Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dewi Handayani
"Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman pasien, selama menerima pelayanan di Rumah Sakit. Metode menggunakan metode kualitatif yaitu untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menganalisis data secara mendalam, dan lengkap  untuk memperoleh intisari pengalaman hidup dalam bentuk cerita, narasi dan bahasa  atau perkataan individu. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara purposive sampling yaitu pemilihan Medical Record tentang pembiayaan yang digunakan dan melihat di ruangan yang khusus pasien swasta dan pasien BPJS di PKN RSKD  dari bulan Maret sampai dengan Juni 2023. Pedoman wawancara yang sudah dibuat diterapkan kepada semua partisipan. Hasil dari wawancara menghasilkan karakteristik partisipan dan empat tema utama yaitu1) Perilaku petugas kesehatan membedakan pelayanan yang diberikan antara pasien dengan pembiayaan pribadi dan pembiayaan BPJS (Man); 2) Berbagai alasan memilih pembiayaan dengan BPJS dan pembiayaan pribadi (Money); 3) Perbedaan akses memperoleh sarana dan prasarana antara pembiayaan BPJS dan pribadi  4) Proses pelayanan yang diterima antara pembiayaan pribadi dan BPJS. Rekomendasi penelitian ini adalah pelayanan kanker di Indonesai ada perbedaan pada partisipan pembiayaan pribadi dengan pembiayaan BPJS.

The purpose of this study aims to explore the patient's experience while receiving services at the hospital. The method uses a qualitative method, namely to describe, interpret and analyze data in depth and comprehensively to obtain the essence of life experiences in the form of stories, narratives, and individual language or words. Sampling in this study was by purposive sampling, namely the selection of participants was done by looking at the Medical Records regarding the financing used and looking at private patients and BPJS patients at PKN RSKD from March to June 2023. Interview guidelines have been prepared. applied to all participants. The results of the interviews produced the characteristics of the participants and four main themes, namely 1) The behavior of health workers differentiated the services provided between patients with private financing and BPJS financing (Man); 2) Various reasons for choosing financing with BPJS and personal financing (Money); 3) Differences in access to facilities and infrastructure between BPJS and private financing 4) The process of services received between personal financing and BPJS. The recommendation of this study is that there are differences in cancer services in Indonesia between private financing participants and BPJS financing."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dreitzel, Hans Peter
New York: MacMillan Press , 1971
613.018 DRE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ujang Anwar
"Kerugian ekonomi akibat adanya gangguan kesehatan yaog dialami seseorang berdampak terhadap pembiayaan kesehatan pemerintah dao pengeluaran rumah tangga. Dalam periode tahun 2005-2006, jumlah kasus penyakit infeksi akut lain saluran pernafasao atas menempati posisi teratas dalam proporsi sepuluh penyakit terbesar di kota Jambi. Tahun 2005 sebaoyak 108.292 kasus (34,51 %) dao pada tahun 2006 sebaoyak 99.332 (32,75%). Untuk mencapai kesembuhan, seseorang yaog menderita sakit memerlukan tindakan pengobatan. Layaoao pengobatan yang dilakukan terhadap pasien, akao menimbulkao biaya pada provider selaku penyedia jasa layanan dan juga pada pasien yaog memanfaatkan jasa layanan. Biaya yang timbul pada sisi provider maupun pasien masing-masing diklasifikasikan sebagai biaya laogsung (drect cost) dan biaya tak langsung (indirect cost).
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang besarao biaya yaog ditimbulkan akibat sakit (cost of illness) untuk rawat jalao ISPA. Tujuao khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang : karakteristik responden dan pasien rawat jalao ISPA, besaran biaya langsung (direct cost) dan biaya tak langsung (indirect cost) pada sisi provider dan pasien yang melakukao kunjungan berobat untuk mencapai kesembuhan dalam satu periode sakit.
Penelitian ini menggunakao desain studi analisis biaya, yaog dilaksanakao di wilayah kerja Puskesmas Simpaog rv Sipin pada bulao Jaouari s/d. Maret 2007, dengao jumlah sampel penelitiao 96 responden. Data yaog digunakao dalam penelitiao ini adalah data sekunder yaog diperoleh dari lokasi penelitiao serta data primer yaog diperoleh dari basil interview kepada responden.
