Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Damianto
"Perkembangan industri dewasa ini begitu pesatnya dengan akibat beruntunnya yaitu meningkatnya pencemaran ke segala media lingkungan, pencemaran terhadap udara, pencemaran terhadap air dan pencemaran terhadap tanah. Pengaruh pencemaran ini sangat luas tidak saja kepada kesehatan manusia, tetapi juga penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara, dan penurunan kualitas tanah.
Penelitian pencemaran tanah telah sering dilakukan terhadap faktor produksi pertanian, dan sangat jelas akibatnya terhadap penurunan produksi dan kandungan hasil produksi, sementara penelitian pencemaran tanah terhadap sifat-sifat tanah untuk kepentingan konstruksi dalam hal ini tanah sebagai bagian ilmu teknik sipil masih sangat kurang.
Peneliti mengadakan penelitian tentang "Pengaruh Leachate Terhadap Sifat Konsistensi Tanah Lempung ", sebagai studi kasus peneliti memilih lokasi TPA Bantar Gebang Bekasi.
Konsistensi tanah lempung terganggu adalah apabila struktur dari tanah lempung tersebut sebagian atau seluruhnya termodifikasi dan rusak (Terzaghi et al, 1987). Konsistensi tanah atau batas-batas Atterberg (Atterberg Limits), yang terdiri atas batas cair (Liquid Limit), batas plastis (Plastics Limit) dan batas susut (Shrinkage Limit), memang secara langsung tidak memberi angkaangka yang dapat dipakai dalam perhitungan (design). Yang di peroleh dari konsistensi tanah lempung terganggu atau batas-batas Atterberg ini adalah sifat-sifat mekanika tanah.
Pemilihan TPA Bantar Gebang Bekasi sebagi lokasi penelitian, karena cepat atau lambat TPA ini akan dialihkan fungsinya, menjadi lokasi untuk kegiatan lain dan itu memerlukan kajian tentang tanah yang telah tercampur leachate.
Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh leachate terhadap sifat konsistensi tanah lempung.
2. Mengetahui hubungan leachate terhadap setiap bagian dari konsistensi tanah seperti, batas cair, batas plastis, batas susut, dan indeks plastisitas, juga beberapa parameter tanah yang lain.
Cakupan masalah yang dijadikan fokus penelitian ini adalah. masalah pencemaran tanah yang berkenaan dengan bidang teknik sipil, yaitu bagaimana pengaruh pencemaran tanah terhadap konsistensi tanah. Dengan mengetahui nilai konsistensi tanah, secara empiris dapat dihubungkan dengan sifat-sifat tanah lainnya, seperti kekuatan geser tanah atau "compression index" dan sebagainya.
Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan data pokok yang diambil dari lokasi penelitian dan dilakukan pengujian di laboratorium tanah. Data pokok yang diuji mengacu pada variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian ini. Fokus utama penelitian ini adalah konsistensi tanah lempung yang terdiri atas, batas cair, batas plastis, batas susut dan indeks plastisitas sebagai variabeI terikat (dependent); dan kadar leachate dari limbah sampah yang mempengaruhi konsistensi tanah lempung dinyatakan sebagai variabel bebas (independent)
Semua penelitian laboratorium dilakukan berdasarkan pada aturan-aturan standar yang ditetapkan oleh American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) dan American Society for Testing and Materials (ASTM).
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaruh Leachate Terhadap Batas Cair:
Berdasarkan hasil uji korelasi hubungan antara kadar leachate terhadap batas cair, telah menunjukkan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi 0,737>0,5, dimana 0,5 adalah batas koefisien korelasi, dan juga mempunyai tingkat signifikansi yang berarti dengan angka probabilitas 0,010<0,05, dimana 0,05 adalah batasan angka probabilitas. Semakin besar kadar leachate semakin besar nilai batas cair, yang berarti semakin besar kadar leachate semakin jelek konsistensi tanah lempung.
2. Pengaruh Leachate Terhadap Baths Plastis:
Berdasarkan hasil uji korelasi hubungan antara kadar leachate terhadap batas plastis, telah menunjukkan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi -0,778>0,5, juga mempunyai tingkat signifikansi yang berarti dengan angka probabilitas 0,005[0,05. Semakin besar kadar leachate semakin kecil nilai batas plastis, yang berarti semakin besar kadar leachate semakin jelek konsistensi tanah lempung.
