Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Choirul Fuad Yusuf
"For the Indonesian people who are socio-historically well known as the religious society-, religion usually plays an important and central part of social life. In fact, even for decades, Islam as one of the living religions and the largest one in Indonesia was culturally perceived as the belief and normative system giving certain divine regulations for regulating various daily life activities of the followers. Consequently, the existence and function had structurally been placed on the pivotal and determinative position.
Religion (in the case, Islam), then, was seen systemically not only as any certain social institution that functions to manage or organize the ritual activities concerning with reverence and devotion to the God in the narrow sense, but it also gave life-orientation, "frame of reference?, motivation and life-ethos, "mode of conduct?, etc. in the broad dimension of daily life activities of the followers.
The presence and dynamic growth of modern humanistic thoughts and also the rapid development of science & technology as well as the waves of modernization and the globalization process that have powerfully been taking place in our country, in fact they bring about some through-going changes of the role of Islam as a revealed religion. Islam seems to be declined in its fundamental roles and social significance. Islam, then, is only to be operated as any system which is functionally not so determinative and decisive one in the social life process.
With respect to those phenomena, this thesis investigates how far the middle-class Moslem community of Bekasi Selatan plays the role of Islam as their religion in their real life. It strictly focuses on some basic issues or variables relating to the roles of (Islamic) religious institutions, implementation of religious norms, and the quality of religious experience or cognitive system amongst the middle class of the Moslems in the research-location.
Using the qualitative methodological approach or paradigm, it is founded out some important and basic findings. First, there is a discernable change of the role or function of the (Islamic) religious institution in the society. This process of changes is typically indicated by some soda-religious phenomena occurred in the sphere of every day?s activities of those middle-class Moslems, viz, decline of the power, authorities, credibility?s, and social significance of the religious leaders, decline of religious organizational authority, popularity, and influences, and also any phenomena relating to the decrease of social participation of the followers in religious activities. Second, the religious (Islamic) norms and values which are substantively rooted in the AL-Qur'an, As-Sunnah and the ljtihad--have not already been implemented proportionally in every aspect of life whether in the aspect of politic, economic, educational, social-relation, and the life style. Third, there is process of trivialization (pendangkaIan) of the religious values and knowledge. Those values and knowledge as basic elements are not coherently internalized with their real life performances.
Based on the above findings, some inductive conclusions--by using the theoretical paradigm of secularization explicated previously -can be drawn as follow:
First, the process of secularization has been taking place in the midst of life of middle-class Moslem in Bekasi Selatan until now. In the institutional dimension, processes of secularization are manifested in the form of decline of religion, routinization process, differentiation, and disengagement of religion. In the normative dimension, such process of secularization appears in the form of process of religious transformation and desacralization of religious norms and values. While, in the cognitive or experiential level, secularization is concretized in the shape of process of segmentation and trivialization of religious values or religious system in such community.
Second, the trend of the secularization process happened in the community tended to the process of rationalization toward Islam as a religion.