Hasil penelitian menunjukkao bahwa jumlah responden terbaoyak berusia kuraog dari atau sama dengao 31 tahun. Sebagiao besar responden berjenis kelamin perempuao dao berstatus sebagai ibu rumah tangga yaog tidak memiliki penghasilao. Berdasarkao jenis kelarnin, pasien terbaoyak adalah laki-laki. Jumlah pasien terbanyak pada kelompok umur 13 - 36 bulao.
Untuk mencapai kesembuhan dalam satu periode sakit, 80,21 % dari seluruh pasien masing-masing melakukan 1 kali kunjungan berobat, sisanya 19,79 % masing-masing melakukan 2 kali kunjlUlgan berobat. Jumlah klUljlUlgan berobat dalam satu periode sakit yang dilakukan oleh setiap pasien lUltuk mencapai kesembuhan, sangat berpengaruh terhadap besaran biaya yang menjadi tangglUlgan provider mauplUl biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien. Semakin banyak jumlah klUljlUlgan berobat yang di1akukan oleh pasien maka akan semakin besar biaya yang timbul pada sisi provider mauplUl pada sisi pasien. Opportunity cost tetap ada pada biaya yang dikeluarkan oleh repondenlpasien dalam memanfaatkan layanan rawat jalan ISPA.
Untuk kese1uruhan pasien, total biaya pada provider lebih besar dari total biaya pada pasien. Cost of illness pasien rawat jalan ISPA adalah Rp 2.316.259,45 dengan rata-rata Rp 24.127,70. Untuk pasien yang melakukan 1 kali kunjungan berobat, total biaya pada provider lebih besar dari total biaya pada pasien. Cost of illness pasien rawat jalan ISPA adalah Rp 1.597.144,85 dengan rata-rata Rp 20.742,14. Untuk pasien yang melakukan 2 kali kunjlUlgan berobat, total biaya pada provider lebih besar dari total biaya pada pasien. Cost of illness pasien rawat jalan ISPA adalah Rp 719.114,60 dengan rata-rata Rp 37.848,14.
Saran yang dapat disampaikan adalah : Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten serta sarana kesehatan pemerintah yang memberikan layanan pengobatanl perawatan perlu melakukan perhitlUlgan dan analisis biaya secara menyeluruh berdasarkan kegiatan dalam memberikan pelayanan. Puskesmas seyogyanya mempertahankan dan meningkatkan penerapan pola pelayanan pengobatan sesuai standar. Perlu dilakukan pengembangan model perhitlUlgan biaya ini ke dalam bentuk perangkat lunak komputer. Kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian serupa terhadap jenis penyakit lainnya.

Economic loss due to health disorder experienced by patient have an impact to governmenthealth financing and household health expenditure. From 2005 to 2006 period, acute respiratory infection disease was in first place of top ten diseases in Jambi City. In 2005 there were 108.292 cases (34,51%) and in 2006 were 99.332 cases (32,75%). The patient needs medical care to recover from the illness. Medical service for patient will incur the cost upon the provider who provides the service and the patient who uses the service. The cost incurred upon both the provider and the patients are classified into direct cost and indirect cost.
The aim of this study was to describe the amount of the cost of illness for acute respiratory infection disease outpatient. The particular objectives were to describe characteristics of the participant and patient of acute respiratory infection disease outpatient, the amount of direct cost and indirect cost upon provider and the patient who performed medical visit to get recovery from the illness period.
This study used cost analysis design, carried out in Simpang IV Sipin Public Health Centre from January to March2007, with 96 participants. Datawere secondary data collected from study area and primary data obtained from interviewed participants.
The findings demonstrated that most patients were less or equal to 31 years old. Majority of them female and housewives. Base on gender the most patients were male. The most patients were in 13 -36 months age group.
To get recovery in one illness period, 80,21% of total patients performed once medical visit, the remaining patients did twice medical visit. The medical visit patient performs in one illness period to get recovery from the illness highly influence the amount of cost upon provider and the patient. The more visits patient has, the higher the cost required upon provider and the patient. Opportunity cost I remains upon the patients expenditures in using acute respiratory infection outpatient services.
For all patients, the total costs upon provider were higher than the total costs uponpatient. Cost of illness for acute respiratory infection out patient was. Rp 2.316.259,45 with Rp 24.127,70 on average. For the patients who did once medical visit, the total costs upon provider were higher than total costs upon patients. Cost of illness foracute respiratory infection out patient were Rp1.597.144,85withRp. 20.742,14 on average. For the patients who did twice medical visit, the total costs upon provider were higher than total costs upon patients. Cost of illness for acute respiratory infection outpatient were Rp 719.114,60 with Rp. 37.848,14 on average.
