Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148318 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liliek Widodo
"Perkembangan ekspor kakao dan produk kakao Indonesia cukup pesat. Hampir sekitar 80% dari produksi kakao nasional di ekspor karena daya serap industri pengolahan dalam negeri relatif rendah. Namun citra mutu kakao Indonesia yang dikenal rendah serta rendahnya kapasitas industri pengolahan dapat menghambat peningkatan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia dan faktor-faktor apa yang menjadi penentu daya saing komoditi tersebut di pasar internasional serta bagaimana strategi untuk meningkatkan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia.
Analisis data dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis Constant Market Share (CMS), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), dan Analisis faktor penentu daya saing dengan pendekatan lingkungan eksternal dan internal untuk formulasi strategi.
Hasil penelitian terhadap lima produk kakao yaitu Kakao Biji (SITC 0721), Kakao Bubuk (SITC 0722), Kakao Pasta (S1TC 0723), Kakao Buffer (SITC 0724) serta Cokelat dan Produk Cokelat (SITC 073) memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki spesialisasi ekspor untuk komoditas kakao biji, kakao pasta dan kakao buffer dengan daya saing yang kuat, komoditas kakao bubuk berada pada tahap mengimpor kembali dengan daya saing rendah, sedangkan komoditas cokelat dan produk cokelat berada pada tahap perluasan ekspor dengan daya saing yang kuat.
Daya saing produk kakao Indonesia di samping dipengaruhi oleh besarnya pemintaan dunia juga ditentukan oleh harga produk kakao Indonesia yang relatif lebih murah karena mutunya yang rendah, murahnya tenaga kerja, dan alam yang cukup produktif dibandingkan dengan negara pesaing. Selain itu, kondisi sosial budaya, situasi politik dan hubungan kelembagaan perdagangan internasional juga mempengaruhi daya saing produk kakao Indonesia di pasar dunia.
Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia, maka perhatian yang lebih intensif harus difokuskan pada peningkatan mutu produk, peningkatan kapasitas industri pengolahan dalam negeri, mempertahankan pangsa ekspor dan mencari pasar ekspor baru, peningkatan profesionalisme pelaku bisnis, peningkatan peran Asosiasi pengusaha dan kerjasama kelembagaan internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Basic of cocoa bean preparation process is fermentation. Fermentation is done especially to improve and build specific chocolate flavour of cocoa bean and its products, i.e. cocoa liquor, butter, and powder; and also to decrease the disliked flavors, like bitter and acid. Research of cocoa bean fermentation was hold on in Subak Abian Pucaksari, Tabanan. This research involved 20 cooperative farmers with 0,5 hectare farm area per each farmer. The treatment used was time of cocoa bean fermentation, i.e. without fermentation, not fully fermentation (4 days), and fully fermentation (5 days). Variables abserved were dried cocoa bean's physic and chemical quality, and also cocoa product's chemical and organoleptic quality. Organoleptic test done to cocoa liquor and powder was descriptive and ranking test used 15 semi-trained panelists. The ersult showed that the fermentation process had significant influence to dried cocoa bean's chemical quality and its products. Fermentation had no significant influence to dried cocoa bean's physic quality. For organoleptic quality attributes, all panelists gave the highest rank for cocoa liquor and powder prepared from fullyfermented cocoa bean."
502 JMSTUT 10:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Abdilah
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Nur
"Peluang mengembalikan kejayaan industri coklat Indonesia di level dunia masih terbuka luas dengan mulai bertumbuhnya industri artisan coklat yang memiliki posisi yang baik dalam menggerakkan industri yang ramah lingkungan dengan produk yang berkualitas tinggi dibandingkan dengan industri coklat komoditas yang telah lama dikenal praktik produksinya yang tidak berkelanjutan. Industri artisan coklat turut mendorong semangat petani kakao untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dengan pemenuhan standar kualitas. Pemerintah telah mulai melirik dan mendorong sektor industri artisan coklat ini untuk bertumbuh. Penelitian ini mengembangkan sebuah model kebijakan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan di sepanjang rantai pasok makanan pertanian yang memiliki karakteristik multi-aktor dengan menggunakan pendekatan model sistem dinamik dengan integrasi data kinerja lingkungan dengan pendekatan life cycle assessment. Hasil simulasi memberikan konfirmasi adanya saling pengaruh antar ketiga aspek berkelanjutan yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial, terutama dari tiga skenario yang yaitu skenario kemakmuran ekonomi, kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Secara umum hasil simulasi menunjukkan adanya peluang peningkatan kesejahteraan namun tanpa adanya dukungan tambahan dan insentif kepada petani, keberlanjutan sulit untuk dicapai. Sebagai tambahan, model kebijakan yang dihasilkan dapat dijadikan instrumen pendukung keputusan untuk pembuatan kebijakan pengelolaan rantai pasok sektor industri artisan produk makanan pertanian secara umum.

