Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
C. Setyo Rohadi
"Banyak ahli K3 memperhatikan bahwa kinerja keselamatan kerja, terutama yang berdasarkan pendekatan rekayasa, sampai batas tertentu cenderung untuk mendatar, dan upaya peningkatan selanjutnya sulit dicapai. Berbagai manajemen keselamatan kerja didasarkan pada model pengelolaan berdasarkan pembagian tugas dan kewenangan yang bertumpu pada struktur hirarki, formalisasi peraturan dan prosedur, dan pengawasan. Metode ini selama bertahun-tahun telah menghasilkan penurunan kondisi tak aman secara bermakna, melalui upaya-upaya rekayasa dan perbaikan lingkungan kerja. Meskipun demikian, sejalan dengan hilangnya kejadian kecelakaan yang berat, maka hasil dari pendekatan tradisional ini cenderung mendatar.
Telah diketahui bahwa kebanyakan insiden ditimbulkan oleh elemen manusia. Jika tanggapan pekerja terhadap keselamatan kerja tinggi, maka keamanan akan lebih rendah. Masalah bagi manajemen adalah bagaimana cara untuk memaksimalkan tingkat tanggapan pekerja terhadap keselamatan, dan menurunkan perilaku berbahaya. Mekanisme untuk perbaikan berkelanjutan bagi elemen manusia dalam keselamatan kerja adalah dengan menggunakan pendekatan perilaku dan metode statistik (survei budaya / iklim K3) yang dipadukan dengan keterlibatan pekerja dalam menindaklanjuti umpan balik serta pemecahan masalah K3.
Penelitian ini dilakukan untuk menilai budaya / iklim K3 di PT Pupuk Kujang, Cikampek. Dari 856 pekerja diambil 189 orang sebagai sampel (22%). Metode yang digunakan untuk menentukan tipe budaya K3 adalah kuesioner (161 responden), dan wawancara (28 responden).
Berdasarkan model budaya K3 berbasis sistem, hasilnya menunjukkan bahwa profil K3 PT Pupuk Kujang terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasional, seperti komitmen manajemen, lingkungan kerja, gaya manajemen, manajemen perubahan, serta pemenuhan sistem K3. Karena manajemen K3 PT Pupuk Kujang sepenuhnya mengadopsi langkah-langkah penalaran / prosedur SMK3 berdasarkan Permenaker No.05 /Men/1996, maka budaya K3 PT Pupuk Kujang dapat digolongkan sebagai tipe kalkulatif.

Analysis of Safety Culture Climate at PT Pupuk Kujang, By The Year 2003Many safety professionals notice that safety performance (especially which is based on engineering approach) to some extent may have appeared to plateau, and further improvements may seem difficult to achieve. Many of safety managements are based on authoritarian management models that rely on hierarchical structures, the formalizing of rules and procedures, and policing workers to enforce the rules. These methods have been responsible for some significant reduction of unsafe conditions over the years, through the effort to improve engineering and work environments. However, as some of the most common and severe accidents were eliminated, the result from these 'traditional methods" began to plateau.
It is known that incidents come primarily from the human element". When workforce safety responsiveness is high, accidents are lower. The management question is how to maximize this level of safety responsiveness, as to lower "at risk behavior". The mechanism for continuous improvement on human element of safety is the use of behavioral and statistical science (safety culture/ climate assessment), coupled with employee involvement in ongoing feedback and problem solving.
This study was performed to assess the safety culture/ climate at PT Pupuk Kujang, Cikampek, West-Java. The samples were 189 respondents out of 856 employees of PT Pupuk Kujang. The methods used to determine the specific tipe of safety climate/ culture were questioners (161 respondents) and interview (28 respondents).
