Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herukoco
"Kebijakan penertiban tukang ojek sebagai keputusan pimpinan birokrasi yang lebih tinggi, merupakan sebuah perintah yang harus dilaksanakan pimpinan birokrasi yang lebih rendah. Tesis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kebijakan dan strategi yang lahir akibat adanya kebijakan dari pimpinan birokrasi yang lebih tinggi, kebijakan tersebut dapat diinterpretasi lain pada tingkat pelaksana, akibat adanya kewenangan diskresi yang disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode kualitatif dengan metode penelitian etnografi. Pengamatan difokuskan pada manajemen operasional tingkat Polres, tindakan, ungkapan, perasaan anggota pelaksana penertiban, juga tukang ojek yang menjadi sasaran penertiban, masyarakat dan asal usul sepeda motor ilegal. Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan Kapolda secara berjenjang kebawah menjadi acuan kesatuan bawahannya untuk menentukan kebijakan dan strategi, hingga teknis pelaksanaannya. Kapolres menginterpretasi kebijakan Kapolda dengan memperhatikan kondisi permasalahan yang menyebabkan kebijakan itu timbul. Pada akhirnya Kapolres menggunakan kewenangan diskresi sebagai kebijakan dan strategi tingkat Polres. Demikian pula Kapolsek ketika mengacu kebijakan dan strategi Kapolres, dia melihat kondisi permasalahan di daerahnya. Pelaksanaan diskresi itu pada akhirnya menimbulkan peluang pada tingkat pelaksana untuk menginterpretasi lain kebijakan pimpinannya, yaitu kesempatan untuk korupsi. Kesimpulan yang diambil yaitu kesatuan bawah ketika menginterpretasi kebijakan kesatuan atas, dipengaruhi oleh keadaan lingkunan permasalahan berkaitan dengan kebijakan itu, sehingga digunakan kewenangan diskresi. Adanya kewenangan diskresi tersebut, dapat menimbulkan interpretasi lain akibat adanya peluang melakukan penyimpangan dalam bentuk korupsi polisi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Shantyabudi
"Beberapa faktor seperti meningkatnya tuntutan masyarakat akan angkutan, tidak mencukupinya lapangan pekerjaan bagi sebagian anggota masyarakat, kurang mencukupinya angkutan umum yang tersedia baik dari segi jumlah maupun pelayanan, dan masih banyaknya lokasi-lokasi yang tidak terjangkau angkutan umum yang resmi serta masih terdapatnya silih pendapat tentang keberadaan ojek; melatar belakangi penulis untuk ingin lebih memahami masalah sosial tersebut.
Menulis tentang tukang ojek juga didorong oleh ketertarikan penulis, dimana keberadaan ojek tetap dibutuhkan walaupun di beberapa jalan tertentu telah tersedia angkutan yang resmi; sehingga menjadikan ojek secara normatif melanggar. Sesungguhnya keberadaan ojek menjadi pesaing bagi angkutan yang resmi maupun antar tukang ojek itu sendiri, karena ojek tidak diatur dalam ketentuan perundang-undangan.
Mereka sehari-hari begitu aktif mengantar penumpang pada rute-rute angkutan resmi dengan memungut ongkos. Tidak seperti angkutan resmi pada umumnya, tidak terdapat kewajiban membayar pajak bagi ojek karena memungut biaya dari masyarakat. Adanya ketimpangan ini tidak mendorong terjadinya konflik antara tukang ojek dengan angkutan resmi lainnya. Hanya saja ojek tampak seringkali lebih menonjol dilapangan, karena mereka justru banyak menempati lokasi-lokasi yang dilarang untuk parkir. Apakah menjadi tukang ojek merupakan suatu pilihan profesi, atau karena kondisi tertentu orang memilih ojek sebagai salah satu alternatif yang sifatnya kontemporer?.
