Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mudarisin
"Sungai adalah torehan dipermukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air dan material yang dibawa dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah pengaliran ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara ke laut.
Sungai Cipinang merupakan salah satu dari 13 Sungai di DKI Jakarta yang mengalir melewati Kotamadya Jakarta Timur dengan hulu sungai Situ Jatijajar Kotamadya Depok dan bermuara di Sungai Sunter. DAS Sungai Cipinang meliputi 5 wilayah kecamatan di Kotamadya Jakarta Timur Yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Ciracas, Kecamatan Kramat Jati, Kecamatan Makasar dan Kecamatan Jatinegara. Luas DAS Cipinang 4.526,32 Ha dan panjang sungai 30,165 km.
Di Daerah pengaliran Sungai ini terdapat berbagai kegiatan usaha yaitu kegiatan industri, rumah sakit dan pemukiman. Dengan adanya berbagai kegiatan ini maka sungai Cipinang selain menampung curah hujan juga menampung limbah dari berbagai kegiatan tersebut. Akibat masuknya beban limbah dari berbagai kegiatan tersebut tanpa didukung oleh kemampuan daya tampung sungai yang memadai maka terjadilah pencemaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemantauan kualitas air sungai Cipinang dan pengolahan data dengan metode storet yang dilakukan BPLHD DKI Jakarta.
Adanya industri dan usaha kegiatan lainnya seperti pasar dan rumah sakit di sepanjang daerah aliran Kali Cipinang Jakarta Timur pada satu nisi dapat membawa keuntungan bagi penduduk karena terciptanya lapangan kerja serta meningkatnan pendapatan perkapita, sedangkan dampak yang lebih terasa akibat adanya industri tersebut adalah meningkatnya pencemaran lingkungan. Di sepanjang sungai Cipinang terdapat ± 60 Industri besar dan menengah yang terdiri atas industri makanan, farmasi, tekstil dan proses metal (Elektropating), kemudian 5 rumah sakit , dan 5 pasar yang berpotensi besar sebagai sumber pencemar.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian:
1) Apakah beban pencemar yang berasal dari kegiatan Instansional (industri, rumah sakit dan pasar) lebih besar dari pencemar yang berasal dari kegiatan pemukiman (rumah tangga),
2) Berapa besar nilai kecepatan reakasi orde satu,(k) Sungai Cipinang yang merupakan faktor penting dalam pengendalian pencemaran zat organic,
3) Berapa besar daya tampung sungai Cipinang terhadap beban pencemar baik yang berasal dari kegiatan instansional maupun non-instansional (pemukiman penduduk).
Hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah:
1). Beban pencemar organik dari kegiatan permukiman penduduk lebih besar dibandingkan dengan beban dari kegiatan instansional (industri, rumah sakit dan pasar).
2). Jika koefisien kecepatan rekasi orde satu (k) diketahui maka strategi pengendalian pencemaran sungai cipinang dapat dirumuskan.
3). Daya tampung Sungai Cipinang akan meningkat jika pasokan debit ditingkatkan dan pengurangan beban masuk pada Sungai.
Variabel penelitian adalah debit, kecepatan aliran, waktu alir, kadar BOD. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran lapangan kecapatan aliran dengan current meter, pengambilan sampel air limbah untuk dianalisis di laboratorium dan data sekunder dari Pemerintah Daerah DICE Jakarta. Pemilihan lokasi sampling berdasarkan segmentasi/ruas yang ada.
Perhitungan daya tampung beban dilakukan dengan metoda Streeter-Phelp sedangkan nilai kecamatan reaksi orde satu (k) dilakukan dengan metoda Thomas.
Analisis BOD dilakukan dengan metode Winkler di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI dengan hasil sebagai berikut: JI. Radar AURI ( 12.92 mg/lt), J1. Lap-tembak ( 20 mg/lt), 31. Ciracas ( 34 mg/lt), Lingkar Rambutan (48 mg/lt), JI.Pondok Gede (111 mg/lt), Halim PK ( 66 mg/lt) dan JI. Basuki Rahmat (90 mg/lt)
Hasil perhitungan beban pencemar domestik adalah sebagai berikut: Ruas-1 (1.115 kg/hari), ruas-2 (1.592 kg/hari), Ruas-3 (2.193 kg/hari), Ruas-4 (4.349 kg/hari), Ruas-5(3.740 kg/hari), Ruas-6 (3.064 kg/har), Ruas-7 (5.039 kg/hari). Sedangkan untuk beban pencemar industri adalah : Ruas - 1(7,97 kg/khari), Ruas-2( 97,76 kg/hari), Ruas-3 (56,25 kg/har), Ruas-4 (167,94 kg/hari), Ruas-5 (47,03 kg/hari) dan Ruas- 6(30 kg/hari).
Hasil simulasi perhitungan daya tampung beban pencemar dengan metode Streeter-Pheip dengan nilai (k) =0,28 Jika Debit awal 2,5 m3/lt, BOD = 5 mg/lt, BOD Pddk = 50 mg/lt, dan Industri Zerro adalah sebagai berikut : JI.Radar (1.080 kg/hari), Lap.Tembak (2.220 kg/hari), Ciracas (4.173 kg/hari), Lingkar Ram (6,923 kg/hari), Pondok Gede (12,2914 kg/hari), Halim Pk (16,704 kg/hari), Basuki R (20.182 kg/hari) dan IG.Ngurah Rai (27,53 kg/hari).
Menjawab beberapa rumusan permasalahan di atas, beberapa kesimpulan dibuat sebagai berikut :
1. Beban limbah Domestik mempunyai kontribusi 98 °ft sedangkan beban limbah Industri 2 %, dengan demikian kontribusi beban domestik jauh lebih besar dibandingkan dengan Industri.
2. Nilai kecepatan reakasi orde satu (k) Sungai Cipinang cukup besar yaitu 0,28 / hari hal ini menunjukkan bahwa potutan pada Sungai Cipinang didominasi oleh zat organik dengan demikian sebenarnya Sungai Cipinang mempunyai potensi yang cukup besar untuk melakukan self Purification. Namun karena panjang Sungai hanya ± 30 km sehingga waktu alir relatif singkat maka proses self Purification yang terjadi tidak optimal.
