Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrilia Harjanti
"Makin banyaknya pencemaran di hulu DAS Citarum dapat menyebabkan perubahan kualitas air ketiga waduk yang menampungnya, yaitu Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Waduk Saguling berfungsi sebagai penyaring (filter) limbah dan bak pengendap sehingga beban pencemaran dan pendangkalan yang terjadi di Waduk Cirata dan Jatiluhur dapat berkurang. Namun kenyataannya adalah mum air Waduk Cirata ternyata tidak kalah rendahnya dengan dari Waduk Saguling. Kenyataan ini sekaligus mengindikasikan bahwa sumber pencemaran bukan hanya berasal dari aktivitas manusia di daerah hulu, melainkan juga berasal dari kegiatan manusia di sekitar Waduk Cirata, terutama budidaya ikan jaring terapung.
Adanya pencemaran ini dapat mengubah sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi air, diantaranya adalah temperatur air, oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO), pH, karbon dioksida bebas, indeks keanekaan dan jumlah plankton yang merupakan parameter penting kualitas air Waduk Cirata yang diperoleh dari hasil Analisis Komponen Utama (Principal Component AnalysisIPCA), yang membagi 22 parameter kualitas air kedalam 6 faktor. Faktor pertama merupakan faktor utama dengan nilai akar ciri terbesar. Variabel dalam faktor pertama tersebut adalah temperatur air, oksigen terlarut, pH, karbon dioksida bebas, indeks keanekaan plankton, jumlah plankton, E. coil, dan Cotjform. Namun, karena E. coil dan Coliform tidak memiliki keterkaitan secara teoretis dengan proses korosi yang akan dibahas, maka kedua variabel ini tidak diikutsertakan dalam penelitian ini, dan diganti oleh bakteri pereduksi sulfat. Selain itu, variabel indeks keanekaan dan jumlah plankton difokuskan kepada plankton yang melekat di lempeng logam, menjadi indeks keanekaan dan kepadatan perifiton.
Adanya perubahan sifat-sifat air ini (dalam hal ini adalah parameter penting), diduga dapat mempengaruhi proses korosi. Proses korosi ini merupakan proses alami yang terjadi di alam, dan diperparah dengan keberadaan mikroorganisme penyebab korosi, terutama bakteri pereduksi sulfat yang anaerobik. Proses korosi ini telah merugikan manusia, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Adanya korosi ini diperkirakan akan mempengaruhi fungsi waduk, terutama sebagai pembangkit tenaga listrik. Disamping itu, proses korosi juga dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap fungsi waduk lainnya, baik sebagai reservoir, pariwisata, maupun budidaya ikan jaring terapung.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apakah temperatur air, oksigen terlarut, pH, karbon dioksida bebas, indeks keanekaan dan kepadatan perifiton berpengaruh terhadap laju korosi baja berkarbon rendah.
2. Mengetahui apakah ditemukan bakteri pereduksi sulfat pada lempeng logam yang didedah di Waduk Cirata.
Dengan diketahuinya hal-hal diatas diharapkan dapat mempermudah upaya penanganan masalah korosi dan kualitas air di Waduk Cirata.
Berdasarkan uraian di atas dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Temperatur air, oksigen terlarut, pH, karbon dioksida bebas, indeks keanekaan dan kepadatan perifiton berpengaruh terhadap laju korosi baja berkarbon rendah.
2. Ditemukan bakteri pereduksi sulfat pada lempeng logam yang dibedah di Waduk Cirata.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental di alam dengan perlakuan stasiun dan kedalaman, Pengambilan sampel dilakukan di 5 stasiun dan 3 kedalaman, setiap seminggu sekali selama 8 minggu, kecuali untuk isolasi bakteri pereduksi sulfat yang dilakukan pada minggu ke-4 dan ke-8. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan disajikan dalam berituk deskriptif analitik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah temperatur air, oksigen terlarut, pH, karbon dioksida bebas, indeks keanekaan dan kepadatan perifiton, sedangkan variabel terikatnya adalah laju korosi baja berkarbon rendah (Low Carbon Steel).