It is suggested that District Health and government health facilities that provide medical/nursing care are required to calculate and conduct cost analysis as a whole based on activities in providing services. Public Health Centre must maintain and improve medical service pattern application by standard. It is need to develop this cost calculation model into computer software. Further researchers are needed to do the similar study for other diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T11511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Hartono
"ABSTRAK
Berdasarkan kajian data profil kesehatan Kabupaten Purwakarta Tahun 2006. menunjukan adanya data cakupan keluarga sehat masih rendah dengan fenomena perilaku masyarakat yang tidak sehat. Rendahnya cakupan keluarga sehat di Kabupaten Purwakarta.diperkirakan akibat dari belum optimalnya Program PHBS.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dapat disimpulkan belum optimalnya
Program PHBS berkorelasi dengan faktor sosiodemografi keluarga faktor internal seperti pengetahuan dan sikap keluarga, serta faktor ekstemal seperti kontak media dan ketersediaan sarana PHBS. Berdasarkan hasil identifikasi dapat dirumuskan hipotesis penelitian. yaitu Adanya hubungan antara faktor sosiodemografi dengan praktek PHBS, adanya hubungan antara factor internal dengan PHBS dan adnya hubungan antara factor eksternal dengan praktek PHBS. Untuk membuktikan hipotesis tersebut diperlukan data dan informasi tentang pelaksanaan program PHBS di Kabupaten Purwakarta melalui penelitian. Metode penelitian yang digunakan Survei Cepat dengan jenis penelitian potong lintang (Cross Sectional), dimana variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Sebagai populasi adalah seluruh keluarga sejumlah 5989 kepala keluarga dengan jumlah sample 300 responden (KK).
Tujuan Umum dari penelitian ini untuk mengungkap dan menganalisa hubungan antara faktor sosiodemografi , faktor internal dan faktor eksternal dengan praktek PHBS di daerah industri Kabupaten Purwakarta. Tujuan Khusus hasil analisis hubungan antara faktor sosiodemografi ? faktor internal dan faktor eksternal dengan praktek PHBS ini guna dijadikan pertimbangan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dalam menyusun intervensi Program PHBS.Hasil penelitian dengan analisis regresi logistik menunjukan bahwa: Yang berhubungan dengan praktek PHBS, yaitu faktor sosiodemografi adalah jumlah anak dan tingkat pendldikan sedangkan faktor internal adalah pengetahuan dan sikap. Dapat dlsimpulkan bahwa. jumlah anak, umur responden, tingkat pendidikan ,
tingkat pengetahuan dan sikap berhubungan dengan praktek PHBS. Variabel-variabel tersebut merupakan faktor penentu penyebab adanya cakupan keluarga sehat di daerah industri Kabupaten Purwakarta. Disarankan kepada Dinas Kesehatan dalam meningkatkan praktek PHBS keluarga diperlukan intervensi lebih intensif pada faktor-faktor yang berhubungan."
2007
T20916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Kurnianingsih
"Tesis ini menganalisis pemanfaatan layanan rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas, rumah sakit umum/pemerintah, dan rumah sakit swasta untuk responden yang memiliki kartu Askeskin dan tidak memiliki kartu Askeskin. Selain itu, juga akan diperhatikan perbedaan periode sebelum dan setelah adanya program Askeskin, sehingga akan terlihat dampak program Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) terhadap pemanfaatan layanan rawat jalan dan rawat inap. Permasalahan dianalisis dengan menggunakan dua metode analisis.
Pertama, statistik deskriptif untuk menggambarkan kepemilikan kartu Askeskin dan pengguna kartu Askeskin untuk pemanfaatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pada tahap ini, pembagian dan penamaan kelompok responden terbatas pada kriteria pengelompokan data yang digunakan dalam penelitian ini dan tidak bisa dikaitkan dengan kriteria yang dikenal dalam konsep kemiskinan Indonesia.