3. Pengaruh Kadar Leachate terhadap Indeks Plastisitas (PI): Nilai indeks plastisitas ditentukan oleh batas cair dan batas plastis, secara otomatis pengaruh Ieachate juga berpengaruh buruk terhadap indeks plastisitas. Semakin besar nilai indeks plasitisitas akan semakin buruk kualitas tanah lempung, pada akhirnya akan mempunyai banyak masalah teknis pada tanah-tanah yang mempunyai nilai indeks plastisitas besar. Hasil uji hubungan antara kadar leachate dengan indeks plastisitas mempunyi angka koefisien korelasi 0,836>0,5 dan probabilitas 0,001<0,05. Berarti mempunyai hubungan yang kuat dan tingkat signifikansi yang berarti.
4. Pengaruh Leachate Terhadap Batas Susut:
Pengaruh leachate terhadap batas susut, tidak menunjukkan hubungan yang kuat karena nilai koefisien korelasinya hampir mendekati 0,5, yaitu -0,570, demikian juga tingkat signifikansi yang kurang berarti, artinya leachate tidak banyak berpengaruh terhadap batas susut tanah lempung.
5. Pengaruh Leachate Terhadap Kuat Tekan Bebas:
Pengaruh leachate terhadap kuat tekan bebas, sampai batas kadar leachate 9%, menunujukkan nilai kuat tekan bebas masih rneningkat, selanjutnya setelah lebih dari 12% nilai kuat tekan bebas terus menurun, artinya tanah lempung yang tercampur leachate sampai 9%, masih menunjukkan kuat tekan bebas yang baik dan setelah kadar leachate lebih 9%, menunjukkan kekuatan bebas yang buruk. Karena Leachate berpengaruh buruk terhadap konsistensi tanah lempung, sedangkan konsistensi tanah lempung mempunyai korelasi dengan parameter tanah lain, maka apabila akan mendirikan konstruksi pada tanah lempung yang tercampur leachate disarankan melakukan perbaikan tanah dengan stabilisasi, dan sebelumnya harus dilakukan penelitian terlebih dahulu.
Dalam analisis tanah lempung terganggu in situ telah dikemukakan bahwa tanah in situ pada contoh tanah yang diambil telah tercemar leachate sebesar 12%-15%. Lit artinya bahwa leachate telah merembes ke dalam tanah dan ke permukaan tanah. Rembesan leachate ke permukaan tanah pada saat hujan akan terbawa oleh aliran permukaan (run-off), yang selanjutnya masuk ke dalam badan sungai. Oleh karena itu secara tidak langsung akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat bila sawah dan tanaman pertanian tersebut terpapar secara terns-menerus oleh air sungai yang tercemar leachate.
Daftar Pustaka: 39 (1948 -2001)

The Influence of Leachate on Consistency of clay: Case Study In the Final Solid Waste Disposal Bantar Gebang, BekasiThe rapid industrial development recently escalates the pollution of many life's aspects. They are pollution of air, water, and soil. These pollutions do not only influence the human health but also decrease water, air, and land qualities.
A research of soil pollution has been conducted in relation to agricultural productions. It concludes that the pollution causes the decrease of production and its quality.
A research in soil pollution that affects soil characteristics for construction needs is still lacking, as soil is part of civil engineering science.
The researcher/author conducts a research of Leachate influence on consistency of clay, which takes place at TPA Bantar Gebang Bekasi.
A disturbed soil consistency is called the Atterberg limits. It includes liquid limit, plastics limit and shrinkage limit, they do not directly provide a value to be used in the design. What we obtained from the disturbed clay or Atterberg limits is the characteristics of soil technique.
Soils with high liquid limit have bad technical characteristics, i.e. low consistency and high compressibility, and difficult to be rigid for constructing road, dike, dam wall and so on. For certain types of soil this consistency value can be related to other characteristics, for example related to compression index and so on. Meanwhile the Plasticity Index usually is used as a requirement of materials for constructing road.
The general objective of this research is to obtain information on the relation of leachate with all parts of soil consistency, such as liquid limit, plastic limit, shrinkage limit and plasticity index as well as several other soil parameters. The scope of this research on soil pollution is the concern of civil engineering. It means how soil pollution influences soil consistency. By knowing consistency value of soil empirically, it can be extended to other soil characteristics like compression index, and others.
This research is designed to use experimental method. This method uses main data taken from the research location and tests them in the soil laboratory. Primary focus of this research is clay consistency, including liquid limit, plastic limit, shrinkage limit and plasticity index, as dependent variables and leachate value of trash waste influencing the soil consistency as independent variables.
All laboratory research is based on the standard rules of ASTM and AASHTO. The result of this research concludes as follows:
1. The Leachate influence on Liquid Limit.
Test result of correlation between leachate value and liquid limit shows a tight relation with correlation coefficient value, i.e. 0737 > 0,5, where 0,5 is the limit of correlation coefficient. It was also a good significance by having probability value of 0,010 < 0,05, where 0,05 is the percentage of probability limit. The greater leachate value the greater the liquid limits. It means greater leachate value shows worse of clay consistency.