Untuk mengetahui pengaruh parameter kimia, fisika dan biologi air terhadap laju korosi baja berkarbon rendah, digunakan analisis korelasi berganda dan parsial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Temperatur air, oksigen terlarut, pH, karbon dioksida bebas, indeks keanekaan dan kepadatan perifiton berpengaruh terhadap laju korosi baja berkarbon rendah (korelasi positif kuat dan bermakna; R=0,695), dan parameter yang benar-benar berpengaruh terhadap laju korosi adalah oksigen terlarut, kepadatan perifiton dan temperatur air.
2. Ditemukan bakteri pereduksi sulfat pada lempeng logam yang didedah di Waduk Cirata.
Daftar Kepustakaan: 88 (1957-2002)

Changes of water quality in the upstream of Citarum Watershed will affect water quality of 3 reservoirs received its water flow, respectively Saguling, Cirata, and Jatiluhur Reservoir. Saguling Reservoir served as waste filter and settling basin to reduce pollution level and sedimentation in Cirata and Jatiluhur Reservoir. Current monitor showed that water quality in Citarum Reservoir is as poor as those in Saguling Reservoir. It is indicating that pollution source is not only in upstream of the watershed but in locality as well. It is including fish cultivation in floating-net.
Water pollution indicated by the physical, chemical and biological characters/parameters of the water. There are 6 important parameter, those are water temperature (1), dissolved oxygen (DO) (2), pH (3), free carbon dioxide (4), plankton variety index (5), and plankton amount (6). These 6 important parameters were extracted from 22 parameters observed in Cirata Reservoir using Principal Component Analysis (PCA) method. E. Toll and Coliform become important parameters too, but since there is no theoretically correlation between those two parameters with corrosion process being discussed, Sulphate Reduction Bacteria was used instead. Plankton variety index and plankton amount parameters were specified on plankton live on metal bar surface (periphyton variety index and periphyton density).
Corrosion is a natural' process. This process will proceed stronger with the presence of bacteria influence corrosion, especially anaerobic Sulphate Reduction Bacteria. This process has ' threatened human life, economically and environmentally. Due to the corrosion process in water reservoir that might lead to electric plant failure and damage to fish cultivation. Beside that, the corrosion process is affected the worsening toward other function of the reservoir.
Aims of this research are:
1. Figure out the influence of water temperature (1), dissolved oxygen (DO) (2), pH (3), free carbon dioxide (4), periphyton variety index (5), and periphyton density (6) to corrosion rate of low carbon steel.
2. To find the existence of sulphate reduction bacteria on metal bar surface being exposed in Cirata Reservoir.
This research is expected to provide some alternatives to solve corrosion and water quality problems in Cirata Reservoir.
Hypothesis being preceded and tested in this research are:
1. Water temperature (1), dissolved oxygen (DO) (2), pH (3), free carbon dioxide (4), periphyton variety index (5), and periphyton density (6) has influence to corrosion rate of low carbon steel.
2. Sulphate reduction bacteria existence could be found on metal bar surface being exposed in Cirata Reservoir.
This research was conducted experimentally in Cirata Reservoir. Water sample were collected from 5 different stations in 3 different depths every week for 8 weeks except for sulphate reduction bacteria. Sulphate reduction bacteria isolation was conducted on the 4th and 8`h week. Independent variables being examined in this study are water temperature (1), dissolved oxygen (DO) (2), pH (3), free carbon dioxide (4), periphyton variety index (5), and periphyton density (6). Corrosion rate of low carbon steel was used as dependent variable.
Multiple Correlation and Partial Analyses methods were used to study the influence of independent variables to dependent variable. The result could be concluded as following:
1. Corrosion rate of low carbon steel were influenced by water temperature (1), dissolved oxygen (DO) (2), pH (3), free carbon dioxide (4), periphyton variety index (5), and periphyton density (6) together with a high positive correlation and significant (R=0,695). The most influencing parameters are dissolved oxygen, periphyton density and water temperature.
2. Sulphate Reduction Bacteria existence was found on metal bar surface being exposed in Cirata Reservoir.
Literature: 88 (1957-2002)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Riastuti
"ABSTRAK
Proses lapis listrik paduan merupakan salah satu pengembangan dari sistem lapis listrik yang sudah ada.
