Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzi
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, daerah aliran sungai di Kelurahan Ikur Kota, Kecamatan Kota Tengah, Kota Padang telah mengalami.degradasi terutama dari segi kualitas air. Air sungai yang dahulunya jernih sekarang berubah menjadi keruh dan kotor. Salah satu penyebabnya adalah sungai sudah tercemar dengan limbah padat seperti plastik, kaleng bekas, botol bekas dan jenis-jenis sampah padat lainnya, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang tinggal di pinggir sungai. Persepsi atau pandangan masyarakat setempat yang dahulu menganggap sungai sebagai sumber daya alam yang perlu dijaga kelestariannya dengan tidak membuang sampah ke dalamnya, sekarang sudah berubah. Sungai telah dijadikan sebagai pembuangan sampah yang paling murah, mudah dan praktis tanpa harus bersusah payah menggali lubang atau membakar sampah tersebut.
Bertolak dari permasalahan di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi atau pemahaman masyarakat tentang fungsi dan manfaat sungai dalam kehidupan mereka serta bagaimana memberdayakan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah padat di daerah Lubuk Minturun dalam rangka pelestarian fungsi sungai di Kelurahan Ikur Koto.
Penelitian secara khusus bertujuan (a) untuk mengetahui nilai-nilai adat sebagai aturan non formal yang berlaku dan menjadi landasan yang mengikat kehidupan dan persepsi masyarakat sekitar dalam pengelolaan sampah padat di sekitar sungai, terutama di Kelurahan Ikur Kato, khususnya pada saat ini; (b) mengetahui peran masyarakat setempat dalam penanganan sampah dan pengelolaan sungai di Kelurahan Ikur Koto; (c) mencari alternatif-alternatif pengelolaan sampah di Lubuk Minturun, Kelurahan Ikur Koto yang berbasis pada sistem nilai dan persepsi masyarakat setempat (community-based), dan kemungkinan pengembangannya.
Berdasarkan lingkup kajian ekologi manusia dan kondisi di lapangan yang ada saat ini, peneliti membatasi lingkup permasalahan pada peranserta dan persepsi warga setempat, terutama yang terkait dengan pengelolaan sampah dan pencemar sungai, dengan mengambil lokasi di Lubuk Minturun, Kelurahan Ikur Koto, Kecamatan Kota Tengah, Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, diperoleh beberapa gambaran mengenai faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pengelolaan sampah padat di Lubuk Minturun serta bentuk-bentuk peranserta dan pengelolaan di masa yang akan datang yang dapat digunakan sebagai dasar membuat model yang diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk memperbaiki kondisi pengelolaan sampah padat dan pencemarannya terhadap sungai."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin
"Penelitian ini adalah tentang partisipasi warga dalam pengelolaan sampah di dalam sebuah komuniti perkotaan. Partisipasi warga dipengaruhi oleh norma dan institusi kebersihan yang berlaku di dalam komuniti. Norma kebersihan merupakan acuan perilaku warga dalam melakukan kegiatan atau tindakan yang berkaitan dengan penanganan sampah di dalam komuniti. Sedangkan institusi kebersihan berperan dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Strategi pengumpulan data dilakukan dengan cara : pengamatan langsung di lokasi, dan melakukan wawancara dengan informan berdasarkan isu dan satuan data yang dibutuhkan. Data dianalisa dengan cara pengeditan dan penyortiran terhadap berbagai informasi menjadi bagian-bagian yang dapat dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditentukan; Menginterpretasikan perilaku komuniti berdasarkan norma kebersihan yang berlaku di dalam komuniti; serta menginterpretasikan peranan institusi kebersihan dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa: Norma kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti belum menjadi acuan perilaku warga dalam penanganan sampah di dalam komuniti. Sementara institusi kebersihan di tingkat komuniti belum berperan secara efektif dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Partisipasi warga dalam pengelolaan sampah di dalam komuniti dipengaruhi oleh norma dan institusi kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti. Meskipun ada norma kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti akan tetapi tidak didukung oleh peranan institusi kebersihan yang secara efektif mengatur kegiatan penanganan sampah di tingkat komuniti maka pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan baik dalam rangka mengatasi masalah sampah dan kebersihan di dalam komuniti. Norma dan institusi kebersihan merupakan satu kesatuan yang fungsional dan secara signifikan mempengaruhi perilaku warga dalam penanganan sampah di dalam komuniti.