2. The Leachate Influence on Plastic Limit.
The result of correlation test on the relation between leachate value, and plastic limit shows a tight relation which is proved by having correlation coefficient value of - 0,778 > 0.5. It also has a good degree of significancy by having probability value of 0,005 < 0,05. The greater the leachate values the smaller the plastic limit value. It means that greater leachate value is a worse clay consistency.
3. The Leachate Influence on Plasticity Index.
The value of plasticity index is based on liquid and plastic limits. It means that leachate automatically has bad influence on plasticity index. The greater the plastic index value the worse the clay qualities. As a consequence, lot of technical problems on the soil has a great plastic index value. The test result of correlation between leachate value and plasticity index has a correlation coefficient value of 0,875 > 0,5 and probability of 0,001 < 0,05. It shows a tight relation and a good significance
4. The Leachate Influence on Shrinkage Limit.
The influence of leachate on shrinkage limit does not show a tight correlation. It is caused by having a value of correlation coefficient of 0,5 closely, i.e -0,570. It does not show a good significance. It means leachate does not have a good influence on shrinkage limit of clay.
5. The Leachate influence on Unconfined Compression Strength. The influence of leachate on unconfined compression strength of leachate up to the value limits of 9%, shows the unconfined compression strength still increases. When the leachate value is more than 12% the unconfined compression strength decreases. This means that clay with 9% of leachate still shows good unconfined compression strength and when the leachate value is more than 9% shows bad unconfined compression strength. Because leachate has an influence on clay consistency and clay consistency has a correlation with other soil parameters, therefore, if we want to build a construction on clay with leachate, it suggests rehabilitating the stability. This means that additional material should be inserted such as cement, lime, cleanest, hakafasta, and so on. Further research is required.
In disturbed clay analysis presented in the research shows the soil sample collected in situ is polluted by leachate by 12%-15%. This is to mean that leachate infiltrates the soil and the soil surface. This is turn will cause pollution of the run-off water during rain to the river body, and hence, pollutes the water to be utilized for agriculture by the population."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T11021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Irvindiaty Hendrawan
"ABSTRAK
Leachate yang terbentuk dari hasil penguraian secara biologis dan fotolisis pada sampah mengandung bahan pencemar organik dan anorganik yang tinggi. Bila masuk ke badan air penerima akan mengubah kualitas airnya yang pada gilirannya secara Iangsung atau tidak langsung akan berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.
Kali Ciketing dan Sumur Batu merupakan 2 sungai kecil yang melintas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang. Sungai itu dimanfaatkan sebagai penerima leachate yang telah diolah. Masukan leachate ke Kali Ciketing dan Sumur Batu menyebabkan kualitas air berubah dan melewati baku mutu untuk pertanian yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No. 38 Tahun 1991.
Kemampuan pemurnian alami sungai diduga dari perhitungan nilai K. Hasil perhitungan nilai K pada Kali Ciketing dan Sumur Batu dilihat dari perubahan nilai COD sebesar 8,7 x 10"$1 detik dan dilihat dari nilai BOD sebesar 9,8 x 10-$ / detik. Nilai K dianggap bagus bila rnendekati 1 /detik. Pada Kali Ciketing dan Sumur Batu nilai K yang didapat sangat kecil yang berarti kemampuan kali untuk memumikan diri sangatlah berat dalam menerima beban masukan yang ada.
Hasil evaluasi terhadap Bangunan Pengolah Leachate (BPL) yang ada temyata kurang efisien karena jumlah produksi leachate yang terbentuk melebihi perkiraan semula. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan efisiensi kerja BPL yang ada dengan cara modifikasi proses.
Proses Activated Sludge dipilih sebagai salah satu alternatif dalam modifikasi proses dalam BPL dengan pertimbangan faktor lingkungan, teknologi dan tidak terlaiu merubah disain BPL yang telah ada.
Untuk mengetahul kinerja proses activated sludge dalam pengolahan leachate dilakukan uji laboratorium. Hasil pengamatan menunjukkan kemampuan proses dalam menurunkan beban pencemar dilihat dari nilai TSS sebesar 76,63 %, kekeruhan 71,40 To, BOD 88,73 %, COD 81,73 %, NH3-N 68,08 %, dan P04-P 61,91 %. Hasil pendugaan secara statistik dengan asumsi terjadi pertumbuhan logaritmik didapat penghilangan BOD = 95 % dan COD = 90 % pada pengoperasian reaktor ± 60 hari sejak start up. Hasil pengujian statistik dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil secara umum menunjukkan perlakuan pemberian aerasi dan pengendapan dalam proses activated sludge berpengaruh nyata pads tingkat kepercayaan 95 %.
