Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23552 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abd. Sakir
"Pada pemikiran awal di dalam Tractatus Logico-philosophicus Wittgenstein I beranggapan bahwa bahasa yang bermakna adalah bahasa yang memiliki kriteria sebagai proposisi. Setidaknya, terdapat tiga ciri khas bahasa yang termasuk ke dalam proposisi. Pertama, bahasa harus tersusun ke dalam term subjek dan term predikat. Kedua, bahasa harus mengandung pengertian benar atau salah. Ketiga, bahasa harus dapat menjelaskan bahasa yang lain yang mengikutinya. Dalam konteks ini, proposisi menjadi satu-satunya bahasa yang benar, baik, ideal. Tetapi, di kemudian hari di dalam Philosophical Investigations Wittgenstein II mempertanyakan kembali hakikat bahasa yang terdapat Tractatus. Menurutnya, makna bahasa tidak semata-mata harus direduksi ke dalam proposisi-proposisi. Fakta menunjukkan bahwa ada beragam permainan-permainan bahasa yang diikuti pula oleh peraturan-peraturan yang mengikat di dalam setiap permainan-permainan bahasa tersebut. Dalam konteks ini, setiap bahasa memiliki keunikan masing-masing sehingga tidak dapat ditentukan maknanya hanya melalui bentuk logis proposisi. Makna bahasa di luar proposisi terkait dengan spasiotemporal peristiwa bahasa. Di sini, bahasa tidak hanya dilihat sebagai ekspresi pikiran, tetapi bahasa lebih dipahami sebagai tindakan seseorang. Misalnya, menyanyi, berdoa, berkhutbah, mementaskan lakon, menggerutu, berpuisi, melawak, dan memarahi. Bahasa mengakar dalam bentuk-bentuk kehidupan. Bahasa seperti ini adalah bahasa natural atau sering disebut sebagai bahasa sehari-hari. Bila dicermati dengan baik, maka akan nampak bahwa gagasan dasar Tractatus mengakar dalam kebudayaan modern. Hal ini terlihat dari keinginannya untuk mengedepankan metodologi baku yang bersifat universal. Sementara, gagasan-gagasan yang terkandung di dalam Investigations cenderung muncul sebagai wacana baru yang dipicu oleh sikap kritis kebudayaan postmodern. Gagasan-gagasan ini mengangkat nilai-nilai dekonstruksionisme, pluralisme, dan relativisme. Gagasan-gagasan ini pada akhirnya akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang reseptif terhadap perbedaan-perbedaan. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut harus dilihat sebagai fakta yang menyatakan bahwa realitas sebenarnya terpecah-pecah (pragmented reality). Kenyataan ini akan membawa kedewasaan bagi masyarakat dalam kondisi `sosial-budaya' yang melingkupinya. inilah realitas yang selalu menjadi harapan; tidak ada diskriminasi dalam bentuk apa pun."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Meilan Sari
"Penelitian mengenai pergeseran kelas kata ragam teks informatif dalam terjemahan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia. Data yang digunakan adalah buku Tatsachen uber Deutschland bab Geschichte dan terjemahannya Fakta mengenai Jerman bab Sejarah. Sebagai landasan teori adalah teori dari lIiden, Nida dan Taber, Reiss, Catford, Larson, dan Wilss. Istilah kelas kata diambil berdasarkan teori Duden. Teori dari Reiss, Nida dan Taber digunakan sebagai landasan teori terjemahan. Analisis pergeseran kelas kata didasarkan pada teori Catford, Nida dan Taber, Reiss, Larson, dan Wilss. Setelah penelitian dilakukan didapatkan hasil bahwa pada penerjemahan pergeseran kelas kata dapat dilakukan untuk mendapatkan terjemahan yang wajar. Jenis pergeseran kelas kata yang dominan terjadi pada penerjemahan teks Geschichte menjadi teks Sejarah adalah pergeseran kelas kata nomina bahasa Jerman menjadi verba dalam bahasa Indonesia. Pergeseran kelas kata lainnya adalah pergeseran kelas kata verba menjadi nomina, kelas kata ajektiva menjadi nomina, kelas kata ajektiva menjadi verba, kelas kata verba menjadi ajektiva, dan kelas kata nomina menjadi pronomina. Selain pergeseran kelas kata, ditemukan juga pergeseran lain, yaitu pergeseran tingkatan.