Dengan demikian, maka penulisan ini ingin mengkaji melalui konsep-konsep interaksi sosial dan teori pertukaran (yang juga melandasi terjadinya hubungan-hubungan sosial), bagaimana tukang ojek melakukan interaksi dengan pihak-pihak tertentu selama melakukan pekerjaannya. Penulisan ini ingin mengetahui dan memahami sekaligus menggambarkan adanya aturan-aturan yang dijadikan pedoman untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapai serta adakah solidaritas yang tumbuh diantara mereka bila menghadapi ancaman.
Untuk menambah bobot dalam menganalisa gejala sosial yang diamati pada tukang ojek, maka juga dilakukan pandangan dari berbagai sudut pandang; khususnya yang menyangkut kerawanan-kerawanan yang menjadi potensi konflik dimana konflik-konflik yang muncul seringkali berkaitan erat dengan masalah keamanan dan ketertiban. Mengupayakan terpeliharanya keamanan dan ketertiban merupakan peran dari organisasi kepolisian.
Penulisan ini didasari atas hasil penelitian yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data; metode pengamatan dan wawancara; dimana hasilnya menunjukkan adanya pedoman berupa aturan-aturan tidak tertulis yang diyakini dan dipedomani dapat menjamin tercapainya tujuan para tukang ojek. Wujud solidaritas yang ada berupa tolong menolong antar sesama tukang ojek, maupun tindakan anarkis/pengeroyokan terhadap mereka yang melakukan kejahatan. Rasa solider tersebut terpelihara, karena beberapa alasan/latar belakang yang relatif sama diantaranya : warga Pekayon (Betawi), menghadapi ancaman yang sama dan pendidikan rendah.
Dengan memperoleh gambaran tentang tukang ojek ini, diharapkan akan dapat diperoleh pemikiran-pemikiran lain yang berkembang, baik bagi bidang akademis maupun teknis dilapangan; karena tidak dapat dipungkiri bahwa selama masih ada anggota masyarakat yang membutuhkan, maka ojek akan tetap ada."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T7077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Darwin
"Penelitian ini membahas persepsi keselamatan berkendara sepeda motor pada penumpang ojek online. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain potong lintang pada 120 responden penumpang ojek online yang berasal dari DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan wawancara mendalam, dilakukan analisis univariat dan bivariat antara variabel independen dan dependen.
Hasil yang diperoleh, terdapat hubungan pengetahuan dengan persepsi keselamatan berkendara pada penumpang ojek online dengan nilai p<0.05, sedangkan pada variabel sikap, motivasi, pemahaman pada driver, kendaraan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial tidak ada hubungan dengan p> 0,05. Keselamatan berkendara sepeda motor belum menjadi prioritas dalam berkendara bagi penumpang ojek online.

The study was to determine the perception of safety riding on the motorcycle taxi online passangers. This study was conducted using cross-sectional design of the 120 respondents motorcycle taxi online passangers from Jakarta. Data was collected by questionnaire and in-depth interviews, conducted univariate and bivariate analysis between independent and dependent variables.
There is an association of knowledge to the perception of road safety on motorcycle taxi online passangers with p value of <0.05, while in the variable of attitude, motivation, understanding on the driver, the vehicle, the physical environment and the social environment there is no association with p> 0.05. Safety riding has not been a priority in passenger travel on motorcycle taxis online.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budi Widiyanti
"Skripsi ini membahas tentang analisis persepsi keselamatan berkendara sepeda motor pada mahasiswa dan pengendara ojek di Universitas Indonesia Depok tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan bersifat deskriptif analitik dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 100 orang, terdiri atas 50 orang mahasiswa dan 50 orang pengendara ojek. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa dengan pengendara ojek serta motivasi mahasiswa dengan pengendara ojek. Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap persepsi keselamatan berkendara serta kondisi kendaraan terhadap persepsi keselamatan berkendara.

The focus of this study was analyzed of safety driving perception in undergraduate students and motorcycle riders (Ojek) at Universitas Indonesia Depok. This study used quantitative analytical descriptive by cross sectional design. The sample in this study amounted to 100 people, consisting of 50 undergraduate students and 50 motorcycle riders (Ojek). Data were collected by distributing questionnaires directly to the respondents.