Untuk mendapatkan nilai-nilai seperti pada percobaan di laboratorium, maka perencanaan pengembangan BPL menggunakan tipe Step Feed Activated Sludge (SFAS). Konstruksi BPL yang ada tetap dipergunakan dengan menambah beberapa instalasi lagi seperti bak pengendapan dan bak pengering Lumpur.
Dengan modifikasi proses yang dapat meningkatkan efisiensi BPL, diharapkan keluaran leachate dari BPL sesuai dengan baku mutu yang diharapkan.

ABSTRACT
The Influence Of Leachate Toward The Stream And Improvement Of The Leachate Treatment Plant (Case Study in the Final Solid Waste Disposal Bantar Gebang, Bekasi)The leachate formed from as a result of biological degradation and photolysis of salid waste contain concentration of organic and anorganic pollutant material. If the leachate entered the recipient body water its quality will be changed. This in turn will have a'negative impact, directly or indirectly, toward the quality of human life.
Kali Ciketing and Sumur Batu are 2 streams which cross the Location of Final Solid Waste Disposal of Bantar Gebang. The stream are utilized as the receivers of the processed leachate. The intake to the streams Ciketing and Sumur Batu caused the water quality to change and exceed the water quality standard for agriculture as stipulated, based on the Decree of the West Java Governor No. 38, 1991.
The natural ability of the rivers to purify the water is estimated by the value of K. The calculation of the K value in Ciketing and Sumur Batu streams can be seen in terms of the COD value chage which is 8.7 x 10 'S /second and can be seen ini terms of the BOD value which is 9.8 x 10 "S /second. The K value is considered as good if it approximate 1/second. In the cases Ciketing and Sumur Batu streams the K values obtained are very small which means that the rivers abilities for self purification are low, meaning that is hard to receive further load intake.
Therefore, an evaluation is carried out toward the existing Leachate Treatment Plant (BPL) which turned out that it is inefficient, because the amount of leachates production exceeds the previous estimate. As a result, an improvement of the existing BPL efficiency is needed by modifying the process.
The Activated Sludge is chosen as an alternative in the modification process of the BPL becuse the environmental factors and technology do not require much modification of the existing BPL.
To know the performance of the leachate process, laboratory test are carried out. The observation results indicate that the process ability in decreasing the pollutant load in terms of TSS value is 76.63 %, turbidity 71.40 %, BOD 88.73 %, COD 81.73 %, NH3-N 68.08 %, and P04-P 61.91 To. While according to the statistical test obtained assuming the occurence of logarithmic growth a reduction the BOD of 99 % and COD of 90 % by operating the reactor about 60 days since the start up. The statistical test with ANOVA followed by the least square significance difference test, generally, indicate that the aeration treatment and sedimentation in the Activated Sludge process is significantly influenced at the confident level 95 %.
To achieve the above laboratory values, the BPL should be modified by applying the Step Feed Activated Sludge (SFAS). The existing BPL construction is used by adding several other installation such as sedimentation pool and mud drying pool.
With these process modifications which can increase the BPL efficiency, it is expected that the leachate output of the BPL will be within the required standard quality.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Studi karakteristik Air Tanah Dangkal Sekitar TPA Bantar Gebang, Bekasi, dengan Metode Sumur Tunggal dan Ganda. Teknik perunut radioaktif dengan menggunakan metode sumur tunggal dan ganda untuk menentukan karakteristik akuifer air tanah dangkal telah dilakukan di tiga desa sekitar tempat pembuangan air (TPA) Bantar gebang, Bekasi. Penentuan arah dan kecepatan filtrasi dilaksanakan dengan metode sumur tunggal, dan parameter akuifer lainnya dilaksanakan dengan metode sumur ganda. Aplikasi kedua metode dapat dipakai untuk mengevaluasi arah gerakan dan kecepatan air tanah serta parameter lain yang akan memberikan informasi yang bermanfaat terhadap manajemen sumberdaya air tanah dan lingkungan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pada musim hujan air tanah dangkal di daerah TPA bergerak ke sekeliling lokasi, sedangkan pada musim kemarau bergerak dari TPA pada desa Ciketing udik dan untuk desa Sumur Batu dan Cikiwul dipengaruhi oleh kondisi hidrologi dan topografi lokasi. Hasil dari parameter lainnya memperlihatkan bahwa desa Ciketing Udik adalah daerah yang mempunyai potensi sumberdaya air tanah dangkal yang lebih baik dibandingkan dengan desa di sebelah utara TPA."
