Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regina Damayanti Darmadji
"Iklan Layanan Masyarakat "AIDS. Kita Bisa Kena, Kita Juga Bisa Cegah, yang terdiri atas 4 versi, yaitu: Transmission, Confession, Friendship dan Prevention (Domino), merupakan proyek kerjasama Menko Kesra Taskin dengan AusAID. Penayangkan dilakukan sepanjang tahun 1999/2000 melalui RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI.
Penelitian mengenai "Pengaruh Iklan `AIDS. Kita Bisa Kena, Kita Juga Bisa Cegah' Terhadap Pemahaman dan Sikap" dilakukan untuk rnengetahui apakah pesan iklan tersebut berpengaruh terhadap pemahaman dan sikap remaja tentang HIV/AIDS. Selain itu, diteliti pula variabel-variabel yang diduga turut mempengaruhi persepsi remaja dalam menonton iklan.
Penelitian ini dilakukan atas dasar pentingnya bagaimana menyampaikan pesan persuasif tentang HIV/AIDS melalui iklan di televisi. Melalui pengertian yang baik, diharapkan muncul sebuah pemahaman tentang HIV/AIDS yang benar, yang akan melahirkan sikap positif pemirsa dalam menghadapi issu-issu HIV/AIDS di sekitar lingkungannya.
Subjek penelitian berjumlah 114 orang, terdiri atas remaja putra dan putri kelas II yang dipilih secara acak dari empat SMU di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner pretest posttest. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen "before-crier control group design" untuk melihat apakah ada perubahan pemahaman dan sikap pada diri subjek setelah menonton iklan. Dan yang digunakan adalah versi Prevention dan versi Confession. Sementara teori tentang perubahan pemahaman dan sikap berpijak pada hasil penelitian Petty dan Cacioppo serta berbagai hasil penelitian para ahli mengenai message learning approach.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS cukup memadai. Selain masih cukup banyak remaja yang menganggap AIDS adalah penyakit kaum homoseksual, mereka juga membutuhkan informasi cara pencegahan agar tidak tertular HIV. Perubahan pemahaman dan sikap yang signifikan ditunjukkan oleh Iklan Layanan Masyarakat "AIDS. Kita Bisa Kena, Kita Bisa Cegah" versi Prevention. Sementara variabel-variabel yang berpengaruh pada persepsi menonton iklan versi Prevention terhadap pemahaman adalah pertemanan mandiri dan punya pengalaman terpapar iklan. Melalui analisa data diketahui bahwa iklan versi Prevention dipersepsikan lebih baik daripada iklan versi Confession. Atas dasar temuan ini, disarankan untuk menerapkan model penjadwalan fighting dengan berpijak pada teori "sleeper effect" dan "delayed action effect" pada program televisi yang disukai remaja, yakni: film dan musik melalui stasiun-stasiun televisi swasta favorit remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul
"Dampak krisis ekonomi di Indonesia sejak 1997, yang mendorong diluncurkannya pengurangan subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2002, menyebabkan makin meningkatnya harga berbagai kebutuhan pokok. Untuk mengurangi dampak buruk terutama bagi masyarakat yang tergolong miskin, pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Program Kompensasi Pengurangan Subsidi-Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM). Tujuan program adalah membantu masyarakat yang terkena dampak kenaikan BBM.
Kata kunci pada program yang terkait dengan kesertaan masyarakat luas adalah sosialisasi. Program yang telah disusun matang dan diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, akibat sosialisasinya yang tak dirancang sempurna, targetnya tak terwujud. Terkait dengan upaya memperkecil kegagalan program, Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan memproduksi dan menayangkan spot iklan televisi tentang PKPS-BBM bidang kesehatan, pada tahun 2002.
Tindakan pengukuran terhadap hasil sosialisasi yang hendak dicapai dan diikuti dengan menentukan faktor yang mempengaruhi keinginan untuk berperilaku sesuai pesan iklan, perlu memperoleh perhatian. Terkait dengan hal tersebut sebagai tindak lanjut dari penayangan spot iklan, dilakukan evaluasi dan penentuan faktor yang mempengaruhi keinginan berperilaku sesuai pesan iklan oleh sasaran program sosialisasi. Dari data yang terjaring, dapat diperoleh gambaran berhasil-tidaknya program sosialisasi yang dilaksanakan oleh Pusat Promosi Kesehatan - Departemen Kesehatan.