The opportunity to reinstate the glory of the Indonesian chocolate industry at the world level is widely open due to the growth of the artisanal chocolate industry, which is well-positioned to move the chocolate industry in the direction of improved environmentally conscious production practices and higher-quality products comparing the commodity chocolate industry has been long recognized for unsustainable. The artisanal chocolate industry encourages cocoa farmers to earn higher incomes by fulfilling quality standards. The government has started to pay more attention and promote the artisanal chocolate industry sector to develop in the future. This study developed a policy multi-actor model based on a system dynamics approach by considering sustainability aspects along the agri-food supply chain by integrating environmental performance through a life cycle assessment approach. The simulation results of this model showed the mutual influence between the three aspects of sustainability, namely economic, environmental, and social, by examining three scenarios that are expected to meet the three sustainability principles: economic prosperity, environmental sustainability, and social welfare. The simulation also shows that although there are opportunities to increase welfare, sustainability is difficult to achieve without additional support and incentives for farmers. In addition, our policy model can be used as a decision-support tool, specifically in the chocolate industry and for similar artisan food and agriculture sectors that mostly have a similar supply chain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Salahuddin Gumay
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dampak penerapan kebijakan bea keluar biji kakao terhadap kinerja industri pengolahan kakao dan daya saing produk olahan kakao Indonesia. Dari hasil penelitian, didapati bahwa sejak penerapan bea keluar terhadap biji kakao, industri pengolahan kakao Indonesia mengalami peningkatan kinerja, yang ditunjukkan lewat peningkatan nilai output, jumlah tenaga kerja, dan volume ekspor produk kakao olahan. Selain itu, berdasarkan hasil estimasi dengan metode Ordinary Least Square, didapati bahwa sejak penerapan kebijakan bea keluar, daya saing produk olahan kakao Indonesia di pasar dunia mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya hubungan positif antara bea keluar dan nilai RCA sebagai variabel yang melambangkan daya saing. Namun demikian, ditemukan pula bahwa terjadi penurunan produksi biji kakao sejak bea keluar diberlakukan. Berdasarkan hasil temuan tersebut, penulis memberikan dua saran yaitu menjalankan kembali kebijakan gernas kakao untuk meningkatkan produksi kakao nasional serta melakukan penelitian lebih lanjut mengenai biaya dan manfaat dari penerapan bea keluar terhadap biji kakao.

The purpose of this study is to analyze the impact of cocoa beans export tax policy on Indonesian cocoa processing industry performance and processed cocoa product competitiveness. The result shows that since the implementation of the export tax, the Indonesian cocoa processing industry performance is getting better. This is shown by the growth of industrial consumption on cocoa beans, output value, labour and processed cocoa export volume. On the other side, based on the estimation using Ordinary Least Square method, it is found that since the implementation of the tax, the Indonesian processed cocoa product competitiveness is higher than before. This was proved by the strong, positive correlation between the export tax and the RCA as a proxy for product competitiveness. Nevertheless, it is also found that since the implementation of the tax, Indonesian cocoa beans production is declining. Based on these findings, the author suggested that the goverment needs re-implement the "gernas kakao" policy to boost the national cocoa beans production and to conduct a further research to analyze the coca beans export tax policy cost and benefit."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Pantas
"Tesis ini merupakan studi ekspor coklat Indonesia ke luar negeri membahas faktor-faktor yang terkait dengan volume ekspor coklat Indonesia ke luar negeri. Faktor-faktor yang dilibatkan adalah : Produksi Coklat Dalam Negeri, Produksi Coklat Dalam Negeri Kuartal Sebelumnya, Harga Ekspor Coklat Indonesia, Harga Ekspor Coklat Indonesia Kuartal Sebelumnya, Harga Valuta Asing, dan Harga Valuta Asing Kuartal Sebelumnya, terhadap : Volume Ekspor Coklat Indonesia ke Luar Negeri. Beberapa data ditampilkan dalam bentuk tabel dan dibahas secara tersendiri.