AIDR 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pardede, Patar Surungan Parulian
"Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Propinsi dan Ibukota Negara memiliki bcban dalarn peugadaan TPA di luar Kota Jakarta. Sebagai pemecahan dilakukan kCIj8S3!Il8 TPA Bantar Gebang BekasigKe1jasama TPA
tersebut sudah berlangsung lama dan akhir-akhir menemui pergmasalahan ditinjau
dad aspek substansi dan kebijakan keljasamzg aspek pelaksanaan dan kognitiil
aspek pembiayaan dan sosial kC1j3.S8IIla. Semua pennasalahan utamanya
dipengaruhi pembahan sistem pcmerintahan daerah, sehingga ada kesenjangan
antara existing condition dan expected condition keljasama di atas. _
Untuk dapat memecahkan masalah kesenjangan tersebut diglmakan
metode penelitjan deskriptif kualitatif. Dali hasil peneli1ian ditemukan antara lain ; kexjasarna antara Pcmerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan
Pcmcrintah Daerah Tingkat II Bekasi (Pemerintah Kota Bekasi) tidak pemah
teriadi dan kebijakan kerjasama masa itu lebih sentralistjk, juga koordinasi
tidak pemah te1jadi karena hambatan hirarlci dan lebih bersifat teritolial. Temuan
lain yalmi, transfer of knowledge sebagai manfaat kognitif tidak pernah terjadi.
Pemcrintah Dacrah Tingkat I Jawa Barat maupun Pemerintah Daerah Tingkat H
Bekasi tidak pcmah memberikan kontribusi pembiayaan dalam kenjasama. Selain
im, Pemcrintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta kurang disiplin dalam penerapan
sistem sanitary landfill.
Sebagai kegiatan akhir penelitian ini, disarankan bebcrapa tindakan
konkrit untuk dilaksauakan yakni : Pcmerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan Pemcrintah Kota Bekasi membuat peljanjian kerjasama dalam bentuk
Keputusan Bersama dan ditindaldanjuti dengan Keputusan Bersama oleh
Dinas/Lembaga Otonom masing-masing. Unluk pelaksanaan kerjasama sebagai
saran agar dilakukan koordinasi secara intens di tingkat organjsasi dan di tingkat
telcnis/operasional. Koordinasi tcritorial, instansional, fungsional dan waktu agar
dilakukan secara bcrsama-sama dan terpadu. Kemudian perlu mengikut sertakan
Pemerintah Kota Bekasi dalam keljasama agar manfaat kognitif dapat tercapai.
Akhimya disarankan Pcmelintah Kota Bekasi memberi kontribusi pembiayaan
dan mengupayakan alternative pembiayaan dari sektor swasta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagong Suyoto
Jakarta: AKA Printing , 2004
363.728 BAG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Themy Kendra Putra
"ABSTRAK
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer telah meningkatkan suhu permukaan bumi sehingga terjadi pemanasan global yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan terjadinya perubahan iklim yang berdampak merugikan terhadap manusia dan lingkungan.
Pada hakekatnya keberadaan GRK di atmosfer tidak selalu merugikan. Dalam UNEP (1992), ditegaskan bahwa peranan konsentrasi GRK yang stabil di atmosfer mempunyai arti sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan di bumi. Konsentrasi karbon dioksida dan metan yang berlebihan dapat meningkatkan panas bumi dan perubahan iklim yang drastis dan berbahaya bagi kehidupan.
Tahun 1988, WMO dan UNEP membentuk suatu panel untuk mengkaji perubahan iklim global, yaitu International Panel an Climate Change (IPCC). Berdasarkan penelitian IPCC dan World Climate Program (WCP) tahun 1990, disimpulkan bahwa akan terjadi peningkatan temperatur bumi sekitar 2 - 5 °C dalam waktu satu abad mendatang pada tingkat laju emisi GRK sekarang.