The results of this study indicate that undergraduate students’ knowledge and motivation significantly difference with motorcycle riders (Ojek). In addition, perception about safety driving was found to have significant differences with motivation and motorcycle condition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Binarsih
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti dan melakukan intervensi tentang safety riding pada pengendara
sepeda motor, khususnya tukang ojek. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang keamanan di jalan serta mengembangkan
sikap bertanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain. Program
intervensi yang diberikan berisi serangkaian edukasi partisipatif selama 6 jam
pada 34 pengendara ojek di Gang Langgar Margonda, Depok. Baseline study yang dilakukan menemukan bahwa tukang ojek sering
mengabaikan keselamatan dengan tidak memakai helm saat berkendara,
mengabaikan batas kecepatan, serta melanggar rambu lalu lintas dan marka jalan.
Catatan menunjukkan bahwa dua orang tukang ojek tewas dalam kecelakaan
sepeda motor dan 50% pernah mengalami kecelakaan, juga 33% dari penumpang
mereka. Menurut Kasatlantas Depok, penyebab kecelakaan lalu lintas pada tahun
2009 adalah di seputar perilaku pengguna jalan yang tidak mengindahkan disiplin
dan keselamatan. Pada penelitian ini, strategi yang dilakukan untuk perubahan sosial dilakukan
melalui edukasi. Baseline study dilakukan melalui kajian literatur, koordinasi
dengan instansi terkait, observasi, diskusi informal, dan kuesioner. Intervensi
untuk target dilakukan melalui experiential learning dengan berbagai teknik
seperti concrete experience, ceramah, diskusi, sharing, dan pemberian reward
berupa helm berstandar SNI dan rompi bertuliskan pesan-pesan tentang safety
riding. Pengujian satistik menggunakan Paired Sample T-test menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan antara mean sebelum program intervensi (M = 13.44, SD =
2.642) dengan mean sesudah intervensi (M = 15.59, SD = 2,709). Perbedaan ini
terbukti signifikan (d f = N-l= 33, t tabel = 2.0345 < | thitung | = 5.082,
p - 0.000 < 0.05). Ini berarti bahwa intervensi yang dilakukan secara keseluruhan
cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang safety riding pada
pengojek Gang Langgar Margonda. Subjek juga merasa bahwa program intervensi
sangat bermanfaat dan memotivasi mereka untuk mengubah perilakunya dalam
berkendara. Demi kesinambungan program selanjutnya, disarankan agar edukasi
tentang safety riding dapat menjadi bagian dari program pihak kepolisian maupun
kalangan akademik."
2010
T37647
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Kartika
"Skripsi ini membahas gambaran kecelakaan lalu lintas, faktor penyebab kecelakaan, serta faktor penyebab yang berhubungan dengan kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor di Depok dengan menggunakan data laporan kecelakaan dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dicatat dan dilaporkan oleh Laka Lantas Polres Metro Depok selama tahun 2008. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan kecelakaan, sehingga saran yang diberikan adalah agar Polres Depok memperketat pengawasan pembuatan SIM serta melakukan pembinaan dan sosialisasi safety riding kepada kelompok masyarakat yang sering mengalami kecelakaan.

This research explain about road accident, causes factor, and causes factor related death which result by motorcycle road accident in Depok using accident report and investigation which recorded and reported by Laka Lantas Polres Metro Depok during 2008. This research use quantitative study and cross sectional design.