Analisis Kualitatif, digunakan terhadap beberapa buah tabel data, dan analisis Kuantitatif (uji F, uji t, analisis korelasi dan analisis regresi) untuk melihat hubungan antar variable. Pendekatan Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama dari faktor-faktor terhadap volume ekspor coklat Indonesia ke luar negeri. Pendekatan Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) dari masing-masing faktor terhadap volume ekspor coklat Indonesia ke luar negeri. Pendekatan analisis korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara masing-masing faktor terhadap volume ekspor coklat Indonesia ke luar negeri. Dan pendekatan analisis koefisien regresi digunakan untuk melihat besarnya tingkat perubahan dari volume ekspor coklat Indonesia ke luar negeri apabila terjadi suatu perubahan pada faktor-faktor.
Hasil analisis menunjukkan bahwa areal tanaman coklat tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera hingga MalukulPapua. Sama halnya dengan luas areal, produksi coklat dalam negeri juga menunjukkan trend yang semakin meningkat. Volume ekspor, walau berfluktuasi namun ada kecenderungan yang meningkat dari waktu ke waktu. Dan hasil studi juga diperoleh suatu keadaan dimana harga ekspor coklat yang diterima oleh para eksportir umumnya di bawah harga standar, akibat rendahnya mutu coklat yang diekspor. Produksi coklat dalam negeri dan harga valuta asing kuartal sebelumnya (dolar AS) berpengaruh positif terhadap volume ekspor coklat Indonesia, sedangkan produksi coklat dalam negeri kuartal sebelumnya dan harga ekspor coklat Indonesia kuartal sebelumnya berpengaruh negatif terhadap volume ekspor coklat Indonesia ke luar negeri.
Untuk meningkatan volume ekspor coklat Indonesia ke luar negeri, perlu ditingkatkan produksi dalam negeri melalui perluasan areal tanaman coklat, peningkatan mutu coklat sehingga memenuhi standar intemasional melalui penanganan hama buah coklat (Conophomorpha cramerella) secara terpadu, kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petanileksportir dan pencarian pasar baru yang menjadi negara tujuan ekspor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T 18871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atria Putri
"Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh perendaman resin komposit mikrohibrida Filtek Z250™ di dalam larutan cokelat Indonesia asal Aceh, Lampung, Jawa Timur, Bali, Flores, dan Kendari terhadap perubahan warna. Metode dan Material: Digunakan 42 spesimen resin komposit mikrohibrida Filtek Z250TM berdiameter 6 mm dan tebal 2 mm serta minuman cokelat Indonesia asal Aceh, Lampung, Jawa Timur, Bali, Flores, dan Kendari. Spesimen dipolimerisasi menggunakan LED Curing Unit iradiansi 700 mW/cm2 (LED Max Hilux) selama 20 detik kemudian direndam di dalam larutan cokelat selama 7 hari yang diganti setiap harinya. Perubahan warna diukur menggunakan colorimeter NH310 (Shenzhen 3NH) dengan sistem CIE L*a*b kemudian dianalisis menggunakan uji statistik One-Way Anova. pH larutan media perendaman diukur menggunakan pH meter (Thermo Scientific Orion Star A211 Benchtop). Hasil: Terdapat perubahan warna sebelum dan sesudah direndam dalam larutan cokelat yang signifikan (p<0,05) pada nilai ΔE*, ΔL*, Δa* dan Δb* nya. Larutan cokelat asal Lampung dengan pH yang paling rendah menyebabkan perubahan warna paling besar pada resin komposit Filtek Z250TM sedangkan larutan cokelat Kendari dengan pH yang paling tinggi menyebabkan perubahan warna yang paling kecil. Seluruh spesimen resin komposit Filtek Z250TM berubah menjadi lebih gelap. Kesimpulan: pH larutan coklat Indonesia mempengaruhi besarnya perubahan warna pada resin komposit mikrohibrida Filtek Z250TM.

