Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismail
"Metafisika Aristoteles merupakan sebuah kritik terhadap dualisme Plato. Dalam teori bentuk, Plato berusaha menjelaskan sifat alami benda-benda namun ia menganggap benda alami tersebut merupakan tiruan yang tidak berarti. Sebuah tiruan dari dunia ide yang jauh di sana dan merupakan ide abadi sehingga antara dunia materi dan dunia ide terdapat jarak yang tak terjembatani. Kemudian Aristoteles datang dengan hylemorphisme bukan makna inti dari bentuk abadi pengetahuan melainkan pada pemisahan antara esensi dengan benda yang riil. Bagi Aristoteles benda merupakan kesatuan materi dan bentuk.
Bentuk benda ada dalam benda itu sendiri bukan di atas sana sebagaimana yang dikemukakan Plato. Materi dan bentuk merupakan aspek tak terpisahkan dari setiap substansi, bersifat universal dan partikular tersatukan dalam sebuah benda. Dari sini memungkinkan relevansi antara metafisika Aristoteles dengan pengetahuan modern. Untuk sampai pada pengetahuan modern, Comte diangkat sebagai pembanding, karena ia sebagai pencetus positivisme, ia menjelaskan tiga tahap pemikiran manusia: tahap teologis, tahap metafisik dan tahap positif. Ia menekankan dan identifikasi atas fakta-fakta, dengan pengamatan indera, dan berupaya untuk menjelaskan hukum-hukum umum dengan induksi berdasarkan fakta. Metafisika Aristoteles dan relevansinya terhadap pengetahuan modern di sini disatukan pada karakteristik yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan modern yang mana antara lain memiliki sifat objektif, rasional dan universal. Di mana sifat-sifat ilmu pengetahuan ini telah ada pada Aristoteles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Jakarta: Dian Rakyat, 1981
142 SUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naupal
"ABSTRAK
Buku ini sebenarnya adalah jawaban atas kegelisahan akademis penulis, setelah melihat bagaimaan sejarah filsafat Barat, khususnya pada masa modern yang tidak mampu melihat perbedaan antara realitas ontis dengan realitas ontologis, sehingga akhirnya hanya menerima
realitas yang dapat diukur, diobservasi, dan verifikasi secara indewari, Puncaknya adalah sikap negatif terhadap metafisika. Fenomena ini dapat dijumpai dalam banyak aliran filsafat, seperti dalam aliran positivistik, dan neopositivistik. Menurut aliran pemikiran ini, hanya pernyataan yang dapat diverifikasi secara positif boleh disebut pernyataan yang bermakna. Pernyataan-pernyataan dalam bidang teologi, etika, dan metafisika dengan sendirinya dianggap tidak bermakna, karena tidak dapat diverifikasi secara inderawi. Di sisi lain, pandangan dunia modern juga bersifat dualistik, memisahkan jiwa dan tubuh, jasmani dan rohani. Pandangan dualistik telah merusakkan pandangan manusia yang otentik, yang
terbagi menjadi -corpus, anima, dan spiritus? citra yang sedemikian lengkapnya dikemukakan di dalam tradisi Hermetik, dan Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
P-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Gahral Adian
"Metafisika bisa dibilang merupakan disiplin filsafat yang terumit. Disiplin ini berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran tentang perbedaan antara penampakan dan realitas sesungguhnya; antara opini dan pengetahuan, Disiplin ini berkembang menjadi sebuah tradisi yang kokoh dengan empat asumsi dasar: (a) dikotomi adafpenampakan (b) dikotomi adalperubahan (c) dikotomi ada/seharusnya ada dan (d) dikotomi adalpikiran. Singkatnya, tradisi metafisika selalu berpihak pada ada yang sesungguhnya berlawanan dengan penampakan yang selalu berubah dan semu sebagai fokus konsentrasi para metafisikus.
Tradisi metafisika juga disertai oleh reaksi-reaksi anti metafisika. Reaksi anti metafisika pertama muncul dari murid tercerdas Plato, Aristoteles. Aristoteles menolak metafisika Plato karena terlalu abstrak dan mengabaikan realitas kongkrit. Aristoteles menolak keberpihakan metafisika Plato pada yang universal, transendental, dan ideal menggantinya dengan keberpihakan pada yang individual, kongkret dan indrawi.
Metafisika Yunani Kuno menghasilkan suatu asumsi epistemologis yang mengklaim bahwa pengetahuan manusia mampu memahami realitas sesungguhnya (esensi) sehingga realitas secara total terpahami. Asumsi epistemologis tersebut ditentang oleh Hume yang kemudian mengajukan tesisinya bahwa pengetahuan manusia terbatas pada pengetahuan inderawi.