Based on the system-based model of safety culture, the result shown that the safety profile of PT Pupuk Kujang was strongly influenced by organizational factors, such as management commitment, work environment, management style, managing change, and systems compliance. As safety management of PT Pupuk Kujang ?blindly? following all the logically steps/ procedures of SMK3 derived from Permenaker No.05/Men/1996, the safety culture of PT Pupuk Kujang can be distinguished as calculative type.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Domen
"PT. Thames Pam Jaya adalah mitra swasta PDAM DKI Jakarta yang berasal dari Thames Water Inggris dalam hal pengelolaan dan pelayanan Air Bersih untuk sisi Timur Jakarta, sementara untuk sisi Barat Jakarta, PDAM DKI Jakarta bekerja sama dengan perusahaan dari Prancis yaitu Lyonnase De Saux dan selanjutnya disebut PT. Palyja. Kerja sama ini dimulai pada tahun 1998.
Semenjak adanya kerja sama ini, dimulailah pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan dibentuknya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) - H & S Department yang tentunya diikuti program-program. Seiring dengan pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini, maka untuk menjalankannya ada suatu Sistem Manajemen yang digunakan.
Adapun Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diterapkan adalah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang sudah ditentukan oleh H & S Group yang ada di kantor pusat Thames Water UK dan diberlakukan di semua Unit Bisnis Thames Water yang ada di seluruh dunia. Setelah adanya penerapan program K3 ini belum diketahui secara konkrit/formal tingkat kepedulian karyawan terhadap K3.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis ingin meneliti Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Thames Pam Jaya Tahun 2004.
Penelitian ini dilakukan di Divisi Produksi Direktorate Operasi PT. Thames Pam Jaya untuk melihat:
- Profil Budayaliklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Manajer.
- Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Supervisor.
- Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Koordinator/Leader.
- Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Staff.
Dari 198 karyawan, diambil sampel 142 orang. Penelitann dilakukan melalui penyebaran kuisioner.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik untuk keseluruhan responden maupun untuk kelompok Manajer, kelompok Supervisor, kelompok Koordinator/Leader, dan kelompok Staff, yang tampak bernilai tinggi adalah Prioritas dan Kebutuhan Pribadi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sebaliknya yang bernilai kurang tinggi adalah Penilaian Pribadi terhadap Resiko.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu:
Untuk meningkatkan persepsi Indikator Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja "Penilaian Pribadi terhadap Resiko", maka perlu ditingkatkan pemahaman tentang bahaya dan resiko dari setiap aktifitas yang ada di tempat kerja, keteladanan dari para pimpinan dan penerapan punishment dan reward.

Analysis of Health and Safety Culture/Climate Profile at PT. Thames Pam Jaya Year 2004PT. Thames Pam Jaya (TPJ) is a private company (joint venture) of PDAM DKI Jakarta from Thames Water UK in managing and delivering drinking water within eastern sector of Jakarta. For western sector of Jakarta, PDAM DKI Jakarta co-operates with Lyonnase De Saux Plc from French and then called PT. Palyja. This co-operation had been beginning since 1998.
Since this co-operation, PT. Thames Pam Jaya (TPJ) also started managing and implementing H & S of course following with programs. In managing H & S, PT. TPJ used the H & S Management System which had been established by H & S Group Thames Water. Within this time, not yet known the level of safety awareness of employees formally.
Based on this fact, researcher would like to research the Profile of H & S Culture/Climate at PT. Thames Pam Jaya Year 2004.
This research is limited only within Production Division Operations Directorate PT. Thames Pam Jaya. The objectives of this research as follows:
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Manager level.
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Supervisor level.
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Coordinator/Leader level.
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Staff level.
There are 142 respondents from 198 employees. Data were collected throught questionnaire.
The result of this research shows that:
The Profile of Health and Safety Culture/Climate for all respondent, Manager level, Supervisor level, Coordinator/Leader level and Staff level is a domination of Personal Priorities and Need for Health & Safety, beside of them there is the profile (value) which is less domination such as Personal Appreciation of Risk.