Norms And Social Institution Influence to Residents Participation in Waste Management: Case Study at Bonto Rannu Subdistrict Makassar This research was about residents' participation in waste management in the urbanized community. The residents' participation is influenced by the applicable of norms and cleanliness institution in the community. The cleanliness norm becomes a reference for residents' behavior in conducting the action or activities for waste efforts in the community. At the time that cleanliness institution take a role to be in waste efforts management activities in the community.
The data collection strategy was carried out by the manners: The direct observation at the location, and interviewing the informants based on the issue and data unit required. Data was analyzed by the ways: Editing and sorting toward the variety of information to become the parts that may be categorized based on the specified categories; Interpreting the community behaviors or point of view in connection with applicable cleanliness norms in the community; and interpreting take a role the cleanliness institution in waste efforts management activities.
The observational results show that the applicable cleanliness norms at the community level are not reference resident?s behavior in waste efforts in the community. While the cleanliness institution at the community level are not affectivity take a role in waste efforts management activities in the community.
The residents' participation in waste management in the community by applicable norms and cleanliness institution influence to be is at the community level. Although to be are the applicable cleanliness norms in the community but will not affectivity take a role cleanliness institution support for waste efforts at the community level then waste management will not good of road for problem solving of waste and clean in the community. The norms and cleanliness institution are significantly and unity of functional in residents' behavior influence for waste efforts in the community.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutriyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui unsur-unsur yang menentukan lokasi pembuangan sampah padat di kota Surabaya,
2. Menentukan kriteria-kriteria yang cocok untuk lokasi pembuangan akhir sampah padat yang mendukung ketahanan kota.
Metode penelitian, adalah metode deskriptif kuantitatif, yang dilaksanakan dengan menggunakan model Analytical Hierarchi Process atau AHP.
Penelitian dengan model AHP adalah penelitian dengan cara menghitung antar elemen yang berpengaruh dari elemen yang diperbandingkan pada tiap hirarki. Parameter dari tiap elemen, ditentukan lebih dahulu dengan menyusun skala prioritas sebagai patokan. Untuk memudahkan perhitungan, maka antar elemen yang diperbandingkan, disusun dalam matriks berpasangan. Dari perhitungan matriks berpasangan itu akan diketemukan eigen vektor lokal dari tiap hirarki. Hasil eigen vektor lokal disusun secara sintesa untuk mendapatkan eigen vektor menyeluruh. Dan eigen vektor menyeluruh akan didapat angka-angka dan tiap elemen yang menjadi pilihan. Pilihan yang dimaksud yaitu lokasi A, di daerah Keputih, lokasi B, di daerah Benowo, lokasi C, lokasi lain 1 luar Surabaya dan lokasi D, lokasi dengan teknologi. Angka yang mendekati 1 (satu), adalah angka yang ideal untuk dipilih. Penelitian menggunakan model AHP ini perhitungannya dibantu dengan program komputer HI - Pre generasi ke tiga.
Hasil penelitian menunjukkan, angka tertinggi untuk pemilihan lokasi tertuju pada pilihan lokasi B, yaitu lokasi di daerah Benowo yang memperoleh skor 0,498 atau 49,8 %. Dalam penentuan lokasi pembuangan akhir sampah padat, unsur-unsur yang berperan adalah Pemerintah Kota Surabaya, masyarakat sekitar lokasi TPA dan masyarakat dalam kota. Pilihan tertinggi tertuju pada lokasi di daerah Benowo, karena lokasi ini dinilai paling bisa menampung volume sampah padat dengan jumlah banyak dalam waktu yang lama, paling kecil rawan konflik, paling rendah dalam menimbulkan dampak lingkungan dan lalu-lintas operasional pembuangan dari sumber sampah ke lokasi pembuangan akhir, paling rendah dalam mengganggu aktifitas kerja penduduk lain.