Dengan menggunakan pendekatan Ajzhen dan Fishbein, keinginan berperilaku (behavioral intention) dari sikap yang ditunjukkan khalayak, dapat digunakan sebagai penduga (peramal) utama dari perilaku selanjutnya, ingin diketahui seberapa besar keinginan khalayak untuk berperilaku (BI) sesuai anjuran yang disampaikan dalam iklan, dan pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi Bl khalayak spot ikian televisi PKPS-BBM.
Dari data yang dikumpulkan ditunjukkan : sebagian besar (70%) responden memiliki sikap yang baik terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat PKPS BBM. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan frekuensi menonton, dengan Sikap terhadap Anjuran dalam Iklan (Ab). Behavioral Intention (Bl) atau keinginan berperilaku, khalayak setelah menonton iklan layanan masyarakat PKPS BBM dipengaruhi secara signifikan oleh Sikap terhadap Anjuran dalam Iklan (Ab) dan Norma Subyektif (SN). Norma Subyektif (SN) memberikan pengaruh yang lebih besar pada Behavioral Intention (BI), Kerangka model yang telah disesuaikan, tidak membentuk model yang fit. Namun dapat dinyatakan Theori Reasoned Action, Fishbein dapat sepenuhnya terkonfirmasi jika beberapa syarat tertentu, yang belum sepenuhnya terungkap akibat keterbatasan penelitian, dapat dipenuhi.
Dengan keterbatasan dan kelemahannya, penelitian ini mengajukan rekomendasi penelitian-penelitian lanjut dengan tema sejenis, namun jumlah sampel perlu memperoleh perhatian Sedangkan di dunia praktis perlu dikembangkan bauran unsur program komunikasi, dalam sosialisasi program. Sebab kecilnya behavior intention, boleh jadi akibat tak terjadinya penguatan keinginan berperilaku yang hanya dibentuk oleh spot iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ghurron Muhajjalin
"Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi formatif terhadap iklan televisi sosialisasi Pemilu 2014 dari Komisi Pemilihan Umum RI pada pemilih pemula. Penelitian ini menggunakan model pencapaian tujuan dimana evaluasi dilakukan melalui pengukuran tingkat kesuksesan atau kegagalan dalam mencapai objektif dari program. Melalui kuisioner yang diberikan pada 30 pemilih pemula serta wawancara dengan pihak sosialisasi KPU RI, penelitian ini menunjukkan bahwa iklan televisi sosialisasi Pemilu 2014 dikategorikan sangat efektif dalam hal peningkatan partisipasi pemilih. Kemudian juga dikategorikan cukup efektif dalam hal penyebarluasan informasi, tahapan, jadwal dan program pemilu; serta peningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan masyarakat tentang kepemiluan. Namun, untuk mengatasi beberapa kendala seperti minimnya pemilih muda yang menjadikan KPU sebagai sumber utama informasi, penelitian ini kemudian merekomendasikan KPU RI untuk (1) membangun kerjasama yang sinergis dan berkelanjutan utamanya dalam hal sosialisasi pemilu dengan media massa dan LSM terkait, serta (2) melakukan pemilihan media sosialisasi dengan seksama dan menyesuaikan konten pesan dengan platform media yang dipilih.