3. Daya tampung Sungai Cipinang pada kondisi existing sangat rendah namun demikian daya tampung dapat ditingkatkan jika pasokan debit dari hulu diperbesar dengan tetap menjaga kualitas, Melakukan intervensi terhadap limbah domestik sambil tetap melakukan pengawasan limbah dari kegiatan Industri sehingga pemulihan sungai terwujud.
Berdasarkan hasil pembahasan, saran-saran yang dapat diberikan adalah :
1. Melakukan pengelolaan secara terpadu melalui pendekatan ekosistem dari hulu sampai hilir antara Pemerintah DKI Jakarta dan Kotamadya Depok dalam melakukan pengendalian pencemaran terutama dalam pasokan debit dan kualitas air di bagian hulu sebelum masuk ke Kotamadya Jakarta Timur.
2. Melalukan pengolahan limbah domestik sebelum dibuang ke sungai dengan membangun IPAL komunal baik dilakukan oleh Pemerintah maupun swadaya masyarakat.
3. Melakukan pembinaan secara intensif kepada para perusaha industri yang dalam proses produksinya mengeluarkan atau membuang air limbah ke Sungai Cipinang, untuk berperan serta aktif dalam mencegah pencemaran dengan mentaati ketentuan beban limbah yang ditentukan.
4. Melakukan pengawasan dan tindakan tegas terhadap para pengusaha yang membuang air limbahnya tidak memenuhi ketentuan serta memberikan pengahragaan kepada pengusaha yang selalu taat dan patuh dalam melakukan pengelolaan lingkungan.
Daftar Kepusatakaan : 40 (1982 ? 2004)

River is engrowing on the earth surface that is representing natural waterway is leading the water and other constituents from the upstream area to the downstream area and finally is flowing into the sea.
Cipinang River is one of 13 (thirteen) river in Jakarta is flowing through the East Jakarta Municipality with upstream of this river is Jatijajar Pond in Depok Municipality and is jointing into the Sunter River. Watershed of Cipinang River is including 5 (five) districts in East Jakarta Municipality namely Pasar Rebo District, Ciracas District, Kramat Jati District, Makasar District, and 3atinegara District. The Cipinang Watershed area is 4,526.32 Ha and length of the river is 30.165 km.
There are various business activities in this river basin such as industrial activity, hospital, and human settlements. Cipinang River is carrying all wastes from those activities too, while it is carrying the rainfall. The impact of all wastes from those activities without supported by river's carrying capacity is created the contamination. It will proved by monitoring the water quality of Cipinang River and data are processing with staret method is done by BPLHD DKI Jakarta, is noted at the following Table 1-1:
The advantages of the industry and other activities existence like traditional markets and hospital to the community who leaves all along this river development basin in East Jakarta are creating some employment and are increasing income per capita, while the impacts of those industries are increasing the environmental stained. There are ± 60 middle and big industries along the Cipinang River such as food industry, pharmacy, textile, and metal process (Electroplating), moreover, 5 (five) hospitals and 5 (five) traditional markets are potentials as wastes production.
Based on the background at the above mentioned, the problems of this research are:
1) Are the institutional activities (industries hospital, and markets) having more waste than household activity's?
2) How fast the first order (k) reaction of Cipinang River that is important factor in organic waste controlling?
3) How big is Cipinang River's carrying capacity from all waste, even they are coming from institutional activities or they are coming from non-institutional activities (human settlement)?
This research's hypotheses are:
1) The human settlement activity has more organic wastes than the institutional activities (industry, hospital, and market),
2) If velocity of the first order (k) has been known, waste controlling at Cipinang River can be formulated,
3) Cipinang River's carrying capacity will be mounted up if there is an increasing discharge from the upstream.
Research variables are discharge, velocity, time, and BOD concentration. Current meter on site did data collection such as velocity measurement, waste sampling was analyzed in laboratory, and secondary data was obtained from DKI Jakarta Local Government. Sampling location was based on water trench.
Carrying capacity was estimated by Streeter - Phelp method, while the first order reaction in each district was estimated by Thomas method. BOD was analyzed in Environmental Health Technical Policlinic Laboratory - Health Department of RI by Winkler method with the following result: 31. Radar AURI (12.92 mg/L), 31. Lap. Tembak (20 mg/L), 31. Ciracas (34 mg/L), Lingkar Rambutan (48 mg/L), 31. Pondok Gede (111 mg/L), Halim PK (66 mg/L), and 31. Basuki Rahmat (90 mg/L).
The simulation result was indicating that domestic wastes were as follows: 1st segment (1,115 kg/day), 2nd segment (1,592 kg/day), 3rd segment (2,193 kg/day), 4th segment (4,349 kg/day), 5th segment (3,740 kg/day), 6th segment (3,064 kg/day), and 7th segment (5,039 kg/day). Meanwhile, the industrial wastes were as follows: 15t segment (7.97 kg/day), 2nd segment (97.76 kg/day), 3rd segment (56.25 kg/day), 4th segment (167.94 kg/day), 5th segment (47.03 kg/day), and 6th segment (30 kg/day).