The objectives of this research are:
1. To find the elements which determine the location of the disposal of compact waste in Surabaya;
2. To determine the criteria of the location which is suitable for final disposal of the compact waste, which support the city's resilience.
The research methodology is the descriptive quantitative method utilizing the Analytical Hierarchy Process or AHP.
Researches utilizing the AHP model are researches using the way of calculating intra influential elements, which are compared at each hierarchy. The parameters of each element are first determined by arranging the priority scales as guidance's. To facilitate the calculations, the intra-compared elements are arranged in pair wise matrixes. Form the calculations of the pair wise matrixes will be found the local eigen vector of each hierarchy. The local eigen vector results are arranged by synthesis to find the over-all eigen vector. From the overall eigen vector numbers of each chosen element will be found, namely the A location at Keputih, location B at Benowo, location C other location at outside Surabaya, and location D which is using technology. The number approaching 1; is the ideal number to be chosen. This research is computed by using the computer program of Hi-Pre 3-rd generation.
The result of this results show, the highest number for the location alternative falls on location B, meaning the location in Benowo, which achieves the score of 0.498 or 49.8 %. In determining the location of the final waste disposal the elements, which play a role, are the Surabaya City Government, the community in the environment of the location of the final disposal and the community in the city. The most preferred location is in Benowo, since this location is able to contain the largest volume the compact waste in large amounts an for a long duration, has the smallest possibility in causing conflicts, the lowest environmental impact, the nearest distance of operational waste disposal traffic from the source of the waste to the location of the final waste disposal, and the lowest effect in influencing the work activities of the other inhabitants.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, David Immanuel
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang bentuk-bentuk limbah material padat yang dihasilkan pada tahap pelaksanaan struktur atas di proyek pembangunan gedung bertingkat berikut penyebab terjadinya limbah tersebut. Selain itu, skripsi ini turut memaparkan sumber-sumber kegiatan penghasil timbulan limbah dan faktor- faktor penyebabnya. Penelitian juga dilakukan untuk mengetahui system manajemen limbah padat yang digunakan di pembangunan bergelar ?Bangunan Hijau? ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif melalui wawancara terhadap pelaku industri konstruksi di lapangan untuk level manajer dan direksi dan observasi dengan melakukan pengamatan langsung dan studi dokumen proyek untuk memperoleh data yang kredibel, terpercaya, faktual dan dapat dipertanggungjawabkan.Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 April ? 31 Mei 2011 dan berlokasi di lantai I dan II saja. Dimensi lantai bangunan Gedung Kementerian ini seragam, sehingga pengambilan lantai I dan II dapat mewakili timbulan limbah di lantai-lantai selanjutnya. Dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan trianggulasi, penelitian menghasilkan sejumlah temuan berikut, yaitu: (1) limbah material dominan yang dihasilkan di pekerjaan struktur atas berturut-turut ialah besi, kayu dan cor. (2) Timbulan limbah dominan ini bersumber dari aktivitas di pekerjaan struktur atas, yaitu pekerjaan pembesian, bekisting dan pengecoran, diikuti oleh proses operasi dan pengelolaan material. (3) Dilihat dari faktor penyebab, desain dan dokumentasi menjadi faktor penyebab terbesar terjadinya timbulan limbah material di saat pelaksanaan pekerjaan struktur atas. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya perubahan desain selama pekerjaan di kedua lantai tersebut berlangsung. (4) Untuk manajemen limbah, kontraktor memberlakukan system minimisasi dan penanggulangan limbah secara terpadu. Minimisasi dilakukan dengan menggunakan material bersertifikat untuk mencegah timbulnya limbah material akibat penggunaan material yang berkualitas rendah. Selain itu, pihak kontraktor juga menggunakan metode precast half slab dan precast tangga untuk mereduksi penggunaan material bekisting dan limbah konstruksi lainnya