This study is a formative evaluation of the television ads outreach programs of the 2014 election Indonesian General Election Commission. This study uses a model of goal-attainment models where the evaluation is done by measuring the level of success or failure in achieving the objectives of the program. Through a questionnaire given to 30 first-time voters as well as interviews with the KPU RI socialization, this study shows that the program has been very effective in terms of increasing voter participation. Then also been effective in terms of information dissemination, stage, and program schedule of the elections; and increasing knowledge, understanding and the ability of the electoral community. However, to overcome some obstacles such as the low number of young voters who make the Commission as the main source of information, this study then recommends KPU RI to (1) build synergistic and sustainable especially in terms of socialization election by the mass media and NGOs, as well as (2) conduct media selection and socialization carefully tailor the message content with selected media platforms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Herbanu Prastowo
"Penelitian mengenai strategi pemasaran iklan suatu stasiun televisi swasta ini dilakukan berdasarkan pengamatan situasi pemasaran iklan di Televisi Swasta yang semakin kompetitif dalam merebutkan pangsa anggaran iklan di televisi. Tujuan penelitian skripsi ini adalah mengembangkan alternatif strategi pemasaran jasa penyiaran televisi PT. RCTI dengan menggunakan metoda analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil penelitiannya berupa identifikasi faktor keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman, yang kemudian diturunkan strategi marketing mix (produk, harga, distribusi, dan promosi). Dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa struktur pasar penyiaran televisi Indonesia berbentuk pasar oligopoli. Acara (programme) adalah produk dari suatu stasiun televisi swasta. PT. RCTI menggunakan differential rate sebagai bentuk penetapan harga berdasarkan segmen waktu. Kegiatan distribusi PT. RCTI sebagian besar adalah dengan distribusi tidak lang sung menggunakan biro iklan. Kegiatan promosi PT. RCTI adalah sebagian besar berupa advertising di media televisi dan media lainnya. Saran yang dapat diberikan adalah PT. RCTI dapat lebih mengarahkan kegiatan pemasarannya, menyempurnakan sistem informasi pemasaran, menawarkan bentuk iklan yang berdurasi 7 detik untuk menarik pemasang iklan beranggaran kecil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Televisi, 1980
659.14 Ind l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kusmardiani Kosim
"Mengiklankan sebuah produk obat adalah pekerjaan yang memerlukan perhatian lebih. Produsen dan biro iklan harus menciptakan pesan yang menarik, informatif dan tidak menyesatkan. Iklan dengan informasi yang tidak jelas sangat mungkin menimbulkan salah persepsi yang kemudian bisa saja berdampak lebih besar bagi masyarakat. Mengingat pentingnya kesehatan manusia membuat beberapa institusi memperhatikan produk-produk yang diiklankan lewat media secara lebih khusus.
Ada beberapa produk obat baru yang saat ini digolongkan sebagai produk obat tradisional yakni Fitofarmaka. Produk-produk ini sudah dibuat, dipasarkan dan diiklankan di media di mana beberapa di antaranya menciptakan kontroversi. Permasalahan yang dimunculkan dari iklan-iklan tersebut adalah anggapan menyesatkan atau tidak etis.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam penentuan iklan, penelitian ini menggunakan model hirarki dari Shoemaker & Reese. Kondisi realitas masyarakat Indonesia dan karakterisitik iklan juga menjadi kajian utama yang dilihat untuk memahami penyebab timbulnya ketidaksesuaian antara iklan dengan masyarakat luas.
Ada beberapa institusi terlibat dalam proses pembuatan ikian. Dalam kasus ini, peranan mereka sangat penting sebagai penilai dan penyensor. Keberadaan mereka adalah untuk melindungi masyarakat di antaranya dari kesalahan informasi. Bagaimanapun, mereka belum berhasil mengurangi kontroversi dari iklan-iklan yang ditonton masyarakat dan hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi antara mereka semua.
Pada akhirnya bagaimana pun kreativitas, perlindungan konsumen dan juga masalah komersial merupakan hal-hal yang harus dipertahankan dalam setiap iklan. Untuk itulah sangat diperlukan koordinasi secara memadai antara seluruh komponen dalam sistem ini demi sebuah titik temu agar kepentingan seluruh pihak terlindungi.

Deciding TV Commercial Process: Describing the Roles of Related Elements in Traditional Medical AdvertisingAdvertising a medical product is a delicate work. Producers and advertising agencies should create a message which is attractive, informative and yet, not misleading. Advertising with vague information on the media could create misperception, which later could cause a greater impact in the society. Owing to the importance of people's well being, some institutions give special attention to the medical products advertised in the media.
Some manufacturers of medical products produce some new traditional medicine which can be put in the category of Fitofarmaka. Several products from this category have been manufactured, marketed, and advertised in the media. However, some media campaign has created controversy. This controversy happens because the messages seem to be misleading or unethical.
To look the factors that play important roles in creating a commercial, this research used the Shoemaker & Reese's hierarchical of model. The reality of Indonesian people and commercial's characters are also the main concern to understand the reasons for this controversy. Some institutions are involved in the process of creating a commercial message. In the case of Fitofarrnaka products, these institutions play important roles as filters. Their existence is meant to protect the public from being misinformed. However, the institutions involved have not succeeded in reducing controversial commercials that people see on TV and this happens because of the lack of coordination among them.