Kritik Hume diadopsi Kant untuk mereformasi metafisika. Metafisika di tangan Kant dirombak menjadi filsafat antropologi. Artinya metafisika tidak lagi berkutat dengan realitas sesungguhnya (das-Ding-an-sich) melainkan justru pada penelitian pada keterbatasan human faculties dalam memahami realitas sesungguhnya. Benak manusia menurut Kant tidak pasif menerima informasi dari obyek eksternal melainkan aktif memaksakan kategori-kategori-nya pada obyek sehingga menjadi terpahami. Kategori-kategori bisa diibaratkan sebagai kacamata yang selalu kita pakai mempersepsi obyek. Pertanyaan tentang realitas sesungguhnya menjadi tidak relevan lagi.
K1aim metafisika Yunani tentang realitas sesungguhnya memang telah runtuh di tangan Kant, namun hal itu belum cukup karena seperti halnya para filosof sebelumnya, Kant-pun belum bisa secara total melepaskan diri dari tradisi metafisika. Kelemahan Kant adalah ia tetap mempertahankan ego transendental yaitu ego yang terlepas dari konteks keberadaanya dan memutlakkan sudut pandangnya. Dalam hal ini sudut Pandang Kant adalah perspektif Newtonian yang memandang realitas sebagai realitas mekanis - teratur oleh hukum kausalitas. Kelemahan Kant tersebut menjadi titik tolak Heidegger untuk meruntuhkan tradisi metafisika sekali untuk selamanya. Ego transendental Kant dikongkretisasi oleh Heidegger menjadi dasein yang tak pernah berstatus transendental karena selalu berada dalam dunia eksistensial `dimana' ia `hidup', Dasein oleh Heidegger dimaksudkan sebagai kritik terhadap tradisi metafisika kehadiran yaitu metafisika yang memandang obyek sebagai ekstemal-berjarak dari subyek yang berkat status transendentalnya mampu memperoleh pemahaman total-menyeluruh tentang obyek.
Seperti halnya pemikiran filosofis lainnya, pemikiran Heidegger khususnya tentang anti metafisika tak lepas dari kelemahan. Kelemahan Heidegger tersebut terungkap dalam kritik Hannah Arendt dalam bukunya Essays in Understanding (1994) yang kemudian diperkuat oleh pemikiran Richard Rorty. Arendt dan Rorty melihat terdapatnya kecenderungan anti dunia publik dalam pemikiran sederet filosof termasuk Heidegger yang diwarisi dari Plato. Dunia publik oleh pars filosof tersebut dilihat sebagai sesuatu yang mengaburkan, menyembunyikan, dan ilusif sehingga seorang filosof dituntut mengambil jarak darinya demi kebenaran sejati. Keberadaan pemikiran Heidegger dalam tradisi anti dunia publik warisan Plato menunjukkan bahwa ia belum berhasil mengatasi secara tuntas tradisi metafisika Barat karena ia sendiri masih menganut salah satu asumsi dasarnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakker, Anton
Yogyakarta: Kanisius, 1992
110 BAK o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barnes, Jonathan
Jakarta: Pustaka utama Grafiti, 1993
320.092 BAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ross, David
London: Methuen, [t.th.]
185 ROS a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Allan, D.J.
London : Oxford University,, 1957
185 ALL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Phillo Dominikus Pius Jacobus Naraha
"Apa dan bagaimana itu jiwa manusia ? Herakletos, mengajak kita menatap ke langit dan melihat pijaran (kobaran) api abadi sambil berkata: ?The soul as fiery in nature: To souls it is death to become water, to water death to become earth, but from earth water is born, and from water soul. Herakletos, jiwa-jiwa makluk dan jiwa manusia dihasilkan dari bahan lain seperti api (abadi itu) yang memiliki dimensi tak terbatas. Sokrates dalam Plato, menegaskan bahwa ?tubuh akan mati (hancur), sementara jiwa terusmenerus dilahirkan kembali (berinkarnasi) dalam tubuh berikutnya?. Aquinas memberi kita pupuk dan air, katanya siram dan rawilah dia, karena ketika tiba saatnya dia akan muncul. Kata Thomas Aquinas; Allah menentukan hukum universal kehidupan yang berlangsung terus dalam proses evolusi manusia, ketika materi (janin) memenuhi syarat-syarat hukum evolusi universal, maka jiwa akan timbul (Immitere). jiwa diletakan dalam materi (tubuh); Matahari pun terbitbersinar di pagi itu dan ia (jiwa) pun muncul. Pertanda kehidupan baru telah di mulai.