Third, some dominant factors causing secularization in the middle class of Moslem in Bekasi Selatan are the lack of knowledge and understanding towards Islam as their religion besides factors of modern culture resulted in the process of modernization and development of modern philosophical thoughts."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Hamirza
"Islam sudah lama eksis dalam kehidupan bangsa Amerika Serikat. Pada tahun 1312 telah datang ke benua Amerika bagian Utara seorang kulit hitam Afrika yang berasal dari negara Mali bernama Mohammad Mu'min. Selain itu dari beberapa catatan penting tentang kedatangan Columbus ke benua Atnerika, telah ada seorang ahli perbintangan bernama Al-Ibissy yang juga beragama Islam. Pada tahun 1787 ada perjanjian antara negara Maroko dan Presiden pertama Amerika Serikat, George Washington. Perjanjian tersebut berisi tentang pengiriman budak-budak dari Afrika Utara dan Tengah. Permulaan dari munculnya kekuatan muslim kulit hitam di Amerika adalah ketika pada tahun 1875 seorang kulit hitam kelahiran North Carolina, bernama Timothy Drew menyebarkan ajaran Back-to-Islamism yang mempunyai kemiripan dengan ajaran Marcus Garvey. Drew mengubah namanya menjadi Noble Drew Ali dan mulai menyebarkan ajarannya di wilayah-wilayah yang dihuni oleh orang-orang kulit hitam yang miskin dan putus asa. Drew menyebarkan ajarannya di Vita New Jersey, Chicago, Pittsburgh dan Detroit. Drew menemui orang-orang kulit hitam di sudut-sudut jalan kota-kota tersebut dan menghampiri mereka yang hidup di lantai dasar gedung-gedung perkantoran. Pada tahun 1913 pada waktu berusia 27 tahun, dia masjid bernama, Moorish American Science Temple di kota Newark, New Jersey. Beberapa bulan kemudian dia membuka lagi masjid peribadatan di kota Pittsburgh, Detroit dan Chicago pada tahun 1925. Hal itu membuat dirinya mendapatkan perhatian dari pemerintah Amerika Serikat karena kegiatannya yang mulai meningkat dan memiliki banyak pengikut. Dalam perkembangannya Drew berhasil membuat sistem perekonomian yang modern dengan membentuk perusahaan minyak Old Moorish Healing Oil, perusahaan sabun mandi Moorish Purifier Bath Compound dan Moorish Herb Tea for Human Ailments. Keberhasilan dalam mendapatkan pengikut yang banyak di kota Chicago membuat dirinya semakin kuat. Pada tahun 1929 kepemimpinannya sebagai Yang Tertinggi dalam Moorish Science Temple di seluruh kota digantikan oleh wakilnya, Sheik Claude Greene. Namun, kepemimpinan Greene tidak berlangsung lama karena banyak pengikut Drew yang menentangnya. Pada masa kepemimpinan Greene ajaran Islam tidak berkembang dengan baik dan dia dianggap terlalu lemah dalam menyelesaikan perselisihan di antara para pengikutnya. Dia juga terlalu kooperatif dengan pemerintah dan tidak mewakili pengikut-pengikutnya yang tertindas oleh pemerintah. Pada bulan Maret 1929 Greene terbunuh oleh pengikut Drew. Drew Ali sendiri kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan karena terbukti terlibat dalam pembunuhan tersebut. Dia secara misterius terbunuh dalam tahanan. Para pengikutnya berangsur-angsur menghilang dan para pimpinan dari masjid yang didirikannya mengundurkan diri. Perkembangan Islam di Amerika Serikat sebagai bagian dari black nationalism berlanjut pada tahun 1930 ketika terbentuk sebuah organisasi black muslim, yaitu Nations of Islam di kota Detroit. Organisasi ini didirikan oleh Wallace Dodd Fard yang berasal dari Maroko. Dalam menyebarkan ajarannya Fard, menggunakan ajaran Back-to-Africa untuk melawan superioritas dari kulit putih yang ada di Amerika Serikat. W. D. Fard, selain mengajarkan cara beribadah dan syariah, menggunakan Islam sebagai alat perlawanan untuk memperjuangkan hak asasi mereka. Sistem perekonomian dan pendidikan menurut Islam diperkenalkan untuk mendidik orang_-orang kulit hitam agar lebih mempunyai sikap optimis dalam hidupnya. Pada tahun I920-an di New York berkembang Harlem Rennaissance. Gerakan ini muncul karena keputusasaan dari kulit hitam yang hidup di wilayah ghetto di Amerika Serikat bagian Utara. Mereka merupakan korban dari kekejaman kulit putih pada masa perbudakan dan berpindah ke distrik City's Harlem di kota New York (pada awalnya merupakan daerah pemukiman elit bagi kulit putih). Di kota Harlem ini orang-orang kulit