Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pepen Apendi
"Manusia adalah makhluk berpikir. Makhluk yang kreatif yang selalu ingin mengembangkan diri mencari sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Manusia tidak mau menderita. Maka dari itu dia melakukan berbagai cara mengumpulkan harta duniawi walaupun teman sendiri menjadi akibatnya. Dampak negatif dari tindakan manusia yang semena-mena tersebut merugikan orang lain, khususnya merugikan orang-orang yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
Pemaknaan "Tokoh kita" dalam Karya Iwan Simatupang: Merahnya Merah dan Kering, Suatu Kajian Filosofis, adalah judul yang dipilih penulis yang tujuannya untuk menggambarkan orang-orang yang hidupnya penuh dengan derita. Kedua novel tersebut Merahnya Merah dan Kering, menggambarkan kehidupan kaum gelandangan yang hidupnya di gubuk kecil-kecil, kekurangan makan dan minum.
Tokoh kita sebagai pembawa pesan (massage) Iwan Simatupang dalam kedua novel tersebut, adalah tipe manusia yang mampu bersosialisasi, tipe manusia yang sadar akan dirinya di mana hidupnya tidak terlepas dari orang lain, tipe manusia yang sadar bahwa kebebasannya ditentukan oleh kebebasan orang lain, meminjam pendapat Sarte. Tokoh kita ditengah kehidupan yang tak terpahami ini, dunia absurd, meminjam pendapat Albert Camus, mau tak mau harus menerima keadaan seperti ini demi mencari `manusia hanya manusia'.
Tokoh yang dikenal dengan "Tokoh kita" merupakan tokoh yang mempunyai karakteristik yang tidak dipunyai oleh tokoh-tokoh lain (antagonis). Dia adalah tokoh yang tegar, pantang menyerah terhadap masalah dan rintangan yang menghadangnya. Dia suka menolong orang-orang yang berada dalam kesulitan dan kelaparan. Itulah beberapa karakter yang ada pada diri tokoh kita yang dapat dijadikan contoh oleh pembaca dalam mengarungi dan menjalani kehidupan yang absurd ini.
Dalam beberapa kutipan dalam novel Merahnya Merah dan Kering, Iwan berpesan pada pembaca agar menjadi orang yang pemaaf, jangan menyakiti binatang, menghormati orang lain. Dan ada pesan lwan yang harus benar-benar diingat oleh pembaca yaitu bahwa manusia harus tahu dan sadar dari mana mereka berasal dan dari apa mereka terbuat. Melalui "Tokoh kita" pesan-pesan itu Iwan sampaikan. ltulah makna filosofis tokoh kita. Setelah membaca novel ini, pembaca diharapkan menjadi lebih arif dan bijaksana dalam hidupnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simatupang, Iwan, 1928-1970
Jakarta: Gunung Agung, 1977
808.83 SIM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional RI, 2002
899.223 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dwi Urip Premono
"Dalam usaha untuk mengkategorikan kebudayaan-kebudayaan berdasarkan komunikasi, seorang ahli komunikasi dan kebudayaan bernama Edward T. Hall membuat perbedaan antara kebudayaan yang berkonteks tinggi dan kebudayaan yang berkonteks rendah. Menurutnya, kebudayaan-kebudayaan yang ada di dunia serta praktek-praktek komunikasi para anggotanya berkisar dari konteks tinggi dan konteks rendah. Komunikasi konteks tinggi adalah komunikasi di mana kebanyakan informasi yang menyangkut pesan-pesan sudah ada di dalam diri individu, sedangkan sangat sedikit yang berada dalam bagian-bagian pesan yang dikodekan. Pesan-pesan dalam komunikasi konteks tinggi sangat sedikit menggunakan kodekode pesan yang eksplisit dan terperinci. Sebaliknya, komunikasi konteks rendah adalah komunikasi di mana informasi tentang pesan-pesan sangat sedikit yang berada di dalam diri individu. Informasi dalam pesan-pesan konteks rendah lebih banyak disertakan dalam kodekode pesan itu sendiri sehingga pesan-pesan dalam komunikaSi konteks rendah harus disampaikan secara eksplisit, jelas, dan terperinci. Skripsi ini membahas tingkat konteks komunikasi kebudayaan masyarakat Jaton dalam situasi interaksi yang tidak harmonis. Masyarakat Jaton adalah sebuah komunitas kecil di Minahasa Sulawesi Utara. Komunitas ini bersifat unik karena sejarah keberadaan mereka yang berasal dari Jawa serta identitas agama dan adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat di sekitarnya. Pendekatan terhadap masalah dalam skripsi ini menggunakan metode etnografi komunikasi, yaitu metode yang dipakai untuk memahami perilakuperilaku komunikasi dalam sebuah kelompok masyarakat. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif, difokuskan pada deskripsi, penjelasan, dan pemberian makna terhadap data-data tersebut. Dengan cara demikian diperolehsuatu pemahaman dan pengertian yang mendalam tentang tingkat konteks komunikasi kebudayaan masyarakat Jaton dalam situasi interaksi yang tidak harmonis. Penemuan di lapangan menunjukkan bahwa berbagai bentuk interaksi dan perilaku komunikasi masyarakat Jaton berkonteks tinggi. Dalam interaksi yang tidak harmonis dilakukan secara konteks tinggi tetapi dengan tingkat yang rendah. Namun bila interaksi yang tidak harmonis terjadi dengan mitratutur yang bukan anggota komunitas Jaton, maka komunikasi yang digunakan adalah konteks tinggi dengan tingkat yang tinggi. Ada perkecualian, yaitu bila pesan-pesan yang dibicarakan adalah tentang ketidaksepakatan, sekalipun mitratuturnya bukan anggota komunitas Jaton, maka komunikasi dilakukan secara konteks tinggi dengan tingkat yang rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4136
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya Ismail
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1970
899.309 TAL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Baginda Saumar
"Novel Catatan dari Bawah Tanah 3antici:H H3 Ilollnonlifl' (Zapiski iz Podpol ya) merupakan salah satu masterpiece dari Sastrawan Rusia F.M Dostoyevski. Apa yang dituangkan Dostoyevski dalam Catatan dari Bawah Tanah 3anHcKH H Hounanbr' (Zapiski iz Podpol ya) adalah suatu kreatifitas untuk menyelami arti hidup manusia secara psikologi. Hal tersebut tercermin pada penyajian tokoh-tokoh dalam novel Catatan dari Bawah Tanah 3a.nicKH H3 Ilo jnonbn' (Zapiski iz Podpol ya) yang penuh dengan konflik batin. Sedangkan, Iwan Simatupang dengan Ziarahnya merupakan penulis yang berani meninggalkan aturan-aturan lama dalam sastra Indonesia. Ziarah merupakan sumbangan besar bagi khasanah Kesusastraan Indonesia. Hal itu tercermin dari penyajian cerita yang menggunakan flashback/sorot balik, Tokoh-tokoh yang dituangkan dalam bentuk 'tokoh ide'. Dalam skripsi ini yang menjadi bahan perbandingan dari kedua novel tersebut adalah unsur instrinsik terutama penceritaan, tokoh dan tema."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Natalia
"Ahmad Tohari lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Secara formal, ia hanya mengantongi ijazah SMAN II Purwokerto. Beberapa fakultas, yakni fakultas ekonomi, sosial politik, dan kedokteran, pernah dijelajahinya. Akan tetapi, semuanya tidak ada yang ditekuninya. Selain itu, Tohari juga kerap menulis novelet, cerita pendek (cerpen) ataupun novel. Hasil tulisan-tulisannya itu dapat kita baca pada media massa cetak, seperti Kompas, Republika, ataupun majalah Kartini. Novel pertama yang ditulisnya, yaitu Kubah (Pustaka Jaya, 1980), langsung memperoleh hadiah pertama dari Yayasan Buku Utama Depdikbud tahun 1981; Lambaian Page Beningditerbitkan. dalam sari Bunga no. 12 tahun 1982; Ronggeng Dukuh Paruk (Novel, 1982) pernah dimuat di Kompas sejak tanggal 17 Juli sampai 21 Agustus 1981; Lintang Kemukus Dinihari (Novel, 1981) dimuat di Kompas sejak tanggal 23 September sampai 27 Oktober 1984; Lentera Bianglala {Novel 1985) dimuat di Kompas; Di Kaki Bukit Cibalak (Novel, 1989) memperoleh hadiah Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1978 dan dimuat di harian Kompas dalam bentuk cerita bersambung mulai tanggal 10 Oktober sampai 06 November 1979 ; Lingkar Tanah Lingkar Air (Novel, 1993) dimuat di harian Republika; Mas Mantri Gugat (Kumpulan kolom, 1994) dan Bekisar Merah (Novel, 1993) pernah dimuat di Kompas. Selain novel-novel tersebut, Tohari juga menulis karya-karya lain berupa novelet dan cerita pendek."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S10913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>