ABSTRACT
This thesis focuses on identifying and analyzing the composition of solid material waste resulted during the process of upper structure construction of a high rise building. In addition, the study also concentrates on identifying the acitivities of upper structure construction as well as its factors that contributes to the solid waste volum in construction site. At last but not least, the research was also applied on identifying the waste management scheme adopted in this ?Green Building? titled construction project. Data was collected through qualititative method: interview and observation. Interview was executed on five credible interviewees who experienced and were on duty to handle these these research questions. Observation was applied to attain credibility, transferability, dependability, and confirmability within the research. The research was executed from April 1st ? May 31st, 2011, hence, it covered 1st and 2nd upper floor only. Besides, both floors represented next typical upper floors. Through interview, observation, and peer debriefing, the research resulted some invention, namely: (1) the major material waste on the upper structure development were iron, wood, and concrete in succession. (2) This happened because of the execution of upper structure activities, then, followed by operation process and at last was material treatment. (3) Observed from its roots of waste problem, desain and documentation was the major contributor of material waste volum. This was initially caused by the design change when the development of both floors was on-going. (4) Speaking of waste management, contractor applied two kinds of on-site waste management system: minimization and integrated waste disposal. To lessen material waste volum caused by quality, contractor supplied materials that have been certificied by green council. Furthermore, contractor also applied precast half slab and stairs precast to reduce the use of wood material and other construction waste."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S649
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suparmini
"Bank Sampah merupakan  program pemerintah yang digunakan sebagai salah satu upaya menanggulangi sampah yang kian hari kian bertambah. Bank Sampah di Kota Depok berperan sebagai tempat pengumpulan sampah-sampah non organik yang masih memiliki nilai ekonomis. Penelitian ini berusaha mengkaji faktor-faktor yang membuat  Bank Sampah Kota Depok dapat berperan hingga hari ini dan hubungannya dengan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan Bank Sampah tersebut. Melalui pendekatan kualitatif dengan studi kasus, penulis melakukan pengamatan terhadap obyek serta melakukan wawancara  mendalam (indepth  interview) dengan sejumlah informan. Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat empat faktor penting yang menjadikan sebuah Bank Sampah dapat terus berperan, yakni dengan adanya pemimpin yang handal (leadership), pengelolaan yang baik (management),  insentif (incentive)  dan keterlibatan mitra (partnership). Sedangkan karakteristik komuniti berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan  turut pula mempengaruhi partisipasi komuniti dalam menerima Bank Sampah sebagai bentuk pengelolaan sampah di Kota Depok.

 

Kata kunci: bank sampah, pengelolaan sampah, komuniti perkotaan


Waste Bank is one of the government programs that are used as one of the efforts to tackle the increasingly growing garbage day. Waste Bank in Depok City serves as a collection of non-organic waste that can still be used to be useful goods even have economic value. This study attempts to examine the factors that make a Waste Bank in one of Depok sub-districts can continue its activities to this day and its relationship with the communities involved in the Waste Bank activities. Through qualitative approach with case study, the researcher observes the object and conducts in-depth interviews with a number of key informants and supporters to obtain the required data. In some activities, researchers participated closely observe the activity of Waste Bank  (active obeservasi). This research resulted that the factors that make a Waste Bank able to do its activities are to have a good leader, good management, incentive and partnership. While the characteristics of the community as urban community based on the level of education, income level was also affect the public awareness in receiving the Waste Bank as a form of waste management in the city of Depok. "
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Ardiani Rachman
"Pemanfaatan sisa kapasitas pembangkit listrik di TPST Bantar Gebang sebesar 4,3 MW dilakukan dengan memproduksi listrik dari biogas hasil pemrosesan sampah pasar menggunakan teknologi Anaerobic Digester System. Analisis keekonomian yang dilakukan mencakup perhitungan beberapa parameter kelayakan ekonomi yang umum digunakan yaitu IRR, NPV, benefit cost ratio, dan payback period.
Dari hasil analisis keekonomian, pembangunan fasilitas ini layak untuk dibangun dengan parameter keekonomian NPV sebesar 40,64 milyar rupiah, IRR 16,76%, benefit cost ratio 2,83, dan payback period selama 5 tahun 8 bulan. Analisis kebijakan pemerintah juga dilakukan mengingat proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar merupakan salah satu alternatif energi baru dan terbarukan yang saat ini sedang gencar program pengembangannya di Indonesia.