Jumlah ernisi metan global dari berbagai sumber, dalam Bolin et al. (1986), menurut Sheppard et al. adalah 1210 Tg Khalil & Rasmussen, 553 T& Blake 500-1160 Tg; Critter', 400 Tg dan menurut Seiler adalah 300-550 Tg. Sedangkan jumlah emisi metan global yang bersumber dari tempat pembuangan akhir sampah (TPA), menurut Bingemer & Crutzeu (1987), adalah 30-70 Tg metan per tahun yang berarti 7% dari seluruh emisi metan global atau kira-kira 14% dari emisi metan akibat kegiatan manusia (anthropogenic emissions). Jumlah emisi metan dari TPA ini, berbeda dengan hasil seminar IPCC tahun 1990, yang berkisar antara 25-40 Tg per tahun. Emisi berasal dari berbagai negara dan wilayah, seperti Kanada 1 Tg per tahun, Jepang 0.17 Tg, Oseania 1.25 Tg, Amerika Serikat 8-18 Tg, Rusia dan Eropa Timur 5-8 Tg, dan negara negara berkembang 4-7 Tg per tahun. World Resources dalam Suharsono et al. (1996), menyatakan bahwa Indonesia mengemisikan metan sebesar 480 Tg per tahun. Sedangkan Jakarta menghasilkan 76.61 Tg metan pada tahun 1991.
Untuk mengetahui besar emisi dan memprediksi kecendenmgan emisi metan di TPA, dilakukan penelitian dengan metode penelitian Ex Post Facto di TPA Bantar Gebang. Estimasi emisi metan dilakukan dengan metode IPCC yang dikombinasikan dengan metode statistic. Tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui karakteristik sampah di TPA Bantar Gebang, (2) mengestimasi emisi metan dan memprediksi kecenderungan emisi metan, (3) mengetahui faktor yang mempengaruhi pembentukan metan dan (4) mengusulkan alternative mitigasi untuk mengantisipasi peningkatan laju emisi metan di TPA Bantar Gebang.
Guna mencapai tujuan penelitian tersebut, diperlukan berbagai asumsi bahwa (1) jumlah produksi sampah per orang per hari relatif tetap, (2) komposisi dan kepadatan sampah yang dibuang ke TPA Bantar Gebang relatif tetap, (3) metan dilepaskan (released) sepanjang tahun sejak sampah dibuang ke TPA Bantar Gebang, (4) kondisi iklim relatif tetap, dan (5) nilai kesalahan (default value) dan rasio konversi (coversion ratio) biogas terhadap metan dalam metode IPCC dapat diterima sejauh tidak terdapat nilai kesalahan dan rasio konversi yang lebih spesifik.
Daftar Pustaka : 44 (1971-1996)

ABSTRACT
Estimation and Trend Prediction of Methane Emission in Sanitary Landfill (a Case Study at Bantar Gebang Sanitary Landfill)In the ascendant of the concentration of the greenhouse gases at the atmosphere has raised the earth surface temperature impacted global warming which caused sea level raise and climate change which have negative impact to human being and environment.
Basically, the existing of greenhouse gasses at the atmosphere does not always have negative impact. In UNEP (1992), it was stressed that the function of greenhouse gasses concentration if they were stable at the atmosphere had a very important meaning for the continue of living on the earth. Carbon dioxide and methane concentration could raise global warming as well as drastic climate change that dangerous for living.
In 1988, WMO and UNEP created the panel to analyze the global climate change, namely International Panel on Climate Change (IPCC). Based on the research done by IPCC and WCP (World Climate Program) in 1990, it was concluded that there would be raised of earth temperature about 2-5 °C in next coming century at the current level of greenhouse gasses emissions.
Number of global methane emissions from some resources in Bolin et al (1986), mentioned that according to Sheppard et al. was 1210 Tg, Khalil & Rasmussen was 553 Tg, Blake was 500-1160 Tg, Crutzen was 400 Tg and according to Seiler was 300-500 Tg. Whereas, according to Bingemer & Crutzen (1987), the number afglobal methane emission from sanitary landfill was 30-70 Tg per year which meant 7% of all global methane emission or approximately 14% out of methane emission caused by anthropogenic emission. The total number of methane emission had been estimated by Bingemer & Crutzen (1987) was different from the result of IPCC seminar in 1990 which stated that global emission of methane from sanitary landfill was 25-40 Tg per year which produced by many countries or regions such as: Canada 1 Tg per year, Japan 0.17 Tg, Oceania 1.25 Tg, USA 8-18 Tg, Russia & East Europe 5-8 Tg, and developing countries 4-7 Tg per year. According to World Resources in Suharsono et al. (1996), Indonesia had emitted 480 Gg methane per year while Jakarta bred 76.61 Gg per year.
To estimate how much the emission was and to predict the trend of methane emission at Banter Gebang sanitary landfill, the estimation of methane emission has gotten by using )PCC method which combined with statistic method. The objectives of this study are (1) to perceive the characteristic of municipal solid waste at Banter Gebang sanitary landfill, (2) to estimate the methane emission and to predict the tendency of methane emission, (3) to find out the factors which influence the methane emission , and (4) to propose the mitigation options in order to anticipate methane emission growth.