hitam menuangkan secara bebas pemikiran mereka, baik di bidang budaya dan seni. Hal yang panting dalam usaha untuk menarik dan memicu kaum intelektual kulit putih dan philantropist adalah dengan kebangkitan dari literatur dan kesenian yang terjadi pada tahun 20-an dan permulaan tahun 30-an. Pada masa yang dikenal dengan Harlem Rennaisance ini, orang kulit hitam banyak yang menuangkan pemikirannya dalam bidang seni untuk menghilangkan rasa rendah din mereka terhadap kulit putih. Masjid yang pertama didirikan pada tahun 1931 di kota Detroit dan diberi nama Detroit Moslem Temple Number Two, kata Temple digunakan karena masyarakat Amerika belum mengenal kata Masjid pada waktu itu. Dalam perkembangannya Nations of Islam mempunyai badan keamanan tersendiri yang dikenal dengan Fruit of Islam dan mengajarkan tentang dasar-dasar kemiliteran dan taktik perang. Ketika perkembangan NOI hampir meliputi seluruh kota-kota besar di Amerika Serikat, dia menunjuk wakil-wakil pada setiap pusat peribadatan yang didirikan. Pihak kepolisian mulai memberikan perhatian secara khusus terhadap dirinya karena tersebar gosip bahwa ajarannya mengajarkan pengorbanan darah. Fard pun ditangkap pada tahun 1932. Dia berpindah dari kota Detroit ke kota Chicago pada tanggal 26 Mei 1933 karena merasa diawasi oleh polisi. Pada tahun 1934 W.D. Fard menghilang secara misterius tanpa diketahui oleh para pengikutnya. Dia digantikan oleh muridnya bernama Elijah Poole. Elijah Poole diganti narnanya oleh Fard menjadi Elijah Muhammad, karena Poole merupakan nama pemberian dari tuan tanah pada masa perbudakan. Hilangnya pemimpin mereka secara misterius membuat pars pengikutnya menyebut dirinya sebagai titisan Tuhan yang dikirimkan untuk keselamatan kulit hitam di dunia. Elijah merupakan tokoh yang radikal dan berhasil mengembangkan NOI ke seluruh negara bagian Amerika Serikat (pada tahun 1965 pusat peribadatan black muslim ada di seluruh Amerika Serikat). Elijah mengikuti pola yang sama dengan Marcus Garvey dalam mengembangkan ajaran Islam. Dia mengembangkan sistem perekonomian yang sesuai dengan ajarannya, kaum kulit hitam berkedudukan sama dalam melakukan transaksi pembelian dan penjualan. Mereka membentuk masyarakat yang komunal dengan mempunyai restauran, pasar dan toko pakaian yang hanya diperuntukkan bagi black muslim. Pada akhir tahun 1950-an ketika di Amerika Serikat sedang muncul gerakan perlawanan terhadap Undang-Undang Segregasi, NOI turut serta dalam setiap protes dan demonstrasi menentang kebijakan tersebut. Undang-Undang yang mengatur pemisahan aktivitas antara kulit hitam dan kulit putih di muka umum. pada prakteknya hal itu sama saja dengan membatasi kegiatan kulit hitam di muka umum, misalnya terjadi pemisahan tempat ketika berada dalam bus, orang-orang kulit hitam duduk di belakang sedangkan kulit putih di depan. Undang-undang ini ditentang oleh masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat, tidak terkecuali dari kalangan black muslim. Malcolm X yang menjadi murid Elijah Muhammad dan menjadi pemimpin pusat Masjid New York Moslem Temple Number Seven merupakan seorang tokoh yang mendapatkan perhatian penting dari pers dan masyarakat Amerika Serikat. Perlawanannya dilakukan secara radikal dan bertentangan dengan non-violence action yang dipimpin oleh Martin Luther King Jr. Namun, dirinya selalu menjadi pemberitaan pers karena merupakan salah seorang wakil penting dari kulit hitam di Amerika Serikat yang berani menentang sikap rasialis dari orang kulit putih dan menyebut mereka sebagai setan kulit putih. Sikapnya ini membuatnya dibunuh oleh lawan-lawan politiknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peggy Melati Sukma, Author
Jakarta Selatan: Noura, 2017
297.74 PEG k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Himawan
"Kekerasan telah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Amerika sejak awal kedatangan orang-orang kulit putih ke benua Amerika hingga saat ini. Keragaman masyarakat yang membentuk Amerika di satu pihak memperkaya budaya dan kehidupan namun di pihak lain merupakan sumber konflik yang terns berlangsung. Konflik tidak lepas dari sifat-sifat dasar manusia, namun akal budi manusia yang didasarkan pada ajaran-ajaran manusia diharapkan dapat mempersempit ruing gerak konflik.