Utilization of 4.3 MW remaining capacity of of power generator in TPST Bantar Gebang was conducted to generate power from biogas. Economic evaluation was performed by calculating the economic parameters such as IRR, NPV, benefit cost ratio, and payback period.
The result indicated the project is feasible with NPV of 40,64 billion rupiah, IRR of 16,76%, benefit cost ratio of 2,83 and payback period 5 years and 8 months after the project began. Furthermore, analysis of government policy was also undertaken in this study since waste-to-fuel treatment process is one of the new and renewable energy alternative which is being developed intensively in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutiara Citra Agista
"Warung Tegal warteg merupakan rumah makan tradisional yang menjamur di kota Depok Keberadaan warteg menyumbang limbah padat hasil memasak dan sisa makanan pengunjung. Penelitian ini bertujuan mengetahui timbulan komposisi dan karakteristik limbah padat warteg serta potensi pengolahannya. Penelitian dilaksanakan pada tiga warung Tegal di Kukusan Teknik Kota Depok yakni warteg Shinta Poci dan Fajar.
Dari penelitian diperoleh timbulan rata rata limbah padat ketiga warteg sebesar 0 509 liter orang hari atau 0 099 kg orang hari Angka ini di bawah timbulan kota metropolitan yaitu 2 2 5 liter orang hari atau 0 6 kg orang hari. Komposisi limbah padat didominasi oleh limbah padat organik sisa olahan dapur dan food waste dengan persentase rata rata 71.
Metode pengukuran dan komposisi limbah padat mengacu pada SNI 19 3694 1994. Dari uji laboratorium limbah padat ketiga warteg mempunyai rata rata kadar air 66 69 kadar volatil 70 91 dan kadar abu 29 09 Rasio rata rata C N ketiga warteg sebesar 20 11. Rasio rata rata BOD COD ketiga warteg bernilai 0 093. Metode pemeriksaan kadar air dengan SNI 03 1971 1990 Metode pemeriksaan C N dengan Kjeldahl. Metode kadar volatil dengan Standard 2540 E Metode kadar abu dengan ASTM E 830 87. Metode pemeriksaan BOD mengacu SNI 6989 2 2009.
Berdasarkan data komposisi dan karakteristiknya alternatif pengolahan yang dapat diterapkan pada limbah padat organik food waste warteg adalah dengan metode sosialisasi komposting pakan ternak dan anaerobic digestion.

Warung tegal is one of the most widely available traditional restaurants in Indonesia including in Depok. The existence of warung tegal warteg contributes solid waste from the cooking activities and also leftover food waste. This research is aimed to identify the characteristics compositions and produced solid waste from the warteg and to identify the potential treatment. The research was done on three warteg in Kukusan Teknik Depok which are Warteg Shinta Poci adn Fajar.
From the reserach it is known that the produced solid waste from those warteg was 0 509 litre person day or 0 099 kg person day. This figure is lower than the metropolitan area produced waste which is 2 2 5 litre person day or 0 6 kg person day. Food waste and organic solid waste dominate the composition of the waste with 71 of the average composition.
Measurement methods and composition of solid waste refers to the SNI 19 3694 1994. Lab test results show that the solid waste contains 66 69 water content 70 91 volatile content and 29 09 ash content C N ratio of the waste is 20 11. The ratio of BOD COD is 0 093 Methods of C N ratio based on Kjeldahl. Method Volatile content based on Standard 2540 E. Ash content refers to ASTM E 830 87 method. Method of BOD COD ratio refers to SNI 6989 2 2009.
Based on the compositions and the characteristics applicable treatment alternatives for the waste are socialization method composting livestock feed and anaerobic digestion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Sukarmawati
"Berbagai metode dan model terkait optimasi sistem pengumpulan sampah telah
banyak dikembangkan, mulai dari model matematis klasik hingga aplikasi
teknologi terkini yang terintegrasi dengan data aktual. Salah satu model untuk
menyelesaikan permasalahan operasional pengumpulan sampah yang banyak
dikaji adalah model berbasis Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini bertujuan
untuk memodelkan sistem pengumpulan sampah komunal dan mencari alternatif
rute pengumpulan sampah yang optimal menggunakan konsep analisis jaringan
pada model berbasis Sistem Informasi Geografis, dengan studi kasus adalah
wilayah Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model analisis spasial yang
mengkombinasikan pemetaan grid jangkauan pelayanan dengan sistem jaringan
jalan dapat digunakan untuk mencari jumlah dan lokasi kontainer komunal yang
optimal untuk diterapkan dalam sistem pengumpulan terpisah sampah plastik dan
kertas di Kelurahan Pondok Pinang. Optimasi rute kendaraan pengumpul sampah
dapat dimodelkan melalui modifikasi konsep analisis jaringan dengan cara
mengkombinasikan dan mengubah parameter persampahan dan transportasi ke
dalam dimensi waktu untuk dijadikan atribut hambatan. Di samping itu, metode
pembobotan parameter analisis juga dapat dijadikan sebagai suatu metode
alternatif penentuan impedansi dalam optimasi pencarian rute menuju TPS.