Suggestion based on the result of this research is; Need to increase the understanding/knowledge of Hazard and Risk of every activity at workplace, leadership and to implement reward and punishment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranty Ferlisa
"Faktor perilaku manusia memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Cara kerja seseorang dan bagaimana orang tersebut bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dengan baik, dipengaruhi oleh persepsi dari orang tersebut terhadap pekerjaannya. Bagian produksi sebagai salah satu tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin, menjadi tempat dengan potensi bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi.
Oleh karena itu, persepsi terhadap risiko K3 di bagian produksi penting untuk diidentifikasi sehingga dapat menjadi data dasar bagi perusahaan dalam rangka menciptakan budaya K3. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggambarakan persepsi pekerja di Unit Produksi II/III terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilihat dari variabel independen, yaitu pengetahuan pekerja, lama kerja, serta sikap pekerja terhadap variabel dependen yaitu persepsi pekerja terhadap risiko K3. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner penelitian yang terdiri dari pengisian data demografi, pertanyaan pilihan ganda, dan pernyataan sumber informasi dengan menggunakan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan pekerja, lama kerja, dan sikap dengan persepsi pekerja terhadap risiko K3 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang tahun 2008 (= 0,05).
Saran yang diberikan oleh penulis adalah dengan pemberian reward dan punishment sebagai realisasi mendisiplinkan pekerja, pengawasan dan komukasi yang efektif, mengoptimalisasikan informasi K3 sebanyak-banyaknya dan pelatihan K3 yang reguler dan tepat sasaran, serta mempertimbangkan dan mengutamakan keberadaan Biro K3LH sebagai biro yang penting dan memiliki wewenang untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan K3LH. Selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang lebih banyak dan menggunakan instrumen penelitian yang validitas dan reliabilitasnya baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wijayanto
"Keselamatan kerja tercermin pada keadaan di tempat kerja, yang meliputi kondisi tak aman, tindakan tak aman maupun keadaan Iingkungart kerja, merupakan dasar dari kejadian hampir celaka maupun kecelakaan. Perlindungan keselamatan secara mekanikal peralatan sebagai perbaikan pertama dan langkah umum yang paling awal dilakukan, yang membatasi bahwa kondisi tak aman relatif sebagai penyebab kecelakaan. Inspeksi keselamatan kerja pemboran bertujuan sebagai sarana untuk mengenali potensial keadaan tak aman yang ada diberbagal fasilitas dan peralatan di lokasi pemboran yang berhubungan dengan rig pemboran darat. Temuan hasil inspeksi dianalisa dan diberikan rekomendasi untuk mengurangi dan atau menghapuskan kejadian hampir celaka dan kecelakaan pada operasi pemboran di PT. CPI.
Penelitian ini adalah studi evaluasi dengan mempergunakan data tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 di PT. CPI. Data penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data dari kebijakan dan program inspeksi keselamatan kerja pemboran serta data primes yang diperoleh melalui kuesioner untuk mengetahui pemahaman program inspeksi keselamatan kerja pemboran.
Aspek Input adalah komitmen dan dukungan manajemen, hasilnya baik pada tahun 2003, 2004 dan tahun 2005 yang meliputi kebijakan dan program inspeksi keselamatan kerja pemboran serta dukungan sumber daya manusia. Aspek proses yakni penerapan program inspeksi keselamatan kerja pemboran pada tahun 2003 dan 2004 hasilnya kurang baik dan meningkat menjadi sangat balk pada tahun 2005. Aspek Output yaitu Nilai Positive Indicators yang sangat baik dari tahun 2003 s/d tahun 2005 dari program inspeksi keselamatan kerja pemboran di PT. CPI sudah dapat mencerminkan status pengelolaan keselamatan kerja pemboran dari fasilitas maupun peralatan yang dioperasikan.