Untersuchungsgcgenstand dieser Arbeit war Wortartenverschiebungen des intormativen Texttypes in der Ubersetzung von Deutsch ins Indonesisch. Die Daten waren das Buch Tatsachen uber Deutschland Kapitel Geschichte and seine Ubersetzung Fakta mengenai Jerman Kapitel Sejarah. Als theoritische Grundlagen wurden die Theorien von Duden, Nida and Taber, Reiss, Catford, Larson, and Wilss. Die Terrninologie Wortarten ist nach der Theorie von Duden. Die Theorirn von Reiss, Nida and Taber wurden als Grundlage der Ubersetzungstheorie. Die Analyse der Wortartenverschiebungen 1st anhand der Theoric von Catford, Nida and Taber, Reiss, Larson, und Wilss. Nach der Analyse kann man die SchluBlnlgerung ziehen, daB bei dem Ubersetzen Wortartenverschiebungen kO unen genacht werden, um sprachubliche Ubersetzung zu herstellen Die Wortartenversciebung. die am meistcn in der Ubersetzung des deutschen Tcxtes Geschichtc ins indonesisches Text Sejarah vorhanden war, war die Wortartenverschiebung von deutschen Nomen ins indonesische Verben. Die anderen Wortartenverschiebungen waren die Wortartenverschiebungen von deutschen Verben ins indonesische Nomen, deutschen Adjektiven ins indonesische Nomen, deutschen Adjektiven ins indonesische Verben, deutschen Verben ins indonesiche Adjektiven, and deutschem Nomen ins indonesisches Pronomen. Au(3er diese Wortartenverschiebungen ist auch andere Verschibungen gefunden wurden, namlich pergeseran tingkatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Hoedoro Hoed
Magelang: Indonesia Tera, 2001
303.49 BEN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Listyaningrum Adigunanto
"Penterjemahan sudah ada semenjak manusia mulai mengadakan komunikasi antara sesamanya, baik dalam kelompok atau antar kelompok, baik da1am bahasa yang sama atau berbeda (Rahman, 1981: 4). Dari sejarah kita menge_tahui bahwa bangsa-bangsa kuno di Eropa dan Asia seperti bahasa Romawi, Funisia, Arab, Parsi dan Cina telah menge_nal penterjemah. Karya-karya di bidang sastra, ilmu pengetahuan agama, kebudayaan dan sebagainya diterjemahkan dari bahasa asalnya ke bahasa lain. Kegiatan ini berlangsung terus menerus sampai sekarang. Kegiatan penterjemahan mulai maju pesat pada masa penterjemahan Kitab Suci Injil ke dalam berbagai bahasa (Rahman, 1981:4). Pada masa itu para misionaris dengan giat menyebarkan agama Kristen ke segala penjuru dunia. Dengan tujuan penyebaran agama, para misionaris menterjemahkan Kitab Suci Injil tersebut. Begitu pula halnya dengan agama besar lainnya, terutama agama Islam, yang disebarkan melalui terjemahan Kitab_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana S. Amidharmo
"ABSTRAK
Dalam bahasa Indonesia kayta YANG merupakan salah satu unsur yag sering muncul dalam kalimat. Dalam terjemahannya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Prancis, kata YANG mempunyai beberapa padanan karena YANG sebagai kata ganti penghubung, baik yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalinat maupun yang menghubungkan nomina dengan atribut.
Tujuan yang ingin dicapai adalah mencari kaidah penerjemahan YANG dalam bahasa Prancis dan apa saja padanannya.

"
1984
S14311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Murtiningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas terjemahan interjeksi dari Bahasa Prancis (BP) ke Bahasa Indonesia (BI). Fokus pada penelitian ini terletak pada interjeksi BP kategori nomina, adjektiva, dan adverbia. lnterjeksi BP yang terhimpun dianalisis dari segi perpadanan terhadap BI. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka yang dikhususkan pada penelitian terjemahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks dan situasi merupakan faktor utama penentu makna interjeksi. Sesuai dengan konteksnya interjeksi BP memiliki makna berbeda sehingga padanannya dalam BI berbagai bentuk.

Abstract
This study discusses the translation of French interjection into Indonesian. The focus of this research lies on French interjections which are categorized in noun, adjective, and adverb. Afterwards, we conduct the equivalent analysis from the French interjections that had been obtained towards Indonesian. This research uses the library research method which is specified on translation method. The result of this research shows that the context and the situation are the prime determinants of the meaning of the interjection. In accordance to its context, French interjection has various meanings, thus it has various equivalent forms in Indonesian."