Creativity, consumer protection and commercial values should somehow be maintained in every commercial. To realize this, the institutions involved in the process of creating a commercial break should have strong coordination among them. Hence, the misperception of message by consumers could be minimized and people become better informed about the product being advertised."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 3844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adwin Wibisono
"Persaingan antar stasiun televisi swasta di Indonesia dalam mencari pelanggan dari biro iklan makin marak dengan munculnya banyak stasiun televisi swasta baru. Para pengelola stasiun televisi harus mencari pendekatan yang baru selain dengan perang harga yaitu pendekatan pemasaran relasional. Tingkatan tertinggi dalam hubungan relasional ini adalah tingkatan struktural (Berry, 1995), dan salah satu elemen penting pada terciptanya hubungan ini adalah adanya tujuan bersama (mutual goals) (Wilson, 1995). Oleh Aaker (1996), biro iklan dianggap sebagai pihak yang paling cocok untuk mengemban tugas pengembangan merek (brand building). Penulis menduga brand building dapat menjadi mutual goal antara biro iklan dan stasiun televisi swasta.
Masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah apakah brand building mempengaruhi persepsi agency terhadap kualitas hubungannya dengan stasiun televisi. Sebagai kelanjutannya adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan akan kepentingan brand building di antara pelaku media yang berlatar belakang planning dan buying. Masalah kedua ini berguna karena pemahaman stasiun televisi swasta akan pelanggannya - para biro iklan - akan membantu dalam pembentukan hubungan relasional dengannya.
Populasi yang diteliti adalah biro iklan yang berlangganan data dan software Telescope dan AdWatch dari Nielsen Media Research di Jakarta. Sampel yang diambil dengan cara tak acak. Analisis yang dipakai adalah analisis faktor dan regresi untuk menguji hipotesis pertama dan analisis diskriminan untuk menguji hipotesis kedua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah brand building dapat menjadi mutual goals antara biro iklan dan stasiun televise dan memang ada perbedaan antara pelaku media yang berlatar belakang planning dan buying

Competition between commercial television stations is becoming rife with the emergence of many new commercial stations in Indonesia fighting for the advertising agencies billings. Television stations should find a new approach to agencies other than one based solely on price, that of relationship marketing. The highest level of relationship is the structural bond (Berry, 1995) and an important element in this relationship is that both parties share a mutual goal (Wilson, 1995). Aaker (1996) argues that the agency should be the guardian of the brand. The author suspects that brand building may be a mutual goal between agencies and television stations.
The case presented in this thesis is whether brand building can be considered a mutual goal between television stations and advertising agencies. Following that is the question whether there lay a difference between media buyers and media planners within the media departments. This information is important as television stations need to understand their clients in order to establish a good relationship with them.
The population for this study is agencies subscribing Nielsen Media Research's Telecope and AdWatch data and software in Jakarta. The sample was gathered non-randomly. Factor and regression analyses were used to test the first hypothesis and discriminant analysis was used for the second. The conclusion of this study was that brand building can be seen as a mutual goal between advertising agencies and television stations and that there is a difference between media planners and buyers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramanitya Citra Khadifa
"ABSTRAK
Hertog Ijs merupakan produk es krim Belanda yang hanya dipasarkan di Belanda. Banyaknya produk es krim terkenal di Belanda menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan Hertog Ijs untuk menjaga eksistensinya dalam bersaing dengan produk lain. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Hertog Ijs memperkenalkan dan mempertahankan eksistensi produknya melalui iklan televisi yang dikemas secara unik dan berbeda. Dalam beberapa tahun, iklan produk Hertog Ijs menunjukkan suatu latar, tokoh, dan karakter yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ciri-ciri yang khas ditampilkan dalam iklan Hertog Ijs dari tahun 2002 hingga 2007 menggunakan model SPEAKING dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini akan menunjukkan bahwa ciri-ciri khas yang ditunjukkan dalam iklan-iklan Hertog Ijs menjadi salah satu upaya agar penonton dapat mengenali bahwa iklan tersebut adalah iklan dari produk Hertog Ijs.