Metode kedua menggunakan analisis regresi logistik untuk menjelaskan probabilitas responden (yang memiliki maupun yang tidak memiliki kartu Askeskin) dalam memanfaatkan layanan rawat jalan dan rawat inap dengan berbagai variabel penjelas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa program Askeskin mampu mendorong pemanfaatan layanan rawat jalan di Puskesmas. Kepemilikan kartu Askeskin juga merupakan faktor dominan dengan peluang terbesar ketika responden memutuskan akan memanfaatkan layanan rawat jalan di Puskesmas. Sedangkan faktor ekonomi, yaitu penggunaan listrik dalam rumah tangga merupakan faktor dominan dengan peluang terbesar ketika responden memutuskan untuk memanfaatkan layanan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit umum/ pemerintah, ketika akan memanfaatkan layanan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit swasta, dan ketika akan memanfaatkan layanan rawat jalan anak di Puskesmas.

This thesis analyzes the utilization of outpatient and hospitalization service at health centers, public/government hospitals, and private hospitals to respondents who have Askeskin cards and those who do not have Askeskin cards. In addition, it also consider the period of implementation before and after Askeskin program to find out the impact of Askeskin program on the utilization of outpatient and hospitalization service. The problem is analyzed by using two analysis methods.
First method is descriptive statistics to describe the Askeskin card holder and Askeskin card user to the services. At this stage, the division and naming the group of respondents is limited to criteria of data grouping used in this study and could not be attributed to the known criteria in the concept of poverty in Indonesia.
The second method is logistic regression analysis to explain the probability of respondents (the Askeskin card holder and non card holder) in utilizing the facilities of outpatient and hospitalization services with various explanatory variables.
The analysis shows that the Askeskin program can improve the use of outpatient services at the health center. It also shows that the ownership of Askeskin card is a dominant factor with the greatest probabilities. While economic factors, namely electricity usage in the household, is the dominant factor with the greatest probabilities when respondents decided to use outpatient and hospitalization services in public/government hospitals, and private hospital, and when they use outpatient services at the child health center.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Agung Nugraha
"Penelitian ini fokus terhadap desentralisasi fiscal di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pelayanan publik bidang kesehatan. Dengan menggunakan panel data dari 30 provinsi di Indonesia dalam rentang waktu 2002-2015, penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat otonomi fiskal pemerintah daerah berdampak positif terhadap belanja bidang kesehatan yang dialokasikan oleh pemerintah daerah. Kemudian, capaian pelayanan publik bidang kesehatan secara positif dipengaruhi oleh proporsi belanja kesehatan terhadap total belanja, tetapi belanja kesehatan per kapita berpengaruh negative terhadap capaian tersebut. Untuk penelitian lebih lanjut atas temuan tersebut, penelitian ini membagi sampel kedalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat belanja kesehatan per kapita dan tingkat PDRB per kapita. Hasil penelitan menunjukkan bahwa belanja kesehatan per kapita berdampak positif pada pelayanan kesehatan pada provinsi dengan tingkat belanja kesehatan per kapita dan provinsi dengan tingkat PDRB per kapita yang tinggi.

This study focused on the fiscal decentralization in Indonesia and its effect on public health service delivery. By using a panel data set of 30 provinces in Indonesia from 2002 to 2015, the results provided evidence that fiscal autonomy of local governments has a positive association with health expenditure that allocated by local governments. Then, the public health service outcomes are positively correlated with the share of health expenditure to total expenditure but negatively correlated with real health expenditure per capita. To further examination of the finding that health expenditure per capita negatively correlates with public health outcome, this study divided the sample based on the real health expenditure per capita and the real GRDP per capita. The results revealed that health expenditure per capita has a positive sign of public health service on the high real health expenditure per capita regions and high-income regions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Bean Laran
"Dalam tulisan ini, saya membahas mengenai permasalahan stres yang dialami oleh para ibu yang ditinggal oleh suami merantau ke luar pulau di Desa Puor B, Nusa Tenggara Timur NTT . Merantaunya para suami disebabkan oleh faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial yang tidak mendukung dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dampak dari hal tersebut terhadap para istri yang ditinggalkan adalah mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka secara mandiri karena para suami tidak secara rutin mengirimkan uang pada mereka. Permasalahan finansial tersebut kemudian juga berdampak pada ritual-ritual adat mengenai kematian dan pernikahan yang harus para istri penuhi tanpa adanya dukungan dari suami mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan Antropologi Kesehatan Jiwa. Metode wawancara mendalam, serta metode life history untuk memperoleh data lapangan yang deskriptif mengenai pengalaman sehari-hari para istri dalam menjelaskan permasalahan stres yang dialami mereka. Konsep yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah stres, stressor, perubahan sosial, dan adaptasi dalam menghadapi stres tersebut. Penelitian ini kemudian melihat bahwa para istri memiliki strategi dalam menghadapi permasalahan stres yang melibatkan relasi serta interaksi dengan keluarga dan juga masyarakat sekitar.