Komitmen dan dukungan manajemen pada tahun 2003 perlu peningkatan pemantauan program inspeksi, pelatihan dan keterlibatan karyawan perusahaan kontraktor pemboran melakukan inspeksi bersama tim inspeksi. Hasil yang kurang baik pada penerapan program inspeksi keselamatan kerja pemboran tahun 2003 dan 2004 disebabkan kurangnya pengawasan, kurangnya pemahaman pengawasan penyelesaian perbaikan. Pemenuhan keselamatan kerja rig pemboran yang sangat baik dari tahun 2003 s/d tahun 2005 karena perusahaan kontraktor pemboran telah melaksanakan inspeksi internal, mempunyai surat ijin iayak operasi (SILO) dan manajemen telah melakukan pengawasan secara lebih baik, keterlibatan karyawan meningkat serta adanya pemantauan dan evaluasi.

Occupational safety can be seen a lot from the situation at the workplace, which includes unsafe conditions, unsafe actions and also the situation of work environment. Safety protection which is done mechanically as a first improvement and the earliest general action taken, create a limitation that unsafe conditions seem to be considered as the main cause of accidents. Occupational safety inspection at drilling industry is aimed as means to recognize the unsafe conditions exist in many facilities and equipment at the drilling sites, which are related to ground drilling rig. The result of the inspection is then analyzed and given as a recommendation to decrease andlor eliminate nearly-accidents occurrence and accidents at the drilling operation in PT. CPI.
This study is an evaluation study using data taken from 2003 until 2005 in PT. CPI. The data is a secondary data obtained from policies and occupational safety inspection program at drilling industry as well as primary data obtained from questionnaires in order to find out the acknowledgement and comprehension of occupational safety inspection program at drilling industry.
The input aspect is management commitment and supports, the results are data either from 2003, 2004, or 2005 which include policies and occupational safety inspection program at drilling industry as well as human resource supports. The process aspect is the implementation of occupational safety inspection program at drilling company during 2003 to 2004, the result are not quite good yet improving to be very good in 2005. The output aspect is Positive indicators Value which is considered excellent from 2003 until 2005 in occupational safety inspection program at drilling industry PT. CPI. The program has already shown the status of occupational safety management either the facilities or the equipment being operated.
Management commitment and supports in 2003 needs an improvement in the inspection program monitoring, training and workers from drilling industry contractors to perform inspection along with the inspection team. The low quality results in the implementation of occupational safety inspection at drilling industry 2003-2004 is due to the lack of monitoring, supervisor's knowledge of improvement completion. The very good result shown at drilling rig from 2003 until 2005 is because the drilling contractor has performed internal inspection, already has an authorization letter to perform operation (SILO) and the management has done better monitoring, workers involvement has improved and monitoring and evaluation is well-performed.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudithia Lisnanditha
"Skripsi ini membahas hubungan antara kepemimpinan, budaya keselamatan kerja, iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan kerja dalam studi kasus PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya keselamatan kerja dapat memoderasi kepemimpinan dengan iklim keselamatan kerja, namum tidak dapat mempengaruhi iklim keselamatan kerja dan perilaku keselamatan kerja. Di sisi lain, kepemimpinan tidak dapat mempengaruhi iklim keselamatan kerja. Sedangkan iklim keselamatan kerja dapat mempengaruhi perilaku keselamatan kerja.

The focus of this study is the relationship between leadership, safety culture and safety climate on safety behavior at PT. Krama Yudha Ratu Motor. The study was a quantitative study.
The results showed that the safety culture may moderate the leadership of the safety climate, yet can not affect neither the safety climate nor safety behavior. On the other hand, leadership can not affect the safety climate. While the safety climate may affect the safety behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Ariendita
"Fakta menunjukkan bahwa konstruksi merupakan bidang yang rawan akan kecelakaan. Salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan di proyek konstruksi adalah dengan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Adapun biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan terdiri dari tiga unsur, yaitu: 1. Biaya pencegahan terjadinya resiko K-3 (Preventive Cost) 2. Biaya pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan program K-3 (Supervisory and Administrative Cost) 3. Biaya terjadinya kecelakaan - kecelakaan akibat dari resiko K-3 (Construction Accident Cost) Kompensasi pekerja (Worker Compensation) Biaya tidak langsung (Indirect Cost).
Penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara efektifdan efisien dapat menghemat biaya kecelakaan konstruksi (Construction Accident Cost) sehingga dapat mengurangi biaya konstruksi secara keseluruhan (Total Construction Cost). Dengan demikian, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat menjadi salah satu faktor pengendali biaya pada proyek konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Aptika Gusani
"Penelitian ini membahas analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Penyamakan Kulit X tahun 2012. Penelitian mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif. Penilaian risiko menggunakan metode W.T Fine yaitu nilai risiko merupakan hasil kali antara faktor konsekuensi, pajanan dan kemungkinan. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendapatkan nilai risiko keselamatan dan kesehatan pada setiap tahapan proses di Penyamakan Kulit X.
Hasil penelitian adalah tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan proses meliputi very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable. Hasil penelitian dapat menjadi dasar pertimbangan program pengendalian risiko di Penyamakan Kulit X.

This research describes risk assessment of occupational health and safety in Tannery X 2012. This study referred to AS/NZS 4360:2004 standard and used semi-quantitative risk analysis. Risk Assessment used W.T Fine method. Risk score was got from multiplication of the consequence, exposure and probability factors. The objective of this study is to get health and safety level of risk in every step process in Tannery X.
The results state the level of risk in every step process includes very high, priority 1, substantial, priority 3 and acceptable. This results can use for judgment of risk control program in Tannery X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Ayu Rizkiyah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26499
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Prihardany
"Seiring dengan perkembangan dunia industri, banyak perusahaan yang menerapkan teknologi baru dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Dengan meningkatnya teknologi juga akan berdampak pada perkembangan bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja apabila tidak diikuti dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja yang memadai. Faktor manusia adalah penyebab kecelakaan yang paling besar, oleh karena itu faktor manusia adalah faktor yang sangat dipertimbangkan dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja.
Faktor manusia yang dibahas adalah mengenai motivasi, pengetahuan dan keterampilan pekerja terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan hubungannya dengan persepsi perkerja terhadap risiko. Dengan diketahuinya hubungan faktor-faktor tersebut, dapat dilakukan perbaikan atas kekurangan program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada, sehingga kecelakaan kerja dapat dikurangi, bahkan dicegah.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Plant 3-4 dan Plant 7-8 PT Indocement Tunggal Prakasa dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 178 orang. Desain penelitian observational melalui survey analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk menganalisis hubungan motivasi, pengetahuan dan keterampilan dengan persepsi terhadap risiko dengan memakai uji Chi-Square dan analisa multivariat (regresi) dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerja Plant (110 orang/ 62,5%) mempurtyai persepsi yang baik dalam menunjang keselamatan operasi harian. Berdasarkan uji chi-square dan uji regresi yang dilakukan terhadap tiga variabel independen, diketahui bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan dengan persepsi terhadap risiko Plant adalah faktor pengetahuan karyawan.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan juga bahwa semakin baik keterampilan, maka persepsi karyawan terhadap risiko semakin memburuk. Ketidaksesuaian dengan teori ini disebabkan oleh karena kebanyakan pekerja telah berumur, sehingga mengakibatkan kemampuan fisik untuk melakukan pekerjaan berat di Plant berkurang, kemudian berakibat kepada menurunnya motivasi yang akhirnya memperburuk persepsi karyawan terhadap risiko.
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan masukan kepada PT. lndocement Tunggal Prakasa Tbk dalam penyempurnaan program K3, khususnya yang berhubungan dengan perilaku karyawan guna mengurangi angka kecelakaan kerja serta memperbaiki kinerja perusahaan pada umumnya.

Relation among Motivation, Knowledge and Skills of Occupational Health and Safety (OHS) and Perception of Risk at PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, Citeureup, BogorAlong with industrial development, many companies implement new technology to aim increasing of productivity. Increasing its development of technology have an impact to increase the number of hazard associated, which contribute an accident due to not balancing knowledge and skill development. Human factors are estimated as one of the most accident cause, so that human factors are strongly recommended in accident prevention effort.