Konflik yang dilandasi oleh pencitraan diri yang bersifat objektif atas "kita" dan "mereka" serta sangkaan¬sangkaan negatif atas pihak lain atau yang dikenal dengan stereotip dan prasangka, merupakan bagian dari sejarah bangsa Amerika yang tercatat dalam berbagai tulisan maupun penayangan. Keterbukaan merupakan nilai tambah bangsa Amerika untuk berkaca pada pengalaman masa lalu guna melihat ke masa datang. Melalui mekanisme dialog, konflik yang telah dan masih terjadi diharapkan dapat ditelaah secara objektif agar hal-hal buruk yang timbul dari adanya konflik dapat diantisipasi dan diminimalisir.
Tesis ini membahas mengenai konflik yang terjadi antara pihak militer dan Kaplan James Yee, seorang ulama dalam kemiliteran yang didasarkan oleh adanya stereotip dan prasangka yang merupakan bahan bakar ketakukan dan kecemasan akan Islam atau yang dikenal dengar. Islamofobia. Dalam tesis ini juga dibahas mengenai perlunya dialog guna menjembatani kesenjangan yang terjadi antara islam yang dijadikan sebagai alat pembenaran atas tindakan-tindakan kekerasan sebagian kecil orang / kelompok dan Islam sebagai ajaran damai dengan persepsi sebagian masyarakat Amerika pasca terjadinya peristiwa 11 September 2001 atau 9/11.

Violence has been part of American life since the arrival of the European to the continent until present day. The pluralism of American society that formed America, in one side has enriched the culture and life of American as a nation but on the other side is a source of conflict. Conflict is part of basic human nature, but human virtue based on the teaching of religions is expected to restrict the nature of conflict.
Conflict that based on the objective self image on "us" and "them" and the negative perception on the other side or known as stereotype and prejudice has been part of American history that has been recorded through various writings and motion pictures. Openness is American value added as a mirror of the past to see the future. Through the mechanism of dialog, the past and present conflict could be judged objectively to anticipate and minimize horrible incident that occur from conflict.
This thesis looks on conflict between the American military and Captain James Yee, a military chaplain, based on stereotype and prejudice which is the fuel of fear and anxiety of Islam or known as IsIamofobia. 'The thesis also looks on the need of dialog to bridge the gap between Islam used as a tool to backed violence by a small group of people and Islam as a religion of peace and the perception of some American society post 11 September 2001 or 9/11.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24043
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suganda
"Aspek pengelolaan persampahan terdiri dari Teknis Operasional, Pembiayaan, Partisipasi Masyarakat, Hukurn, dan Kelembagaan. Sistem teknis operasional terdiri sistem pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Berdasarkan pelakunya, sistem pengumpulan sebagian besar dilakukan oleh masyarakat, sedangkan sistem pengangkutan dilakukan oleh pemerintah daerah. Penelitian ini dilakukan pada partisipasi masyarakat dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik yaitu kegiatan pengumpulan sampah dari sumber rumah mewah, menengah, dan sederhana di Kecamatan Bantargebang, Rawa Lumbu, dan Bekasi 1imur. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu 1) cakupan pelayanan sampah yang masih rendah yaitu Kecamatan Bantargebang 35%, Rawa Lumbu 34,7%, dan Bekasi Timur 35,2% sehingga sisa sampah yang belum terangkut untuk Kecamatan Bantargebang 241 m3/hari, Rawa Lumbu 250 m3/hari, dan Bekasi Timur 393 m3/hari, 2) komposisi sampah domestik Kota Bekasi termasuk kecamatan tersebut mencapai 80%, sisanya 20% adalah sampah non domestik seperti industri, perkantoran, pertokoan, rumah sakit, dan pasar, 3) implementasi penegakan hukurn rendah dan lemah, dan 4) tidak adanya paradigma baru yaitu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah. Hal