In this paper, I discuss about stress as one of the mental health issues among wives whose husbands are working outside of the island in Desa Puor B, Nusa Tenggara Timur NTT due to the lack of natural and social environment support for the husbands to provide their families needs. As a consequence, the wives who are left in the island have to struggle to provide their needs independently because their husbands do not always send them money. It also affects the cultural practices regarding death and marriage which should be fulfilled by the wives without the support of their husbands. This research conducts the anthropology and Mental Health approach, in depth interview method, and life history method to collect a descriptive data about the daily lives of the wives in order to explain the stress issue among them. I use several concepts in this research, which are stress, stressor, social change, and adaption to cope with the stress. The result of this research shows that the wives have an strategy which involves relation and interaction with their family and their surroundings to cope with the stress."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Putri Rachma
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien rawat jalan BPJS Kesehatan di RS BMC.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif.Hasil dari penelitian ini adalah memperlihatkan bahwa terdapat nya hubungan antara dua variabel yaitu kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan.Selain itu penelitian ini juga memcari tahu seberapa kuat hubungan atau korelasi antara dua varibel itu dari rendah hingga sangat kuat,dimana hasilnya adalah kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang sedang terhadap tingkat kepuasan pasien rawat jalan BPJS Kesehatan di RS BMC.Hal ini sudah dapat terlihat dari dimensi-dimensi varibelnya yang seluruhnya memiliki nilai sedang.

ABSTRACT<>br>
This research discusses the relationship between service quality to outpatient of BPJS Kesehatan satistification level in BMC Hospital. The research method used in this research is a quantitative approach with descriptive research type. The result of this research shows that there is a relationship between two variables that is service wuality and level of statisfaction. In addition, this study also finds out how strong the relationship or correlation between the two variables is from low to very string, where the result is the quality of service has a moderate effect on the level of satisfaction of outpatient BPJS Kesehatan in BMC Hospital. This can already be seen from the dimensions of the variable that all have a medium value."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Clarissa Ghani
"Skripsi ini membahas persepsi dan motivasi masyarakat dewasa muda serta perilaku physical distancing mereka saat beraktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi kerentanan dan keparahan mereka terhadap COVID-19, bagaimana motivasi personal dan motivasi sosial mereka dalam melakukan physical distancing, serta bagaimana praktik perilaku physical distancing yang dilakukan mereka. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menggunakan metode Rapid Assessment Procedure (RAP) dengan melakukan wawancara mendalam dan penelusuran melalui media sosial terhadap 9 informan yang merupakan masyarakat dewasa muda, serta wawancara mendalam terhadap orang terdekat seperti keluarga, sahabat, atau kekasih dari informan. Hasil penelitian mendapatkan masyarakat dewasa muda belum mempraktikkan perilaku physical distancing dengan baik terhadap orang terdekat karena mereka memiliki persepsi kerentanan terhadap COVID-19 yang lemah serta motivasi personal dan sosial yang rendah dalam melakukan physical distancing dengan orang terdekat. Namun, mereka melakukan physical distancing terhadap orang asing karena mereka memiliki persepsi keparahan terhadap COVID-19 yang kuat serta motivasi personal dan sosial yang tinggi dalam melakukan physical distancing dengan orang yang tidak dikenal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan edukasi dan intervensi untuk meningkatkan perilaku physical distancing.

This thesis discusses young adults’ perception, motivation and their physical distancing behavior in their activities. This study aims to find out how are their perception of vulnerability and severity to COVID-19, what are their personal motivation and social motivation in doing physical distancing, and how they practice physical distancing behavior. This research is a qualitative research with Rapid Assessment Procedure (RAP) method, using in-depth interviews and tracing through social media of 9 informants who are young adults, as well as in-depth interviews with the closest people to informants such as family, friends, or lover. The results of the study found that young adults have not practiced physical distancing behavior well with those closest to them because they have a weak perception of vulnerability to COVID-19 and low personal and social motivation in doing physical distancing with those closest to them. Even though, they do physical distancing to foreigners because they have a strong perception of the severity of COVID-19 and high personal and social motivation in doing physical distancing with strangers. Therefore, education and intervention are needed to increasing physical distancing behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>