Waste carrying capacity was estimated by Streeter-Phelp, which has (kk value = 0.28 if the discharge comes from the upstream was 2.5 m /sec, BOD concentration = 5 mg/L, BOD Pddk concentration = 50 mg/L, and Industrial BOD concentration was zero was as follows: 31. Radar (1.080 kg/day), 31. Lap. Tembak (2,220 kg/day), II. Ciracas (4,173 kg/day), Lingkar Rambutan (6,923 kg/day), 31. Pondok Gede (12,291 kg/day), Halim PK (16,704 kg/day), 31. Basuki Rahmat (20,182 kg/day), and 31. I. G. Ngurah Rai (27,530 kg/day).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Amira
"Air adalah subtansi penting keberadaannya bagi berbagai makhluk hidup termasuk manusia. Kontaminasi air permukaan sudah menjadi permasalahan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sungai Krukut adalah sungai di wilayah DKI Jakarta yang memiliki peruntukan sebagai air baku air minum. Akan tetapi, masalah yang dihadapi adalah ketika nilai kualitas air Sungai Krukut tidak memenuhi baku mutu
yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas air Sungai Krukut, DKI Jakarta dengan menggunakan data 3 tahun. Setelah itu, dilakukan alisis pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat yang mempengaruhi kualitas air Sungai Krukut, analisis perhitungan potensi beban pencemar di Sungai Krukut, dan tujuan terakhir adalah membangun model beban pencemar dan kualitas air BOD dan DO Sungai Krukut. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode analisis utama yang digunakan untuk membangun model kualitas air adalah dengan metode system dynamics. Hasil dari penelitian ini adalah parameter kualitas air Sungai Krukut selama 3 tahun terakhir cenderung melewati baku mutu. Hasil analisis sosial dan ekonomi masyarakat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kesadaran. Selain itu, salah satu dari aspek tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat kesadaran, dan persepsi pemanfaatan sungai juga memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Hasil dari analisis beban pencemar adalah, beban pencemar terbesar berada di segmen 2 dengan nilai 4.077 kg hari. Hasil pembangunan model penduduk, BOD dan DO adalah valid karena memiliki AME di bawah 30. Setelah dijalankan simulasi selama 5 tahun menggunakan model yang sudah divalidasi, nilai BOD dan DO hasil simulasi tidak memenuhi ekspektasi. Nilai BOD dan DO sungai tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan sehingga dilakukan intervensi model dengan melakukan peningkatan partisipasi
masyarakat di bidang sanitasi.

Water is an important substance for various living things including humans. Surface water contamination become a problem throughout the world, including Indonesia.
Krukut River is a river in the DKI Jakarta area that has a function as raw water for drinking water source. However, the problem is the Krukut Rivers water quality
value does not meet the established quality standards because of pollution. Therefore, the purpose of this study is to analyze the water quality of the Krukut
River, DKI Jakarta using 3 years data. After that, an analysis of the social and economic aspects of the community that affects the quality of the Krukut River
water, analysis of calculation of potential pollutant loads in the Krukut River, and the final goal is to develop a model of pollutant load and water quality BOD and DO to control Krukut River pollution. This study uses a quantitative approach. The main analytical method used to build a water quality model is the system dynamics
method. The results of this study are the Krukut River water quality parameters over the past 3 years tend to pass the quality standard. The results of social and economic analysis of the community show that there is a relationship between the community knowledge and the community awareness. In addition, one aspect of the community education, community income level, community awareness, and perception of river use also has a relationship with the community participation. The results of the pollutant load analysis are, the largest pollutant load is in segment 2 with a value of
4.077 kg day. The results of the development of the population model, BOD and DO are valid because they have an AME below 30. After running 5 years simulation using a validated model, the result of BOD and DO values from
simulation did not meet expectations. The BOD and DO values of the river do not meet the established quality standards, so a model intervention is carried out by
increasing community participation in sanitation.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T54463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Indriany
"Sungai Cakung merupakan sungai yang berada di Jakarta dan melintasi kawasan padat penduduk serta menjadi tempat penampungan limbah industri. Permasalahan pada penelitian ini yaitu telah terjadi penurunan kualitas air Sungai Cakung yang menyebabkan sungai ini tidak dapat digunakan sesuai peruntukkannya. Pencemaran ini juga dapat menyebabkan rusaknya keanekaragaman biota di daerah muara Cilincing yang berperan penting dari sisi ekologis. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menyusun strategi pengendalian pencemaran yang berkelanjutan. Metode yang digunakan merupakan metode gabungan dengan analisis deskriptif, pemodelan daya tampung beban pencemaran menggunakan QUAL2Kw dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini yaitu status mutu air Sungai Cakung tercemar berat dan beban pencemar yang masuk sudah melebih daya tampung alami sungai. Di sisi lain, faktor sosial ekonomi berpengaruh pada kepemilikan sarana sanitasi yang akan berdampak pada kualitas sungai. Kesimpulan penelitian ini yaitu strategi yang terpilih adalah strategi bertahan dengan terus membenahi indikator kelemahan dan ancaman terhadap pengendalian pencemaran Sungai Cakung.

The Cakung River is a river in Jakarta that crosses densely populated areas and serves as a storage area for industrial waste. The problem addressed in this study is the decreasing water quality of the Cakung River, which hinders its designated use. This pollution also poses a threat to the diversity of biota in the Cilincing estuary area, which plays a crucial ecological role. The ultimate objective of this research is to develop a sustainable pollution control strategy. The methodology employed combines descriptive analysis, pollution load capacity modeling using QUAL2Kw, and SWOT analysis. The findings of this study reveal that the water quality status of the Cakung River is severely polluted, with the incoming pollutant load surpassing the river's natural carrying capacity. Furthermore, socio-economic factors influence the availability of sanitation facilities, thereby affecting the river's quality. In conclusion, the chosen strategy is a survival strategy that involves continuously improving the indicators of weaknesses and threats to pollution control in the Cakung River."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firouza Hilmayati Putri
"[Ekosistem perairan tawar, seperti sungai sebagai penyangga dari aktivitas antropogenik. Manusia sebagai elemen utama memiliki kewajiban untuk menjaga kualitas sungai, baik sebagai masyarakat ataupun pemerintah. Limbah domestik dari aktivitas manusia, seperti limbah deterjen dan fecal coliform telah melebihi daya tampung dan daya dukung perairan. Sehingga berdampak pada degradasi lingkungan. Kebijakan hukum lingkungan hidup dapat menjadi batasan untuk aktivitas manusia yang menggunakan bantaran sungai, tetapi dalam penerapannya masih terdapat kesenjangan antara masyarakat, pemerintah, dan produk hukum. Atas dasar deskripsi tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis status mutu air yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003 dan meramalkan kebijakan lingkungan hidup dengan rencana skenario kebijakan yang akan datang. Studi kasus dilakukan di bantaran Sungai Cipinang dengan metode bola salju. Nilai mutu air Sungai Cipinang adalah -134 dengan status tercemar berat. Rencana skenario kebijakan lingkungan hidup menghasilkan empat macam narasi. Narasi satu adalah kondisi ideal, narasi dua adalah keterkaitan antara nilai masyarakat terhadap lingkungan, narasi tiga adalah kerusakan sumber daya alam bersama, dan narasi empat adalah tidak terlaksananya peraturan., River is one of the freshwater aquatic ecosystem. The function of river as a buffer for human activity. Humans as a major element have an obligation to maintain the water quality of river, either as a society or government. Domestic waste from human activities, such as detergent and fecal coliform have been exceeded of carrying capacity. It can impact to environmental degradation and river become damage. Policy of environmental’s law, may be limit to human activities, but in practice, there is still gap between society, government, and legal products. Based on the description, the purposes of this study are, to analyze the status of water quality based on the decree of the Minister Environment No. 115 in 2003, community participation, and predict the environmental policy with scenario. Case studies conducted in Cipinang’s river with the snowball method. The value of water quality is -134, and the status are heavily polluted. Scenario planning for environmental’s policy have four scenarios. First scenario is an ideal condition, second is relationship between the communities values and environmental, third is tragedy of the commons, and fourth is not implemented of regulations.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayrisna Sari
"Pencemaran yang terjadi di sekitar daerah aliran sungai di pengaruhi oleh faktor penggunaan tanah dan aktivitas penduduk di sekitar daerah aliran sungai. Permasalahan yang timbul adalah bertambahnya jumlah total beban pencemar di yang terdapat di daerah aliran sungai yang menyebabkan penurunan kualitas air. Pemodelan merupakan metode yang banyak digunakan untuk mendapatkan manajemen daerah aliran sungai (DAS) yang baik karena memenungkinkan untuk dilakukan peramalan terhadap dampak-dampak yang mungkin akan terjadi. Model sistem dinamik telah digunakan beberapa peneliti untuk mempelajari pencemaran air sungai.