The analysis conclude that human factor is dominant factor that cause motorcycle accident, so the recommendation to prevent this problem is Polres Metro Depok had better to more discipline in making SIM and make socialization program about safety riding for community who often had been accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Sebagai sebuah kota, transportasi di Kota Depok memiliki tingkat
kerumitan yang lebih tinggi dibanding desa. Beragam angkutan darat di Kota
Depok yang telah diatur keberadaannya oleh pemerintah kota (angkutan
formal) tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
transportasi. Dengan ketidakmampuan angkutan formal tersebut maka timbul
sistem transportasi informal, diantaranya adalah ojek. Tersedianya layanan
ojek motor di Kota Depok menunjukan adanya kebutuhan angkutan umum
selain angkutan formal. Penelitian ini bertujuan mengetahui kapasitas
layanan ojek motor di Kota Depok. Untuk menjawab masalah tersebut, perlu
diketahui bagaimana keberadaan ojek motor dalam sistem transportasi
angkutan umum di Kota Depok. Analisa yang digunakan adalah analisa
deskriptif dengan unit analisis titik pangkalan ojek berupa jumlah pengojek
dan rata-rata angkutan tiap pengojek perhari (trip) beserta variabel lain yaitu
jalur trayek angkutan kota, fungsi jalan dan karakteristik wilayah kota di Kota
Depok. Hasilnya menunjukkan bahwa kapasitas layanan ojek berbanding
lurus dengan jumlah armada angkutan kota dengan nilai kapasitas layanan
terbesar berdasarkan fungsi jalan kolektor primernya 86,64 % dari total
kapasitas layanan ojek di Kota Depok; dan nilai kapasitas layanan ojek
terbesar dengan karakteristik wilayah desa-kota yaitu 53,34 %."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S33982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunardi Hadi Atmodjo
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi selama lima tahun terakhir, mempunyai pengaruh yang sangat positif terhadap tingkat pendapatan dari penduduknya dan secara langsung menaikkan kebutuhan aarana transportasi. Salah satu sarana transportasi yang masih dalam jangkauan daya beli kebanyakan penduduk adalah sepeda motor. Keadaan ini terbukti dengan tingkat pertumbuhan penjualan sepeda motor yang tumbuh sekitar 25 - 30% selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini diperkirakan akan meningkat terus, mengingat jumlah penduduk di Indonesia {ke empat terbesar didunia), dan juga tingkat kepadatan kepemilikan sepeda motor (motor cycle density), masih tinggi di Indonesia. Di Indonesia setiap unit sepeda motor digunakan oleh lebih dari 27 penduduk, dibandingkan dengan Malaysia 15 dan Thailand 7.
Dibandingkan dengan industri otomotif lain seperti mobil, sepeda motor mempunyai potensi yang lebih baik untuk pengembangannya. Produksi yang sudah mencapai kurang lebih 1,3 juta unit per tahunnya, hanya diproduksi oleh 5 (lima) merk saja, dibandingkan dengan mobil yang mempunyai pasar sekitar 400.000 unit per tahun diproduksi oleh lebih dari 20 merk. Produksi sepeda pada saat ini sudah memasuki skala ekonomis yang menguntungkan.
Melihat potensi pertumbuhan pasar yang besar dan skala ekonomis yang sudah memadai, pengembangan industri ini sudah harus dilakukan. Hal ini bukannya ditinjau dari segi ekonomis saja, tetapi juga melihat pentingnya pengaruh industri otomotif dalam perekonomian suatu negara. Industri ini mempunyai multiplier effect yang menciptakan hubungan vertikal ke industri lain seperti produsen bahan mentah sampai ke pembuat komponen lokal dan assembler. Pengaruh ini akan sangat mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja, alih teknologi dan hal-hal lain yang akan memacu juga pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia relatif baru dibandingkan dengan negara produsen yang lain seperti Jepang, Taiwan. Selain itu penguasaan teknologi juga masih relatif rendah, sehingga semua industri sepeda motor di Indonesia ini masih merupakan Joint venture dengan pemilik teknologi (kebanyakan dari Jepang). Untuk mengembangkan industri yang masih relatif baru ini diperlukan peraturan-peraturan yang bisa memacu perkembangannya.