ABSTRACT
Hertog Ijs is a Dutch ice cream brand that is only marketed in the Netherlands. Currently, the brand is facing a challenge to keep their existence in the market due to fierce competition among the ice cream brands. To encounter the challenge, Hertog Ijs has been maintaining its brand awareness by putting out unique campaigns for their new launches. Over the years, the advertisement have always been consistent with the typical storyline, character, and characteristics. Using the qualitative descriptive method, the study aimed to define the characteristics which the brand had used consistently in the Hertog Ijs TV advertisement from 2002 to 2007 with the SPEAKING model. In accordance with that, the analysis showed that their peculiar style of advertising has created a competitive advantage by gaining more recognition of the audience."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yudia Monawati
"Kajian terhadap Iklan Layauan Masyarakat (ILM) berbentuk Shalawat dari Bank Mega menarik perhatian atas sejumlah alasan yaitu kreativitas penggumaan pesan sosial yang bemuansa agama pada konteks krisis ekonomi yang melanda Indonesia; maraknya penggunaan isi dan atribut Islami pada berbagai produk media ikutan lainnya; serta upaya baru lmtuk memperkenalkan suatu lembaga komersial dengan iklan-iklan yang berisi pesan-pesan sosial. Penelitian difokuskan untuk mengetahui proses perancaugan ILM Shalawat bank Mega serta strategi medianya ; mengetahui teknik eksekusi periklanan yang dipakai dalam ILM Shalawat bank Mega; mengetahui dampak penayangan ILM Shalawat Bank Mega terhadap khalayaknya. Penelitian menggunakan metode evaluasi dengan berusaha rnenjawab dua pertanyaan utama dalam evaluasi yaitu: apakah kampanye yang sudah dilakukan rnenghasilkan perubahan yang diusahakan dan apakah ada faktor lain yang menyebabkan perubahan tersebut. Evaluasi yang dilakukan tldak dalam tataran ideal, tapi lebih berbentuk semacam audit komunikasi- Evaluasi dilakukan terhadap dua sumber data, yaitu data pertama berasal dari khalayak yang rnenonton tayangan ILM Shalawat Bank Mega, yaitu 50 mahasiswa Progran Sarjana Ekstensi FISIP-UI Junusan Ilmu Kornunikasi, sedangkan data kedua mengenai stratei kreatif, dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap pihak HOTLINE Advertising, agensi periklanan yang membuat ILM Shalawat untuk Bank Mega. Penelitian rnenunjukkan ILM Shalawat Bank Mega cenderung menjadi Corporate Advertising yang dibuat dengan standar pembuatan serta penempatan media seperti iklan komersial biasa. Dengan dernikian, ILM Bank Mega mendapat daya terpa yang tinggi kepada khalayak. Namun, seperti banyak ILM lainnya, ILM Bank Mega masih merupakan karnpanye yang terpisah-pisall, bukan merupakan bagian dari kampanye komunikasi pemasaran yang terpadu. ILM Bank Mega berhasil menggugah khalayak trhadap pesan sosial yang disampaikannya, namun tidak berhasil baik untnk menanamkan citra lembaga Bank Mega, yang justru hams diperkenalkannya. Akibamya, terdapat hubungan yang rendah antara daya terpa dengan tindakan khalayak untuk mcnjadi nasabah Bank Mega."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Murti Esti Rahayu
"Penelitian ini membahas bagaimana persepsi terpaan iklan televisi sebagai salah satu media promosi produk Pond?s Flawless White yang ditayangkan oleh Unilever Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan satu variabel yakni terpaan iklan. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang merupakan mahasiswi Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terpaan iklan memiliki persepsi yang baik atas kegiatan pemasaran Pond?s Flawless White. Namun demikian peneliti menyarankan agar komunikasi pemasaran melalui iklan televisi ini dapat terus dilakukan dengan tema yang lebih kreatif dan bintang iklan yang berimage baik dan representatif agar produk Pond?s Flawless White dapat terus berada dalam benak konsumen.

This research examines how much perception exposure to advertisement as one of the media promotion of products Pond's Flawless White served by Unilever Indonesia of the Unilever brand. This study uses a quantitative approach with the aim of explaining the one variable is exposure to advertisement. The data in this study were obtained through questionnaires to the respondents who are students of Lampung University. The results showed that the charge on advertising has a significant perception on audiences. However, researchers suggest that marketing communication through television advertising can be continued with a more creative themes and commercials are good and representative image about product brand Pond's Flawless White can be sustain on their mind. The writer would suggest to PT Unilever Indonesia to keep always innovative and develop the product."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>