2010
S14509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zahroh Nihayah
"Disertasi ini mengkaji pergeseran diatesis dalam terjemahan teks ilmiah dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Analisis difokuskan pada data berupa 10 artikel dari buku Kongres Studi Belanda di Indonesia tahun 2010 dan 2015. Sejumlah 3.085 klausa dianalisis dengan menggunakan metode campuran sematan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua klausa berpredikat verbal 15,06% klausa berdiatesis agentif bergeser menjadi pasientif dan 13,79% klausa berdiatesis pasientif bergeser menjadi agentif. Pergeseran diatesis terkait tataran leksikal, gramatikal, dan tekstual. Pada tataran leksikal, pergeseran diatesis dipicu beberapa hal terkait ciri leksikal predikat, yaitu kelas, unit, valensi, serta kolokasi dan koligasi. Pada tataran gramatikal, pergeseran diatesis disebabkan oleh objek yang dalam bahasa Indonesia tidak dapat dikedepankan serta keterbatasan adverbia relatif. Pada tataran tekstual pergeseran diatesis pada umumnya disebabkan oleh pemertahanan urutan kata yang berkaitan erat dengan alur informasi. Pergeseran diatesis menyebabkan pergeseran nuansa makna, tetapi tidak menyebabkan pergeseran makna inti. Kesepadanan terjemahan teks ilmiah yang pada umumnya diterjemahkan dengan metode komunikatif merupakan sebuah kontinum. Makna tekstual lebih dipertahankan dari makna gramatikal. Diatesis bergeser sebagai akibat upaya pemerolehan kesepadanan tekstual.

This dissertation discusses voice shift in translation of academic texts from Dutch to Indonesian. The analysis focuses on 10 articles taken from proceedings of Dutch Study Congresses in Indonesia published in 2010 and 2015. A total number of 3,085 clauses were analyzed by using mixed-method. The result shows that of all clauses with verbal predicates nearly 15.06% of all clauses with agentive voice shifts to patientive, and 14.8% of all clauses with patientive voice shifts to agentive. The causes of voice shift are related to lexical, grammatical, and textual level. On the lexical level, voice shift is affected by lexical features such as class, unit, valence, collocation and colligation as well. On the grammatical level, voice shift is induced by Indonesian that does not have object fronting and has limited relative adverbs. On the textual level, voice shift is mostly triggered by preserving word order that is strongly related to information flow. Voice shift leads to shift nuances of meaning, but not the core meaning. The translation equivalence of academic texts which are generally translated by using communicative method is a continuum. Textual meaning is preserved. Thus, voice shift is caused by the effort to obtain a textual equivalence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2645
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Cuputra
"Salah satu kendala terbesar manusia untuk memahami suatu informasi adalah bahasa. Informasi yang ada saat ini berjumlah sangat banyak dan telah dapat disediakan dalam bermacam-macam bentuk mulai dari yang paling sederhana yaitu teks hingga yang lebih canggih dengan menggunakan berkas suara. Informasi yang disediakan dalam berkas suara akan lebih mudah dimengerti oleh manusia, tetapi tetap saja informasi ini tidak lepas dari permasalahan utama yaitu bahasa. Dengan adanya permasalahan diatas, dilakukanlah pengembangan sistem penerjemahan suara ke suara untuk bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yang memungkinkan penerjemahkan berkas suara berbahasa Indonesia menjadi suara dalam bahasa Inggris sehingga kendala pemahaman untuk kedua bahasa tersebut dapat dikurangi. Pengembangan sistem penerjemahan suara ke suara ini melibatkan sistem pengenalan suara yang memungkinkan pengubahan data suara menjadi teks, mesin penerjemah yang memungkinkan komputer untuk melakukan penerjemahan teks dari satu bahasa ke bahasa lain dan sistem sintesis suara yang memungkinkan komputer untuk menghasilkan suara dari teks. Pada penelitian ini, terdapat tiga macam data yang digunakan yaitu rekaman percakapan, rekaman novel dan rekaman menggunakan telepon. Akurasi tertinggi dari hasil yang dikeluarkan oleh sistem pengenalan suara adalah pengenalan kata sebesar 96.10% untuk rekaman percakapan dan pengenalan kalimat sebesar 83.70% untuk rekaman percakapan. Untuk mesin penerjemah, akurasi tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 0.38 pada rekaman percakapan, sedangkan akurasi sistem sintesis suara adalah 34% untuk rekaman menggunakan telepon.