Motivation, knowledge and skill of the workers and its relation to the perception of risk taking are the human factors described in this thesis. Based on relation among those factors, Occupational Health and Safety (OHS) program could be improved until accident prevented or minimized.
Population in this research are Plant 3-4 and Plant 7-8 of PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, with quantity of respondent 178 persons. Observational research design through analytic Survey with cross-sectional method to analyze relation of motivation, knowledge and skills and perception of risk of workers using Chi-Square and Regression Test of SPSS Software.
Result of research showed that majority of Plant workers (110 persons/62.5%) having good perception of risk in performing their job safely. Based on Chi-Square and Regression test showing that the most significant influence to the perception of risk taking was knowledge factor.
Based on this research, it was found that the better the skill, the worse of perception, This unconformity to the theory due to most of workers was old, causing their capability to perform a hard job getting lessen then causing decreasing of motivation afterwards perception of risk taking getting worse.
Researcher hopping this research could give useful recommendation and input to PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk in completing OHS program especially related to workers behavior to cut down accident rate as well as to improve company performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Jainer
"Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamata n Kerja dan Lingkungan, atau yang lebih dikenal dengan SMK3L, mutlak dimiliki oleh semua perusahaan dengan jumlah karyawan minimal seratus orang dan atau dengan tingkat resiko tinggi. Di Indonesia, hal ini diatur dalam Undang -Undang No 1 Tahun 1970 yang de tailnya ada di Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0 5 Tahun 1996. Selain diatur oleh undang-undang, mayoritas perusahaan minyak dan gas bumi asing yang beroperasi di Indonesia juga mempunyai persyaratan SMK3L bagi perusahaan-perusahaan yang hendak menjadi rekanan, baik barang maupun jasa. Sebagai perusahaan yang mempunyai mayoritas pelanggan adalah perusahaan minyak dan gas bumi, PT. "X" dituntut untuk memiliki SMK3L yang memenuhi persyaratan undang-undang dan pelanggan. Pengembangan SMK3L di PT. "X" di lakukan dengan cara melakukan tinjauan resiko untuk mencari kontrol resiko apa saja yang dibutuhkan PT. "X", yang dapat berupa prosedur, alat pelindung diri (APD), pelatihan, tanda -tanda peringatan dan lainnya, lalu dianalisis dengan cara membandingkan ter hadap persyaratan undang-undang dan pelanggan. Dalam hal ini, persyaratan pelanggan yang akan digunakan sebagai acuan adalah persyaratan SMK3L PT. "Y" yang terdapat dalam CoRMaP (Contractor Risk Management Program) . SMK3L yang baik (dan memenuhi persya ratan), akan memberikan rasa aman pegawai dalam bekerja dan juga memberikan dampak positif dalam mutu perusahaan secara menyeluruh.

Health, Safety and Environmental Management System, knows as HSE MS, is a mandatory system to have for a company with medium to high risk act ivities and or employees more then one hundred person. In Indonesia, it is regulated under the Act No 1 of 1970 On Safety, and described in the Regulation of Ministry of Workmanship No 5 of 1996 of Health and Safety Management System. Along with the state regulation, most of the foreign oil and gas company that operates in Indonesia, has their own requirement of safety management system for their vendors, goods or services supplier. PT. "X" serves most of oil and gas companies in Indonesia, need to have a safety management system in order to fulfill the law regulation and also doing their bussiness, which comply to both regulations. The developent of safety management system for PT. "X" is done by doing a risk assessment in order to find all of the risk control required in form of procedures, Personal Protective Equipment (PPE), trainings, and so on, then analyzed by comparing the fact findings to the requirement by the law and customer requirement. Customer requirement to be used as refference, will ref er to PT. "Y" requirement stated in CoRMaP (Contractor Risk Management Program). A good safety management system will provide a safe and secure working environment, and would produce a positive impact to company quality overall."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S36226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>