To achieve those research objectives, some assumptions are needed such as (1) amount of daily individual solid waste production is relatively constant, (2) composition and density of solid waste disposed to Banter Gebang sanitary landfill is relatively constant, (3) methane released since the solid waste has been being disposed to Banter Gebang sanitary landfill, (4) climate condition is relatively constant, and (5) default value as well as conversion ratio of biogas to methane in IPCC method can be accepted as long as no default value and conversion ratio which are more specific.
Bibliography: 44 (1971-1996)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patria Wardana Yuswar
"Infeksi parasit usus masih menjadi masalah besar di Indonesia. Warga di TPA Bantar Gebang, Bekasi memiliki faktor risiko yang besar untuk terinfeksi, terutama populasi anak-anak. Higienitas makanan memegang peranan penting dalam proses infeksi ini. Penelitian ini mencari hubungan higienitas makanan dengan infeksi parasit usus. Pemilihan responden dilakukan melalui metode consecutive. Kuesioner dan deteksi spesimen feses dilakukan. Didapatkan data dari responden sebanyak 122 orang. Sebanyak 73% responden terinfeksi oleh parasit usus, yaitu Blastocystis hominis (51,6%), Giardia lamblia (32%), Trichuris trichiura (25,4%), Ascaris lumbricoides (4,9%), dan Entamoeba histolytica (1,6%). Tidak didapatkan hubungan bermakna antara higienitas makanan dengan angka infeksi parasit usus, namun angka infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang, Bekasi yang didapat tinggi membutuhkan perhatian dinas kesehatan setempat.

Intestinal parasites infection still pose as problem in Indonesia. Residents of Bantar Gebang landfill, Bekasi have high risk factors to get infected, especially children. Food hygiene holds key role in the process. This study aims to find the relationship between food hygiene and intestinal parasites infection. Sampling was done through consecutive method. Questionnaire and stool speciment detection was done. Data was obtained from 122 samples. Among the samples, 73% were infected by intestinal parasites, which are Blastocystis hominis (51,6%), Giardia lamblia (32%), Trichuris trichiura (25,4%), Ascaris lumbricoides (4,9%), dan Entamoeba histolytica (1,6%). Statistically unsignificant relationship was found between food hygiene and intestinal parasites infection. However, high number of intestinal parasites infection among children in Bantar Gebang landfill requires attention from local public health services.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Haslinda
"ABSTRAK
Sampah merupakan barang-barang sisa, barang yang sudah rusak atau barang yang tidak dipakai dan harus dibuang. Dalam jumlah yang besar, sampah memerlukan perhatian dalam penanganannya, dan hal ini pada umumnya muncul pada wilayah perkotaan atau wilayah industri. Berdasarkan Laporan Pengelolaan Kebersihan pada tahun 1995, volume sampah di DKI Jakarta mencapai 7.360 ton/hari.
Komposisi sampah terdiri dari 73,90% sampah organik dan 26,10% sampah anorganik. Dari 26,14% sampah anorganik terdapat sampah kulit sebesar 1,75%, plastik 7,86%, logam 2,04% dan batu baterai 0,29%.
Sampah ini dibuang secara sanitary landfill di TPA Bantar Gebang Bekasi.
Di sekitar TPA sampah Bantar Gebang, banyak terdapat pemukiman penduduk, baik penduduk setempat maupun pendatang yang menggunakan air sumur gali mereka untuk keperluan air bersih dan air minum. Dengan demikian maka dimungkinkan terjadi pencemaran bahan polutan dari lindi TPA pada air sumur gali mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lokasi pembuangan sampah Kota Jakarta dan Bekasi dengan sistem Sanitary Landfill di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Bantar Gebang terhadap kualitas air tanah, serta mempelajari pola kecenderungannya melalui pendekatan kualitas air tanah. Di samping itu untuk mengetahui kemungkinan penyebaran berbagai jenis pencemar yang membahayakan kesehatan manusia, serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Pengamatan dilakukan terhadap air sumur gali penduduk di tiga desa yaitu Desa Ciketing Udik, Sumur Batu dan Cikiwul dengan 4 level jarak yaitu pada jarak lebih kurang 200 m, 400 m, 600 m dan 800 m dari pinggir TPA. Untuk mengetahui pengaruh TPA terhadap masyarakat di sekitarnya dilakukan, wawancara terencana terhadap 104 responden dari tiga desa dan pengelola TPA sampah Bantar Gebang, sedangkan untuk mengetahui kualitas air dibandingkan dengan Baku Mutu Air Bersih yaitu Permenkes RI Nomor 4161MENKES/PER/IX/1990 dan Kep-51/MENLHI/110/1995 untuk air limbah.