Pembuatan dan penerapan peraturan cukup sulit mengingat peraturan ini harus bisa mengakomodasikan kepentingan dari semua pihak, baik pihak pemerintah sendiri, produsen lokal, principal brand holder, dan tidak kalah pentingnya adalah konsumen. Diperlukan analisa yang mendalam agar bisa menerapkan peraturan dengan benar supaya tidak merugikan banyak pihak (seperti proteksi berlebihan yang merugikan konsumen, dll)."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefry Maulidani
"ABSTRAK
Sepeda motor merupakan salah satu moda transportasi utama bagi masyarakat
Indonesia. Selain karena harganya yang relatif terjangkau, juga mempunyai keunggulan
biaya perawatan dan operasional yang murah serta sangat efektif digunakan di kola-kota
besar yang sering mengalami kemacetan.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir
menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tidak terkecuali industri sepeda
motor. Permintaan akan sepeda motor selama masa krisis terutarna pada tahun 1998 merosot
sangat tajam, sehingga hanya mencapai 430 ribu unit. Kondisi ini memaksa industri yang ada
melakukan kegiatan pengurangan kegiatan produksi secara besar-besaran dan berdampak
pada pemutusan hubungan tenaga kerja secara masal pula.
Padahal sebelum terjadinya krisis ekonomi industri sepeda motor merupakan industri
yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1997 permintaannya telah
mencapat 1.8 juta unit. Tingkat pendalaman industri ini juga cukup tinggi yaitu kandungan
lokal yang telah mencapai 80%. Pada tabun 1999 permintaannya terlihat mulal meningkat
dan tahun ini diharapkan mengalami pertumbuhan yang lebih besar lagi.
Dengan dibukanya keran impor oieh pemerintah untuk industri sepeda motor maka
semakin deras bermunculan merek-merek sepeda motor selain buatan Jepang terutama dari
Cina. Sudah Beberapa bulan ini, sepeda motor asal Cina menyerbu Indonesia. Ada sekitar 40
merek motor Cina akan menyesaki jalan-jalan raya. Dengan nama mirip dan harga miring
para importir motor Cina berbarap bisa merebut pasar. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui atnbut yang paling penting bagi konsumen dalam membeli
sepeda motor serta mengetahui bagaimana persepsi konsumen mengenai hubungan antara
kualitas dan harga pada kasus industri sepeda motor terutama di Jakarta.
Penelitian dilakukan dengan Riset deskriptif dengan metode Sample Survey dengan
jumlah sampel yang diperoleh adalah 100 responden. Target populasi yang dituju adalah
pengguna sepeda motor yang bertempat tinggal di Jakarta. Dan data yang telah dikumpulkan
dilakukan analisa deskriptif berupa frekuensi, mean dan tabulasi data, analisa asosiatif (chi
square dan korelasi) dan analisa inferential seperti Anova.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa secara umum ada tiga variabel
utama yang paling berpengaruh terhadap konsumen pada saat memilih merek sepeda motor
yang akan dibelìnya Ketiga variabel utama tersebut yang mempengaruhi perceived value
adalah persepsi harga, persepsi kualitas dan faktor atau atribut eksternal.
Berdasarkan stimulus beberapa macam harga yang diberikan maka didapat kesimpulan
persepsi harga yang dianggap paling pas menurut konsumen yaitu pada kisaran antara Rp 5
juta sampai Rp 7 juta. Harga ini tidak dianggap terlalu murah sehingga diragukan
kuaíitasnya, tetapi juga tidak dianggap terlalu mahal sehingga tidak terfikirkan untuk
membelinya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi konsumen mengenai kualitas sepeda
motor buatan China atau Jepang tidak dipengaruhi oieh harganya. Bisa saja sepeda motor
Cina yang dipersepsikan harganya murah tidak dipersepsikan mempunyai kualitas jelek dan
begitu pula sebaliknya untuk sepeda motor Jepang.
Variabel kualitas sepeda motor menurut konsumen dapat diuraikan menjadi 6 atribut
yaitu Keawetan mesin, ketangguhan mesin, ketersediaan suku cadang, kecanggihan teknologi
mesm, pengalaman dan layanan bengkel dan model.
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli sepeda motor adalah
faktor eksternal. Faktor ini juga dapat diuraikan menjadi atribut-atribut pengalaman pribadi
konsumen, harga jual kembali, rnerek motor itu sendiri, informasi dan bengkel, informasi
dan teman, informasi dari media massa, negara asal sepeda motor, pengaruh iklan dan show
room.