Penelitian ini dilakukan pada Kali Caringin, Kali Angsana, dan Ci Putat yang merupakan anak sungai dari Kali Angke dan Kali Pesanggrahan yang tersebar di Kecamatan Sawangan Kota Depok. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil simulasi model dinamik terhadap sumber pencemar dan kualitas air parameter fosfar, nitrat, dan nitrit. meluasnya willayah pemukiman akan meningkatkan nilai sumber pencemar dalam sungai di Kecamatan Sawangan Kota Depok. Hasil penelitan menunjukan bahwa model sistem dinamik dapat menghasilkan simulasi yang baik pada wilayah yang memiliki karakteristik yang homogen.

Contamination that occurred around the watershed is influenced by land use factors and people's activities around the watershed. The problem that arises is increasing the total amount of pollutant load contained in the watershed that led to a decrease in water quality. Modelling approach is widely used to get best management in watershed because it is possibility to do forecasting of impacts could be happened in future. Model System Dynamic has been used to study of river water pollution.
This research is take place at Kali Caringin, Kali Angsana, and Ci Putat located in Kecamatan Sawangan, Kota depok. That hugging of residencial area will cause increasing pollutan sources and phospat and nitrat consentration in the rivers. This research tells us that model system dynamic can make good simulation in watershed that homogeneous area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihya Sulthonuddin
"Sungai Cimanuk adalah sungai terpanjang kedua di Provinsi Jawa Barat. Sungai Cimanuk sebagai sumber daya air dimanfaatkan untuk sumber air baku di PDAM dan berperan menjaga kelestarian lingkungan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan sosial masyarakat di sekitarnya. Sungai Cimanuk bagian hilir terindikasi tercemar akibat aktivitas masyarakat yang tidak terkendali di sempadan sungainya. K ualitas air sungai Cimanuk bagian hilir harus dikelola dan dikendalikan tingkat pencemarannya. Riset ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air sungai, menganalisis aktivitas masyarakat di sempadan sungai, dan merumuskan strategi pengendalian pencemaran air Sungai Cimanuk bagian hilir. Analisis kualitas air sungai diuji berdasarkan 7 parameter fisika-kimia dibandingkan dengan 6 baku mutu air sungai yang ditetapkan IDN, WJP, UKTAG, USEPA, MOEG, dan DOE. Pengambilan sampel air sungai dilakukan di Boyongbong, Sukaregang, Tomo, dan Jatibarang. Penentuan status mutu air sungai Tahun 2013-2018 menggunakan metode IP. Perumusan strategi pengendalian pencemaran air sungai menggunakan metode SWOT. Hasil riset menunjukkan kualitas air Sungai Cimanuk bagian hilir berada pada kondisi buruk ditandai dengan konsentrasi TSS (81,57 ± 132,69 mg/L), BOD (8,41 ± 6,53 mg/L), COD (33,92 ± 26,51 mg/L), DO (5,54 ± 1,67 mg/L), dan Amonia (0,21 ± 0,31 mg/L) tidak memenuhi baku mutu air sungai. Sungai Cimanuk bagian hilir dinyatakan tercemar ringan-sedang ditandai dengan nilai IP sebesar 1,04-7,51. Pencemaran Sungai Cimanuk bagian hilir terjadi disebabkan oleh aktivitas masyarakat (pembuangan limbah domestik, pembuangan sampah, pembuangan limbah peternakan ayam dan kambing, serta pembuatan batu bata) yang tidak terkendali di sepanjang sempadan sungainya. Strategi pengendalian pencemaran air Sungai Cimanuk bagian hilir yang direkomendasikan adalah strategi pertumbuhan yang progrefis, yaitu menerapkan kebijakan dengan cara (a) meningkatkan infrastruktur pengendalian pencemaran air melalui pembuatan tempat pengelolaan akhir sampah terpadu dan IPAL komunal, (b) meningkatkan peran dan partisipasi akademisi, peneliti, dan kelompok masyarakat dalam setiap kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pengendalian pencemaran air sungai, dan (c) meningkatkan koordinasi instansi/lembaga pemerintah dengan berbagai pihak dalam hal penentuan kebijakan pengendalian pencemaran air di Sungai Cimanuk bagian hilir.