Dari hasil peneiitian yang dilakukan tentang hubungan tempat pembuangan akhir sampah secara sanitary landfill dengan kualitas air tanah dan kesehatan masyarakat (studi kasus di TPA sanitary landfill Bantar Gebang, Bekasi) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kualitas air limbah (lindi) TPA sampah sanitary landfill Bantar Gebang berdasarkan hasil analisis sifat fisik, kimia dan bakteriologi termasuk kategori buruk jika dibandingkan dengan baku mutu air limbah KEP/511MENLH/1995.
2. Berdasarkan analisis sifat fisika air, diketahui bahwa parameter warna kekeruhan dan zat padat terlarut belum melampaui baku mutu pada semua jarak pengamatan di semua desa. Untuk sifat kimia parameter yang melampaui baku mutu air bersih seperti ditetapkan dalam PERMENKES RI No.416/MENKES/PEFU/XI 1990 adalah pH, besi (Fe), Cd, Cr, Mn, Pb dan zat organik (KMnO4) untuk jarak 200 m dari TPA sampah, sedangkan untuk jarak 400 m dan 800 m parameter kimia yang melampaui baku mutu adalah zat organik pada Desa Sumur Batu dan Cikiwul. Kandungan bakteriologi disemua lokasi penelitian termasuk kategori buruk. Kualitas air sumur penduduk berdasarkan sistem STGRET termasuk buruk sebanyak 33 persen dan 67 persen termasuk sedang.
3. Hasil analisis regresi dan uji t memperlihatkan bahwa kualitas air tanah dilokasi penelitian dipengaruhi oleh jarak dari pusat TPA sampah sanitary landfill, yaitu semakin jauh jarak dari pusat TPA sampah semakin baik kualitas air.
4. Dari segi lingkungan dan kesehatan masyarakat, dengan adanya TPA sampah ini kondisi hunian semakin buruk, karena banyak lalat dan sampah yang beterbangan, demikian juga penyakit yang timbul seperti gatal-gatal, dan diare. Namun demikian masyarakat makin lama makin terbiasa dengan kondisi tersebut.

ABSTRACT
The Correlation Between Sanitary Landfill With Ground Water Quality And Community's Health (A Case Study at TPA Bantar Gebang, Bekasi)As the biggest city in Indonesia, DKI Jakarta faces serious problem regarding its waste treatment. The large number of its population and the very busy trade and industry have produced waste which could not be treated within Jakarta area.
According to "Laporan Pengelolaan Kebersihan" in 1995 the amount of waste to 7,350 ton/day. This waste is composed of 73.90% organic waste and 26.10% inorganic waste. This inorganic waste consists of 1.75% leather, 7.85% plastic, 2.04% metal and 0.29 battery. This waste is disposed in Bantar Gebang, Bekasi, using the sanitary landfill method.
Community live around this leachate use ground water for drinking and other need of clean water. It is very possible that their ground water is polluted by the waste which is treated nead their homes.
This research is conducted to explore the correlation between sanitary landfill and well water quality, and influence the health of the community living near it. We try to find any trend related to the quality of well water, such as the spreading of any disease, and socio-economic condition.
In this research, well water in three villages (Ciketing Udik, Sumur Batu and Cikiwul) are observed. This distance of each village is consecutively ± 200 m, ± 400 m, ± 800 m from the landfill. It's water quality is compared to the standard described in PERMENKES No.416/MENKES/1X11990 for clean water and Kep-511MENLH1111011995 for waste water. interviewed to 104 respondents from those three villages and asked the influence of the leachate to the community. We also interview the people, who in charge that manages the landfill.
The results of this research a summarized as follow :
1. The quality of leachate from sanitary landfill does not fulfill the standard described in KEP/511MENLH/10/1995.
2. The quality of physical ground water especially well water from all distance from landfill are fulfill the standard as described in PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990, but for chemical there are some indicator does not fulfill the standard, like pH, Fe, Cd, Cr, Mn, Pb and organic matter (KMnO4) for the distance 200 m from the landfill, but for 400 m and 800 m from landfill all indicator are fulfill the standard except for organic matter in Desa Batu and Desa Cikiwul. The bacteriological in well water in this study are bad for all distance and village. The category of well water in this study by STORET system of 33% is bad, and 67% is fair.
3. The regression analysis result shows that the quality of ground water especially for well water is affected by the distance from the landfill; farther location from the landfill, the better quality of water is.
4. From the environmental aesthetics and the people healthy present of view the existence of the landfill have made the house and surrounding become worse. There are many fly and waste in every places and also diseases like diarrhea and morbilli. But by the time the people become familiar with the condition.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>