Dari tiga gagasan in kata pastikan bahwa Jiwa telah bertanda dalam tubuh manusia. Kemudian Aristoteles member kita spidol dan tali. Ia meminta kita meberi tanda dan menyatukan tiang pagar dengan simpulan tali sehingga menghasilkan areal khusus yang sibatasi pagar. Kemudian kata Arsitoteles bahwa: ?hanya tubuh fisik dikelilingi oleh tubuh lain yang (secara nyata) dalam ruang, karena ruang tubuh adalah defined sebagai batas dalam tubuh yang mengelilinginya? (Teori Ruang). Selanjutnya Thales meminta kita membuat eksperiment agar membuktikan bahwa Apakah benar jiwa kita tetap berada dalam ruang tubuh. Ia memberi kepada kita sebatang besi magnet dan bebrapa jarum. Jarum ditaburkan diseputar besi magnet. Perhatikan apa yang terjadi?!, kemudian Thales mengatakan itulah kekuatan energi jiwamu (teori magnet).
Kini, kita harus memenuhi undangan Sigmund Freud untuk menyaksikan kompentisi perebutan piala drive, yaitu pertandingan gulat antara Id, Superego dan Ego di dalam ring jiwa (Personality Theory). Babak penyisihan pun berakhir, dan entah kenapa salah satu pegulat dijebloskan ke penjara. Maka Platonis memberi kita kunci dan Plato meminta kita ke ruang sel, membuka gemboknya dan melepaskan rantai besi yang membelenggu sang pegulat dan membawa dia keluar dari penjara. Maka jiwa itu telah bebas dan dapat beraktivitas kembali. Seperti kata Platonis (Neoplatonisme): ?Jiwa yang dirantai, rindu untuk melarikan diri dari belenggu tubuh dan kembali ke sumber asalnya?.
Selanjutnya Homer memberi kita kamera dan mengajak menemaninya meliput perang, dengan istruksi: dengarkan dengan cermat apa yang dikatakan oleh perang: "Kematian pahlawan, jiwanya pergi ke Hades...(kata penulis), sedangkan mereka sendiri yang tertinggal di medan perang setelah kematian? (Puisi pengantar ke Illiad). Selanjutnya terdengar suara Plato: jiwa mereka bukan ke Hedes tetapi ke Dunia Kayangan. Para Theolog, membantah; Bukan ke Kayangan tetapi ke Surga kembali ke sang Pencipta. Sementara debat, terdengar pekikan keras dari dunia bawah kematian: Semuanya salah, jiwa mereka kini sementara menuju ke Neraka (Iblis), disanalah tempat keabadian jiwa mereka. Itulah kata Filsuf dan Ilmuan tentang Jiwa manusia dan tentang jiwa mereka.

What and how the human soul? Herakletos, invites us to stare into the sky and see the flame (flame) eternal flame, saying: "The soul as Fiery in nature: To souls it is death to Become water, to water death to Become earth, but from earth water is born, and from water soul. Herakletos, souls and the souls of human beings produced from other materials such as fire (eternal) which has infinite dimension. Socrates in Plato, asserts that "the body will die (destroyed), while the soul continually reborn (reincarnated) in the next body." Aquinas gives us the fertilizer and water, flush and rawilah he said, because when the time comes he will emerge. Thomas Aquinas; God determine the universal law of life that goes on in the process of human evolution, when the material (the fetus) meets the requirements of the law of universal evolution, then the soul will arise (Immitere). soul placed in the material (body); sun was rising, shining in the morning and he (the soul) appeared. A sign of new life has begun.
Of the three ideas in words make sure that the soul has been marked in the human body. Then Aristotle gives us markers and ropes. He asks us to give the stolen signs and fence posts together with a knot the rope so as to produce a special area that sibatasi fence. Then said Arsitoteles that: "only the physical body is surrounded by other bodies which (significantly) in the space, because space is defined as the boundary of the body in the body that surrounds it" (Theory Room). Furthermore, Thales is asking us to make experiments to prove that Is it true that our souls remain in the body space.He gave us an iron bar magnet and miraculous needle. Sown around each magnetic iron needle. Watch what happens ...!, Then Thales said that the power of your soul energy (magnetic theory).
Now, we have to meet Sigmund Freud's invitation to witness the struggles kompentisi cup drive, which is a wrestling match between the Id, Superego and Ego in the ring soul (Personality Theory). Preliminary round was over, and somehow one of the wrestlers thrown in jail. Platonic then gives us the key and Plato asks us to space the cells, open the lock and release the iron chains which bind the wrestler and take him out of jail.Then the soul is freed and can return to work. Like the Platonic word (Neoplatonism): "The soul is chained, longing to escape from the shackles of the body and return to the original source."
Furthermore, Homer gives us a camera and took with him covering the war, with istruksi: listen carefully to what the war: "The death of a hero, his soul went to Hades ... (says the author), while they themselves are left on the battlefield after death" (Poetry preface to the Iliad). Then came the sound of Plato: their soul is not to Hedes but to the World of Heaven. Theologians, denied; not to Heaven but to return to the Creator of Heaven. While the debate, there was a loud shriek from the underworld of death: Everything wrong, while their souls are now headed to Hell (Satan), that's where the immortality of their souls. That said the Philosopher and Scientist of the human soul and of their souls."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29646
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>