tersebut diduga, salah satunya adalah akibat rendahnya partiaipasi masyarakat dalam operasionalisasi pengelolaan sampah. Berdasarkan identifikasi tersebut, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu adakah perbedaan partisipasi masyarakat berdasarkan kategori rumah mewah, menengah, dan sederhana dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik ?. Hipotesisnya adalah terdapat perbedaan partisipasi masyarakat berdasarkan kategori rumah mewah, menengah, dan sederhana dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik. Tujuannya adalah mengetahui partisipasi masyarakat kategori rumah mewah, menengah, dan sederhana dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik, sehingga kebijakan pemerintah daerah yang diterapkan terhadap masyarakat tepat.Penelitian ini dilakukan terhadap responden rumah mewah, menengah, dan sederhana yang berjumlah 116 di Kecamatan Bantargebang, Rawa Lumbu, dan Bekasi Timur, serta wawancara terhadap Lurah Pedurenan di Bantargebang, Lurah Bojong Rawa Lumbu di Rawa Lumbu, dan Lurah Duren Jaya di Bekasi Timur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan signifikan dalam kelompok sampel, yaitui antara mewah/menengah dengan sederhana. Perbedaan tersebut terletak pada I) kesesuaian tempat sampah dengan volume sampah yang dihasilkan, 2) kondisi tempat sampah, 3) keikutsertaan dalam penyuluhan, 4) kesediaan membayar retribusi, 5) keikutsertaan dalam go tong royong, dan 6) retribusi jika ditambah.
b. Terdapat perbedaan partisipasi masyarakat dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik di ketiga kecamatan yaitu 1) ketidaksesuaian kapasitas tempat sampah dengan volume sampah yang dihasilkan rumah mewah di Kecamatan Bekasi Timur dan rumah sederhana di Kecamatan Rawa Lumbu, 2) kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya di Kecamatan Bantargebang dan Bekasi Timur, 3) penyapuan halaman yang kurang frekuensinya pada rumah mewah di Kecamatan Bantargebang, dan 4) keikutsertaan dalam penyuluhan yang kurang di Kecamatan Bantargebang dan Bekasi Timur.
c. Adanya ketidaksesuaian kebijakan dengan kenyataan di masyarakat yaitu struktur retribusi sampah didasarkan pada kondisi bangunan tetapi pada kenyataannya di serahkan pada masyarakat, dan penenuan tarif progresif sampah didasarkan pada volume sampah yang dihasilkan tetapi kesulitan di pengukurannya.
d. Prioritas masyarakat terhadap kualitas kebersihan masih kurang dibandingkan dengan permasalahan lain seperti keamanan, air bersih, listrik, dan lain-lain. Pengeluaran masyarakat semua kategori rumah untuk masalah keamanan, air bersih, dan listrik lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas kebersihan.

The aspect of Solid waste Management System are consist of operational technic, community participation, regulation, and institution. Based on it's role, a large part collecting system was done by community, whereas transportation system was done by district government. The scope of the study is particularly focused to the community participation in the operation of solid waste management from categories of house i.e, luxury, middle, and plain as solid waste generators in sub-district Bantargebang, Rawa Lumbu, and Bekasi Timur. There are more problems that identified namely : 1) the low of the services for solid waste i.e. sub-district Bantargebang 35%, Rawa Lumbu 34,7%, and Bekasi Timur 35,2%, so residu solid waste which hasn't transported for Bantargebang 241 m3/hari, Rawa Lumbu 250 m3/hari, and Bekasi Timur 393 m3/hari, 2) the composition of solid waste for Bekasi District conclude its sub-district are 80% and the residu are 20% namely non-domestic solid waste such as industries, office stores, hospitals, and market, 3) the implementation of the law is les and weak, and 4) there isn't new paradigm in solid waste management. Those are assumed as result of the low of the community participation in solid waste collecting system.