Cimanuk River is the second longest river in West Java Province. The Cimanuk River as a water resource is used for raw water sources in the PDAM and plays a role in preserving the environment, increasing economic growth and social welfare of communities. However, the Cimanuk River downstream indicated to be polluted due to uncontrolled community activities in the river border. The water quality of the Cimanuk river downstream must be managed and controlled for its pollution level. This research aims to analyze river water quality, analyze community activities in river border, and formulate a water pollution control strategy in the Cimanuk River downstream. Analysis of river water quality based on 7 physicochemical parameters compared to 6 river water quality standards set by IDN, WJP, UKTAG, USEPA, MOELG, and DOE. Water sampling point of the Cimanuk River at Boyongbong, Sukaregang, Tomo, and Jatibarang. Assessment of the water quality status for 2013-2018 used the PI method. Formulation of the water pollution control strategies used the SWOT method. The results shows the water quality of the Cimanuk River downstream in a poor condition characterized by concentration TSS (81,57 ± 132,69 mg/L), BOD (8,41 ± 6,53 mg/L), COD (33,92 ± 26,51 mg/L), DO (5,54 ± 1,67 mg/L), and Ammonia (0,21 ± 0,31 mg/L) not meet the water quality standards. The PI value of the Cimanuk River downstream between 1.04-7.51 indicates slightly to moderately polluted. Pollution of the Cimanuk River downstream caused uncontrol community activities (domestic waste disposal, trash disposal, chicken and goat farm waste disposal, and brick industry). The recommended of the water pollution control strategies for Cimanuk River downstream is a growth strategy. Implementation of policies by (a) improve the facilities and infrastructure monitoring river water quality and wastewater quality (b) increase the role and participation of academics, researchers, and community in activity of planning and act river water pollution control, and (c) improve coordination between government agencies/institutions and various parties in determining water pollution control policies in the Cimanuk River downstream. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T53080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Tia Putri Octaviani Halim
"QUAL2K merupakan pemodelan numerik yang biasa digunakan untuk badan air permukaan. Model ini dinilai sederhana dengan hasil yang didapat cukup akurat. Walau cukup sederhana, variabel yang diperlukan untuk QUAL2K cukup banyak, sehingga pada umumnya parameter yang digunakan sudah bersifat default. Dimana hal ini menyebakan tidak diketahuinya sensitivitas atau seberapa berpengaruhnya suatu parameter terhadap objek studi. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan kualitas dan perubahan amonia, total nitrogen, BOD, dan DO pada Sungai Ciliwung dari hulu ke hilir dengan aplikasi QUAL2K dan menganalisis hubungan antara sensitivitas parameter laju reaksi kinetik dan variabel input terhadap kualitas amonia, total nitrogen, BOD, dan DO pada Sungai Ciliwung. Metode yang digunakan untuk analisis pada penelitian ini adalah metode QUAL2K. Melalui simulasi pada kondisi eksisting, diketahui bahwa untuk konsentrasi amonia hanya segmen satu yang memenuhi baku mutu PP No.22 Tahun 2021. Seluruh segmen pada untuk parameter total nitrogen memenuhi baku mutu. Untuk konsentrasi dari BOD hanya segmen satu yang memenuhi baku mutu kelas IV. Dan terakhir untuk DO hanya ada segmen satu memenuhi baku mutu untuk kelas II, III, dan IV. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas diketahui untuk amonia paling sensitif dengan konsentrasi amonia, debit diffuse source, koreksi temperatur reaerasi oksigen. Untuk total nitrogen paling sensitif dengan konsentrasi amonia, debit diffuse source, dan koreksi temperatur nitrifikasi amonia. BOD paling sensitif dengan koreksi temperatur CBOD Fast, konsentrasi BOD diffuse source, debit diffuse source. Parameter yang terakhir yaitu DO paling sensitif dengan koreksi temperatur reaerasi oksigen, air temperature, koreksi temperatur CBOD Fast. Sehingga berdasarkan analisis sensitivitas, parameter debit diffuse source dan koreksi temperatur paling sensitif terhadap seluruh parameter.

QUAL2K is a numerical model commonly used for surface water bodies. This model is regarded as being clear, and the outcomes are relatively accurate. Although QUAL2K is very basic, there are a number of variables that must be used, hence default values are typically used. Where this results in undetermined sensitivity or how important a parameter is to the study's subject. The purpose of this study is to use the QUAL2K application to simulate the quality and change of ammonia, total nitrogen, BOD, and DO in the Ciliwung River from upstream to downstream and to examine the relationship between the sensitivity of the kinetic reaction rate parameters and input variables on the quality of ammonia, total nitrogen, BOD, and DO on the Ciliwung River. The method used for analysis in this study is the QUAL2K method. Through simulations under existing conditions, from ammonia concentration only segment one meets PP No. 22 of 2021 quality standards. For the total nitrogen, all segments meet the quality standards. For the concentration of BOD, only segment one meets class IV quality standards. And finally, for DO there is only segment one that meets the quality standards for class II, III and IV. Based on the results of the sensitivity analysis, it is known that ammonia is most sensitive to ammonia concentration, diffuse source discharge, oxygen reaeration temperature correction. While for total nitrogen, the parameter is sensitive to ammonia concentration, diffuse source discharge, and ammonia nitrification temperature correction. For the next parameter which is BOD is sensitive the most to temperature correction CBOD Fast, diffuse source BOD concentration, diffuse source discharge. And the final parameter is DO that is sensitive to oxygen reareration temperature correction, air temperature, CBOD Fast temperature correction. Therefore, based on the study, diffuse source discharge and temperature correction will be the most dependent on water quality parameters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Setiadi Radjab
"ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan akan obat di Indonesia telah menyebabkan peningkatan jumlah dan kegiatan industri farmasi. Sampai dengan tahun 1992, tercatat di Departemen Kesehatan sebanyak 257 buah industri farmasi.
Kegiatan utama industri farmasi adalah mengolah bahan baku menjadi produk berupa obat atau bahan baku obat, namun akibat pengolahan ini terbentuk pula limbah. Adanya limbah industri farmasi, terutama limbah cairya akan berkaitan erat dengan masalah pencemaran lingkungan; khususnya pencemaran badan air yang disebabkan oleh limbah cair yang dibuang tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Upaya pengendalian pencemaran lingkungan dilakukan antara lain dengan penerapan Baku Mutu Lingkungan. Salah satu Baku Mutu Lingkungan ini tertuangdalam Surat Keputusan Menteri KLH No. 03/MenKLH/II/1991 tentang BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN YANG SUDAH BEROPERASI, yang menetapkan Baku Mutu Limbah Cair bagi 14 jenis industri. Jumlah parameter untuk pemeriksaan limbah cair bagi setiap industri dalam Surat Keputusan ini berkisar antara 3 sampai 8 parameter.