In recent years, various optimization models related to waste collection system
have been proposed, ranging from the classical mathematical models up to the
latest technology applications that are integrated with real time data. Geographical
Information System is used in studies on waste collection optimization. This
thesis proposed the use of Geographical Information Systems (GIS) modelling
software to optimise the location of containers used for the paper and plastic
waste and describes a method to find the best waste collection route in Pondok
Pinang, Kebayoran Lama District, South Jakarta. The results of study showed that
the spatial analysis model which combines the range of influence grid mapping
with road network system can be used to find the optimum number and location of
containers for plastic and paper collection systems in Pondok Pinang. The
optimization of waste collection route can be modeled through a modified concept
of network analysis by combining and converting the parameters of the waste
characteristic and transportation system into the time dimension which is used as a
impedance factor. In addition, the weighting parameter analysis can be used as an
alternative method to determine the impedance in the routing model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiasti Wulansari
"Sampah makanan mengemisikan biogas yang mengandung CH4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sampah makanan Kantin FTUI dan potensi kuantitas metana yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan reaktor anaerobik batch selama 43 hari dengan variasi C/N kisaran 25-30 dan 22-25. Selama operasi reaktor tidak dihasilkan metana karena nilai VFA/TA 0,68 dan 0,75 yang menandakan proses tidak berjalan baik. Namun degradasi zat organik tetap terjadi dengan penurunan nilai VS yang berkisar 12,42 ?45,94% selama proses.
Penelitian BMP dilakukan selama 31 hari dengan variasi inokulum, yakni rumen dan feses sapi. BMP sampah makanan dengan inokulum feses sapi menghasilkan lebih banyak metana dengan produksi biogas 0,14 mL CH4/g VS; 29,85 mL saat volume puncaknya (hari ke - 20) dan destruksi VS total 80,06%. Sedangkan BMP sampah makanan dengan rumen sapi sebagai inokulum memiliki produksi biogas 0,014 mL CH4/g VS; volume sebesar 3 mL (hari ke ? 10) saat puncak dan destruksi VS total 70,34%.

Food waste emits biogas which contains CH4. This study aims to acknowledge food waste characteristics from FTUI cafeteria and its methane potential. The study was conducted in batch reactors for 43 days with C/N variation: 25-30 and 22-25. The result showed no methane was produced because of its VFA/TA 0,68 and 0,75 that indicated the process did not go well. But, the degradation of organic matters still happened with VS value declined in a range of 12,42-45,94%.
BMP was conducted for 31 days with inoculum variation: rumen and cow dung. BMP of food wastes with cow dung inoculum produced more methane, with biogas production 0,14 mL CH4/g VS; 29,85 mL on its peak volume (day 20) and 80,06% VS reduction. Meanwhile BMP of, food wastes with rumen fluid as its inoculum has biogas production 0,014 mL CH4/g VS; 3 mL of volume on its peak (day 10) and 70,34% as its VS reduction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Sinta Theresia
"ABSTRAK
Bioreaktor landfill dapat mempercepat proses dekomposisi sampah dan meminimalkan emisi gas CH4 dan CO2. Pada penelitian ini dimodelkan dua buah bioreaktor, salah satu bioreaktor diberi perlakuan aerasi, sedangkan yang lainnya tanpa perlakuan aerasi. Bioreaktor berisi sampah domestik, dengan presentase 70% organik dan 30% anorganik. Dari 150 hari penelitian, diperoleh bahwa penurunan ketinggian sampah pada bioreaktor aerobik, yaitu 32,17%, sedangkan pada bioreaktor anaerobik adalah 29,17%. Nilai maksimum volume gas CH4 pada bioreaktor aerobik adalah 392,70 mL, sedangkan gas CO2 adalah 238,21 mL. Pada bioreaktor anaerobik, nilai maksimum volume gas CH4 yang diperoleh adalah 54,70 mL, sedangkan gas CO2 adalah 6,72 mL.

ABSTRACT
Bioreactor landfill can accelerate waste decomposition and minimize emission of methane and carbon dioxide. This experiment, was conducted by modelling two bioreactor landfills, either with or without aeration were configurated. Bioreactors filled with domestic waste (70% organic waste, 30% inorganic waste). From 150th day research showed that height of waste in aerobic bioreactor was 32,17%, meanwhile in anaerobic was 29,17%. Maximum methane gas volume that produced in aerobic bioreactor was 392,70 mL, meanwhile maximum carbon dioxide gas volume was 238,21 mL. In anaerobic bioreactor, maximum methane gas volume was 54,70 mL, meanwhile maximum carbon dioxide gas volume was 6,72 mL.
"
2014
S61501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>