Prinsip dari lapis listrik paduan yaitu mengendapkan ion-ion atau unsur logam dari larutan elektrolitnya secara bersamaan di katoda.
Pada proses lapis listrik paduan Sn-Ni, kenaikan rapat arus pelapisan (0.10 ; 0.37 ; 0.64 A/dmz) pada dua konsentrasi SnC12.2H20 (35 dan 45 gpl} dalam larutan elektrolit menghasilkan penampakkan visual yang sama baik (mengkilap), tetapi masih terdapat goresan untuk rapat arus 0.10 A/dmz dan terbentuk sumuran pada kondisi 0,64 A/dmz untuk konsentrasi 45 gpl SnClz.2H2U.
Meningkatnya rapat arus pelapisan menjadikan persentase kandungan ion Sn menurun, sedangkan dengan meningkatnya konsentrasi SnCI2.2H20 dalam elektrolit menjadikan persentase kandungan Sn dalam lapisan meningkat. Kekerasan mikro lapisan meningkat seiring dengan meningkatnya rapat arus pelapisan dan konsentrasi Sn 02.2H2U."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Subowo
"ABSTRAK
Dalam industri perakitan bodi kendaraan (otomotif), Las Tahanan Titik (Resistance Spot Welding) banyak dipakai untuk penyambungan komponen bodi, Yaitu dengan cara pemanasan disertai penekanan. Demikian pula yang difakukan di PT. Toyota Astra Motor, dimana pengambilan spesimen dan pengelasan dari penelilian ini dilakukan.
Kahan komponen yang banyak dipakai pada bodi kendaraan Kijang adalah plat baja karbon rendah SPCD (Cold Rolled Steel Sheet) dengan ketebalan 0,8mm, sedang peralatan las yang dipakai adalah model Portebel Type YR-500 SAZ-1 DY 9. Spesimen di las dengan parameter pengelasan dibuat samal konstan seperti yang dilakukan dalam perakitan bodi kijang. Pengelasan dilakukan pada satu titk dan dua titik, untuk yang dua titik jarak antar titik las dibuat variasi (it-12 - f3).
Pengaruh sikius termal akibat laku panas dari proses las, secara metalurgi daerah hasii sambungan las mengalami perubahan, makin dekat dengan Manik Las/ Nugget, butiran semakin besar, begitu pula dengan Kekerasannya semakin tinggi.
Pengaruh jarak antar nugget terhadap uji tank, terjadi peningkatan seiring dengan semakin lebarjarak antar nugget.
Terhadap uji fatik terjadi peningkatan siklus seiring dengan penurunan tegangan (0.7 ou, , = 0.3 c I? h) dan terjadi batas limit pada pembebanan 0.3 a, .,10,
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Detin Audriyanti
"KOWEL adalah salah satu komponen otomotif yang digunakan P.T German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor pada kendaraan tipe light truck Mercedes Benz 800. Fungsinya adalah sebagai dudukan kaca depan, penyangga pintu dan tempat dudukan lampu depan. Bahan dasar KOWEL adalah lembaran baja karbon sangat rendah tipe SPCE dengan unsur paduan dan memiliki sifat kekuatan dan kekerasan serta keuletan yang memenuhi syarat untuk proses pembentukan. Pembentukan KOWEL dengan proses press forming langsung dari bahan dasar sering mengalami kegagalan yang pada akhirnya sia-sia karena kualitasnya yang rendah tidak sesuai dengan keinginan. Untuk itu dilakukan penelitian pada benda uji dari lembaran baja sebelum dan sesudah proses press forming dengan pilihan kontrol temperatur dan waktu penahanan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan solusi karakteristik sifat mekanik serta tekstur guna meningkatkan optimasi bahan. Pengujian yang dilakukan mencakup pengamatan XRD, uji komposisi kimia, uji tarik, koefisien anisotropi plastis, uji kekerasan, metalografi dengan mikroskop optik dan pengamatan permukaan patahan dengan SEM serta pengamatan pole figure-tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses press forming di samping terjadinya penipisan pada benda kerja diikuti pula dengan meningkatnya kekerasan, kekuatan dan berkurangnya keuletan dan berkurangnya ketajaman tekstur. Proses perlakuan panas pada temperatur 400 °C dengan waktu penahanan masing-masing 15 menit dan 60 menit tidak menunjukkan perubahan yang berarti pada benda uji sebelum maupun setelah proses press forming.