Based on identification, the problem that was described in this reseach namely are there are community participation based on categories of house that are luxury, middle, and plain in the operation of solid waste management ?, the hypothesa namely there are some differences in The community participation base on the categories of house; luxury, middle, and plain in the operation of solid waste management, so that policy of district government which are implemented to community exactly true.The research was done to responden of luxury, middle, and simple which were amounts 116 at Sub-district Bantargebang, Rawa Lumbu, and Bekasi Timur, also depth interview to Lurah of Pedurenan at Bantargebang, Lurah of Bojong Rawa Lumbu at Rawa Lumbu, and Lurah Duren Jaya at Bekasi Timur.
Based on result of research has got conclusion as follow:
a. There are different in sample group, between luxury/middle with plain. The different in: 1) suitable between capacity of solid waste bin with solid waste volume that be produced, 2) condition of solid waste bin, 3) participation in information, 4) participation in pay retribution, 5) participation in mutual assistance, and 6) retribution if be increased.
b. There are different community participation in the operation of solid waste management at three sub-district, 1) those are not suitable between capacity of solid waste bin with soiti waste volume that be produced luxury houses at sub district Bekasi Timur and simple houses at sub district Rawa Lumbu, 2) habit of dumping solid waste not in right place rub district Bantargebang and Bekasi Timur, 3) swept yard on luxury houses at sub-district Bantargebang, and 4) participation in information at sub-district Bantargebang and Bekasi Timur.
c. There aren't suitable policy with fact in community those are structure of solid waste retribution based on building condition but in fact delivered over at community, and appointment of progresif retribution based on solid waste volume be produced but difficult at measurment.
d. Prority of community on cleanness quality less be compared with other problem like security, water, electricity, etc. expenseas of community all house categories for security, water, electricity problem more than cleanness quality.
Based on the result of research could he recommended as:
a. Based on house categories, need socialization cleanness with different information according to its social condition.
b. According to every sub-district, need informatin about 1) suitable between capacity of solid waste bin with solid waste volume that be produced luxury houses at sub-district Bekasi Timur and simple houses at sub-district Rawa Lumbu, 2) habit of dumping solid waste not in right place sub.-district Bantargebang and Bekasi Timur, 3) swept yard on luxury house at sub-district Bantargebang, and 4) participation in information at sub-district Bantargebang and Bekasi Timur.
c. To engineer socialization of cleanness/ solid waste on community need involvement of social people like psychologist, communicant, sosiologist, etc.
d. About policy, district government need to 1) appoinment right and community obligation, 2) extending servant area which has reached only 35%, 3) considering the old approaching namely collecting, transportation, treatment, and dumping to the new approach like 3R (reduce, Reuse, Recycle) and 4) considering institutional changing that is SubDin Kebersihan.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
al-Madani, Muhammad Muhammad
Cairo: al-Majlis al-A'la lil-Shu'un al-Islamiyah, 1964
297 MAD r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aryan Selvi Utami
"Moslem Amerika mengalami alienasi setelah terjadinya 9/11 karena stereotipe menyamakan mereka sebagai bagian dari terorisme. Stereotipe ini membuat umat Moslem mendapatkan diskriminasi oleh teman dan lingkungan sekitar mereka. Akibatnya, umat Moslem di Amerika juga menjadi orang luar dari kelompok tersebut. Masyarakat Amerika membuat batasan dan mengasingkan umat Moslem karena mereka menganggap umat Moslem berbahaya untuk kehidupan mereka. Penyebab munculnya praktik othering, bordering dan alienation ini karena individu dan lingkungannya yang membuat batasan terhadap kelompok tertentu. Film The Reluctant Fundamentalist 2012 menampilkan praktik othering, bordering dan alienation ini yang terjadi pada tokoh utamanya, Changez. Dalam film ini, Changez, seorang Pakistan, diasingkan karena dianggap tidak terlibat dalam masyarakat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana praktik othering, bordering, dan alienation yang terjadi pada Changez yang merupakan seorang Pakistan ini bekerja dalam film tersebut.