The biggest challenge for human to understand information is language barrier. Nowadays, the number of information has grown rapidly and the information is available from text to multimedia such as audio or speech. The information presented in a speech document can be understood more easily by human; however, this information is difficult to be translated into another language. The development of Indonesia - English speech to speech translation system enables the translation of Indonesian speech into English speech. The development of speech to speech translation system involves the speech recognition system which enables the conversion of speech data into text, machine translation system which enables the computer to translate texts form one language to another and a speech synthesis system which enables the computer to produce speech form texts. There are three kinds of speech data that are used on this research: conversation and novel sentences recorded using a speech recorder and conversation sentences recorded using mobile telephone. The highest accuracy for speech recognition system`s output is 96.10% for the word recognition and 83.70% for the sentence recognition on conversation speech. For the machine translation, the highest accuracy is 0.38 for conversation recorded using a speech recorder, while the speech synthesis system achieves the highest accuracy of 34% for the conversation recorded using mobile telephone."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riko
"Tesis ini adalah upaya penelusuran penolakan Subjek yang terkandung di dalam teks Philosophical Investigations karya Ludwig Wittgenstein. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis kritis dan metode perpustakaan. Untuk menopang pernyataan tesis, penelitian ini memanfaatkan konsep otonomi, konsep objektivasi, dan konsep strukturalisme. Hasil penelitian ini adalah Ludwig Wittgenstein telah memperlakukan bahasa dan subjek sebagai entitas yang terpisah, dan sekaligus menempatkan subjek ke dalam posisi yang inferior di hadapan bahasa. Selain itu, Ludwig Wittgenstein secara implisit menolak kehadiran subjek yang otonom di dalam bahasa. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa Ludwig Wittgenstein di dalam Philosophical Investigations menolak kehadiran subjek dalam menentukan makna kata.

This master's thesis is an attempt to reveal the refutation of Subject within Ludwig Wittgenstein Philosophical Investigations. This research is conducted through critical analysis method and library reseach method. In support of the thesis statement I took the benefit from the concept of authonomy, the concept of objectivation and the concept of structuralism. This research shows that Ludwig Wittgenstein considers language and Subject as a separate entity, and simultaneously regards Subject as inferior to language. In addition, Ludwig Wittgenstein implicitly refuses the presence of autonomy subject on behalf of language. Therefore, I conclude that Ludwig Wittgenstein in his Philosophical Investigations refuses the presence of Subject to determine the meaning of the word.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syamsuddin
"Pungutan merupakan salah satu masalah sosiolinguis_tik yang telah banyak dikaji orang. Itu karena masalah pungutan erat kaitannya dengan komunikasi manusia. Pu_ngutan atau sera-pan bisa berupa kata, kelompok kata (kalimat) , istilah atau unsur-unsur bahasa asing lain_nya.Suatu bahasa dikatakan memungut atau menyerap unsur_-unsur dari bahasa lain, apabila bahasa tersebut secara sengaja atau tidak telah menggunakan unsur-unsur asing asing itu di dalam kegiatan berbahasanya. Orang-orang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu inilah yang disebut sebagai dwibahasawan (Samsuri, 1987:55). Gejala pungutan bagi Para ahli bahasa sudah dianggap sebagai gejala yang wajar terjadi pada. semua bahasa yang masih hidup, artinya bahasa itu masih dipergunakan oleh para penuturnya. Begitu pula halnya dengan bahasa Jawa, sebagai salah satu bahasa di Indonesia yang mempunyai jumlah penutur mayoritas. Oleh sebab itu, anabila penelitian mengenai pungutan dalam bahasa Indonesia telah banyak dilakukan orang, lain halnya dengan pungutan dalam bahasa Jawa. Jadi, dalam konteks inilah skripsi ini dibu_at. Tujuan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana proses penyesuaian unsur-unsur bahasa asing tersebut. Se_hingga nantinya dihasilkan suatu kesimpulan mengenai bunyi_-bunyi apa saja yang mengalami perubahan. Untuk mengumpulkan kata-kata pungutan tersebut, penu_lis menggunakan beberapa kamus Jawa, di antaranya kamus Baoesastra Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta. Alasan pe_milihan kamus ini yakni karena. Dari sekian banyak kamus bahasa Jawa yang ada, kamus inilah yang memuat paling ba_nyak kata pungutan. Selain itu, kamus ini pun langsung me_nyebutkan sumber kata pungutan tersebut. Untuk meneliti gejala penyesuaian kata pungutan itu, digunakan metode penelitian deskriptif struktural, yaitu dengan membandingkan struktur fonem bahasa Belanda dengan bahasa Jawa, dan kemudian dicari fonem-fonem tertentu yang mengalami penyesuaian. Ternyata dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, kata-kata pungutan yang berasal dari bahasa Belanda ini paling tidak telah mengalami tiga (3) proses penyesuaian fonem, yakni penggantian fonem, penambahan fonem dan penghilangan atau pelesapan fonem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>