Atribut fakior eksternal ini selain berpengaruh terhadap perceived value dan willingness
to buy. juga berpengaruh terhadap persepsi harga dan persepsi kualitas. Jadi faktor eksternal
ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen mengenai harga dan kualitas suatu
merek sepeda motor.
Hampir seluruh responden masih memilih untuk memiliki atau membeli sepeda motor
buatan Jepang. Alasan mereka memilih sepeda motor buatan Jepang sebagian besar karena
alasan kualitasnya bagus, teknologinya canggih dan mereknya sudah terkenal. Sedangkan
responden yang memilib sepeda motor buatan Cina adalah mayontas karena harganya yang
murah dan ada juga yang mempunyai alasan karena kualitasnya cukup bagus dan pengaruh
iklannya yang menarík.
Disarankan bagi produsen sepeda motor Cina dalam mempenetrasi pasar dengan
memperkuat positioning harga murah, dengan harga sepeda motor pada kisaran Rp 5 ?7 juta
dan mempenetrasí terlebih dulu dari pinggiran kota dan kota-kota kecil.
Untuk produsen sepeda motor Jepang dalam mempertahankan market share.
sebaiknya mengeluarkan dua produk yaitu produk lama yang premium dan fighting brand.
Untuk fighting brand harganya barus dapat bersaing dengan sepeda motor Cina dan
mcnggunakan brand baru agar tidak tenjadi kanibalisasi market share.
"
2001
T4379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Barca
"Sudah banyak sekali percobaan pengaplikasian gas hydrogen pada pembakaran di mesin sepeda motor ataupun mobil yang berhasil dan benar benar terbukti. Tak terhitung, dari Departemen Teknik Mesin Universitas Indonseia sendiri hal ini bukan merupakan hal baru atau asing. Pada dasarnya, penggunaan gas hydrogen memang dapat membuat lebih irit konsumsi bahan bakar yang digunakan.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan sedikit variasi percobaan yang telah dilakukan yang juga berhubungan dengan penggunaan gas hydrogen. Penulis ingin menunjukan bahwa variasi pada 4 buah manifold yang dimana masing masing manifold yang digunakan memiliki model pitot tube yang berbeda beda untuk injeksi gas hydrogen.
Hasil uji konsumsi bahan bakar dan gas buang yang didapatkan ternyata menghasilkan suatu analisa yang cukup menarik. Bahwa pada ke empat model manifold juga masing masing memiliki pengaruh yang besarnya berbeda beda pada penggunaan gas hydrogen pada system pembakaran.
Hasil efisisensi dan hasil uji kendaraan membuktikan bahwa modifikasi model pitot tube yang dipasang di manifold untuk injeksi hydrogen membuat konsumsi bbm yang lebih irit lagi daripada percobaan menggunakan hydrogen yang sebelumnya sudah pernah dilakukan dan diuji coba.
Variabel yang digunakan hanyalah untuk membandingkan konsumsi bbm dan gas buang hasil emisi terhadap variasi model manifold yang digunakan untuk injeksi gas hydrogen.

It's a lot of trial application of hydrogen in the combustion gas in a car or motorcycle engine works and truly proven. Countless, from the Department of Mechanical Engineering University Indonseia itself this is not a new or foreign things. Basically, the use of hydrogen gas can indeed make more efficient consumption of fuel used.
On this occasion, the author wanted to convey a slight variation experiments that have been done which is also associated with the use of hydrogen gas. The author wanted to show that the variation in 4 pieces manifolds where each manifold is used has a model that is different pitot tube for the injection of hydrogen gas.
The test results of fuel consumption and exhaust gas be obtained turned out to produce an analysis that is quite interesting. That in the four models each manifold also has a big influence on the use of different different hydrogen gas in the combustion system.
The results and the efficiency of the vehicle test results prove that the modification of the model Pitot tube mounted on the manifold for injection of hydrogen make a more efficient fuel consumption more than the previous experiment using hydrogen already been done and tested.
Variables that are used only to compare the fuel consumption and exhaust gas emissions to variations of the model results are used for manifold injection hydrogen gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S53411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>