Objective: To analyze the influence of Indonesian (Aceh, Lampung, East Java, Bali, Flores, and Kendari) chocolate drink immersion on color change of microhybrid composite resin. Materials and Method: 42 specimens with 6 mm diameter and 2 mm thick, chocolate drink from Aceh, Lampung, East Java, Bali, Flores, and Kendari were prepared. The specimens were polymerized for 20 seconds using a 700 mW/cm2 irradiance LED curing unit (LED Max Hilux). Specimens were immersed in Indonesia chocolate drink for 7 days and the chocolate were changed everyday. The color changes of specimens were measured using colorimeter NH310 (Shenzhen 3NH) following CIE L*a*b system then being analyzed using statistic One-Way Anova Test. pH solutions was measured by pH meter (Thermo Scientific Orion Star A211 Benchtop). Results: There were significant color change ΔE*, ΔL*, Δa* and Δb* (p<0,05) before and after immersed in Indonesia chocolate. Lampung chocolate drink which has the lowest pH makes the most significant color changes on Filtek Z250TM, meanwhile Kendari chocolate drink which has the highest pH most likely has no effect on color changes. All composite resin colors are darker after being immersed in all solutions. Conclusions: Color changes on microhybrid composite resin Filtek Z250TM are influenced by pH."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Kurnia Wijayanti
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna dari resin komposit mikrohibrida setelah perendaman dalam minuman cokelat Indonesia. Metode Penelitian: Dalam penelitian ini digunakan resin komposit mikrohibrida G-aenial Anterior™. Spesimen berbentuk silinder dengan ukuran diameter 6 mm dan tebal 2 mm. Selembar mylar strip diletakkan diatas permukaan resin komposit sebelum dilakukan proses curing. Polimerisasi dilakukan menggunakan Light Curing Unit (Ledmax Hilux Model 450) selama 20 detik dengan irradiansi 700 mw/cm2. Setelah polimerisasi, spesimen direndam dalam akuades pada suhu 37oC selama 24 jam. Spesimen dibagi menjadi tujuh kelompok (n = 6) yaitu; perendaman pada larutan kakao asal Aceh, Lampung, Jawa Timur, Bali, Flores, Kendari dan Akuades. Spesimen direndam dalam larutan cokelat dengan durasi 24 jam selama 7 hari dengan penggantian larutan setiap harinya. Warna spesimen diukur menggunakan Colorimeter NH310 (Shenzhen 3NH) menurut sistem warna CIE L*a*b* setelah perendaman pada akuades selama 24 jam dan setelah direndam dalam larutan cokelat Indonesia selama 7 hari. Indeks perubahan warna (ΔE*) antara setiap kelompok dihitung. Data dianalisis menggunakan uji One-Way Anova untuk menilai perbedaan warna antar kelompok perendaman. pH larutan cokelat diukur menggunakan pH meter (Thermo Scientific Orion Star A211 Benchtop). Hasil: Resin komposit G-aenial Anterior™ yang telah direndam di dalam enam larutan cokelat selama 7 hari menunjukkan perubahan warna yang signifikan antar kelompok (p<0,05). Larutan cokelat menyebabkan perubahan warna yang signifikan hanya pada satu kelompok yaitu kelompok G-aenial Anterior™ yang direndam dalam larutan cokelat Lampung. Perubahan warna yang paling rendah didapatkan pada kelompok resin komposit yang direndam dalam larutan cokelat Bali. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa seluruh larutan cokelat tidak menyebabkan perubahan warna secara signifikan, kecuali pada larutan cokelat asal Lampung.