Teori yang digunakan dalam menganalisis film ini adalah konsep alienation, othering dan bordering. Menurut Seeman 1959 , alienasi muncul karena identitas individu yang tidak mampu menjadi bagian dari kelompok tertentu dan masyarakat menolak keberadaan mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Changez mengalami alienasi karena dirinya sendiri dan lingkungan yang tidak menerima keberadaan identitasnya sebagai kelompok minoritas, Pakistani. Efek dari aliensi ini membuat Changez mengalami krisis identitas, yang pada akhirnya membuatnya kembali pada identitasnya sebagai orang Pakistan dan mempraktikkan budaya Pakistan di kehidupan sehari-hari. Akan tetapi penelitian ini masih memiliki batasan karena hanya empat scene film yang dianalisis. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut.

After the tragedy of 9/11, Moslems in America experienced alienation because of the stereotype of terrorism. Moslems are also discriminated by their environment and friends. As a result, Moslems in America become outsiders. American society creates border and alienates Moslems because they think that Moslems are dangerous. Individuals and society practice othering, bordering and alienation. The film The Reluctant Fundamentalist 2012 shows the practice of othering, bordering and alienation that happens to the main character, Changez. In the film, Changez, being a Pakistani, is being alienated because he is not a part of the American society. The purpose of the research is to examine and analyze Changez rsquo;s experience.
This research uses the theory of alienation, othering and bordering. Seeman 1959 mentioned that a person will experience alienation and become self-estranged when he or she is not accepted by his/her society because people immediately reject them. Alienation is the result of othering and bordering in which the majority treat the minority discriminatively. The finding of the research shows that Changez gets alienated by his friends and surroundings. This alienation causes Changez to experience identity crisis, which in the end makes him accept his identity as a Pakistani and practice the culture in his daily life. However, this research is still limited in its scope because it only analyzes four scenes. Therefore, further research is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indobnesia, 1997
959.8 TAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Putri Ayu Djaya Wisnu Wardhani
"Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia turut pula meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan, sehingga jika layanan kesehatan bertambah maka limbah medis juga meningkat. Dampak dari pengelolaan limbah medis yang tidak terkelola adalah timbulnya pencemaran air, darat dan udara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan alternatif menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Riset dilakukan pada 4 unit Puskesmas dan 4 unit Posyandu yang disebut Layanan Kesehatan Pemerintah (LKP), 2 orang expert dari Dinas Kesehatan dan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, 2 orang expert dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan 1 orang praktisi di bidang pengelolaan limbah medis. Berdasarkan hasil riset, jumlah limbah medis masing-masing LKP adalah rata-rata 2 kg/hari, karakteristik limbah medis sebanyak 100% terdiri atas limbah benda tajam dan farmasi, serta komposisi limbah medis terdiri atas limbah jarum suntik, benda tajam, kapas, perban juga sebanyak 100%. Terkait penanganan limbah medis bahwa belum ada satupun puskesmas dan posyandu yang memiliki dokumen lingkungan hidup. Alternatif pengelolaan limbah medis yang diperoleh melalui AHP adalah pembangunan insinerator utama oleh Pemerintah Kota Bekasi sebagai prioritas utama dengan nilai bobot 0,430.

The growth of population in Indonesia was also the increasing needs of the community with respect to health services, increased health services so that if the medical waste is also increasing. The impact of medical waste management unmanaged is the incidence of pollution of water, land and air. This research used a qualitative approach and descriptive research method. Alternative selection using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Research conducted on 4 Puskesmas, 4 Posyandu it called Health Services of Government (LKP 2 expert from the Department of Health and Environmental Management (BPLH) at Bekasi City, 2 expert from Ministry of Environment and Forestry, and1 person who related to waste management practitioners. Based on the results of research, the amount of medical waste each LKP is the average ± 2 kg/day, the characteristics of medical waste by as much as 100% consists of sharps waste and pharmaceuticals, as well as the composition of the medical waste consists of waste syringes, sharps, cotton, bandages also much as 100%. Relating to the medical waste management that there is no one puskesmas and posyandu have an Environment Document. Alternative waste management which was obtained through AHP are build an incinerator where of a main value weights priority in Bekasi as 0,430.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>