Masalah yang dihadapi sehubungan dengan Baku Mutu Lingkungan adalah bahwa industri farmasi belum termasuk dalam 14 industri yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri KLH No. 03/MenKLH/II/I991 tersebut, sehingga untuk pemeriksaan limbah cairnya secara rutin, jumlah parameter yang diperiksa cukup besar; hal ini akan menghasilkan informasi kompleks.
Masalah pertama adalah berkaitan dengan penetapan peringkat mutu limbah. Mutu limbah cair industri ditetapkan dengan membandingkan nilai parameter hasil pengujian limbah cair industri terhadap nilai Baku Mutu Limbah Cair. Bila seluruh nilai hasil pengujian berada di bawah nilai Baku Mutu, maka limbah tersebut termasuk "bersih" (baik), sebaliknya apabila seluruh nilai parameter berada di atas nilai Baku Mutu, maka limbah tersebut termasuk "pencemar" (buruk). Dengan banyaknya parameter yang perlu diuji, maka tak mudah untuk menentukan peringkat mutu limbah cair apabila dari hasil pengujian tersebut sebagian parameter melampaui nilai Baku Mutu, sebagian lagi tidak melampaui. Kesulitan dapat diatasi apabila hasil pengujian limbah cair dapat dinyatakan dalam suatu nilai tunggal berupa INDEKS yang dapat mewakili informasi kompleks hasil pengujian tersebut.
Masalah kedua adalah: besarnya jumlah parameter yang perlu diperiksa, khususnya untuk pemantauan rutin limbah cair industri, selain menghasilkan informasi kompleks, juga membutuhkan fasilitas lebih lengkap, waktu lebih lama dan biaya lebih besar, yang pada akhirnya akan menurunkan motivasi industri untuk memeriksa atau memeriksakan limbahnya. Apabila jumlah parameter dapat disederhanakan, maka masalah ini dapat diatasi, dan akan dapat meningkatkan motivasi industri dalam melakukan pemantauan limbah cairnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penyederhanaan informasi dalam memberikan gambaran kondisi limbah cair Industri; khususnya mendapatkan Indeks Pencemaran dan Parameter Nyata industri farmasi. Indeks Pencemaran merupakan nilai tunggal yang mewakili makna nilai parameter hasil pengujian limbah cair, sedangkan Parameter Nyata merupakan beberapa parameter tertentu yang nilai hasil pengujiannya cukup dapat menyatakan kondisi limbah cair industri.
Lokasi penelitian dipilih wilayah DKI Jakarta berdasarkan beberapa pertimbangan: (1) Dari 257 industri farmasi di Indonesia, 73 buah di antaranya berada di DKI Jakarta; (2) Mengacu pada satu Baku Mutu berdasarkan Surat Keputusan Gub. DKI No. 1608/1988; (3) Pengujian limbah cair dilakukan oleh satu laboratorium. Unit analisis adalah limbah cair efluen industri fannasi, dengan data berupa hasil pengujian limbah cair industri terhadap 23 parameter yang terdiri dari 3 data primer dan 115 data sekunder tahun 1990, 1991 clan 1992, berasal dari 28 sampel industri famnasi.
Analisis dilakukan dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis). Analisis Komponen Utama (AKU) adalah metode Multi Axis Ordination, yang termasuk dalam kelompok MDSA (Multivariate Descriptive Statistical Analysis), digunakan untuk menganalisis dan menyimpulkan suatu data matriks yang besar. Untuk pengolahannya digunakan perangkat lunak SAS dan SPSS.
Dad Analisis Komponen Utama ini diperoleh (1) Final Communality yang merupakan nilai yang menyatakan besamya informasi tiap parameter terhadap fenomena yang diamati; (2) Plot Ordinasi Variabel terhadap Komponen Utama yang menunjukkan pengelompokan karakteristik parameter terhadap fenomena. Nilai Final Communality merupakan dasar penetapan Nilai Robot Parameter sehingga telah dapat ditetapkan Nilai Robot dari 23 parameter limbah cair efluen industri farmasi. Nilai Bobot ini menunjukkan besarnya proporsi keterlibatan parameter pada mutu limbah cair.
Indeks Pencemaran (IP) diperoleh dengan memasukkan faktor Nilai Bobot, Nilai Parameter basil pengujian limbah cair dan Nilai Baku Mutu tiap parameter dalam rumus:
(V1 X B1) + (V2 X B2) +
(Vn X Bn)
IP= (BM1 X B1)+(BM2 X B2) +....(BMn X Bn)
IP = Indeks Pencemaran
V = Nilai parameter i
Bi = Nilai Bobot parameter i
BMi Nilai Baku Mutu untuk Parameter i
Indeks Pencemaran dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam menetapkan peringkat kualitas limbah cair, dan merupakan indeks dengan skala "naik", artinya semakin besar nilai indeks semakin "buruk" kualitas limbah; dengan Nilai Ambang Batas pada nilai indeks = 1,00.
Nilai Indeks Pencemaran (dihitung dari 23 parameter) 118 contoh limbah cair efluen industri farmasi menunjukkan bahwa 59,32% dari limbah cair efluen industri farmasi dalam penelitian ini memberikan nilai IP < 1,00.
Parameter Nyata limbah cair industri farmasi telah diperoleh berdasarkan urutan besarnya Nilai Bobot parameter dan karakteristik pengelompokan parameter dalam Plot Ordinasi Variabel terhadap Komponen Utama. Lima Parameter Nyata tersebut adalah BOD, Kekeruhan, Fosfat, Warna dan Amoniak.
Nilai Indeks Pencemaran berdasarkan 23 parameter dengan nilai Indeks Pencemaran berdasarkan 5 parameter (Parameter Nyata) memperlihatkan hubungan yang kuat dengan nilai korelasi = 0,93411, sehingga 5 Parameter Nyata dapat digunakan dalam pemantauan kualitas limbah cair industri farmasi.
Parameter Nyata limbah cair industri farmasi diharapkan dapat merupakan masukan dalam penetapan Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Farmasi sebagaimana telah ditetapkan bagi 14 Industri lain dalam Surat Keputusan Menteri KLH No. 03/MenKLH/II/1991. Diharapkan pula bahwa Indeks Pencemaran dan Parameter Nyata ini dapat dikembangkan untuk jenis-jenis industri lain.