Objectives: The aim of this study was to analyse the color change of resin composite microhybrid after immersion in Indonesian Chocolate Drink. Material and Methods: G-aenial Anterior™ resin composite was used in this study. All materials were prepared and polymerized into disk-shaped specimens of 6 mm in diameter and 2 mm in thickness. A piece of mylar strip was placed on top of the specimens just before the polymerization. Polymerization was done using Light Curing Unit (Ledmax Hilux Model 450 for 20 seconds with irradiance of 700 mw/cm2. Specimens were immersed in 37oC aquadest solution for 24 hours after polymerization was done. Specimens were divided into seven groups (n=6); immersion in chocolate drink from Aceh, Lampung, Jawa Timur, Bali, Flores, Kendari, and Aquadest. Specimens were immersed in chocolate drink for 7 days (with the duration being 24 hours daily). The chocolate drink solutions were changed daily. Color of the specimens were measured using Colorimeter NH310 (Shenzhen 3NH) according to the CIE L*a*b* color system after immersion in aquadest solution for 24 hours and after immersion in Indonesian chocolate drink for 7 days. Color change (ΔE*) of every groups was calculated. Data were analysed using One-Way Anova to assess the significant differences among immersion groups. pH levels of all chocolate drink was measured using a pH meter. (Thermo Scientific Orion Star A211 Benchtop). Results: G-aenial Anterior™ resin composite showed significant color differences among each groups after immersion in chocolate drink for 7 days (p<0,05). G-aenial Anterior™ resin composite that has been immersed in Lampung chocolate drink was the only group with significant color change. The least amount of color change was found in G-aenial Anterior™ resin composite immersed in Bali chocolate drink. Conclusions: It was concluded that none of the chocolate drink from Indonesia caused significant color change, except for Lampung chocolate drink."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verawati
"Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dark chocolate 30 g/hari selama 15 hari berturut-turut terhadap kadar NOx serum dan tekanan darah karyawan administrasi laki-laki dan perempuan penderita prahipertensi.
Metode. Penelitian ini adalah suatu uji klinis paralel. Sebanyak 32 subyek penelitian yang memenuhi kriteria dibagi dalam dua kelompok secara randomisasi blok. Sebanyak 16 orang mendapat dark chocolale 30 g/hari disertai dengan penyuluhan gizi dan 16 orang mendapat white chocolate 25 g/hari disertai dengan penyuluhan gizi. Data yang diambil meliputi usia aktivitas fisik, indeks massa tubuh, asupan energi, natrium, dam polifenol, kadar NOx scrum dan tekanan darah. Pemeriksaan kadar NOx serum dilakukan pra perlakuan (HO) dan pasca perlakuan (H+l6), sedangkan pengukuran tekanan darah dilakukan pra perlakuan (HO), selama perlakuan (I-I+8) dan pasca perlakuan (H+l 6).
Hasil. Asupan polifenol selama perlakuan lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol. Pasca perlakuan, didapatkan perbedaan yang bermakna pada kadar NOx serum antara kelompok P dengan kelompok K (p=0,00l). Tekanan darah pada kedua kelompok mengalami penurunan. Tekanan darah sistolik pasca perlakuan berbeda bermakna antara kelompok P dan kelompok K (p=0,00l), sedangkan tekanan darah diastolik menurun tidak bermakna (p=0,308). Tekanan darah sistolik dan diastolik pra dan pasca perlakuan kelompok P menurun bermakna (p<0,000), sedangkan tekanan darah sistolik dan diastolik pra dan pasca perlakuan pada kelompok K menurun tidak bermakna.
Kesimpulan. Setelah 15 hari perlakuan, terjadi peningkatan asupan polifenol di kelompok perlakuan yang disertai peningkatan kadar NOx serum dan penurunan bermakna tekanan darah sistolik, sedangkan tekanan darah diastolik menurun tidak bermakna.

Objective. This study was conducted to investigate the effect of dark chocolate 30 g/day for fifteen day on NOx serum level and blood pressure in male and female administration employee with prehypertension.
Methods. The study was a parallel clinical trial. A total of thirty two subjects who were selected using certain criteria divided into two groups using block randomization. Sixteen subjects received 30 g/day dark chocolate and dietary counseling (Treatment Group) and other 16 subjects received white chocolate 25 g/day and dietary counseling (Control Group) for fifteen days. Data collected in this study consist of age, physical activity, body massa index, intake of energy, sodium, and polyphenol, NOx serum levels and blood pressure. Assessment on NOx serum level were done in pre treatment and after treatment, while blood pressure were assessed in pre treatment, in treatment period and after treatment.
Results. Polyphenol intake in treatment periode in treatment group was significantly higher compared with control groups. After 15 days treatment, NOx scrum level between treatment and control groups was significantly different (p=0,00l). Both group had decreased systolic and diastolic blood pressure. Systolic blood pressure was decreased significantly between groups after treatment (p=0,001), while diastolic blood pressure was not significant (pr0,308). Systolic and diastolic blood pressure pre and after treatment in ueatment group were significantly decreased, while it was not significant in control group.