KOWEL is an automotive component used by P.T. German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor that is usually assembled for front panel of light truck-type of Mercedes Benz 800 construction. Base material for this KOWEL is ultra low carbon steel sheet SPCE-type which has alloying elements with toughness, hardness and ductility suit for forming process. Unfortunately, press forming of the material to form KOWEL often results in failure. To get the solution and to find out the characteristic of mechanical properties and texture before and after press forming process, a research is then carried out. Some examinations are applied including XRD measurement, chemical composition, tensile strength, anisotropy coefficient, Vickers's hardness, optical metallography, SEM and pole figure. The results show that press forming will thin the material followed by increase of hardness and toughness and decrease of ductility and texture sharpness. Heat treatment at 400 °C for 15 and 60 minutes does not give a significant change in material before and after the press forming process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justinon
"Lembaran baja karbon sangat rendah dengan menambah paduan titanium dalam jumlah yang sangat kecil dapat dimasukkan dalam kelompok intersitial free steel berupa lembaran tipis dari hasil proses deformasi dengan reduksi 75% dan ketebalan akhir 0,65 mm adalah hasil dari produk PT. Krakatau Steel dan produk ini banyak digunakan dalam industri rumah tangga. Kemudian lembaran baja karbon sangat rendah ini diberi perlakuan panas (anil) didalam B.A.F (batch annealing furnace) dan pendinginan di dalam dapur dengan memakai gas argon. Anil dimulai dari temperatur 500°C sampai 704°C dengan kenaikan temperatur 12°C /jam dan waktu tahan anil 1 jam. Dan akan menghasilkan besi a - Fe dengan struktur kubik berpusat ruang (B.C.C) dan konstanta kisi 2,677 A.
Dalam penelitian ini diteliti pengaruh temperatur terhadap struktur mikro, sifat mekanis dan hubungan antara nilai-r (koefisien anisotripik) terhadap tekstur dengan metoda difraksi sinar-x. Ternyata kenaikan nilai-r dapat mempertajam tekstur anil dengan bidang {222} intensitasnya akan naik dan untuk bidang {200} intesitasnya akan turun dan tekstur anil tidak dapat melenyabkan tekstur deformasi dengan bidang {222}, {200} dan {211} dan yang berbeda hanyalah intensitas defraksi sinar-x untuk bidang-bidang tertentu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danhardjo
"Baja karbon rendah dalam penggunaannya di industri Bering mengalami serangan korosi. Korosi yang terjadi merupakan kerusakan atauhilangnya sebagian material akibat lingkungannya. Melalui proses perlakuan panas baja karbon rendah dapat dibuat menjadi baja dua fasa yaitu terdiri dari struktur martensit dan ferit. Baja dua fasa ini memiliki sifat-sifat mekanik yang tinggi. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh rendaman baja dua fasa dalam larutan Na Cl terhadap sifat mekaniknya Pengaruh rendaman dilakukan dengan merendam baja dua fasa didalam larutan Na Cl selama 848 jam. Sifat mekanik yang dipelajari meliputi sifat tarik, sifat kekerasan, sifat impak dan sifat kelelahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa baja dua fasa yang terendam mengalami penurunan sifat mekanik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan baja dua fasa yang tidak terendam."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sairin Haning
"Perubahan struktur mikro baja karbon rendah menyebabkan terjadinya perubahan sifat. Perubahan ini sangat dipengaruhi oleh bentuk dan jenis pengerjaan (perlakuan) yang diberikan atau yang dialami oleh baja tersebut, bentuk dan jenis pengerjaan umumnya berupa pengerjaan panas atau pengerjaan dingin. Telah dilakukan penelitian pada konstruksi sambungan las dari bahan lembaran baja karbon rendah spesifikasi Ship Plate BKI Grade "A" hasil pengerolan panas produksi PT. Krakatau Steel, dengan menggunakan las SMAW dalam kondisi arus dan kecepatan pengelasan yang konstan. Dalam penelitian ini diambil dua jenis spesimen yang berbeda masing-masing spesimen yang tidak mengalami proses pengelasan dengan variasi sudut antara arah roll dan arah sumbu panjang spesimen masing-masing diambil 0° , 45° dan 90° dan spesimen yang mengalami proses pengelasan dengan variasi sudut arah roll terhadap arah las, masing-masing diambil 0° , 45° dan 90°.