ABSTRACT
The increasing demand of medicines in Indonesia, have increased the number and the activities of pharmaceutical industries. Up to 1992 there were 257 registered pharmaceutical industries at the Department of Health. The main activity of pharmaceutical industry is manufacturing raw materials to produce medicines or other materials. But as the consequence of the main process, they also generate waste. Pharmaceutical waste, especially their liquid waste, will closely interrelate to the pollution; particularly water pollution caused by there untreated discarded waste.
One of the efforts to control the pollution is by applying Environmental Standard; which one is the Decree of Minister of Population and Environment No. 03/MenKLH/II/1991 about Effluent Standard for Existing Industries, which establishes Waste Water Effluent Standard for 14 kinds of industries. According to the Decree, there are only three to eight parameters that should be analyzed.
The problem according to the Effluent Standard is that pharmaceutical industries haven't been included into the 14 industries in the Decree of Minister of Population and Environment No. 03/MenKLH/II/1991, so that a great number of parameters should be involved in their liquid waste analysis; which provides complex information.
The first problem is related to the establishment of the level of wastewater quality. The industrial wastewater quality is determined by comparing the value of the parameters resulted by their liquids waste analysis to the value of the Waste Water Effluent Standard. If all of the parameters are under the threshold value, then the liquid waste will be dean (good); and if all of them are higher than the threshold value, then it will be polluter (bad). It is difficult to establish the level of the liquid waste quality - especially using such great number of parameters - if some of the parameters are higher and some are less than the threshold value. It is also not easy comparing the liquid waste quality of one industry to another, or comparing the liquid waste of the same industry in the different time. Such problems could be overcame if there is a single value system that represents the information of the value of all the parameters. The single value system is INDICES system.
The second problem is according to the great number of parameters should be involved. Besides providing complex information, it also takes much time, needs more complete facilities, more cost and at least could decrease the motivation of the industries to examine their liquid waste. If the number of parameters could be simplified, then such problem would be overcame.
The objective of this study is to find a simple useful information system to determine the condition of pharmaceutical effluent liquid waste; mainly to find the Pollution Indices and the Parameters of Significance of pharmaceutical industry. Pollution Index is a single value that represents the values of parameters produced by industrial liquid waste analysis; while Parameters of Significance is special parameters that are important to be detected to describe the condition of industrial waste water.
The area of the study covered DKI Jakarta according to considerations that 73 of 257 pharmaceutical industries were located in DKI Jakarta; it referred to the same Effluent Standard based on the Decree of the Governor of DKI No. 1608/1988; and the liquid waste analysis were done by one laboratory. The unit of analysis was pharmaceutical effluent liquid waste. The data covered 3 primary data and 115 secondary data during 1990, 1991 and 1992, which came from the 28 samples of pharmaceutical industries.
Data analysis were done by using Principle Component Analysis, a Multi Axis Ordination method included in Multivariate Descriptive Statistical Analysis, which is used to analyze and to obtain the summary of a large amount of data. SAS and SPSS were soft wearing used for data processing based on the objective wanted to be achieved.
Principle Component Analysis generates: (1) Final Communality, which provides the magnitude of information of each parameter upon the studied phenomena. (2) Plot Ordination of Parameters to the Principle Component that pictured the clustered parameters specified to the studied phenomena.
Weight Value of 23o£ the wastewater parameters were determined based on their Final Communality. The Weight Value indicates the proportion of involvement of the parameters to the wastewater quality. Pollution Indices were determined by transforming such factors: Weight Value; the value of each parameter according to the waste water analysis, and the value of each parameters in the Effluent Standard; to the formulae:
(V1 X B1) + (V2 X B2) +
(Vn X Bn)
IP= (BM1 X B1)+(BM2 X B2) +....(BMn X Bn)
IP = Pollution Indices
Vi = Value of parameter i
Bi = Weight Vale of parameter i
BMi= Value of Parameter i in the Effluent Standard
Pollution Indices, which is used to establish the level of pharmaceutical liquid waste quality, is an increase index. It means that the greater is the value of the index; the worst is the liquid waste quality.
Pollution Indices of 118 samples of pharmaceutical effluent liquid waste which were computed to the 23 parameters showed that 59.32% of pharmaceutical effluent liquid waste in this research presented Pollution Indices Value < 1.00.
Parameters of Significance of pharmaceutical wastewater had been found based on the sequence of the Weight Value of parameters and their specified duster in the Plot Ordination of variable toward the Principle Component. The five of Parameters of Significance found were: BOD, Turbidity, Phosphate, Color and Ammonia.
There were high correlation Cr = 0.93411) between Pollution Indices value based on the 23 parameters and Pollution Indices value based on 5 Parameters of Significance; so that the Parameters of Significance which represented 23 parameters could be used for pharmaceutical effluent liquid waste monitoring.
Parameters of Significance of pharmaceutical waste water was expected to be an input for pharmaceutical waste water Effluent Standard in the same manner as established for 14 Industries in the Decree of Minister of Population and Environment.
There is a hope that Pollution Indices and Parameters of Significance system would be developed for other kind of industries.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina Sabila
"Transportasi laut kapal berpotensi memberikan bahaya pencemaran melalui kecelakaan kapal. Kargo curah kering berbahaya yang diangkut dapat secara langsung memberikan paparan terhadap lingkungan laut. Kargo curah kering seperti batu bara dan bijih besi merupakan contoh jenis kargo curah kering berbahaya. Namun, saat ini informasi mengenai bahaya pencemaran dari tumpahan kargo curah kering masih terbatas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahaya pencemaran dari tumpahan kargo curah kering akibat kecelakaan kapal X, menganalisis kebijakan penanggulangan, serta menyusun strategi keberlanjutan penanggulangan. Metode yang digunakan adalah mixed methods kuantifikasi risiko bahaya pencemaran, dampak sosial ekonomi, analisis komparatif kebijakan, serta analisis SWOT untuk penyusunan strategi. Hasil yang didapatkan yaitu tumpahan kargo curah kering kapal X termasuk kategori risiko rendah. Tumpahan berdampak terhadap kondisi lingkungan laut, dengan estimasi sebaran tumpahan 874,187km2. Tidak terdapat dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat di sekitar lokasi. Terdapat legal gap atas kebijakan yang berlaku. Strategi yang dapat dilakukan adalah menyusun contingency plan nasional dan mengoptimalkan monitoring kecelakaan kapal.

