduan yang lebih rinci dan pelatihan proses pengajaran PPKn bagi guru-guru sekolah dasar mengenai pendekatan kontekstual dan aplikasinya pada pelajaran PPKn di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode knalitalif. dimana pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara Hasil dan penelitian ini menunjukkan bahwa, guru PPKn SD Tamkanita III masih belum secara sepenuhnya mengaplikasikan pendekatan kontekstual sebagai bagian dan proses belajar mengajar di kelasnya. Hal ini dikarenakan guru masih belum menyadari pentingnya pemberian ransangan melalui latihan pemecahan masalah sehari-hari agar siswa menjadi lebih mampu untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga belum menyadari sepenuhnya bahwa perkembangan siswa bukanlah sepenuhnya tanggung jawab rumah tetapi juga merupakan tanggung jawab sekolah. Oleh karenanya, Depdiknas diharapkan memberikan panduan yang lebih rinci dan pelatihan proses pengajaran PPKn bagi guru-guru sekolah dasar mengenai pendekatan kontekstual dan aplikasinya pada pelajaran PPKn di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nazirin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan motivasi terhadap kemampuan pemahaman konsep PPKn siswa sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan post test only control design. Subjek penelitian sebanyak 44 siswa yang terdiri dari 22 siswa sebagai kelas eksperimen dan 22 siswa sebagai kelas kontrol. Data dianalisis menggunakan uji Anova 2 jalur. Hasil analisis data menunjukkan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa berupa pemahaman konsep PPKn siswa. Siswa dengan tingkat motivasi yang tinggi lebih baik dalam hal penggunaan model Jigsaw dan hasil belajar, dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep PPKn. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada model pembelajaran ceramah untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik, dan bahwa siswa dengan motivasi belajar yang tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar yang rendah dalam penggunaan atau pemanfaatan model pembelajaran Jigsaw dan hasil belajarnya."
Tangerang: LPPM Universitas Terbuka, 2018
370 JPE 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Monika Iyana
"Agar siswa dapat mencapai potensi maksimalnya, proses pembelajaran harus berpusat pada anak didik. Pembelajaran yang berpusat pada anak didik berarti pendidikan yang memperhatikan keseluruhan dari aspek anak didik, yang berarti aspek kognitif, fisik, sosial, dan emosional, dan memperhatikan perbedaan individu anak didiknya.
Pembelajaran inteligensi majemuk merupakan salah satu bentuk upaya pembelajaran yang berpusat pada anak didik. Gardner (1983) berpendapat bahwa setiap manusia memiliki delapan kecerdasan dasar yang saling berinteraksi dalam kadar yang berbeda-beda pada setiap manusia. Teori ini kemudian memberikan pemahaman bahwa dikarenakan setiap manusia memiliki aspek inteligensi yang berbeda-beda maka setiap individu tentunya mempunyai cara beiajar yang berbeda. Kedelapan .inteligensi yang diajukan oleh Gardner tersebut adalah inteligensi linguistik-verbal, inteligensi logis-matematis, inteligensi spasial-visual, inteligensi ritmik-musik, inteligensi kinestetik, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal, dan inteligensi naturalis.
Pada penelitian ini, kedelapan inteligensi tersebut dilihat dalam bentuk profil. Profil yang dimaksud adalah gambaran umum dari inteligensi majemuk siswa yang diperoleh melalui instrumen panel itian yang bernama NIICY (Multiple Intelligences Checklist for Youngsters (grades 2-4)). A]at ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa self-report dengan gaya Likert skala 4 yang terdiri dari delapan kategori inteligensi majemuk.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sumbangan dari inteligensi majemuk pada pencapaian akademik siswa kelas 2-3 sekolah dasar High/Scope Indonesia dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Penelitian ini merupakan kajian lapangan dengan desain non-eksperimental.
Responden penelitian ini adalah siswa kelas 2-3 sekolah dasar yang berada pada tahapan operasional kongkret (N= 78).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inteligensi linguistik-verbal menyumbang secara positif dan signifikan kepada pencapaian akademik pada pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 7,3% (Ian pada pelajaran Matematika sebesar 7.6%. Hal ini menwijukkan bahwa siswa kelas 2-3 sekolah dasar High/Scope® Indonesia - TB. Simatupang menggunakan inteligensi linguistik-verbalnya untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. PeneIitian ini belum dapat membuktikan bahwa kedelapan inteligensi bekerja secara bersama-sama dalam mempelajari Bahasa Indonesia dan Matematika.
Saran yang diajukan untuk penelitian lebih lanjut adalah: (1) menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mendapatkan profil inteligensi majemuk secara lebih komprehensif, (2) menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat inteligensi majemuk yang unik dan individual (3) meningkatkan .reliabilitas alat ukur MICY dengan cara menambah item, memperbaiki susunan kalimat dan pilihan kata."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Widyasari
"Penerimaan teman sebaya bagi anak berkebutuhan khusus pada lingkup pendidikan inklusif dianggap penting. Hal ini dikarenakan adanya kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi bersama dengan teman teman sebaya mereka sehingga proses belajar dan bersosialisasi dapat berjalan dengan lebih baik. Penelitian ini hendak melihat bagaimana hubungan antara efikasi guru dengan penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus yang dimediasi oleh strategi pengajaran guru pada sekolah inklusif. Partisipan dari penelitian ini adalah 70 orang guru dan 596 murid dari 18 sekolah inklusi. Adapun alat ukur yang dipergunakan pada penelitian ini adalah The Teacher Sense of Efficacy Scale (TSES) untuk mengukur efikasi guru, The Bender Classroom Structure Questionnaire Versi Indonesia (BCSQ VI) untuk mengukur strategi pengajaran guru, dan Peer Acceptance Scale (PAS) untuk mengukur penerimaan siswa sebaya. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh langsung (direct effect) yang signifikan antara efikasi guru terhadap penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, b 0,0145, t 0,3584, p 0,7212 dan ada pengaruh tidak langsung (indirect effect) yang signifikan antara efikasi guru terhadap penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, b 0,0311, LLCI 0,0083 dan ULCI 0,0722. Hal ini membuktikan bahwa strategi pengajaran guru memediasi penuh hubungan antara efikasi guru dan penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekiolah inklusif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2018
150 JPS 16:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Musyafa
"Kepribadian Islam harus ditanam sedini mungkin melalui pendidikan, yaitu sejak pednidikan dasar. Pembentukan karakter anak sejak berada sekolah dasar, akan memberikan pengaruh yang lebih besar bagi mereka ketika mereka tumbuh dewasa, seperti pepatah yang mengatakan belajar di waktu kecil seperti mengukir di atas batu dan belajar di usia tua seperti mengukir di atas air. Belajar di tingkat SD harus difokuskan pada pembentukan karakter mereka, sehingga bahan-bahan ekonomi Islam yang tepat adalah seperti kesejahteraan, keadilan, pelarangan praktik riba, harus jujur dengan lingkungan sosial dan sebagainya."
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah , 2014
370 TAR 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa yang kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, meliputi kompetensi guru, komitmen mengajar, dan efektifitas proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap efektifitas proses pembelajaran serta implikasinya pada hasil belajar siswa baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey method dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori likert terhadap 60 orang guru SMA di Kota Tasikmalaya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan langsung dan tak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa, efektifitas hasil pembelajaran, kompetensi guru dan komitmen mengajar guru SMA di Kota Tasikmalaya termasuk dalam kategori tinggi dan terdapat pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap hasil belajar siswa melalui efektifitas proses pembelajaran."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>