Pada penelitian ini dilakukann pengujian mekanik antara lain uji tarik, uji kekerasan, uji impact, pengukuran besar butir, uji metalografi, uji kekasaran permukaan, uji korosi serta struktur fasa dan bentuk butir. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diatas didapatkan kekuatan tarik terbesar (6u) = 46,33 kg/mm2, kekuatan luluh (ay) = 31,74 kg/mm2 elongation (e) = 41,66 %, kekuatan impact (HI) = 1,525 J/mm2, kekerasan (Hv) = 200 pengurangan massa (R) = 1,212 mm/yr dan kekuatan tarik terkecil (6u) = 37,76 kglmm2, kekuatan luluh (ay) = 27,02 kg/mrn2, elongation (e) = 09,50 %, kekerasan (Hv) = 160,70, kekuatan impak (HI) = 0,0128 J/mm2 dan pengurangan massa (R) = 0,0641 mm/yr.

The change of microstructure low carbon steel to cause alteration property. This alteration very influenced by model treatment quality which receiving or to experienced by steel mentioned this type or sort working was generally hot working which cold working. The investigation or-welding joint construction according to material low carbon steel spesification "Ship Plate BKI Grade A" hot rolling produce PT. Krakatau steel with applying SMAW weld in current condition and welding speed which constant According to investigation used two speciment type which to differ severally that not to experience welding proms for angle variation direction gap to rolling and and length pith speciment to take severally 0°, 45° and 90° and the speciment which to experience welding process with rolling direction to wards weld metal course, for severally to used 0°, 45° dan 90°.
According to this investigation to executed mechanic testing among ather things tension test, hardness test impact test grain measuring, metallography test surface roughness test and corrosion test, besides from that possible too grain model and fasa structure° To be found result test mentioned to find the highest tension stress (au) = 46,33 kg/mm2, yield stress (cy) = 31,74 kglmm2, elongation (e) = 41,66 %, impact stress (Hi) = 1,525 J/mm2, hardness (Hv) = 2110 and to decrease of mass (R) = 1,212 mm/yr, and the lowest tension stress (cu) = 37,76 kg/mm2, yield stress (ay) = 27,02 kg/mm2, elongation (e) = 09,50 %, hardness (Hv) = 160,70, impact stress (HI) = 0,0128 J/mm2, and to decrease of mass (R) = 0,0641 mm/yr.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Ronald
"Telah dilakukan penelitian pada bahan lembaran baja karbon rendah hasil Cold Rolling Mill (canal dingin). Salah satu proses yang cukup menentukan kualitas akhir bahan adalah proses anil. Pengaturan temperatur dan waktu anil akan mempengaruhi sifat mekanik, parameter mampu bentuk, struktur mikro dan tekstur dari bahan. Pada penelitian ini diambil variasi temperatur anil 650°C, 670°C, 690°C dan 710°C, sedangkan waktu anil dipilih 15, 30, 45 dan 60 menit. Dengan meningkatnya temperatur dan waktu tahan anti, maka kuat tarik dan kekerasan cenderung menurun. Sedangkan parameter mampu bentuk, yang diwakili oleh nilai r dan nilai n serta harga elongasi dari bahan menunjukan peningkatan. Strukur mikro dari bahan menunjukan semakin besarnya ukuran butir dengan semakin naiknya temperatur dan waktu tahan anil. Tekstur dari bahan menunjukkan bahwa bidang-bidang (111)(1T2), (111)(213), (112)(T10) dan (112)(351) yang terbentuk. sebagai hasil canal dingin tetap muncul pada variasi temperatur dan waktu tahan anil. Dengan semakin naiknya intensitas bidang (111)[:1T21 dan (111)[213], maka nilai r akan semakin naik pula. Dari penelitian ini teriihat juga bahwa faktor temperatur lebih dominan pengaruhnya dibandingkan faktor waktu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didied Haryono
"Kemajuan dalam industri otomotif menuntut material badan kendaraan harus mempunyai sifat yang ringan, tahan penyok, mampu meredam getaran dan mempunyai harga yang murah. Untuk memenuhi tuntutan seperti itu dikembangkanlah suatu jenis baja bake hardening. Bake hardening steel adalah baja yang meningkat nilai tegangan luluhnya setelah mengalami proses press forming dan paint baking.