Conclusions. There was increased polyphcnol intake in treatment group which increased serum NOx level, significantly decreased systolic blood pressure while no significant decrease in diastolic blood pressure after 15 days treatment.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32314
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fitriani
"[ABSTRAK
Pasca latihan yang berat dan lama, atlet memerlukan suplemen gizi yang
tepat untuk memaksimalkan pemulihan dan performa. Penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan pengaruh susu cokelat dan minuman berkarbohidrat-protein
terhadap pemulihan dan performa atlet dayung nasional cabang rowing putera
berusia 18 – 23 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni
yang bersifat single-blind dengan crossover design dan dilaksanakan di Pelatnas
Dayung Pengalengan, Jawa Barat pada Bulan April 2015. Atlet diberikan susu
cokelat atau minuman berkarbohidrat-protein selama 4 jam recovery di antara 2
latihan endurance. Sebelum (pre) dan sesudah latihan (post), sampel darah vena
diambil untuk mengukur peningkatan ureum darah dan kreatin kinase darah
sebagai indikator pemulihan, masing-masing menggunakan Cobas C111 dan
Advia 1650/1800. Performa diukur pada latihan ke-2 menggunakan ergometer
dayung. Peningkatan ureum darah, kreatin kinase darah dan performa antara
kedua perlakuan dibandingkan menggunakan uji t independen. Hasil analisis
membuktikan bahwa peningkatan rata-rata ureum darah setelah pemberian susu
cokelat lebih rendah, yakni 9,14 ± 3,39 mg/dl dibandingkan minuman
berkarbohidrat-protein, yakni 16,29 ± 4,89 mg/dl (p value = 0,012) yang artinya
pemulihan glikogen otot setelah pemberian susu cokelat lebih tinggi dibandingkan
minuman berkarbohidrat-protein. Hal ini menunjukkan bahwa susu cokelat
merupakan alternatif suplemen pasca latihan yang efektif.

ABSTRACT
After an intense and long lasting exercise, athletes have sought nutritional
supplements to maximize recovery and performance. This study compared the
effects of chocolate milk and carbohydrate-protein replacement drink on recovery
and performance among national rowing male athletes aged 18 – 23 years. This is
a single-blind, true experimental study with crossover design, conducted in
National Training Centre, Pengalengan, April 2015. Athletes received milk
chocolate or carbohydrate-protein replacement drink during 4 hours recovery
between 2 endurance exercises. Before (pre) and after exercise (post), venous
blood sample was collected to measure the increase of blood urea nitrogen (BUN)
and creatin kinase (CK) as indicator of recovery, using Cobas C111 and Advia
1650/1800 respectively. Performance was measured in the second exercise using
rowing ergometer. The effects of each treatment on BUN, CK and performance
was compared by using independent t tests. The result demonstrated that the
increase of BUN were significantly lower (muscle glycogen recovery were
significantly higher) for chocolate milk trial compared to carbohydrate-protein
repleacement drink trial (9,14 ± 3,39 mg/dl vs. 16,29 ± 4,89 mg/dl, P = 0,012). It
suggested that chocolate milk is an effective post-workout recovery aid., After an intense and long lasting exercise, athletes have sought nutritional
supplements to maximize recovery and performance. This study compared the
effects of chocolate milk and carbohydrate-protein replacement drink on recovery
and performance among national rowing male athletes aged 18 – 23 years. This is
a single-blind, true experimental study with crossover design, conducted in
National Training Centre, Pengalengan, April 2015. Athletes received milk
chocolate or carbohydrate-protein replacement drink during 4 hours recovery
between 2 endurance exercises. Before (pre) and after exercise (post), venous
blood sample was collected to measure the increase of blood urea nitrogen (BUN)
and creatin kinase (CK) as indicator of recovery, using Cobas C111 and Advia
1650/1800 respectively. Performance was measured in the second exercise using
rowing ergometer. The effects of each treatment on BUN, CK and performance
was compared by using independent t tests. The result demonstrated that the
increase of BUN were significantly lower (muscle glycogen recovery were
significantly higher) for chocolate milk trial compared to carbohydrate-protein
repleacement drink trial (9,14 ± 3,39 mg/dl vs. 16,29 ± 4,89 mg/dl, P = 0,012). It
suggested that chocolate milk is an effective post-workout recovery aid.]"
2015
T43777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>