Marine transportation has the potential to pose a pollution threat through ship accidents. Dangerous dry bulk cargoes carried may provide direct exposure to the marine environment. Dry bulk cargoes such as coal and iron ore are examples of dangerous dry bulk cargoes. However, current information regarding the dangers of pollution from spilled dry bulk cargo is still very limited. Therefore, this study aims to analyze the pollution hazard from spills of dry bulk cargo due to the X ship accident, analyze prevention policies, and develop strategies for sustainability of countermeasures. The method used is a mixed methods descriptive analysis of hazards, socio-economic impacts, policy comparative analysis, and SWOT analysis for strategy formulation. The results obtained are that the dry bulk cargo spill has an impact on marine environmental conditions, with an estimated spill distribution of 874,187km2. There is no socio-economic impact on the community around the location. There is a legal gap over the applicable policies. The strategy that can be implemented is to develop a national contingency plan and to optimize monitoring of ship accidents."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Mochamad Ramdhany
"Pemanfaatan air tanah oleh penduduk wilayah Bandung saat ini masih penting dan utama. Cara umum pengambilannya adalah dengan sumur bor atau sumur gali. Tetapi wilayah-wilayah pemukiman padat di Bandung menghadapi kecenderungan gangguan terhadap kualitas air tanah dan Iimbah domestik yang tinggi, karena tidak memiliki sistem sanitasi dan pengolah ekskreta yang baik dan terintegrasi (Komunal).
Wilayah Desa Citeureup dengan kepadatan penduduk 82 jiwa/ha pada tahun 2003, berada di sekitar sempadan Sungai Cikapundung hilir yang tercemar oleh limbah cair domestik hasil kegiatan manusia berupa sampah dan Iimbah tinja. Sumur-sumur air tanah masyarakat Desa Citeureup mempunyai risiko tercemar oleh koli-fekal yang merupakan bakteri indikator limbah ekskreta karena beberapa kemungkinan yaitu kondisi lingkungan (hidrogeologi dan sanitasi Iingkungan), dan sosial-budaya yang berkaitan. Ekskreta merupakan pembawa utama bagi penyakit bawaan air sepeti diare berdarah, Cholera, dan sebagainya.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkat pencemaran bakteri koli-fekal pada air sumur gall penduduk di wilayah Desa Citeureup yang berada di sekitar sempadan Sungai Cikapundung hilir, kondisi lingkungan (sanitasi dan hidrogeologi), dan kondisi lingkungan sosial yang berhubungan. Hasil kajian diharapkan bermanfaat sebagai masukan untuk pengelolaan Iimbah domestik (sanitasi Iingkungan) dan penyediaan air bersih di wilayah pemukiman yang rawan terhadap pencemaran jenis ini.
Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif dan kuantitatif. Metode yang dipakai adalah metode survei yang dilakukan sebagai benkut:
1. Survei kandungan koli-fekal pada air sumur gall secara purposive sampling dan teknik pengambilan contoh air secara grab sampling.
2. Survei kondisi hidrogeologi dan kondisi unit sumur
3. Survei kondisi sosial yang bersifat kross-seksional tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku sanitasi dan pemeliharaan air
Hasil analisis peta sebaran koli-fekal pada sumur gall dan penampang aliran sistem sungai-air tanah adalah bahwa di wilayah kajian terdapat beberapa pola hubungan aliran air tanah-air sungai, yaitu pola arah aliran air sungai mengisi air tanah, air sungai mengisi dan diisi air tanah, dan pola aliran ke sungai dengan air sungai mengisi air tanah. Tingkat pencemaran koli-fekal telah jauh di atas persyaratan air minum yang ditetapkan pemenntah, yaitu antara 1500-93000 MPNImI. Kondisi yang berhubungan dengan tingkat pencemaran koli-fekal yang tinggi adalah penyerapan koli-fekal dari sungai yang tercemar koli-fekal karena arah aliran air dari sungai ke sistem air tanah, kepadatan tangki septik dan resapan saluran limbah domestik (ekskreta) terbuka pada segmen dengan arah aliran dari air tanah ke sungai. Kondisi bangunan fisik beberapa sumur yang tidak baik menyebabkan pencemaran kolifekal secara vertikal juga terjadi.
Hasil uji statistika deskriptif terhadap aspek sosial yaitu tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku penduduk tentang pemeliharan sumber air dan cara sanitasi adalah:
1. Sebaran pengetahuan responden adalah: 33,8% responden berpengetahuan kurang, 38,2% cukup, dan 28,0% baik. Sebaran sikap adalah: 25% responden bersikap kurang, 60,3% cukup. dan 14,7% balk. Sebaran perilaku adalah: 36,8% responden berperilaku kurang, 55,9% cukup, dan 7,3% balk.
2. Hubungan antar subvariabel hanya signifikan antara pengetahuan dengan sikap. Sedangkan perilaku penduduk tentang sanitasi dan pemeliharaan air tidak berhubungan dengan sikap dan pengetahuan.

The use of ground water among Bandung inhabitants is still prevalent. The technigues of drawing groundwater were through dug-wells and artesians. The densely populated settlements in the Bandung at the moment are facing problems about groundwater quality and the big amount of domestic waste, due to the poor sanitary system and management of faeces which are not integrated.
The desa of Citeurep area has a population density of 82 people/ha in the year of 2003, locates at the downstream riverbank of Cikapundung river has been contaminated by domestic waste water as results of public activities. The groundwater wells of the community at desa Citeurep has the risk to be contaminated by coliform bacilli which is the faeces indicator of contamination due to several factors i.e., the factor of environment (hydrogeology and environmental sanitation) as well as behavioral factors. Faeces is the major source of agents of water borne diseases such as diarrhea, cholera etc.
The aim of this study was to identify the level of groundwater contamination due to Fecal-Coli in the dug wells of community in the riverbank of Ckapundung river , desa Citeurep, Bandung and the relations of several factors such as the sanitation and hydrogeological factors as well as socio behavioral factors of community. The results of study hopefully could be benefit as input information to manage the domestic waste/ environmental sanitation and clean water supply in high risk areas in the outskirts of any river.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>