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah dengan spesifikasi CQ 3 EN produksi PT Krakatau Steel. Material ini mempunyai komposisi kimia seperti terdapat dalam tabel 111.1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa regangan awal dan lamanya waktu tahan pada temperatur paint baking, mempengaruhi nilai bake hardenability material. Penambahan regangan awal dari 0 sampai 10% akan meningkatkan nilai Bh dari 4 sampai 90 MPa. Sedangkan lamanya waktu tahan dari 5 sampai 40 menit, nilai Bh cenderung naik sampai penahanan 20 menit, kemudian kurva grafik cenderung landai apabila waktu tahan diteruskan sampai 40 menit. Hasil yang identik ditemukan pada percobaan stretching dan deep drawing.

Nowadays, in the development of automotive industry is needed the material for body cars, which fulfill all the requirements such as light, high denting resistance, dump resistance and low price. In order to reach those requirements, was bake hardening steel is developed. Bake hardening steel is a type of steel that the yield strength increases after press forming and paint baking.
Low carbon steel type CQ 3 EN produced by PT Krakatau Steel is used in this research and the chemical composition of this material is displayed in table 111.1.
The result obtains in this way shows that pre strain and holding time of paint bake temperature will influence on the bake harden ability of the material. Bh will increase 4-90 MPa if pre strain was added from 0 up to 10%. In the other hand, Bh will increased until holding time was 20 minutes and after that tend to constant if holding time added up to 40 minutes. The similar result was found in other researches such as stretching and deep drawing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Djamil
" ABSTRAK
Pada awalnya, sifat mampu bentuk (Formability) dikaitkan dengan keuletan material. Hal ini tidak selalu benar. Dari beberapa penelitian, ternyata sifat mampu bentuk dan proses tarik dalam (deep Drawability) tergantung pada perbandingan regangan plastik(R). Besarnya harga R dipengaruhi oleh jenis material pelat.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk mendapatkan faktor R, dengan melakukan uji tarik untuk setiap sudut orientasi yaitu 0°. 45°, 90º.Menentukan sudut orientasi dengan jalan malakukan metallography, jika diketahui arah pengerolan material, maka yang searah pengerolan sama dengan sudut orientasi 0°, sehingga sudut orientasi 45° dan 90°dapat diketahui. Dalam uji tarik tersebut juga untuk menentukan sifat-sifat mekanis material. Untuk mendapatkan nilai LDR, dilakukan dengan memvariasikan diameter bakalan pada tekanan bakalan yang konstan sehingga akan didapat diameter bakalan maksimum yang dapat di deep drawing tanpa terjadi keriput atau robek/pecah. Diagram Batas pembentukan (Limit Forming Diagram = LED) dibuat untuk menunjukkan berhasil atau gagalnya pembentukan pelat, pengujian dilakukan dengan membuat lingkaran - lingkaran pada pelat, lalu dideformasi hingga lingkaran tersebut berubah menjadi ellips, sehingga didapat regangan major dan minor. Kemudian regangan tersebut dipetakan pada salib sumbu yang menyatakan regangan major dan regangan minor. Untuk mengetahui distribusi ketebalan. kekerasan mikro dan struktur mikro, pengujiannya dilakukan pada dasar kup, belokan kup dan dinding kup.
Dari serangkaian pengujian-pengujian diatas diharapkan dapat diketahui sifat drawability dan material.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>